1, PEBRUARI 2010: 16 - 27
ABSTRAK
Pembangunan perumahan berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan
sekitarnya. Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk
perumahan tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada
tingkat pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of service/LOS), maka perlu untuk
dilakukan analisa dampak lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya
peyeimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan, agar tidak terjadi penurunan
LOS. Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan perumahan
Spring Tomorrow, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar
0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai Derajat
Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus lalu lintas
terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482 Dengan hasil analisis
tersebut, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5 tahun mendatang ternyata
masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan yaitu dibawah 0,80, kondisi
jalan setelah terjadinya pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat
kepadatan yang sedang atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C. Dari hasil
analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan menunjukkan bahwa
Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai tingkat kejenuhan diatas
angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada kondisi sekarang (Tahun
2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan datang (Tahun 2015)
menunjukkan nilai tingkat kejenuhan diatas angka 1 yang artinya jaug diatas tingkat
derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan dengan tingkat pelayanan lalu lintas
(LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas persimpangan jalan tidak dapat menampung
pertumbuhan lalu lintas yang akan terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil
dan kecepatan kendaraan masih bisa dikendalikan.
Kata Kunci : level of service, derajat kejenuhan, kapasitas jalan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Perumahan dSPRING of TOMORROW Kecamatan Taman
Kabupaten Sidoarjo berkaitan erat dengan kinerja lalu lintas di jaringan jalan sekitarnya.
Hal ini terjadi disebabkan oleh pergerakan arus lalu lintas keluar masuk perumahan
tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut akan berpengaruh pada tingkat
pelayanan jaringan jalan sekitarnya (Level of servis / LOS)
Jalan Desa Kedungsari adalah jalan lokal yang menghubungkan antara daerah-
daerah sekitar wilayah kecamatan Taman . Pemilihan rute perjalanan masyarakat dari ke
Taman - Sidoarjo sebagian besar melewati jalan tersebut, sehingga pada jam-jam
puncak baik pagi maupun sore tampak dipadati oleh arus lalu lintas yang sebagian besar
adalah sepeda motor.
Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan 17
(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)
Memperhatikan fungsi jalan, penggunaan lahan dan kepadatan arus lalu lintas
sebagaimana diuraikan di atas, adalah wajar bila timbul pertanyaan mengenai kondisi
lalu lintas jika Perumahan dSPRING of TOMORROW Kecamatan Taman Sidoarjo
selesai di bangun dan dihuni secara tetap. Sebagai gambaran logis tentunya adalah
penurunan LOS. Berdasarkan kondisi tersebut , penting untuk dilakukan analisa dampak
lalu lintas (AMDALALIN) pembangunan kawasan upaya peyeimbangan volume lalu
lintas dengan kapasita jalan, agar tidak terjadi penurunan LOS sebagaimana dimaksud
diatas.
Maksud dan Tujuan
1. Mengidentifikasi kinerja lalu lintas di sekitar lokasi sebelum pembangunan
2. Memprediksi besarnya tarikan dan bangkitan akibat pembangunan Perumahan
3. Memprediksi permasalahan yang akan timbul setelah pembangunan
4. Menganalisis besaran dampak yang diakibatkan oleh pembangunan tersebut
yang mempengaruhi kinerja lalu lintas di sekitar
Lokasi dan Batasan Kawasan Studi
Lokasi Perumahan dSPRING of TOMORROW berada di Desa Kedungsari Kecamatan
Taman Kabupaten Sidoarjo. Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi perumahan d
SPRING of TOMORROW.
PETA LOKASI
d' SPRING of
TOM ORROW
KE SURABAYA
KE SURAB AYA
CITO
PO M BEN SIN
u t a r a
TERM INA L
BU NG U RASIH
RAM A YA NA
KE SEPA N JAN G
JL. LETJEN SUTO Y O
PASA R W A RU
BRIM OB LAPAS PO M BENSIN G UD A NG SOSRO
MEDAENG G ARA M
RS.
M IT RA
K ELU ARG A
GIA T
SU PER M A RKET
T aman
KE SIDOARJO
d' SPRING of
TOM ORROW
TINJAUAN PUSTAKA
Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik dijalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu .
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :
C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Dimana:
C : kapasitas sesunguhnya (smp/jam)
Co : kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi ( ideal ) tertentu (smp/jam)
FCW : penyesuaian lebar jalan
FCSP : faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF : faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan / kereb
FCCS : faktor penyesuaian ukuran kota
Kapasitas Persimpangan
C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Dimana :
Co : kapasitas dasar (smp/jam)
FW : faktor penyesuaian lebar pendekat
FM : faktor penyesuaian median jalan utama
FCS : faktor penyesuaian ukuran kota
FRSU : faktor penyesuaian type lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan
tak bermotor
FLT : faktor penyesuaian belok kiri
FRT : faktor penyesuaian belok kanan
Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan 19
(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)
Nilai
No. Notasi
Ruas JL.1 Ruas JL.2 Ruas JL.3 Ruas JL.4 Ruas JL.5 Ruas JL.6
1 Co 5,800.00 5,800.00 5,800.00 5,800.00 5,800.00 4,950.00
2 FCw 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 1.25
3 FCsp 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
4 FCsf 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.92
5 FCcs 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
6 C 5,015.84 5,015.84 5,015.84 5,015.84 5,015.84 5,692.50
20 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 16 - 27
TERMINAL
BUNGURASIH
JL.TOL( SIDOARJO-WARU)
RAMAYANA
KE SEPANJANG JL. LETJEN SUTOYO
C
B T B
d' SPRING of
TOMORROW
Taman
CE
MA
RAP
UA
UA
-P
B IS
ARKY
M
APO
H
O N B IN
TA
T AR
I R
B
O
BUY
A
Periode V/C
No. Ruas Jalan LOS
Pagi Siang Sore
1 1 0.426 0.302 0.527 C
2 2 0.446 0.317 0.552 C
3 3 0.467 0.331 0.577 C
4 4 0.487 0.345 0.602 C
5 5 0.507 0.360 0.627 C
6 6 0.465 0.330 0.575 C
Bangkitan Perjalanan
Bangkitan perjalanan (trip generation) selalu merupakan tahap awal untuk
meramalkan kebutuhan perjalanan, baik dalam wilayah kota atau antar kota sebagai
wilayah studinya. Bangkitan perjalanan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah
perjalanan/pergerakan/lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu zona (kawasan) per
satuan waktu (per detik, menit, jam, hari, minggu, dll). Dari pengertian tersebut, maka
bengkitan perjalanan merupakan tahap pemodelan transportasi yang bertugas untuk
memperkirakan dan meramalkan jumlah (banyaknya) perjalanan yang berasal
(meninggalkan) dari suatu zona/kawasan/petak lahan dan jumlah (banyaknya)
perjalanan yang datang/tertarik (menuju) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada
masa yang akan datang (tahun rencana) persatuan waktu.
Studi Amdal Lalu Lintas Pada Ruas Jalan dan Persimpangan 25
(Studi Kasus Pembangunan Perumahan dSpring of Tomorrow Sidoarjo)
Dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas pertahun adalah sebesar 5%, maka besarnya volume
lalu lintas untuk 5 tahun yang akan datang ( tahun 2015 ) adalah sebagai berikut :
Tabel. 18 Volume Lalu Lintas JamPuncak Melibatkan Faktor Kawasan ( 5 tahun mendatang )
Analisis V/C
Berdasarkan prediksi rata-rata jumlah perjalanan pada masing-masing jam
puncak, selanjutnya di bebankan pada jaringan jalan untuk mengetahui kinerja lalu
lintas pada setiap ruas jalan dengan melibatkan factor kawasan. Dari hasil analisis
diketahui bahwa pada jam puncak pada pagi hari V/C ratio mencapai 0,615 dengan
tingkat pelayanan C (bangkitan lalu lintas akibat keberadaan Perumahan d SPRING of
TOMORROW masih dapat ditampung pada setiap ruas jalan tersebut, tanpa adanya
penambahan kapasitas jalan itu sendiri.
Tingkat Pelayanan Lalu Lintas (Level of Service/LOS)
Tingkat pelayanan lalu lintas padat pada setiap ruas jalan sekitar kawasan
perumahan dengan melibatkan factor kawasan pada tahun 2010 terjadi pada jam puncak
pagi dengan kategori C, artinya Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
Tabel 19. Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Letjen SutoyoMelibatkan Faktor Kawasan
Sedangkan tingkat pelayanan lalu lintas Jl. Letjen Sutoyo 5 tahun yang akan datang
pada jam puncak pagi hari dengan adanya asumsi tanpa perubahan/penambahan
kapasitas jalan termasuk Kategori C. Selengkapnya lihat Tabel di atas.
Tabel. 20. Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jl. Tanggulangin Melibatkan Faktor Kawasan
untuk 5 tahun mendatang ( tahun 2015 )
PERIODE V/C
RUAS LOS
Pagi Siang Sore
1 0.472 0.348 0.572 C
2 0.492 0.362 0.597 C
3 0.512 0.376 0.622 C
4 0.532 0.391 0.647 C
5 0.553 0.405 0.673 C
6 0.505 0.370 0.615 C
Kesimpulan
Dari hasil analisa kondisi lalu lintas setelah adanya pembangunan
perumahan, bahwa pada waktu pagi hari nilai Derajat Kejenuhan ( DS ) sebesar
0,396 sedangkan pada siang hari sebesar 0,290 dan pada sore hari mempunyai
Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,482 yang berarti bahwa tingkat kepadatan arus
lalu lintas terjadi pada sore hari dengan tingkat kejenuhan sebesar 0,482
Dengan hasil analisis tsb, bahwa nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada 5
tahun mendatang ternyata masih dibawah nilai derajat kejenuhan yang disarankan
yaitu dibawah 0,80 sehingga belum diperlukan adanya pelebaran penampang jalan,
Dari hasil analisis yang dilakukan pada kondisi jalan setelah terjadinya
pembangunan perumahan bahwa jalan menunjukkan tingkat kepadatan yang sedang
atau menunjukkan karakteristik tingkat pelayanan C.
Dalam analisis dengan memperhatikan faktor kawasan dan tingkat
pertumbuhan lalu lintas sebesar 5% per tahun, maka dapat diramalkan bahwa dalam
jangka waktu 5 tahun kedepan (tahun 2015) setiap ruas jalan disekitar yang menuju
dikawasan perumahan masih dapat menampung kapasitas lalu lintas yang terjadi dan
masih stabil..
Dari hasil analisa perhitungan kinerja persimpangan setelah pembangunan
menunjukkan bahwa Derajat Kejenuhan simpang tak bersinyal mempunyai nilai
tingkat kejenuhan diatas angka 1 dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) F pada
kondisi sekarang (tahun 2010). Sedangkan untuk jangka waktu 5 tahun yang akan
datang (tahun 2015) menunjukkan nilai tingkat kejenuhan masih tetap diatas angka
1, yang artinya jaug diatas tingkat derajat kejenuhan yang disarankan yaitu 0,80 dan
dengan tingkat pelayanan lalu lintas (LOS) D, yang berarti bahwa kapasitas
persimpangan jalan tidak dapat menampung pertumbuhan lalu lintas yang akan
terjadi tetapi arus lalu lintas mendekati tidak stabil dan kecepatan kendaraan masih
bisa dikendalikan.
Daftar Pustaka
Alamsyah, Alik Ansori (2005), Rekayasa Lalu lintas, Malang: Penerbit UMM
Abubakar Iskandar (1996), Menuju Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Yang Tertib,
Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Abubakar Iskandar (1999), Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Jakarta: Penerbit Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat
Bina Marga (1990), Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas,
No. 001/T/BNKT/1990, Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan
Kota.
Bina Marga (1992), Road User Cost Model, Jakarta : Hoff & Overgaard a/s, Denmark
in Association with PT. Multi Phi Beta, Indonesia
Bina Marga (1990), Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas No.
001/T/BNKT/1990, Jakarta: Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan
Kota
Bina Marga (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Ofyar Tamim (2002), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung: Penerbit
ITB