Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan galian
seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja berhubungan langsung dengan
udara luar.dan iklim. Tambang terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open cut mining;
adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu
batuan yang berada atau dekat dengan permukaan.
Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang memungkinkan
produksi tinggi dengan ongkos rendah. Walaupun stripping dan quarrying termasuk ke dalam
open pit mining, namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara dan quarry
mining yang berhubungan dengan produksi non-metallic minerals seperti dimension stone,rock
aggregates, dll.
Apabila diyakini keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan, hingga dapat
dipastikan pemilihan metoda penambangannya adalah tambang terbuka (open pit); hanya perlu
dipertanyakan tentang economic cut off limitnya, hingga dimungkinkan adanya perubahan metoda
penambangan ke arah underground (tambang bawah tanah) bila penyebaran endapan mineral dapat
menjamin.
Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang terbuka, oleh
karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah atau pada daerah pegunungan
dengan topografi yang landai dengan kemiringan lapisan batubara yang kecil (<30). Untuk cebakan
yang berada di bawah permukaan tetapi relatif masih dangkal, maka metoda penambangan terbuka
umumnya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan tambang dalam (bawah permukaan).

B. Rumusan Masalah

Apa apa saja klasifikasi Tambang Terbuka?

C. Tujuan
Mengetahui klasifikasi Tambang Terbuka.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Klasifikasi tambang terbuka menurut K. A. Sweet dapat dibedakan menjadi:

1. Placer/Alluvial Mining

Dapat dikatakan sebagai placer mining ataupun di Australia disebut beach-mine yaitu
cara penambangan untuk endapan placer atau alluvial. Alluvial Mine adalah tambang terbuka yang
diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi,
emas dll. Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu:

a. Tambang Semprot (Hydraulicking)

Sesuai dengan namanya, penggalian endapan alluvial pada tambang semprot dilakukan
dengan menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang
disebut monitor atau water jet atau giant. Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur
sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan
sampai 10 atm.

2
Syarat utama pemakaian cara penambangan dengan tambang semprot adalah harus tersedia
banyak air, baik untuk penggaliannya maupun untuk pengolahannya. Untuk memperbesar produksi
biasanya:
Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di satu permuka
kerja.
Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser.
Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi pengolahan digunakan air
yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika digunakan cara penambangan tambang semprot
harus tersedia cukup air, baik untuk sperasi penambangan maupun untuk proses
pengolahannya (konsentrasi).

Gambar Monitor

b. Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging/MGM)

3
Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila
endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai danau
atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak air.

Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk tangga
atau jenjang (benches).
Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga (ladder) sampai pada kedalaman
yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga.
Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan sistem
tekan. Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggalikan tanah penutup, sedangkan sistem
tekan untuk menggali endapan bijihnya (kaksa).

Berdasarkan dari tempat kerjanya, maka penambangan kapal keruk dapat dibedakan menjadi
kapal keruk darat dan kapal keruk laut. Alat-alat yang dipakai pada penambangan kapal keruk
berdasarkan alat galinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Multi bucket dredge, kapal keruk yang alat galinya berupa rangkaian mangkok (bucket).

4
Cutter suction dredge, alat galinya berupa pisau pemotong yang menyerupai mahkota.

Bucket wheel dredge, alat galinya dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket wheel).

5
c. Manual Mining Method

Manual method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan yang menggunakan
tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga masin atau alat mekanis.

Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau oleh kontraktor-kontraktor kecil. Biasanya
endapan yang ditambang bentuknya :

a. Ukuran atau jumlah cadangannya kecil


b. Letaknya tersebar dan terpencil
c. Endapannya cukup kaya

Alat penambangan yang biasanya dipakai adalah :


a. Pan / bate l dulang

b. Racker (cradle)

6
c. Long Tom

d. Sluice box

2. Open Pit

7
Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang Pertambangan
Open Pit. Open pit mining juga disebut dengan open cut mining, adalah metoda penambangan yang
dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan
permukaan. Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang
memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah.

Cara penggalian yang digunakan pada metode penambangan open pit adalah:
a. Sistem Jenjang Tunggal (Single Bench)
Sistem jenjang tunggal biasanya dipakai untuk menambang bahan galian yang relatif dangkal dan
memungkinkan untuk beroperasi dengan jenjang tunggal.
Tinggi jenjang maksimum yang stabil, kemiringannya tergantung pada jenis batuan yang ditambang.
Ketinggian jenjang yang aman ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan pekerja dan
peralatan.
Ketinggian jenjang berhubungan erat dengan kesetabilan permukaan yang aman adalah
apabila alat-alat yang beroperasi dan pekerja dalam kondisi tidak aman, dimana tempat yang menjadi
landasan terdapat kemungkinan akan runtuh/longsor. Besarnya hasil produksi yang dihasilkan dengan
jenjang tunggal sangat terbatas dan ditentukan oleh kapasitas alat. Selain itu juga ditentukan oleh luas
permukaan kerja (front).

b. Sistem Jenjang Bertingkat (Multiple Bench)


Penambangan dengan jenjang bertingkat umumnya digunakan untuk menambang bahan
galian yang kompak (massive) dan endapan tebal yang sanggup ditambang jika menggunakan cara
penambangan dengan jenjang tunggal. Jenis batuannya harus kuat dan keras agar dapat mendukung
beban yang ada di atasnya.
Kemiringan lereng dapat dibuat lebih vertikal jika daya dukung batuan besar. Pit slope
bervariasi antara 20-70, dari horizontal. Hal ini dimaksud agar mendapatkan perolehan bahan galian
yang lebih banyak lagi.
Kestabilan jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk
menghindari kecelakaan, beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan pembersihan bongkah-bongkah
batu yang menempel pada dinding jenjang, mengetahui daerah kritis, pengeringan, dan memonitor
pergerakan dan pergeseran.

Pada pemilihan sistem penambangan secara tambang terbuka ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap pemilihan sistem penambangan, yaitu :

Jumlah Tanah Penutup

8
Tanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih. Sebelum
pengambilan batubara, terlebih dahulu tanah penutupnya harus dikupas. Jumlah dari tanah penutup
harus diketahui dengan jelas untuk menentukan nilai Stripping Ratio.
Jumlah Cadangan
Dari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat diketahui jumlah cadangan batubara yang
dapat ditambang(mineable). Dari cadangan batubara hasil perhitungan tersebut terdapat standar
pengurangan yang digunakan oleh perusahaan sehinggga diperoleh mining recovery. Standar
pengurangan tersebut dapat berupa; faktor geologi, mining loss dan dilution.
Batas Penambangan (Pit Limit) dan Stripping ratio
Batas penambangan ditentukan dengan cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi.
Cara penentuannya adalah menghitung stripping ratio (SR). SR adalah perbandingan antara volume
tanah penutup yang dipindahkan per satuan tonase batubara (satuan m 3/ton). Jika SR-nya lebih besar
dari SR yang ditentukan perusahaan, maka daerah tersebut tidak layak untuk diproduksi.

c. Strip Mining

Strip Mine adalah cara penambangan terbuka yang dialakukan untuk endapan-endapan yang
letaknya mendatar atau sedikit miring. Yang harus diperhitungkan dalam penambangan cara ini adalah
nisbah penguapan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu perbandingan banyaknya
volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini
sering diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan garam-garam.

9
Strip mining adalah bentuk tambang terbuka. Bijih dekat dengan permukaan tanah memiliki
satu atau lebih lapijsan batuan dan tanah di atasnya bijih. Agar bisa ditambang, lapisan ini harus
dilepas. Langkah-langkah dalam Strip mining adalah :

1. Pohon-pohon dan semak-semak yang dibersihkan oleh buldoser.

2. Limbah ini, bersama dengan tanah atau pasir di bawahnya, dibawa ke daerah terdekat dan
dibuang.

3. Banyak lubang kecil dibor melalui batuan yang berada di atas batubara atau mineral.

4. Bahan peledak yang dimasukkan ke dalam lubang dan diledakan. kemudian batuan penutup
dibawa ke daerah pembuangan.

5. Ketika batubara atau mineral ditemukan, mungkin akan rusak oleh peledakan.. Ukuran dari
potongan penting karena para penambang biasanya tidak mau kecil dalam potongan.

Mereka biasanya ingin menjadi bagian-bagian yang dapat dipindahkan dengan mesin besar.
Pertambangan ini dilakukan di satu strip. Ketika penambangan bijih dilakukan dalam satu strip, para
penambang mulai membuat strip lain di sebelahnya. Limbah, kotoran, dan batu yang mereka ambil
dari bagian atas strip berikutnya diletakkan di atas yang terakhir. Hal ini diulang sampai strip terakhir
dilakukan dan limbah dari strip pertama adalah dibawa kembali untuk mengisinya.

d. Quarry Mining

Quarry adalah system tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan
bahan galian industri atau mineral industri, antara lain: penambangan batu gamping, marmer, granit,
andesit dan sebagainya. Quarry dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk
loose/broken materials ataupun dalam bentuk dimensional stones. Berdasarkan letak endapan yang
digali atau arah penambangan atau penggalian, secara garis besar quarry dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Side hill type
2. Pit type

1. Side Hill Type Quarry


Side Hill Type Quarry adalah system penambangan yang diterapkan untuk menambang
batuan atau endapan mineral industri yang letalnya di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit.

Berdasarkan jalan masuk (access road) ke front penambangan, side hill type dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu:

10
a. Jalan masuk berbentuk spiral

Cara ini diterapkan apabila seluruh lereng/bukit akan digali atau ditambang.Penggalian
dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah.

b. Jalan masuk langsung

Cara ini digunakan apabila hanya sebagian lereng saja yang akan digali. Front kerjanya
dibuat memanjang sepanjang lereng yang akan digali dan jalan masuk dari salah satu sisinya atau dari
depan.

Jalan masuk langsung

11
2. Pit Type
Pit type adalah sistem penambangan yang diretapkan untuk menambang batuan atau endapan
mineral industri yang terletak pada suatu daerah yang relatif mendatar. Permuka kerja (front) di gali
kea rah bawah sehingga membentuk cekungan (pit). Berdasarkan jalan masuk ke permuka kerja, pit
type memiliki tiga kemungkinan untuk membuatnya, yaitu:

a. Jalan Masuk Spiral

Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih bulat atau lonjong, maka jalan
masuk dan front penambangannya dibuat berbentuk spiral.

b. Jalan Masuk Langsung

Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih memanjang atau persegi, maka
jalan masuk ke front penambangan dibuat berbentuk langsung dari salah satu sisi.

Jalan Masuk Spiral

12
Jalan Masuk Langsung
c. Jalan Masuk Zig-zag

Sama halnya dengan jalan masuk langsung apabila bentuk endapan yang akan ditambang
kurang lebih memanjang atau persegi, maka jalan masuk ke front penambangan dibuat berbentuk zig-
zag dari salah satu sisi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Klasifikasi tambang terbuka menurut K. A. Sweet dapat dibedakan menjadi:

1. Placer/Alluvial Mining

Dapat dikatakan sebagai placer mining ataupun di Australia disebut beach-mine yaitu
cara penambangan untuk endapan placer atau alluvial. Alluvial Mine adalah tambang terbuka yang
diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi,
emas dll. Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu:

Tambang Semprot (Hydraulicking)


Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging/MGM)
Manual Mining Method

2. Open Pit

Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang Pertambangan


Open Pit. Open pit mining juga disebut dengan open cut mining, adalah metoda penambangan yang
dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan
permukaan. Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang
memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah.

Cara penggalian yang digunakan pada metode penambangan open pit adalah:
Sistem Jenjang Tunggal (Single Bench)
Sistem Jenjang Bertingkat (Multiple Bench)
Strip Mining
Quarry Mining

B. Saran

Sebagai penulis sebagai saran saya sangat mengharapkan kiranya materi tentang Tambang
Terbuka ini dapat menjadi referensi dan landasan teori kita dalam meningkatkan proses belajar dan
mengajar baik di bangku perkuliahan maupun di industry nantinya ketika kita telah terjun bekerja.

14
Daftar Pustaka
Halim.C.(2016).Tambang Terbuka.[Online].Tersedia :
https://id.scribd.com/doc/309723642/makalah-tambang-terbuka Tanggal 31 Maret 2017 pada pukul
16.14 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai