Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) 1-6 1

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan


Ground Sistem Pembangkit UP PLTU Pacitan
Dimas Galuh Sumekar, Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 1), Dimas Fajar Uman Putra, ST., MT.2).
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
Email: dimasgaluh91@gmail.com, margo@ee.its.ac.id1), dimasfup@gmail.com2)

Abstrak Proteksi sistem tenaga listrik merupakan hal harus dilakukan studi ulang koordinasi proteksinya agar
yang sangat penting dalam suatu sistem tenaga listrik, hal ini pada saat terjadi gangguan unit tidak mengalami blackout.
dikarenakan sistem proteksi dapat mencegah kerusakan Rele yang akan dikoordinasi ulang mencakup rele arus lebih
peralatan yang lebih parah pada saat sistem mengalami fasa dan ground pada unit 1. Sehingga diharapkan sistem
gangguan. Koordinasi sistem proteksi Jl. Arief
yang Rahman
baik dapat Hakim, Surabaya 60111
proteksi di unit pembangkit tersebut dapat berjalan dengan
meningkatkan keandalan pada suatu sistem tenaga hal ini
baik dalam melindungi sistem pembangkitan energi listrik.
disebabkan bila terjadi gangguan di sistem maka rele proteksi
dapat mendeteksi serta mengisolir daerah gangguan serta
dapat mengamankan daerah yang tidak mengalami ganggua, II. TEORI PENUNJANG
sehingga kontinuitas penyaluran listrik dapat tetap terjaga.
Untuk menjaga agar kondisi sistem proteksi tetap optimal A. Macam-Macam Gangguan
maka diperlukannya suatu studi ulang mengenai koordinasi Gangguan Beban lebih
sistem proteksi tersebut. Tugas akhir ini akan membahas studi
Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni,
ulang koordinasi proteksi arus lebih fasa dan ground di unit
pembangkit PLTU Pacitan serta nantinya dapat menganalisa tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung maka
kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam penyetingan awal. dapat merusak peralatan listrik yang dialiri oleh arus
Sehingga diharapkan sistem proteksi yang telah ada dapat tersebut. Hal ini disebabkan karena arus yang mengalir
bekerja dengan baik. melebihi dari kemampuan hantar arus dari peralatan
Kata Kunci : koordinasi sistem proteksi, rele arus lebih fasa listrik, dimana pengaman listrik (Rele, MCB atau fuse)
dan ground. yang terpasang arus pengenalnya atau setelannya
melebihi kemampuan hantar arus peralatan listrik.
Gangguan Hubung Singkat.
I. PENDAHULUAN
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa
E nergi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok
umat manusia yang meningkat dari tahun ke tahun.
Peningkatan kebutuhan energi listrik tidak luput dari
(3 fasa atau 2 fasa), dua fasa ketanah dan satu fasa
ketanah yang sifatnya dapat temporer maupus secara
permanen.
perkembangan taraf hidup manusia yang semakin modern, Gangguan yang bersifat Permanen
hampir semua peralatan penunjang yang dibutuhkan oleh Gangguan hubung singkat permanen dapat terjadi
manusia untuk membantu segala aktifitas memerlukan pada kabel atau pada belitan trafo tenagayang
sumber energi listrik. Oleh karena itu, ketersediaan energi disebabkan karena arus gangguan hubung singkat antara
listrik juga harus dapat ditingkatkan untuk memenuhi fasa atau fasa-tanah, sehingga pengkantar akan menjadi
kebutuhan-kebutuhan tersebut. Salah satu upaya untuk panas yang dapat berpengaruh pada isolasi atau minyak
meningkatkan ketersediaan energi listrik ialah dengan cara trafo tenaga,sehingga isolasi tembus. Pada generator,
membangun pusat-pusat pembangkit listrik, diantaranya yang disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau
adalah pembangkit listrik tenaga uap yang terdapat di unit pembebanan yang melebihi kemampuan generator.
PLTU Pacitan yang berkapasitas 2 x 315 MW. Proses Sehingga rotor memasok arus dari eksitasi berlebih yang
pembangkitan energi listrik didapatkan dari hasil dapat menimbulkan pemanasan pada rotor yang dapat
pengkonversian energi mekanik menjadi energi listrik merusak isolasi sehingga isolasi tembus, terjadilah
dengan bantuan generator uap. Oleh karena itu, peran dari hubung singkat. Pada tiik gangguan yang terjadi
sebuah generator/ pembangkit sangatlah vital dalam proses kerusakan secara permanen maka baru bias dioperasikan
pembangkitan listrik sehingga generator tersebut harus tetap kembali setelah bagian yang rusak diperbaiki atau
dijaga. Salah satu upaya dalam menjaga proses diganti.
pembangkitan pada generator ialah dengan cara memasang Gangguan yang Bersifat Temporer
alat proteksi yang nantinya dapat berperan penting jika Gangguan ini biasanya terjadi saluran udara
terjadi gangguan pada sistem pembangkit. Sehingga tegangan menengah ysng tidak menggunakan isolasi
generator dan sistem tidak mengalami kerusakan yang antara lain :
parah. Pembangkit listrik tenaga uap yang terdapat di - Disebabkan karena adanya sambaran petir pada
pacitan merupakan pembangkit baru yang beroperasi pada penghantar listrik yang tergelar di udara yang akan
bulan Juni 2013 untuk unit 1 sedangkan unit 2 beroperasi mengakibatkan flashover antara penghantar dengan
pada bulan Agustus 2013. Dengan adanya permasalahan traves melalui isolator.
mengenai pentingnya suatu koordinasi proteksi yang aman - Penghantar tertiup angin yang dapat menimbulkan
dan handal untuk menunjang proses pembangkitan energi gangguan antar fasa atau penghantar fasa menyentuh
listrik, maka perlu adanya suatu studi ulang mengenai pohon yang dapat menimbulkan gangguan 1 fasa ke
koordinasi proteksi di unit PLTU Pacitan dikarenakan unit tanah.
pembangkit tersebut merupakan pembangkit baru yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 2

Gangguan yang tembus tersebut (breakdown) D. Setting Rele Arus Lebih Waktu Inverse
adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada Batas penyetelan rele arus lebih adalah rele tidak
kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya bekerja pada saat beban maksimum. Oleh karena itu, setting
terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker arusnya harus lebih besar dari arus beban maksimum. Rele
oleh relai pengamannya, peralatan atau saluran yang arus lebih waktu invers memiliki setelan pickup dan setelan
terganggu tersebut dapat dioperasikan kembali. time dial. Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ini
B. Rele Arus Lebih ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk
menentukan besarnya tap yang digunakan dapat
Rele arus lebih adalah rele yang beroperasi ketika arus
menggunakan persamaan berikut :
yang mengalir melebihi batas yang diizinkan. Rele ini
dipilih karena gangguan yang paling sering terjadi pada Iset
sistem diakibatkan oleh adanya hubung singkat dan beban Tap = ...........................................................(3)
p
lebih yang akan menghasilkan arus yang sangat besar[1]. Iset adalah arus pickup dalam Ampere. Menurut
Koordinasi waktu pada rele arus lebih yaitu proses standart British BS 142 batas penyetelannya adalah 1.05-1.3
penentuan setting untuk rele agar dapat bekerja saat sistem Iset.
mengalami gangguan[2]. Rele ini sering di gunakan di setiap Setelan time dial menentukan waktu operasi rele.
zona proteksi. Rele akan bekerja apabila memenuhi keadaan Untuk menentukan time dial dari masing-masing kurva
sebagai berikut[3]: karakteristik invers rele arus lebih dapat digunakan
persamaan sebagai berikut[4]:
If > Ip rele bekerja (trip)
If < Ip tidak bekerja (block) td = ....................................................... (4)
I
[( ) - ]
Iset
Dimana IP merupakan arus kerja yang dinyatakan Di mana :
menurut gulungan sekunder dari transformator arus (CT). td = waktu operasi (detik)
Dan If merupakan arus gangguan yang juga dinyatakan T = time dial
terhadap gulungan sekunder CT. Rele arus lebih dapat I = nilai arus (Ampere)
berupa rele arus lebih waktu tertentu, rele arus lebih waktu Iset = arus pickup (Ampere)
invers, dan rele arus lebih waktu instan. k = koefisien invers 1 (lihat tabel 1)
C. Setting Rele Arus Lebih Instan = koefisien invers 2 (lihat tabel 1)
Rele arus instan akan seketika bekerja bila terdapat = koefisien invers 3 (lihat tabel 1)
gangguan short circuit minimum maupun maksimum, Tabel 1 Koefisien Invers Time Dial
sehingga dalam penyetelan pickup instan menggunakan nilai Koefisien
Isc min yaitu arus hubung singkat minimum dimana terjadi Tipe Kurva
K
gangguan hubung singkat 2 fasa pada pembangkitan
minimum. Sehingga setting dapat ditetapkan sebagai berikut Standard Inverse 0,14 0,02 2,970
: Very Inverse 13,50 1,00 1,500
Extremely Inverse 80,00 2,00 0,808
Iset 0,8 Isc min ......................................................... (1)
E. Rele Gangguan Tanah
Sedangkan untuk feeder yang dipisahkan oleh Gangguan satu fasa ke tanah dapat diamankan
transformator, koordinasi pengaman dibedakan menjadi dua dengan rele gangguan tanah. Rele ini adalah pengaman arus
daerah, yakni daerah low voltage (LV) dan daerah high lebih yang dilengkapi zero sequence current filter. Rele
voltage (HV) seperti pada gambar 1. Untuk menentukan gangguan ke tanah dapat digunakan pada sistem yang
setting pickup dengan syarat sebagai berikut: dibatasi arus gangguan ke tanahnya menggunakan sistem
pentanahan.
Isc max bus B Iset 0,8 Isc min, A ................................. (2) F. Penyetelan Rele Gangguan Tanah
Pertimbangan pada setting koordinasi rele arus lebih
gangguan ke tanah adalah:
Arus urutan nol akan terisolasi pada trafo belitan delta
Isc min A A Arus urutan nol akan mengalir dari sumber gangguan
trafo belitan Wye
Sedangkan untuk setting rele gangguan ke tanah
Isc max B adalah :
B
5-10% x Isc L-G Iset 50% x Isc L-G .................... (5)

Dengan Isc L-G merupakan arus hubung singkat satu fasa ke


Gambar 1 Rele Arus Lebih Pengamanan Transformator tanah.[5]
Di mana Isc max bus B merupakan arus hubung singkat tiga
fasa maksimum pada titik B, sedangkan Isc min bus A adalah
arus hubung singkat minimum pada titik A.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 3

III. SISTEM KELISTRIKAN PY. PJB UP PLTU Adapun kurva hasil plot rele existing tipikal 1 dapat
PACITAN dilihat pada gambar 4.
WONOGIRI I WONOGIRI II PACITAN 1 PACITAN II

II BUSBUR

CB 1 CB 9 CB 13 CB 17

CB 2 CB 16
CB 21 CB 22

CB 3 CB 20
CB 18 CB 23

I BUSBUR

10BAT01
GT-1
20BAT01 GT-2
00BCT01 S-UP/
S.BY TR

10BAA01
20BAA01

CB 28 CB 253 CB 29 CB 30 CB249 CB 19

10MKT01
20MKT01 EXC 10BBT01 UAT-1
20BBT01 UAT-2 EXC TR1
TR2
20MKA01 G-2 10MKA01 G-1
CB194

LUMP 5
LUMP20

CB221 CB220 CB219 CB218


10BBB 10BBA
20BBB 20BBA

CB104 CB109 CB232 CB233 CB239 CB234 CB235 CB236 CB237 CB238

TR.20BF TR.20BF TR.20BF TR.20BF TR.20BF TR. 10BFT02 10BFT04


TR. BFT05 10BFT01 TR. 10BFT03
T02 T05 T01 T04 T03

CB213 CB212 CB211 CB210 CB209 CB201 CB200 CB199 CB198 CB197
M. FED M. FED FROM U.S 1B M. FED FROM U.S 1A
LUMP 5
FROM
U.S 2A

LUMP21 LUMP22 LUMP23 LUMP24 LUMP25


LUMP26 LUMP27 LUMP LUMP29 LUMP30

00BBB 00BBA

CB183 CB184 CB240 CB241 CB242 CB243 CB244 CB245 CB252 CB246 CB247 CB248
CB185 CB186

TR. TR. TR. TR.


TR. 20BHT01 TR. BHT01 TR. BHT02 TR. BHT03 TR. BHT04 TR. BHT05
20BHT02 20BHT03 20BHT04 20BHT05

CB226 CB225 CB224 CB223 CB222 CB231 CB230 CB229 CB228 CB227 LUMP43 LUMP44
LUMP41 LUMP42
M. FED FROM S.S 01A
M. FED FROM S.S 01B M. FED FROM S.S 01B

LUMP31 LUMP40 LUMP35 LUMP36 LUMP37 LUMP38 LUMP39


LUMP32 LUMP33 LUMP34

Gambar2 Single Line Diagram PLTU Pacitan


A. Sistem Kelistrikan PLTU
Sistem kelistrikan yang ada pada PT. PJB UP
PLTU Pacitan terdiri dari 2 Unit yaitu Unit 1,dan Unit 2,
setiap unit terdiri dari generator uap dengan bahan bakar
batu bara yang terhubung dengan GITT 150 kV, adapun
generator uap setiap unit memiliki kapasitas masing masing
sebesar 315,846 MW. Kapasitas pembangkitan tersebut
kemudian akan disalurkan ke jaringan interkoneksi SUTT Gambar 4. Hasil plot setelan rele existing tipikal 1
150 KV melalui empat gardu induk yaitu : Gardu induk
Wonogiri 1,Wonogiri 2, Pacitan 1, dan Pacitan. PT. PJB Pada kondisi existing tipikal 1 masih ada beberapa
Unit Pembangkitan Pacitan memiliki dua unit steam turbine kekurangan antara lain:
generator demi menjaga pelayanan listrik ke konsumen.
Kurva rele R. GT. HVS adalah kurva yang berwarna
Adapun Tabel 2 menunjukkan data kapasitas pembangkit di
hijau, dapat kita lihat bahwa untuk settingan high set
PT. PJB UP Pacitan sebagai berikut:
nilai dari instantaneous pickup serta time delay pada
rele tersebut terlalu besar sehingga rele R. GT. HVS
Tabel 2 Data Kapasitas Pembangkitan PT. PJB UP PLTU
tidak dapat melindungi damage curve tranformator
Pacitan
10BAT01 GT-1 serta jika terjadi hubung singkat
NO ID MW MVA KV PF(%) minimal pada I BUSBUR rele R. GT. HVS akan
1. G-1 315,846 371.584 20 0,85 merespon lambat karena mengenai kurva inverse,
2. G-2 315,846 371.584 20 0,85 sehingga jika hal tersebut tetap dibiarkan maka dapat
mengakibatkan kerusakan yang fatal terhadap
IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISA KOORDINAS PROTEKSI transformator 10BAT01 GT-1. Damage curve adalah
DI PT. PJB UP PLTU PACITAN kurva kerusakan transformator akibat panas yang
A. Tipikal 1 berlebih. Maka dari itu, sebelum mendekati damage
curve transformator, rele harus bekerja sehingga
Sistem pengaman pada tipikal 1 yang dijelaskan pada
kerusakan pada transformator dapat dicegah. Adapun
gambar 4.3 yang terdiri dari rele R. GT. HVS yang ada pada
solusi dalam menyelesaikan masalah ini dengan
tegangan 150 kV. Koordinasi tipikal 1 ini dimulai dari bus
memperkecil nilai time delay dan pickup sehingga rele
bar I BUSBUR hingga 10BAT01 GT-1.
dapat melindungi damage curve dan berada di atas dari
titik inrush.
I BUSBUR
Adapun perhitungan setting rele F041_7A.4 sebagai
R. GT. HVS
berikut:
Time Overcurrent Pickup
1,05 x FLA Ipp 1,4 x FLA
1,05 x 1424 Ipp 1,4 x 1424
10BAT01 GT-1 1495,2 Ipp 1993,6
dipilih Ipp = 1750 A
Rele Ampere = = =3
Setting Tap = = = 0,6
Time Dial
Dipilih waktu operasi (td) = 0,5 s
10BAA01

Gambar 3 Single Line Tipikal 1


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 4

td =
K Adapun kurva hasil plot rele existing tipikal 2
[( ) - ] dapat dilihat pada Gambar7
td [( ) - ]
K=
sc ma US U
td [( tap Tp
) - ]
K=
[( ) - ]
K=
K= 0.5
High Set Current Setting (I>>)
Iset sc min I BUSBUR
Iset
Iset 9
dipilih Iset = 5500 A
Tap = = = 2.2
Time delay = 0.15 s
Adapun kurva hasil plot rele resetting tipikal 1
dapat dilihat pada Gambar 5

Gambar7. Hasil plot setelan rele existing tipikal 2

Hasil dari plot existing rele-rele pengaman pada koordinasi


tipikal 2 dapat dilihat pada Gambar 7. Pada kondisi existing
tipikal 2 masih ada beberapa kekurangan antara lain:
Kurva rele R. EXC. TR HVS adalah kurva yang
berwarna hijau. Terlihat bahwa kurva ini terletak di
sebelah kanan dari FLA transformator 10MKT01 EXC
TR, dan di sebelah kiri dari damage curve
transformator. Adapun setelan rele ini masih belum
sempurna. Seharusnya rele tersebut harus melindungi
damage curve transformator 10MKT01 EXC TR, dan
kurva invers harus melindungi transformator
10MKT01 EXC TR1 dari gangguan beban penuh yang
ditandai dengan terjadinya lonjakan arus yang
meningkat secara perlahan dan terjadi terus-menerus.
Damage curve adalah kurva kerusakan transformator
akibat panas yang berlebih. Maka dari itu, sebelum
Gambar5. Hasil plot setelan rele resetting tipikal 1 mendekati damage curve transformator, rele harus
bekerja sehingga kerusakan pada transformator dapat
dicegah. Adapun solusi dalam menyelesaikan masalah
B. Tipikal 2 ini dengan memperkecil nilai time dial, pickup serta
Sistem pengaman pada tipikal 2 yang dijelaskan instantaneous pickup sehingga rele dapat melindungi
pada Gambar 6 yang terdiri dari rele R. EXC. TR. HVS dan damage curve dan berada serta FLA transformator
R. EXC. TR. LVS. Koordinasi tipikal 2 ini dimulai dari Bus 33BBT01.
410BAA01 hingga bus 45. Kurva Rele R. EXC TR. LVS adalah kurva yang
10BAA01
berwarna biru, terlihat kurva ini berada di sebelah kiri
dari FLA transformator 10MKT01 EXC TR1 dan
R. EXC. TR. HVS
memiliki nilai time delay kurva instan yang besar.
Akibat dari settingan rele tersebut yaitu bila
CB19

transformator dibebani kurang dari batas kemampuan


10MKT01 EXC TR beban penuhnya maka rele tersebut akan bekerja, dan
jika terjadi gangguan hubung singkat di bus 45 maka
respon waktu yang diberikan rele untuk membuka CB
CB 194 sangat lama dan dapat membahayakan transformator
BUS 45 10MKT01 EXC TR1. Adapun solusi dari dalam
menyelesaikan masalah ini dengan memperbesar nilai
pickup dan memperkecil nilai time delay.
Gambar1 Single Line Tipikal 2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 5

Tap = = =6
Adapun perhitungan setting Rele R. EXC. TR HVS
sebagai berikut: Time delay = 0.3 s
Adapun kurva hasil plot rele resetting tipikal 2 dapat
dilihat pada gambar 8.
Time Overcurrent Pickup
1.05 FLA Ipp 1.4 FLA
1.05 103.9 Ipp 1.4 103,9
109 Ipp 145,46
Dipilih Ipp = 120 A
Rele Ampere = = =2
Setting Tap = = = 0,4
Time Dial
Dipilih waktu operasi (td) = 0,000416 s
K
td =
[( ) - ]

td [( ) - ]
K=
sc ma bus AA
td [( tap Tp
) - ]
K=
[( ) - ]
K=
K= 1
High Set Current Setting (I>>)

Isc max bus 45 in HVS Iset sc min I BUSBUR

36730 ( ) Iset 97 Gambar 8. Hasil plot setelan rele resetting tipikal 2


1653 Iset 7 C. Tipikal 3a Gangguan ke Tanah
dipilih Iset = 5500 A Sistem Pentanahan dengam menggunakan NGR
Tap = = = 18.333 pada tipikal 3a hanya terdapat pada transformator 00BBT01
Time delay = 0.1 s UAT-1. Sedangkan untuk sistem pentanahan pada tegangan
0.4 kV menggunakan sistem pentanahan solid. Sehingga rele
RELE EXC LVS yang dikoordinasi pada tipikal ini hanya pada rele R. AUX
Time Overcurrent Pickup T. LVS. Gambar 9 merupakan tipikal 3a yang akan
dikoordinasi.
1.05 FLA Ipp 1.4 FLA 10BAA01
1.05 2309 Ipp 1.4 2309
2424,45 Ipp 3232,6 CB 30
Dipilih Ipp = 2500 A
Rele Ampere = = = 4,1667 R. AUX. T HVS

Setting Tap = = = 0.8333


Time Dial TIPIKAL
3a
Dipilih waktu operasi (td) = 0,8 s 00BBT01 UAT-1

K
td =
[( ) - ] R. AUX T. LVS

td [( ) - ]
K= CB 219

sc ma bus
td [(tap ) - ]
Tp 10BBB
K=
[( ) - ] Gambar 9 Tipikal Koordinasi 3a pada Tegangan 6.6 Kv
K=
pada tipikal ini dilakukan terlebih dahulu perhitungan secara
K= 1
manual. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
High Set Current Setting (I>>)
Rele R. AUX T. LVS
Iset Manufacturer : NARY
sc min bus45
Iset Model : RCS 985
Iset 9 Curve Type : Definite Time
dipilih Iset = 18000 A CT Ratio : 600 / 5
Isc L-G 10BBB : 0.4 kA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 6

Instantaneous Pickup [5] Andikta Dwi Hirlanda Koordinasi Proteksi Pada


5-10% x Isc L-G 10BBB Iset % Isc L-G 10BBB Sistem Distribusi 33kV PT. Pertamin RU IV Cilacap
5-10% x 400 < Iset < 50% x 400 Akibat Penambahan Generator 3X15 MW tugas
Dipilih Iset = 24 A akhir, ITS, 2013
set
Tap = = = 0.04
Tp BIODATA PENULIS
Time Delay Penulis memiliki nama lengkap Dimas Galuh Sumekar.
Dipilih time delay = 0.3s Lahir di Sumenep pada tanggal 3 Juni 1991. Penulis
mengawali pendidikannya di SDN
V. KESIMPULAN Bugih 3 Pamekasan, SMPN 4
Pamekasan, SMAN 3 Pamekasan,
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada tahun 2009 penulis
maka dapat diambil beberapa kesimpulan koordinasi rele melanjutkan pendidikan Diploma 3
pengaman pada PT. PJB UP Pacitan yaitu : di Institut Teknologi Sepuluh
1. Pada setting rele arus lebih fasa pada tipikal 1, yaitu dari Nopember Surabaya, Jurusan D3
bus 10BAA01 hingga I BUSBUR terdapat beberapa nilai Teknik Elektro dengan Program
setting yang kurang tepat yaitu nilai instantaneous Studi Computer Control. Penulis
pickup serta time delay pada rele tersebut terlalu besar menyelesaikan program diploma 3
sehingga rele R. GT. HVS tidak dapat melindungi pada tahun 2012. Setelah lulus penulis langsung
damage curve tranformator 10BAT01 GT-1 serta jika melanjutkan studi sarjana melalui program Lintas Jalur di
terjadi hubung singkat minimal pada I BUSBUR rele R. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Teknik
GT. HVS akan merespon lambat karena mengenai kurva Elektro (FTI-ITS) dan mengambil bidang studi Teknik
inverse. Maka dari itu tipikal ini telah dilakukan Sistem Tenaga. Penulis Dapat dihubungi dengan Email
perhitungan ulang sehingga jika terjadi gangguan dimasgaluh91@gmail.com atau nomor telpon
hubung singkat minimum di I BUSBUR maka rele R. 085753312331.
GT. HVS dapat bekerja, selain itu rele juga dapat
pengamankan damage curve tranformator 10BAT01 GT-
1.
2. Pada setting rele arus lebih gangguan fasa tipikal 2, yaitu
dari bus 10BAA01 hingga bus 45 terdapat beberapa nilai
setting yang kurang tepat yaitu kurva rele R. EXC. TR.
HVS terletak di sebelah kanan dari FLA transformator
10MKT01 EXC TR, dan di sebelah kiri dari damage
curve transformator selain itu kurva rele R. EXC TR.
LVS berada di sebelah kiri dari FLA transformator
10MKT01 EXC TR1 dan memiliki nilai time delay
kurva instan yang besar. Dari beberapa nilai yang kurang
tepat tersebut telah dilakukan perhitunga ulang sehingga
rele R. EXC TR HVS maupun R. EXC TR LVS dapat
bekerja dengan baik jika terdapat gangguan dari daerah
pengamannya.
3. Pada setting rele arus lebih gangguan ke tanah tipikal 3a
dan , telah dilakukan setting koordinasi rele arus lebih
gangguan ke tanah Rele-rele ini dikoordinasikan
berdasarkan tipe pentanahan belitan pada trafo dan
generator. Untuk pentanahan belitan pada trafo delta-
wye (solid), maka cukup menggunakan rele pengaman
fasa saja. Pada perhitungan tipikal ini didapatkan nilai
Iset = 24A dengan gradding time 0.3s. Sehingga apabila
terjadi hubung singkat 1 fasa ke tanah maka rele ini
dapat bekerja dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Phadke Arun G dan Thorp James S Computer
Relaying for Power System John Wiley and Sons
Ltd., England, Ch. 2, 2009
[2] udi Sidabutar Analisa Hubung Singkat dan Motor
Starting Dengan Menggunakan ETAP Power Station
4.0, Tugas Akhir, Medan,2010
[3] Wahyudi Diktat Kuliah Pengaman Sistem Tenaga
Listrik Teknik lektro TS Surabaya ab
[4] Kurniawan Ahmad, Yusuf, Stud Koo d n s P ote s
PT. PJB UP Gresik tugas akhir, ITS, 2014

Anda mungkin juga menyukai