Anda di halaman 1dari 66

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perlunya pembangunan industri menjadi hal yang sangat konkrit di butuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat. Permintaan, kebutuhan akan barang dan atau
jasa, kemampuan dan keinginan untuk mengeksplorasi sumber daya yang melimpah
dan belum termanfaatkan secara bijak dan optimal ataupun faktor lainnya menjadi
alasan industri sebagai tempat untuk memproduksi hasil sumberdaya hayati dan
sumberdaya non hayati.Diharapkan dengan pembangunan industri dapat memicu
pihak-pihak lain baik individu, perseorangan maupun kelompok untuk mendirikan
dan mendukung berkembangnya industri yang ikut serta dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran.
Industri yang berkembang pesat dan mencapai kejayaanya tentu menjadi hal
di harapkan dalam setiap industri. Ada berbagai industri yang telah ada misalnya:
industri makanan, industri minuman, industri pakaian, industri mesin, industri tekstil,
industri kertas dan sebagainya. Salah satu industri yang memiliki peluang daan
prospek yang baik dalam jangka panjang adalah dalam bidang perikanan.Hal
tersebut di karenakan wilayah di Indonesia merupakan wilayah maritim dengan
jumlah penduduk yang besar dan padat. Sehingga sangat memungkinkan industri
perikanan Indonesia dapat menjadi sumber pendapatan danpusat dalam dunia
perdagangan baik lokal, nasional maupun internasional.
Agar agar merupakan salah satu bisnis yang dapat di jadikan industri dari
produk hasil rumput laut. Rumput laut memiliki potensi yang sangat melimpah di
perairan Indonesia . Dengan demikian, pembangunan industri agar agar dapat
menjadi salah satu pilihan usaha yang memiliki potensi besar dalam pasar karena
manfaatnya yang terkandung di dalamnya sangat baik terutama bagi pertumbuhan
dan kecerdasan otak pada anak. Sehingga, rumput laut yang telah didapat akan di
lanjutkan dengan dilakukan proses pengolahan benar-benar di manfaatkan secara
menyeluruh dan maksimal.
1.2 Tempat dan Waktu
Praktikum Manajemen Industri Perikanan di laksanakan pada tanggal 17 Maret
2017 sampai 4 April 2017 yang di laksanakan di Laboratorium Sosial Ekonomi
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembentukan Organisasi Perusahaan dan Perencanaan Tenaga Kerja

Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan


perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang
pimpinan dalam organisasi, yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Secara
umum, perusahaan didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang
menggunakan dan mengoordinasikan sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan
kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.Suatu perusahaan, dalam rangka
mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala
kegiatannya.Peran dari organisasi perusahaan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran dari
perusahaan tersebut.

a. Prinsip dan Fungsi Personalia


Prinsip dan Fungsi Personaliamenurut Rangkuti (2005) adalah sebagai
berikut:
Pengadaan Karyawan (Procurement)
Kegiatan ini berhubungan dengan penarikan tenaga kerja, seleksi dan
penempatan kerja sesuai dengan keahliannya.Bukan hanya mencari jumlah
tenaga kerja tetapi memperoleh tenaga kerja yang tepat untuk setiap jenis
pekerjaan yang ada di perusahaan. Untuk memperoleh tenaga kerja yang di
butuhkan harus dilihat dulu dari mana sebaiknya yang akan di pakai
maksudnya penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan untuk mengisi
jabatan yang kosong atau dari dalam perusahaan dari karyawan yang
memang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan
perusahaan.
Pengembangan Tenaga Kerja
Pengembangan tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan
ketrampilan melalui pendidikan dan latihan.Hal ini dilakukan pada setiap
karyawan baru yang di terima perusahaan jarang sekali yang siap pakai.Oleh
karena itu, diadakan latihan dan training untuk meningkatkan ketrampilan
mereka sesuai dengan jabatan yang mereka terima.Latihan dan training juga
berhubungan erat dengan 3 kegiatan dalam penarikan tenaga kerja yaitu
analisa jabatan, spesifikasi jabatan dan deskripsi jabatan.Dengan mengetahui
tugas, wewenang dan persyaratan keahlian minimal yang harus dimiliki
seorang karyawan pada suatu jabatan tertentu perusahaan dapat menentukan
latihan dan training yang sesuai.
Kompensasi (balas jasa)
Kompensasi adalah imbalan balas jasa yang diberikan kepafa karyawan baik
yang bersifat financial maupun non financial secara adil dan layak sesuai
dengan sumbangan karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Integrasi Tenaga Kerja
Integrasi tenaga kerja adalah penyesuaian antara perbedaan kepentingan
perusahaan dengan karyawan sebagai individu agar dapat bekerja sama
secara harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan. Disamping menyangkut
keselarasan antar berbagai kepentingan fungsi ini juga harus memeperhatikan
dan mempertimbangkan keluhan karyawan, sikap buruh, pemahaman
perasaan mengenai keikut sertaan mereka dalam pengambilan keputusan.
Pemeliharaan Karyawan
Pemeliharaan karyawan berkaitan erat dengan usaha usaha untuk
mempertahankan kontinuitas dari kondisi kerja yang sudah efektif tersevut
melalui kelima fungsi operasional dan manajemen personalia. Dalam fungsi ini
ada dua hal yang harus di perhatikan yaitu sikap positif karyawan terhadap
tugas tugas dan pokoknya melalui proses komunikasi yang baik dalam
organisasi dan mempertahankan kondisi fisik karyawan melalui program
kesehatan dan keamanan,

Prinsip dan fungsi personalia dalam operasionalnya diharapkan hasilnya akan


memberi umpan balik tentang fungsi personalia secara keseluruhan baik untuk
perusahaan maupun karyawan (tenaga kerja).Tujuannya adalah membantu
manajemen untuk memecahkan berbagai masalah dengan merekomondasikan
berbagai tindakan yang di perlukan dan di tindaklanjuti. Sehingga kelima prinsip dan
fungsi personalia dapat berjalan selaras untuk kemajuan dan tujuan industri antara
lain pengadaan karyawan, pengembangan tenaga kerja, kompensasi (balas jasa),
integrasi tenaga kerja dan pemeliharaan perusahaan.

b. Jenis tenaga keja dan Pengelompokkan Jam kerja PerusahaanJenis Tenaga


Kerja
Menurut Agus (2006), jenis tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dapat
dikelompokan menjadi tiga. pertama Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang
memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah
atau pendidikan formal dan nonformal. kedua Tenaga kerja terlatih adalah tenaga
kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman
kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga
mampu menguasai pekerjaan tersebut.dan Tenaga Tenaga kerja tidak terdidik dan
tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja.
Pengelompokkan Jam Kerja menurut Dwianto(2006), Standar waktu kerja
yang digunakan oleh perusahaan adalah 8 jam kerja/hari atau 40 jam kerja dalam
seminggu. Waktu kerja yang ditetapkan oleh perusahaan bertujuan agar tenaga
kerja bekerja lebih efektif. Waktu kerja yang diberlakukan oleh PT Japfa Comfeed
Indonesia Tbk kepada seluruh karyawan selama 8 jam kerja. Pembagian waktu kerja
dilakukan dengan pembagian shift kerja yaitu 2 shift yaitu jam 07.00-15.00 dan jam
23.00-07.00. Alasan perusahaan menggunakan 2 shift kerja adalah untuk
menghindari beban puncak biaya listrik yang meningkat pada pukul 18.00-22.00.
Tenaga kerja dalam suatu pabrik itu dapat dibagi menjadi tiga yang pertama
tenaga kerja yang terdidik dimana tenaga ini diisi oleh orang telah melakukan
pendidikan formal atau non formal dengan memiliki suatu keahlian dan kemahiran
dalam bidang tertentu.kedua tenaga kerja terlati, tennaga kerja ini diisi oleh orang
yang mempunyai pengalaman atau keterampilan, dimana ketrampilan ini didapatkan
melelui latihan yang berulang-ulang.dan tenaga kerja yang tidak terdidik atau terlatih
dimana biasanya tenaga kerja ini diisi oleh orang yang hanya mengandalkan
tenaganya saja, kebanyakan tenaga ini hanya dibagian bawah saja.

c. Desain pekerjaan
Menurut Simamora (2004), desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-
tugas yangakan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan
tugas-tugas ini, danbagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan
lainnya di dalam organisasi. Desainpekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas,
wewenang dan hubungan) balas jasa dan kualifikasiyang dipersyaratkan (keahlian,
pengetahuan dan kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengancara memenuhi
kebutuhan pegawai maupun perusahaan. Pekerjaan yang tidak sesuai
dengankeahlian akan sangat sulit untuk dilaksanakan oleh pegawai. Desain
perkerjaan haruslahdirancang dengan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan
elemen-elemen yangmempengaruhi desain pekerjaan.
Desain pekerjaan berhubungan dengan tenaga kerja yang melaksanakan
kegiatan operasional. Hal tersebut merupakan hal yang penting dalam suatu
perusahaan. Desain pekerjaan digunakan untuk mengelompokan tugas kerja untuk
mencapai tujuan organisasi perusahaan. Handoko (2001), mengemukakan desain
pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan individu atau kelompok
karyawan dalam wadah organisasi. Tujuan dari desain pekerjaan yaitu mengatur
pekerjaan - pekerjaan yang dibutuhkan organisasi, peralatan - peralatan dan
hubungan sosial serta perilaku.

Desain pekerjaan atau job desain merupakan faktor penting dalam


manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan
produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan
operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan
memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki
suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara
efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara
produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan
kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang
dihadapi karyawan.Jadi, dalam manajemen/strategi pekerjaan, salah satunya adalah
desain pekerjaan, dimana hal ini sangat diperlukan karena dengan desain dapan
meningkatkan "Passion" dalam bekerja, secara psikis dapat menambah semangat
dan mengurangi rasa bosan yang dapatmenunda dan membuat pekerjaan
ituterbengkalai.
d. Penilaian kerja

Menurut Wherther (1996),ada empat hal yang harus diperhatikan dalam


menyusun standar penilaian kinerja yang baik dan benar yaitu validity, agreement,
realism, dan objectivity.
Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dinilai. Keabsahan yang dimaksud di sini adalah standar tersebut
memang benar-benar sesuai atau relevan dengan jenis pekerjaan yang akan
dinilai tersebut.
Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian tersebut disetujui dan
diterima oleh semua pegawai yang akan mendapat penilaian. Ini berkaitan
dengan prinsip validity di atas.
Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat dicapai oleh
para pegawai dan sesuai dengan kemampuan pegawai.
Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu adil, mampu
mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa menambah atau mengurangi
kenyataan dan sulit untuk dipengaruhi oleh bias -bias penilai.
Dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, maka tidak akan
terlepas dari perbaikan sistem secara keseluruhan, yaitu penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan pelatihan kinerja dan konseling ketika kinerja atau sikap tidak
sesuai dengan standar atau harapan. Uno dan Lamatenggo (2014), menyatakan
penilaian yang efektif terhadap pelaksanaan kerja, memerlukan suatu pengetahuan
yang menyeluruh tentang standar pelaksanaan kerja yang diperlukan dari masing -
masing orang. Penilaian kerja memiliki peranan penting didalam usaha menetapkan
strategi manajemen sumber daya manusia.
Penilaian kinerja sangat membutuhkan standar yang jelas yang dijadikan tolok
ukur atau patokan terhadap kinerja yang akan diukur. Standar yang dibuat tentu saja
harus berhubungan dengan jenis pekerjaan yang akan diukur dan hasil yang
diharapkan akan terlihat dengan adanya penilaian kinerja. penilaian kerja dilakukam
agar dapat mengevaluasi individu dalam menjalankan tugas. Penilaian kinerja yang
baik adalah yang mampu untuk menciptakan gambaran yang tepat mengenai kinerja
pegawai yang dinilai. Penilaian tidak hanya ditujukan untuk menilai dan memperbaiki
kinerja yang buruk, namun juga untuk mendorong para pegawai untuk bekerja lebih
baik lagi. Berkaitan dengan hal ini, penilaian kinerja membutuhkan standar
engukuran, cara penilaian dan analisa data hasil pengukuran, serta tindak lanjut atas
hasil pengukuran.

e. Produktivitas Kerja
Menurut Baniaji (2009), produktivitas tenaga kerja merupakan kemampuan
seorang tenaga kerja untuk mengelola efisiensi input (material, mesin, metode dan
informasi) yang ditranformasikan untuk menghasilkan efektivitas output berdasarkan
standar yang telah ditentukan. Peranan produktivitas sebagai sasaran manajemen
untuk keberhasilan suatu tingkat kegiatan pada perusahaan, sedangkan pengukuran
produktivitas untuk sasaran manajemen penganalisa dan mendorong efisiensi
produksi sehingga dapat diketahui kekurangannya serta melakukan perbaikan.
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan
pengorbanan yang telah diberikan. Pengorbanan itu bukan hanya tenaga kerja tetapi
faktor produksi lainnya, antara lain modal dan keahlian. Produktivitas yang rendah
akan menimbulkan in-efesiensi dalam penggunaan tenaga kerja yang sekaligus
merupakan pemborosan bagi suatu perusahaan. Oleh sebab itu peranan karyawan
dan pimpinan sangat menentukan produktivitas suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya (Hakim, 2011)
Produktivitas kerja dalam suatu perusahaan itu dibutuhkan karena dapat
meningkatkan suatu perusahaan.produktivitas dapat diartikan bekerja secara efektif
san efisien. karena itulah produktivitas, efektif dan efisian dan juga kualitas sangat
berdekatan. mutu dan kemampuan tenaga kerja indonesia masih tergorong rendah
yang tercemin dari rendahnya produktivitas kerja, baik dalam tingkatannya maupun
pertumbuhannya.
f. Kompensasi
Pada umumnya balas jasa bagi setiap orang yang bekerja telah ditentukan
dan diketahui sebelumnya, sehingga karyawan secara pasti mengetahui kompensasi
yang diterimanya. Besarnya kompensasi ini mencerminkan status, pengalaman dan
pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan dan keluarganya, semakin
besar balas jasa yang diterima karyawan berarti semakin tinggi jabatan yang
diembannya. Selanjutnya semakin banyak pula pemenuhan kebutuhan yang dapat
dipenuhi sehingga kepuasan kerja makin baik. Disinilah letak pentingnya
kompensasi bagi karyawan sebagai penjual tenaga (fisik dan pikiran). Menurut
Hasibuan (2007), kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat
diketahui bahwa hakekatnya pengertian kompensasi adalah imbalan/balas jasa yang
diberikan oleh seorang pemberi kerja kepada seseorang penerima kerja yang
dibayarkan dalam bentuk uang tunai dan aturan lainnya (Hakim, 2011).
Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya
kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, maka apabila
sistem kompensasi yang diberikan perusahaan cukup adil untuk karyawan, akan
mendorong karyawan untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih
bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Tujuan
kompensasi dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi karyawan,
menjamin keadilan diantara karyawan, mempertahankan pegawai, memperoleh
karyawan yang lebih bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi
para karyawan. Oleh karena itu, kompensasi merupakan faktor yang penting untuk
dapat bekerja lebih produktif dan berkualitas.

2.2 Perencanaan Produk


Perencanaan produksi penting dilakukan sebelum memulai kegiatan produksi.
Perencanaan yang telah dibuat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan produksi.
Dengan demikan, segala kemungkinan yang terjadi dalam pelaksanaan tersebut
dapat di prediksi dan diantisipasi seperti terjadinya kelangkaan bahan baku,
kenaikan harga bensin yang dampaknya terhadap harga sarana produksi lainnya.
a. Perencanaan Produk
Menurut Puji (2004), strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan
perencanaan efensiensi produksi adalah dengan melakukan perencanaan produksi.
Hal ini juga berpengaruh terhadap rantai pasokan produk dalam memenuhi
permintaan konsumen. Perusahaan mengharapkan tidak terjadi kekurangan produk
yang berakibat akan kehilangan kesempatan untuk menjual produk namun juga tidak
berharap terjadi kelebihan produk yang berakibat biaya inventory akan meningkat.
Menurut Yuliarty et al. (2010), metodologi QFDdalam proses perancangan
danpengembangan produk,maka akan dikenalempat jenis tahapan, yaitu masing-
masingadalah :
Tahap Perencanaan Produk (House ofQuality). Fase ini dimulai daripersyaratan
pelanggan, untuk setiappersyaratan pelanggan harusditentukan persyaratan desain
yangdibutuhkan, dimana jika memuaskanakanmembawa hasil dalampemenuhan
persyaratan pelanggan.
Tahap Perencanaan Komponen (PartDeployment). Persayaratan desain
darimatriks pertama dibawa ke matrikskedua untuk menentukan karakteristikkualitas
bagian
Tahap Perencanaan Proses (ProsesDeployment). Operasi proses kunci
ditentukan oleh karakteristik kualitasbagian dari matriks sebelumnya.
Tahap Perencanaan Produksi(Manufacturing/ Production Planning)
Persyaratan produksi ditentukan darioperasi proses kunci. Pada fase inidihasilkan
prototype dari peluncuranproduk
QFD adalah suatu metodologi merupakan tahapan untuk perencanaan produk.
QFD merupakan metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan
dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tahapan Metode QFD ada 4
meliputi; thap perencanaan produk, tahap perencanaan komponen, tahap
perencanaan proses dan tahap perencanaan produksi.
b. Siklus Pengembangan Produk
Menurut Julianto et al. (1993), siklus kehidupan produk (Product life Cycle)
adalah suatu konsepsi yang menjelaskan tentang berbagai tahapan pengembangan
produk baru mulai dari awal sampai akhir. Siklus kehidupan produk dapat dibagi
kedalam empat tahap utama :
(1) Tahap pengenalan pasar
(2) Tahap pertumbuhan pasar
(3) Tahap kedewasaan pasar
(4) Tahap penurunan penjualan
Menurut Hamzah (2008), setiap perusahaan pasti mengalami tahapan siklus
kehidupan.Dimana siklus hidup ini identik dengan siklus hidup perusahaan. Adapun
tahap dari siklus kehidupan perusahaan adalah tahap pendirian (start-up), tahap
ekspansi (expansion), tahap kedewasaan (mature), dan tahap penurunan
(declining).
Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk
walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC
(Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam
pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang
kompetitif.Siklus hidup produk identik dengan siklus hidup perusahaan yang
mengalami tahap yakni tahap pendirian, tahap ekspansi, tahap kedewasaan dan
tahap penurunan.
c. Proses Pengembangan Produk Baru
Inovasi produk baru yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat melalui
pentahapan sebagai berikut ini (Joewono, H.H, 2006):
a. Merancang, menentukan dan memilih sekumpulan proyek pengembangan produk
baru yang diperkirakan mampu menciptakan produk unggulan.
b. Mengintegrasikan dan mengoordinir tugas - tugas fungsional, teknikal, dan unit-unit
organisasi yang terlibat dalam aktivitas pengembangan produk dari waktu ke waktu.
c. Memantau usaha - usaha pengembangan agar mampu memenuhi tujuan
perusahaan dengan cara seefektif dan seefisien mungkin.
d. Merancang dan mengembangkan berbagai kapabilitas yang dibutuhkan agar dalam
jangka panjang usaha pengembangan produk dapat menjadi keunggulan tersendiri
bagi perusahaan.
Menurut Kotler (2009), ada delapan proses pengembangan produk baruyaitu
mencakup: pemunculan gagasan (ideageneration), penyaringan gagasan
(ideascreening), pengembangan dan pengujiankonsep (concept development and
testing),pengembangan strategi pemasaran (marketingstrategy development),
analisis bisnis(business analysis), pengembangan produk(product development),
pengujian pasar(market testing), dan komersialisasi(commercialization).

Banyak perusahaan semakin menyadari bahwa pengembangan produk baru


dan perbaikan produk secara terus menerus merupakan kunci pertumbuhan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaiingan modern, perusahaan
yang tidak melakukan usaha inovasi dan mengikuti teknologi akan menghadapi
resiko besar untuk kehilangan pasarnya.Maning-masing perusahaan mungkin
menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengembangkan produk baru, tetapi
langkah-langkah yang diikuti dalam pengembangan produk biasanya adalah sama.

2.3 Penentuan Lokasi


a) Faktor Penentu Lokasi

Penentuan lokasi industry menurut Sudarsono (2014) melibatkan beberapa


aspek secara teori akan diperoleh lokasi yang paling efisien, sehingga hal tersebut
akan menarik produsen atau beberapa produsen untuk menjadikan suatu lokasi
industri yang terkonsentrasi secara spasial. Dalam menetapkan lokasi industri harus
melalui berbagai pertimbangan guna menentukan kalkulasi yang benar mengenai
biaya investasi dan biaya produksi, perusahaan harus memanfaatkan berbagai
keahlian menyangkut teknis bangunan , ahli daya dukung lahan , ahlipermesinan,
hingga ahli di bidang riset pasar, ahli manajemen, sisiologi, dan ahli di bidang
pemerintah atau ahli hukum.

Menurut Sutrisno (2013), dalam perencanaan tempat kedudukan


perusahaan, terutama untuk perusahaanperusahaan yang membuat barang,
terdapat berbagai unsur yang harus dipertimbangkan yang seluruhnya dapat
dikelompokkan atas:

1. Bahan-bahan (materials)
Bahan-bahan (materials) adalah berbagai jenis bahan berwujud yang
dibutuhkan untuk diolah atau diubah menjadi barang-barang
jadi.Pengolahan itu sendiri adalah pengubahan dan/ atau penggabungan
bahan-bahan tersebut. Bahan- bahan ini dibedakan menjadi bahan-
bahan baku dan bahan-bahan pembantu. Bahan-bahan baku (raw
materials) merupakan bahan yang penting di dalam kegiaatan
pengolahan dan merupakan bagian utama brang jadi. Sebagai contoh,
rotan adalah bahan utama, dan merupakan bagian utama, sebuah
perabot rotan. Bahan-bahan pembantu (utilities) adalah berbagai jenis
bahan yang bukan merupakan bahan utama dalam pengolahan dan
bukan merupakan bagian utama barang jadi yang dihasilkannya, akan
tetapi sangat dibutuhkan di dalam kegiatan pengolahan tersebut. Sebagai
contoh, paku dan lem adalah bahan-bahan pembantu yang diperlukan di
dalam pembuatan sebuah perabot rotan.

2. Tenaga Kerja (labor)


Dalam hal ini adalah tenaga kerja manusia yang dibutuhkan untuk
mejalankan berbagai jenis sarana atau peralatan operasi dan
produksi.Tenaga kerja manusia dapat juga dibedakan atas tenaga kerja
yang memiliki keahlian keilmuan (white collar workers), serta tenaga kerja
yang memiliki keterampilan kerja (blue collar workers).Kemudian setiap
jenis tenaga kerja itu masih dapat pula dibedakan atas tenaga kerja ahli
(skilled workers), tenaga kerja setengah ahli (semiskilled wokers) dan
tenaga kerja bukan ahli (unskilled workers).
3. Tenaga atau daya (power)
Tenaga atau daya (power) adalah sumber tenaga yang dibutuhkan di
dalam kegiatan operasi dan produksi.Tenaga listrik (electrical power)
adalah jenis tenaga yang selalu dibutuhkan.Untuk berbagai jenis kegiatan
pengolahan, tenaga listrik ini bahkan merupakan sumber tenaga yang
utama.Tenaga listrik ini juga dibutuhkan untuk keperluan penerangan.
Persediaan air (water supply) adakalanya juga menjadi pertimbangan
utama di dalam penentuan tempat kedudukan srana pengolahan,
terutama jika air merupakan bahan yang sangat penting di dalam
kegiatan pengolahan tersebut. Sebagai contoh, air digunakan sebagai
bahan pembantu untuk membersihkan rotan.
1. Pajak (Tax)
Pajak (tax) adalah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemerintah, yang merupakan bagian dari biaya yang harus dikeluarkan
di dalam kegiatannya.
2. Lingkungan (environment)
Lingkungan (environment) adalah hal-hal di luar perusahaan
(external) yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan
tetapi sangat mempengaruhi jalannya perusahaan tersebut.Ke dalam
unsur lingkungan ini termasuk adat dan budaya masyarakat yang
mempengaruhi pandangan dan penerimaan mereka terhadap
keberadaan perusahaan.Lingkungan ini juga meliputi peraturan
pemerintah air, udara, dan tanah, perpindahan penduduk, dan
pemeliharaan hutan.

Di dalam praktik banyak dijumpai lokasi sebuah perusahaan kurang


memperhatikan perencanaan tata ruang dan peruntukan lahan dari
pemerintah.Akibatnya, terdapat perusahaan yang terpaksa harus
melakukan relokasi pabriknya. Apabila yang demikian itu terjadi, maka
perusahaan akan menderita kerugian, baik kerugian finansial maupun
kerugian waktu, reputasi, dan nama baik. Dari sisi finansial, investasi
dalam jumlah besar yang telah dikeluarkan untuk pembelian tanah lokasi,
pembangunan gedung pabrik dan gedung administrasi, penataan alat,
dan sebagainya harus dikorbankan, dan selanjutnya harus mengadakan
yang baru sebagai penggantinya.
b) Metode Penentuan Lokasi
Menurut Yusuf (2013), salah satu metode penentuan lokasi industry
yaitu Metode AHP yaitu memakai persepsi manusia yang dianggap ahli
sebagai input utamanya, selain itu metode ini memperhitungkan hal-hal
kuantitatif dan kualitatif serta memiliki skala perbandingan yang jelas, bersifat
resiprokal dan hasil keputusan mudah dianalisis. Prinsip Analytic Hierarchy
Process, Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) menyelesaikan masalah
dengan memecah ke dalam kelompok-kelompoknya kemudian diatur menjadi
suatu bentuk hirarki. Metode ini memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan
kualitatif serta memiliki skala perbandingan yang jelas, bersifat resiprokal dan
hasil keputusan mudah dianalisis. Pengambilan keputusan dalam AHP
didasarkan atas 3 (tiga) prinsip dasar :
a. Penyusunan hirarki, merupakan langkah untuk mendefinisikan masalah
yang rumit dan kompleks, sehingga menjadi jelas dan rinci. Keputusan
yang diambil ditetapkan sebagai tujuan, yang dijabarkan menjadi kriteria-
kriteria yang lebih rinci hingga mencapai suatu tahapan yang paling
terukur.Hirarki tersebut memudahkan pengambil keputusan untuk
memvisualisasikan permasalahan dan faktor-faktor terkendali dari
permasalahan tersebut, serta disusun berdasarkan pandangan dari pihak
yang memiliki keahlian dan pengetahuan di bidang yang bersangkutan.
b. Penentuan prioritas adalah melalui penentuan suatu nilai yang relatif pada
suatu level yang mempunyai dampak pada nilai level diatasnya. Pada
dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan
menggunakan suatu matriks.Perbandingan berpasangan dimulai dari
tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar
pembuatan perbandingan.
c. Konsistensi logika, prinsip pokok yang menentukan kesesuaian antara
definisi konseptual dengan operasional data dan proses pengambilan
keputusan adalah konsistensi jawaban dari para responden. Konsistensi
tersebut tercermin dari penilaian kriteria dari perbandingan berpasangan.
Jawaban para responden dalam menentukan prioritas merupakan prisip
pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengembilan
keputusan.

Selain itu, menurut Onggo (2013) Sistem Pendukung Keputusan


adalah sistem yang digunakan untuk membantu dalam penyelesaian
masalah dan dukungan keputusan.Metode Promethee adalah suatu metode
penentuan urutan dalam analisis multikreteria.Metode ini dapat digunakan
untuk penentuan lokasi usaha dengan berbagai kriteria penentuan.
Promethee yang merupakan singkatan dari Preference Ranking Organization
Methods for Enrichment Evaluations adalah metode outranking yang
menawarkan cara yang fleksibel dan sederhana kepada user (pembuat
keputusan) untuk menganalisis masalah-masalah multikriteria . Tipe
preferensi yang digunakan dalam promethee adalah sebagai berikut :

a. Kriteria biasa (Usual Criterion)

0 jika d = 0

1 jika d 0

dimana d = selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)}

Pada kasus ini tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika hanya jika
f(a) = f(b). Apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai
berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif
yang memiliki nilai lebih baik.

Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal adalah terletak pada
suatu tempat yangmampu memberikan total biaya produksi yang
rendah dan keuntungan yangmaksimal. Dengan kata lain lokasi yang
terbaik dari suatu pabrik adalah lokasidimana unit cost dari proses produksi
dan distribusi akan rendah, sedangkan hargadan volume penjualan produk
akan mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnyabagi
perusahaan. Pemilihan lokasi pabrik merupakan suatu keputusan
yangpenting karena kekeliruan yang dibuat tidaklah mungkin dengan segera
dikoresi tanpakehilangan investasi yang sudah ditanamkan.

2.4. Manajemen Bahan Baku


Persediaan menurut Tuerah (2014) merupakan kekayaan perusahaan yang
memiliki peranan penting dalam operasi bisnis, sehingga perusahaan perlu
melakukan manajemen proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi
keadaan maupun tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk
mencapai sasaran akhir, yaitu untuk meminimalisasi total biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan. Dalam sistem
manufaktur maupun non manufaktur, adanya persediaan merupakan faktor yang
memicu peningkatan biaya. Penetapan jumlah persediaan yang terlalu banyak akan
berakibat pemborosan dalam biaya simpan, tetapi apabila terlalu sedikit maka akan
mengakibatkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
jika permintaan lebih besar daripada permintaan yang diperkirakan. Pengendalian
persediaan bahan baku sangatlah penting dalam sebuah industri untuk
mengembangkan usahanya karena akan berpengaruh pada efisiensi biaya,
kelancaran produksi dan keuntungan usaha itu sendiri. Adanya persediaan
diharapkan dapat memperlancar jalanya proses produksi suatu perusahaan.

Terdapat berbagai macam jenis persediaan, setiap jenis mempunyai


karakteristik yang berbeda. Persediaan jenisnya dapat dibedakan menurut Wijaya
(2016) sebagai berikut:

1. Persediaan bahan baku (Raw Material Stock)


Persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam
proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam
ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku
bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya.
2. Persediaan bagian produk (Purchased part)
Persediaan barang-barang yang terdiri dari part atau bagian yang
diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling
dengan part lain, tanpa melalui proses produksi.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan
(Supplies Stock)
Persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlihatkan
dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang
dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen dari barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (Work in
process / progress stock)
Persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam
satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (Finished goods stock)
Barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik
dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.

Menurut Puspika (2013),Analisis EOQ adalah analisis yang digunakan untuk


menentukan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis setiap kali
pembelian .Metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimal
mungkin, biaya rendah, dan mutu yang lebih baik.Perencanaan dengan metode
EOQ akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak
mengganggu proses produksi perusahaan karena adanya efisiensi persediaan
bahan baku dalam perusahaan yang bersangkutan. Selain itu juga dengan adanya
penerapan metode EOQ, perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan,
penghematan ruang untuk gudang, dan masalah yang timbul dari banyaknya
persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena
persediaan yang ada di gudang. Perhitungan EOQ dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan :

EOQ = Jumlah optimal barang per pemesanan (Q*) (Kg)

D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit

S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan

H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun

Istilah persediaan menunjukkan barangbarang yang dimiliki perusahaan


untuk dijual dalam operasi normal perusahaan manufaktur termasuk pula barang
dalam proses atau barang yang digunakan dalam proses produksi. Dari definisi
persediaan diatas, dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan aset atau barang
yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang jadi yang akhirnya akan dijual.

2.5. Penyusunan Peralatan Perusahaan


Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata
letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout) merupakan
tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas utama maupun fasilitas produksi lainnya,
guna menunjang kelancaran proses produksi (Kristinawati, 2000).
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas
pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang
kelancaran proses produksi. Tata letak fasilitas berhubungan dengan
perencanaan penyusunan fasilitas fisik serta jumlah kebutuhan tenaga kerja
dalam menghasilkan suatu produk. Sedangkan peranan tata letak fasilitas
adalah untuk membentuk aliran material ataupun tenaga kerja menjadi lancar
dan minimum sehingga proses produksi dapat berlangsung secara efisien.
2.5.1 Desain fasilitas bangunan
Desain fasilitas bangunan adalah hal penting pada perusahaan demi
kelancaran dalam pemeliharaan bangunan dan seisinya, termasuk personalia.
Dengan diaturnya desain fasilitas bangunan akan berefek pada aspek teknis
perusahaan lebih lancar dan tertata untuk melayani atau memelihara segala
fasilitas yang ada diperusahaan tersebut.Namun, sejalan dengan meluasnya
pandangan rekayasawan industri kea rah kegiatan fasilitas fisik, sekarang ini,
rekayasawan menjadi paham bahwa hampir semua kegiatan yang mempunyai
arti akan menuntut fasilitas fisik, dan sering kali fasilitas seperti itu dapat dan
harus direncanakan dan dirancang mengikuti prinsip dan aturan yang hamper
sama dengan yang digunakan dalam tataletak pabrik. Maka, dia mulai
menggunakan metodologi dalam rancangan tadi bagi tiap fasilitas fisik-
sehingga, perancangan fasilitas merupakan satu istilah yang penting bagi
penyusunan unsure fisik untuk pergudangan, kantor pos, toko, restoran, rumah
sakit, rumah, atau bahkan pabrik (Apple, 1990).
Pabrik sebagai tempat dilaksanakannya aktifitas kerja dalam pembuatan
suatu barang maupun jasa, perlu direncanakan dengan matang karena fasilitas
mesti ada didalamnya cukup banyak dan saling keterkaitan antara satu sama
lain. Desain fasilitas adalah analisis, bentuk konsep, desain serta wujud sistem
bagi pembuatan barang maupun jasa. Umumnya desain ini digambarkan
sebagai rencana dasar. Proses desain ini sangat membutuhkan wawasan yang
luas terhadap objek yang akan didesain. Mendesain fasilitas dalam suatu pabrik
atau perusahaan tidak semena-mena dibuat karena dalam menata letak fasilitas
memiliki tujuan serta keahlian yang nantinya akan digunakan dalam proses
produksi dalam jangka panjang.

2.5.2 Layout Perusahaan


Tata letak merupakan salah satu faktor penting dari suatu kegiatan produksi.
Tujuan dari perancangan tata letak adalah mengetahui keuntungan dari
penataan tata letak yang baik dan kontribusi bagi perusahaan terutama pada
pabrik. Perancangan tata letak yang baru akan dibuat pada tiga alternative
pilihan yaitu perancangan tanpa mengeluarkan biaya, perancangan dengan
mengeluarkan biaya sedikit dan perancangan dengan mengeluarkan banyak
biaya (Kartika, 2014).
Menurut Ahyari (1979), layout pabrik merupakan suatu hal yang
mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktifitas dalam
perusahaan. Penyusunan letak fasilitas produksi yang teratur serta memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditentukan, akan menunjang adanya efisiensi
kerja serta efektifitas pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Layout perusahaan disebut juga tata letak atau tata ruang di dalam
perusahaan. Layout memiliki pengertian yakni cara menempatkan fasilitas-
fasilitas produksi guna memperlancar suatu produksi yang efektif dan juga
efisien. Fasilitas pabrik tersebut dapat berupa mesin, alat produksi, alat
pengangkut bahan, dan peralatan pabrik, serta peralatan yang diperlukan dalam
pengawasan. Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan
kecil akan menghadapi persoalan tata letak. Masalah tata letak merupakan
masalah yang tetap dihadapi oleh perusahaan. Tujuan dari layout perusahaan
adalah meminimumkan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi
dapat berjalan lancer. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya
produksi dan transportasi di dalam pabrik.

2.6 Proses Produksi dan Pengolahan Limbah


Proses produksi harus dipandang suatu perbaikan terus menerus yang
diawali sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk,
pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen.
Selain menghasilkan suatu produk yang bernilai, sebuah pabrik juga
menghasilkan limbah. Limbah tersebut dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan yang berada disekitar bangunan tersebut. Jadi perlu adanya
penanganan yang baik dalam mengelolah limbah yang dihasilkan oleh pabrik.

2.6.1 Proses Produksi


Menurut Apple (1990), setelah keputusan awal dicapai, kegiatan dapat
dianjutkan dengan perencanaan terinci. Hubungan produk-proses harus
dipelajari lebih dalam. Misalnya, seperti digambarkan di atas, terdapat
kebutuhan untuk analisis atas rancangan produk dan spesifikasi produk dengan
tujuan menjamin produk yang:
Fungsional dan melaksanakan fungsi yang diinginkan dengan tepat
Bermutu sesuai yaitu tidak lebih atau tidak lebih buruk dari yang dituntut.
Berpenampilan yang dapat diterima pembeli ketimbang tidak menarik dari
beberapa segi.
Dapat diproduksi Dengan biaya yang bersaing dan dengan harga yang
wajar.
Menurut Ahyari (1979), Proses produksi adalah merupakan suatu cara,
metode maupun teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau
penambahan faedah tersebut dilaksanakan. Erat hubunganya dengan masalah
proses produksi tersebut adalah apasaja masukan (input) dari proses produksi
tersebut serta keluaran (output) apasaja yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
tersebut dengan penyelenggaraan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan.
Proses produksi sangat berpengaruh terhadap hasil dari produk tersebut.
Untuk mencapai standar kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan konsumen,
maka perlu menentukan proses produksi yang paling tepat. Penggunaan
teknologi dalam proses produksi sangat dibutuhkan untuk menghasilkan produk
yang dapat bersaing dengan produk lain..
2.6.2 Pengolahan Limbah
Salah satu jenis air limbah industri yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan adalah air limbah dengan kandungan organik tinggi.
Karakteristik air limbah organik tinggi ditunjukan dengan tingginya parameter
BOD dan COD dalam air limbah. Contoh industri dengan air limbah organik
tinggi adalah industri tapioka, sitrat, asam glutamat, tekstil, bir, alkohol dan lain-
lain. Cara pengolahan air limbah industri yang sesuai agar tidak mencemari
lingkungannya dipilih berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik air limbah
industri tersebut adalah karakteristik fisika, karakteristik kimia dan karakteristik
biologi (Moertinah, 2010).
Menurut Junaidi dan Hatmanto (2006), pengelolaan limbah cair dalam
proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi, volume
limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung
didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat
dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan
hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah - langkah pengelolaan
yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi
limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga
pembuangan limbah produksi (disposal).

Perindustrian di Indonesia telah berkembang sangat pesat dan membantu


perekonomian di negara kita. Perkembangan kegiatan industri yang sering kita
ketahui yaitu industri pengolahan ikan, industri kertas, industri tahu dan lain -
lain. Selain membawa dampak positif, industri juga membawa dampak negatif
seperti limbah yang dihasilkannya. Limbah tersebut dapat berupa limbah cair
maupun padat. Hasil dari pembungan limbah yang sembarangan akan
mencemari lingkungan seperti mencemari tanah dan air. Jika keseimbangan
lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga akan berubah. Oleh
karena itu diperlukan pengolahan limbah padat maupun cair untuk mengurangi
dampak dari limbah industri tersebut.
2.7 PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI

Dalam industri, perencanaan kapasitas produksi sangat dibutuhkan untuk


mengetahui kemampuan jumlah produksi dalam periode tertentu. Selain itu untuk
meningkatkan kapasitas produksi selanjutnya apabila dirasa perusahaan mampu
untuk meningkatkan sejalan dengan permintaan konsumen yang semakin
bertambah.

a. Kapasitas produksi

Kapasitas dapat diartikan sebagai hasil produksi, volume pemrosesan


(throughput) atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan atau diproduksi
oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas merupakan
suatu tingkat keluaran tertinggi yang mungkin dalam suatu periode. Kapasitas dapat
disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang fluktuasi yang dicerminkan
dalam jadual induk produksi.

Kapasitas produksi suatu perusahaan dikelola oleh manajer operasi/produksi


melalui manajemen kapasitas dengan seefektif dan seefisien mungkin. Manajemen
kapasitas dalam organisasi/perusahaan diukur berdasarkan empat kriteria kinerja
utama yakni kualitas, biaya, kecepatan dan fleksibilitas ( Putra dan Chairul, 2015).
Mengelola kapasitas produksi secara efektif adalah hal penting semua industri untuk
mengurangi biaya, memotong pengeluaran modal dan mengurangi margin untuk
bersaing di pasar.

b. Analisa BEP (Break Event Point) dan Kapasitas

Break Even Point atau titik impas merupakan suatu titik yang menunjukkan
bahwa pendapatan total yang dihasilkan perusahaan sama dengan jumlah biaya
yang dikeluarkan, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
mengalami kerugian. Analisis Break Even Point merupakan suatu analisis yang
digunakan oleh manajemen sebagai acuan pemberian keputusan terhadap
perencanaan keuangan, khususnya pada tingkat laba yang ingin dicapai serta
berhubungan dengan tingkat penjualannya.

Analisis Break Even Point sangat bermanfaat untuk merencanakan laba


operasi dan volume penjualan suatu perusahaan. Setelah mengetahui informasi
besarnya hasil titik impas yang dicapai, maka industri dapat melakukan kebijakan,
yaitu menentukan berapa jumlah produk yang harus dijual (budget sales), harga
jualnya (sales price) apabila indutri menginginkan laba tertentu dan dapat
meminimalkan kerugian yang akan terjadi.

Metode perhitungan Break Event Point menurut Ariyanti et.al (2014), sebagai
berikut:

1. Metode Grafik
Menggambarkan suatu titik impas dalam grafik perlu digambarkan adanya
garis penjualan. Penjualan ini merupakan hasil perkalian antara volume
produksi/penjualan (dalam unit) dengan harga jual per unit.

2. Metode Matematis
3. Break Even Point dihitung dengan metode Marjin Kontribusi (contribution margin)
Marjin Kontibusi adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi dengan
biaya variabel Mencari nilai titik impas dengan metode marjin kontribusi yaitu,
jumlah biaya tetap harus dibagi dengan marjin kontribusi yang dihasilkan oleh setiap
unit yang terjual.

2.8 MATERIAL HANDLING

Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material


Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang
meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging),
penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala
bentuknya (Susetyo et . al 2010). Suatu tata letak fasilitas produksi yang optimal
harus didukung dengan kegiatan pemnidahan bahan (material handling) yang baik
(Jawin, 2011).

Pengaturan material handling menurut Ningtyas et.al (2015), yang buruk akan
memberikan dampak yang cukup besar terhadap ongkos produksi yang harus
dikeluarkan, karena dalam kegiatan manufaktur biaya untuk material handling
berpengaruh sebesar 20%-70% dari total ongkos produksi. Ongkos material
handling dipengaruhi oleh ongkos material handling per meter, jarak antar stasiun
kerja yang berhubungan, dan frekuensi pemindahan yang terjadi.

Material handling digunakan dalam penanganan, pengepakan dan


penyimpanan. Hasil produksi yang optimal harus ditunjang oleh material handling
yang baik pula. Selain itu material handling sangat berpengaruh terhadap ongkos
yang dikeluarkan oleh prusahaan.
3.9 pemeliharaan (Maintenance)

Menurut Pudji (2012), pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk


memelihara atau menjaga fasilitas / peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu pengadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Adaapun jenis-jenis dari pemeliharaan yaitu :

1. Preventive Maintanance

Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya


kerusakan atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventive).

2. Corrective Maintanance

Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan


meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standart yang dapat diterima.

3. Pemeliharaan Berjalan

Pemeliharaan yang dilakukan pada saat mesin / peralatan dalam keadaan


bekerja.

4. Predictive Maintenance

Predictive maintenance dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan


atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem pemeliharaan.

5. Breakdown Maintenance

Cara perawatan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.


Pekerjaan perawatan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat - alat, dan tenaga
kerjanya.

Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting


dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di
pasaran. Proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja
setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan
penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yeng teratur
dan terencana. Pemeliharaan atau maintenance merupakan kegiatan
memlihara atau menjaga peralatan/ fasilitas industry dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian/ penggantian yang diperlukan supaya terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncakan. Pemeliharaan lingkungan industri bertujuan untuk memperpanjang
masa pakai peralatan, kenyamanan karyawan saat bekerja dan sebagai
keselamatan kerja. pemeliharaan yang efektif bisa memberi keuntungan bagi
industri tersebut seperti produksi dapat terpenuhi secara maksimal, dapat
meminimalisir resiko kegagalan produk, mengurangi resiko yang dapat
membahayakan lingkungan dan dapat memperkecil biaya per produk.
Pemeliharaan lingkungan industri bertujuan untuk memperpanjang masa pakai
peralatan, kenyamanan karyawan saat bekerja dan sebagai keselamatan kerja.
pemeliharaan yang efektif bisa memberi keuntungan bagi industri tersebut
seperti produksi dapat terpenuhi secara maksimal, dapat meminimalisir resiko
kegagalan produk, mengurangi resiko yang dapat membahayakan lingkungan
dan dapat memperkecil biaya per produk

Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat


dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan. Perkambangan suatu perusahaan
akan merubah struktur organisasi untuk menampung perubahan yang
diperlukan oleh manajemen. Dilapangan, salah satu langkah yang diambil agar
bagian perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram
susunan organisasi. Diagram ini penting untuk dipublikasikan rasa tanggung
jawab serta kerja sama yang kompak dari semua personil yang terlibat di dalam
diagram tersebut, sehingga semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus
bertanggung jawab, menanykan haknya, dan lain-lain (Iswanto, 2008)

Untuk mendukung aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna,
maka keberadaaan suatu organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap
memerhatikan masalah-masalah setempat dengan memerhatikan jenis operasi,
kontinuitas operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin,
dan kondisi tenaga kerja. Dalam pengorganisaasian pekerjaan perawatan, perlu
diselaraskan secara tepat antara factor-faktor keteknikan, geografis dan situasi
personil yang mendukung.

2.10 Peramalan Permintaan Produk

Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa akan


dating melalui pengujian keadaan di masa lalu, sedangkan peramalan
permintaan merupakan tingkat permintaan produk-produk yang diharapkan akan
terealisir untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan dating. Proses
meramalan nantinya akan mendapatkan hasil permalan yang digunakan oleh
manajemen produksi atau operasi dalam pembuatan keputusan-keputusan yang
menyangkut pemilihan proses, perencanaan kapasitas, dan layout fasilitas,
serta untuk keputusan yang bersifat terus-menerus berkanaan dengan
perencanaan, scheduling, dan persediaan (Nasutio, 2008).

Kegiatan peramalann akan permintaan produk merupakan kegiatan yang


perlu dijalankan oleh suatu indutri. Peramalan akan permintaan sangat
diperlukan untuk menyusun rencana pengembangan pada masa periode yang
akan dating, juga sebagai dasar bagi industry untuk rencana perluasan usaha
maupun pembangunan proyek baru. Peramalan permintaan prosuk juga
diperlukan sebagai dasar informasi penting untuk menyusun rencana
pemasaran, anggaran penjualan dan strategi pemasaran.

Perkembangan ekonomi di Indonesia pada saat ini berkembang cukup


pesat. Banyak industri tumbuh berkembang, sehingga mengakibatkan pesaing
makin banyak di dalam indutri, misalnya saja industri pakaian jadi. Seiring
dengan perkembangan zaman dan perubahan budaya, minat konsumen
terhadap fashion makin tinggi. Hal ini menyebabkan permintaan konsumen
terhadap pakaian jadi juga ikut berubah sesuai dengan fashion yang sedang
trend saat ini (Djie, 2013).

Selain melakukan peramalan penjualan, perusahaan juga dapat


menerapkan metode linear programming untuk mengoptimalkan keuntungan
perusahaan. Dengan menggunakan metode tersebut, perusahaan dapat
mengetahui jenis produk mana yang akan diproduksi dalam jumlahtertentu
untuk memaksimalkan keuntungan. Selain itu, perusahaan juga dapat
menggunakan metode analisis pohon keputusan dalam menentukan alternatif
mana yang dapat dilakukan oleh perusahaan, apakah dengan mengurangi
jumlah bahan baku atau meningkatkan kapasitas produksi. Dengan
menggunakan metode tersebut, perusahaan dapat memilih alternatif mana yang
dapat mengoptimalkan laba perusahaan.

Untuk itu, menurut Sodikin (2012) dalamPermadi (2013),mengatakan


peramalan secara teknis dikualifikasikan dalam dua cara yaitu peramalan
kualitatif dan kuantatif.

a. Teknik Peramalan dengan Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data kuantitatif masa


lalu.

Dari data tersebut dicari pola hubungan yang ada.

Berangkat dari asumsi bahwa pola hubungan berlanjut terus pada masa
yang akan datang.

Metode kuantitatif ini cocok dipakai pada kondisi yang stastis, jelas, dan
tidak memerlukan human mind.

Dengan metode kuantitatif ini, ketelitian ramalan dapat diprediksi sejak


awal sebgai bahan pengambilan keputusan.

Atas dasar hal tersebut diatas, metode kuantitatif ini lebih disukai.

b. Teknik Peramalan dengan Metode Kualitatif

Data tidak tercatat

Yang diramalkan adalah hal baru

Situasi turbulen dan memerlukan human mind


Kesalahan permalan tidak dapat diprediksi

2.11 Menciptakan Pasar Hasil Produksi

Pasar hasil produksi adalah bentuk proses pemasaran dari produk produk
yang dihasilkan. Perlunya pemasaran yaitu mengetahui tanggapan yang diberikan
konsumen mengenai ciri ciri, keinginan, dan kemampuannya. Sehingga
pemasaran menjadi jembatan antara produsen dan konsumen yang menentukan
suksesnya suatu usaha. Hal ini termasuk perencanaan, menentukan harga,
promosi, dan distribusi barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan
pelanggan.

a. Konsep pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu


dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga
barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi,
pemasaran, dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan
produksi dan konsumsi ( Hartono dkk,2012).
Kotler (2012:17) memberikan definisi konsep pemasaran sebagai berikut : Konsep
pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi
efektif daripada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

Perusahaan melalui konsep pemasaran akan berhasil bilamana berpijak pada tiga
faktor dasar yang meliputi :

1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan haruslah berorientasi pada


konsumen atau pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan dapat dicapai, melalui pemuasan
kebutuhan konsumen.
3. Seluruh kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan diintegrasikan,
agar dapat memberikan kepuasan optimal kepada konsumen.

Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang beranggapan


bahwa peran pokok suatu perusahaan adalah memperhatikan kebutuhan dan
penilaian pasar. Hal ini menjadi sasaran yang digunakan untuk melihat kondisi
pasar dan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan. Sehingga tujuan untuk
mencapai kepuasan konsumen dan keinginan pasar dapat tercapai. Selain itu juga
meningkatkan keberdayagunaan dan berhasil mencapai persaingan pasar.

b. Bauran pemasaran

Menurut Lupiyoadi (2006:70), Bauran pemasaran merupakan alat bagi


pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strate gi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses. Ada empat inti bauran pemasaran, yaitu : product,
Price, Place,dan Promotion, tetapi kemudian ditambah lagi dengan People, Process,
dan Customer Service.

Menurut Kotler (2001), bauran pemasaran adalah seperangkat alat


pemasaran taktis dan terkontrol, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan target market. Bauran pemasaran terdiri dari
segala kemungkinan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok yang dikenal dengan Four P, yang terdiri dari Product
(Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), Promotion (Promosi).
Marketing mix atau bauran pemasaran sangat penting diperhatikan pada saat
awal pembentukan bisnis. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi
unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya
tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik
produk yang ditawarkan.

2.12 Dasar Dasar Periklanan

a. Media Periklanan

Menurut Pujiyanti (2003), di-era perdagangan bebas merupakan masa


persaingan produsen dalam memasarkan produknya. Produsen menginginkan
pada era tersebut produknya dapat diterima masyarakat secara luas. Agar
produknya sampai ke konsumen maka perlu informasi yang jelas melalui media
periklanan. Kejelasan informasi pada segmen pasar terhadap produk yang
diiklankan akan menghasilkan tanggapan positif dari konsumen yang tentunya
akan mendapatkan keuntungan bagi produsen. Promosi melalui media
periklanan sangatlah efisien karena menggunakan biaya rendah dan mempunyai
daya bujuk (persuasif) yang kuat. Promosi melalui periklanan sangatlah efektif
karena dapat memberikan informasi yang jelas terhadap produk pada segmen
tertentu. Iklan mengarahkan konsumen dalam menyuguhkan produk sehingga
dapat diyakini untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Fungsi iklan dalam
pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Kegiatan periklanan berperan dalam
pemasaran suatu produk. Diantaranya adalah : Menginformasikan suatu produk
ke public, Menarik perhatian konsumen terhadap suatu produk.Terdapat
berbagai macam media iklan seperti radio dan televisi. Pesan atau promosi
yang disampaikan dibuat semudah mungkin agar dapat dipahami oleh
konsumen atau seunik mungkin untuk menarik minat konsumen. Iklan
merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui
berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk
menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto.2001).
Dalam periklanan, pesan yang disampaikan secara cepat kepada konsumen
atau khalayak yang luas dan tersebar, dimana pesan yang disampaikan melalui
media elektronik (radio, TV) dan media cetak (surat kabar, majalah), karena
media faktanya muncul untuk meyakinkan tingkah laku, nilai dan maksud
pengirim adalah kepentingan lebih besar dari pada penerima. Dalam komunikasi
massa, komunikasi yang terjadi adalah satu arah, dalam hal ini dari produsen ke
konsumen. Produsen atau pengiklan seringkali merubah paradigma lama dan
menepatkan calon konsumen kedalam subjek, bukan objek, padahal
sebenarnya iklan di buat untuk kepentingan produsen, namun seolah-olah
dibalik bahwa iklan itu dibuat untuk kepentingan konsumen.
3.RANCANGAN PABRIK

3.1 Pembentukan Organisasi Perusahaan


Rumput Laut merupakan salah satu hasil kekayaan perikanan dan kelautan
yang melimpah. Untuk pemanfaatan akan kekayaan rumput laut yang melimpah
maka didirikan PT. Agar Makmur Jaya. PT. Agar Makmur Jaya merupakan salah satu
perusahaan agar agar yang berbentuk perseroan terbatas didirikan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yakni khususnya rumput laut dan memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat selain itu juga diharapkan mampu memanfaatkan
sumber daya manusia yang ada. PT. Agar Makmur Jaya terletak di Gresik.

Untuk menjalankan dan memaksimalkan produksi dalam suatu perusahaan


maka dilakukan adanya pembentukan organisasi perusahaan. Dengan struktur
organisasi yang jelas tentu akan meminimalkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan
karena setiap orang/pekerja/karyawan sudah tertera jelas bagaimana tugas dan
tanggungjawabnya yang akan dilakukan pada perusahaan. PT. Agar Makmur Jaya
akan menggunakan bentuk organisasi garis dan staf yang dapat terlihat seperti
berikut:

Pimpinan Perusahaan Saham

DR
DJHDSDA
DS

Ka. Bag Staf ahli Ka. Bag Staf ahli

Ka.Si Ka.Si Ka. Si Ka.Si

Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor

.,S.Si.,M.Si.

Para buruh

Gambar Struktur Organisasi

sitas, persediaan, tenaga


Pimpinan
kerjaPerusahaan
dan mutu/kualitas selama produksi. Kepala bagian produksi akan di pegang oleh
Pemimpin perusahaan atau dikenal sebagai Direktur Perusahaan. Pimpinan
operasional di bawah wewenang Peri Setiawati
Perusahaan S.SE.,
pada PT. Agar M.,Si.Jaya merupakan pendiri perusahaan atau
Makmur
pemilik perusahaan yang tunggal. Perusahaan ini akan di pimpin oleh Dr.
yaitu Putri Dwi Lestari S.Si.
Ir.Muh. Ismunandar Ys S.E.,S.Pi.,M.Pi.
Pemilik Saham
n besarnya berasal dari lingkungan sekitar perusahaan.
Pemilik saham merupakan salah satu penunjang keberlangsungan
perusahaan. Dalam hal ini, saham dari PT. Agar Makmur Jaya berasal dari
dalam negri dan luar negri dengan presentase 35%. Pemilik saham adalah
Inessa Putri Ayu Permata, M.Pi
Kepala Bagian
Pada perusahaan PT. Agar Makmur Jaya dibagi menjadi dua yaitu kepala
bagian produksi (Personalia) dan Kepala bagian operasional. Tugas dan
tanggungjawab sebagai kepala bagian produksi antara lain pada proses
produksi barang dan jasa, besarnya kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan
mutu/kualitas selama produksi. Kepala bagian produksi akan di pegang oleh
Dr. Inessa Putri Ayu Permata, M. Pi . Sedangkan pada Kepala bagian
bertanggungjawab terhadap kegiatan yang berada di perusahaan dengan hal
ini mengolah dan mengatur agar perusahaan stabil dan berada dalam zona
aman. Kepala bagian operasional berada dalam tanggungjawab IAlif Fiqriah,
M.Pi.
Staf Ahli
Staf ahli PT. Agar Makmur Jaya terbagi menjadi dua bagian yaitu pada
produksi dan operasional. Pada bagian produksi bertugas terhadap tim
processing, tim packing , tim teknisi limbah dan uji laboratorium oleh Sri Wulan
Hidayati S.P.,S.Si.,M.SE dan staf ahli pada operasional di bawah wewenang
Intan Rahma Widyastuti S.SE., M.,Si.
Mandor
Bertugas dalam mengawasi dan menilai dari kinerja karyawan. Setiap masalah
dari karyawan menjadi tanggungjawab mandor. Sehingga mandor harus dapat
mengayomi, membimbing dan mengarahkan karyawan. Coordinator mandor
PT. Agar Makmur Jaya yaitu Halimatus Sadiyah, S.Si.
Karyawan
Karyawan dalam organisasi perusahaan termasuk dalam anggota dari
perusahaan. Sehingga selain harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang diterima dalam perusahaan. Karyawan dalam PT. Agar Makmur Jaya
berjumlah 100 orang yang sebagian besarnya berasal dari lingkungan sekitar
perusahaan.

3.1 Perencanaan Produk


Dalam proses ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu proses
perencanaan produk, siklus pengembangan produk dan proses pengembangan
produk. Hal ini dilakukan karena spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.
a. Perencanaan Produk
Agar- agar merupakan komoditi yang sudah lama ada dan dikenal di
Indonesia. Kata agar agar sendii berasal dari bahasa melayu yang artinya rumput
laut (Winarno, 1990). Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah
pantai terpanjang dan terluas di dunia, dan memanfaatkan berbagai sumber daya
pesisir yang ada. Salah satunya adaah rumput lau yang beberapa tahun ini sudah
dikembangkan dan dibudidayakan sebagai pertanian pantai. Rumput laut Indonesia
mempunyai harga sangat tinggi di pasaran dunia, bukan hanya karena komposisi
kimia didalamnya memenuhi persyaratan (seperi agar agar, karagenan, dsb) tetapi
karena wilayah perairan tempat ganggang laut tersebut tumbuh rata rata belum
tercemar limbah baik yang datang dari pencemar domastic (rumah tangga) ataupun
pencemar non domestic (pabrik, industri, dsb).
Rumput laut khusunya rumput laut merah dan coklat adalah salah satu
tumbuhan yang memiliki nilai ekonomis untuk industri karena merupakan bahan
baku yang luas penggunaanya. Salah satunya rumput laut ini mengandung agar
yang apabila diolah lebih lanjut lagi dapat menghasilkan agar agar yang banyak
digunakan dalam industri makanan, farmasi, makanan hewan, dan industri - industri
lain. Untuk itu sangat disayangkan sekali apabila rumput laut Indonesia hanya
dieksport sebagai bahan mentah saja tanpa mengolahnya sendiri menjadi produk
produk (bahan bahan kimia lain) yang dapat digunakan dalam berbagai industri.
Dari tahun ke tahun perkembangan industry di Indonesia mengalami
peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan kemajuan ini
menyebabkan kebutuhan bahan baku ataupun bahan pendukung dala industry akan
mengalami kenaikan pula. Dewasa ini kebutuhan akan agar agar terus mengalami
peningkatan sejalan meningkatnya kebutuhan industry industry di Indonesia.
Dilihat dari pengingkatan akan industry ini dari tahun ke tahun dan jumlah industry
yang memproduksi agar agar relative sedikit maka tujuan untuk memenuhi
kebutuhan agar agar akan teratasi baik kebutuhan dari dalam ataupun dari luar
negeri.

b. Siklus Pengembangan Produk


Agar Gelidium adalah hasil dari ekstraksi Glacilaria Spp. dengan HCl
kemudian
dikeringkan dan dihaluskan sebagai produk akhir tepung agar-agar yang berkualitas
baik dan dikemas secara higienis dengan kemasan yang menarik. Agar-agar ini
diproduksi oleh PT. Agar Makmur Jaya dengan 5 varian rasa yaitu lemon,
strawberry, apel, mangga dan sirsak. Berikut ini merupakan siklus hidup agar-agar
antara lain :
Tahap Perkenalan
Agar Gelidium adalah produk pertama dari PT. Agar Makmur Jaya yang
berdiri tahun 2017. Agar Gelidium akan dilaunching pada awal tahun 2018 dengan
menggunakan kemasan penyimpanan yang higenis dengan tujuan untuk
menunjukkan kepada konsumen bahwa produk perusahaan kami benar-benar
higenis dan terjaga kualitasnya. Promosi akan kami lakukan melalui media masa,
spanduk di pinggir jalan, mobil yang nantinya akan di cat produk, dan mengadakan
ataupun mengikuti event. Selain itu juga dilakukan penyebaran brosur, pamflet dan
juga pemasangan iklan di tempat yang strategis. Selanjutnya, produk dijual dan
dipromosikan kepada masyarakat sekitar dan tempat-tempat pendidikan di sekitar
pabrik, dan juga bekerja sama dengan pihak-pihak yang sering mengadakan event-
event besar untuk mempromosikan produk kami pada event-eventyang
diselenggarakan. Strategi penjualan kami adalah menjual produk dengan harga
dibawah produk sejenis, kemudian menaikkan harga setelah mendapatkan
konsumen atau peminat yang banyak. Pada tahap perkenalan ini akan berlangsung
selama sekitar 1 tahun.
Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan, promosi masih dilakukan tetapi tidak seagresif
seperti tahap perkanalan dan tujuan iklan nantinya bukan lagi untuk mengenalkan
produk kami tetapi meyakinkan konsumen bahwa produk yang kami buat memiliki
kualitas yang baik dan lebih unggul dari produk perusahaan lain. Dan ketika berada
di tahap ini, konsumen mulai mengenal produk yang dibuat oleh perusahaan kami
dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi
yang semakin kuat. Dapat dilakukan juga dengan dilakukanperbaikan kualitas pada
produk. Sehingga, antara pengenalan dan perbaikan produk menjadi faktor
pendorong dalam hal pertumbuhan produk. Dengan adanya perbaikan dan
penigkatan kualitas dari produk tersebut diharapkan dapat menarik para konsumen
untuk membeli produk tersebut lebih banyak. Selain itu juga produk tersebut dapat
menjadikan icon di kalangan masyarakat luas dengan kulaitas yang terbaik.
Sehingga para kalangan masyarakat ketika membeli produk tersebut, bukan karena
kebutuhan tetapi sebagai keinginan.
Tahap Kedewasaan
Ditahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan
ditandainya dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka
penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan strategi untuk menarik
perhatian konsumen dan para pedagang yang berkontribusi dengan perusahaan
kami. Ketika konsumen mengalami titik jenuh dengan produk kami, inovasi yang
akan dilakukan adalah menambah varian rasa pada Agar Gelidium yakni coklat,
vanilla, mocca dan susu. Selain itu kami juga akan mengganti desain kemasan
sehingga dapat menarik perhatian dari konsumen.
Tahap Penurunan
Akibat dari mengeluarkan varian rasa dan kemasan yang baru dengan
tampilan yang lebih menarik, maka selera konsumen mulai berubah. Konsumen
akan lebih menyukai dengan varian rasa dan kemasan yang baru. Hal ini akan
membuat penjualan Agar Gelidium varian rasa buah dengan kemasan lama
menurun drastis sehingga Agar Gelidium dengan kemasan botol tidak mampu lagi
bersaing. Hal itu karena ada titik dimana para pembeli akan mengalami kejenuhan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pada perusahaan kami melakukan sebuah
inovasi baru, baik dari segi rasa, kemasan, kualitas dan tambahan bahan-bahan
pada produk. Tujuan dari inovasi ini adalah untuk tetap menjaga kepercayaan
konsumen terhadap produk kita.

c. Proses Pengembangan Produk


Perlunya pengembangan produk baru dalam industri Agar - agar PT. Agar
Makmur Jaya menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam industri.
Mengingat perkembangan, keinginan dan trend pasar yang berubah tentu akan
menuntut pada pengembangan produk. Untuk itu perlu adanya inovasi dan
kreatifitas yang perlu di kaji dan dilakukan penelitian untuk mendapatkan produk
yang baru. Selain penambahan varian rasa tentu harus ada inovasi produk yang
baru untuk jangka kedepannya. Sehingga produk tetap mendapat kesetiaan dari
konsumen. Berikut adalah tahapan proses pengembangan produk baru yaitu :
Desain Produk Akhir

Desain Proses Pendahuluan

Gambar Proses Pengembangan Produk Baru

Tahapan proses pengembangan di atas untuk produk minyak ikan Agar


Gelidium adalah sebagai berikut:
Pencarian Gagasan
Seleksi Produk
Perencanaan HalKapasitas
ini terkaitPerencanaan
dengan kemajuan pasar/teknologi
Produksi Scheduling dan perkembangan teknologi.
Untuk mengembangkan produk baru langkah pertama adalah melakukan
Desain Produk identifikasi
Pendahuluan dengan riset pasar yang dilakukan oleh pekerja distributor.
Gagasan lain juga dapat dilakukan dengan mengidentifikasi produk dari
perusahaan lain yang bersangkutan untuk mnegetahui bahan apa saja yang
Pengujian pada produk tersebut sehingga perusahaan kita mendapat ide
digunakan
untuk membuat produk baru.
Seleksi Produk
Desain Produk
Gagasan Akhiryang telah di identifikasi selanjutnya akan di seleksi
- gagasan
dengan kriteria antara lain potensi pasar (persaingan), kelayakan finansial dan
kesesuaian operasi. Untuk metode yang digunakan pada PT. Agar Jaya
Makmur
Produksidengan
Produkcara
Barumetode daftar penilaian dan analisis finansial.
(jasa/barang)
Desaign Produk Pendahuluan
Setelah menentukan produk yang layak, dibutuhkan dan sekiranya dapat
diterima konsumen sebagai pengembangan produk baru perusahaan
selanjutnya adalah dengan membuat desaign baru pada produk tersebut.
Desaign ini dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk menarik konsumen
misalnya dengan membuat kemasan yang menarik dengan
mempertimbangkan trade offs nya.
Testing (Pengujian)
Tahap selanjutnya adalah sampel tersebut kemudian dilakukan pengujian
kualitas dan kuantitas serta pemasarannya. Sampel produk dapat diberikan
kepada karyawan buruh atau konsumen secara langsung dengan memberikan
harga dibawah normal atau diberikan secara gratis dengan menambahkan
pada produk sebelumnya.
Desaign Produk Akhir
Produk yang dirasa mampu diterima oleh konsumen ini dan disepakati oleh
pihak perusahaan untuk dijadikan produk keluaran terbaru selanjutnya
dilakukan desaign yang telah dibuat di analisa kekurangan dan kelebihannya
untuk diproduksi secara massal( tambahin spesifik yg mw di inovasikan) .
3.3 Penentuan Lokasi

a) Faktor Penentuan Lokasi

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pabrik Pembuatan agar agar


ini direncanakan berlokasi di daerah Gresik ,JawaTimur. Dasar pertimbangan
dalam pemilihan lokasi pabrik adalah :

a. Bahan baku
Bahan baku direncanakan diperoleh dari pabrik disekitarnya Gresik
,JawaTimur. baku Rumput laut juga dapat diperoleh dari petani rumput laut
yang ada di Gresik ,JawaTimur.
b. Transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan
darat maupun laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini
merupakan kawasan industri gas, yang telah memiliki sarana pelabuhan dan
pengangkutan darat sehingga pembelian bahanbaku dan pelemparan produk
dapat dilakukan melalui jalan darat maupun laut.
c. Pemasaran
Kebutuhan agar agar terus menunjukan peningkatan dari tahun ketahun
dengan semakin banyaknya industry kimia berbasis natrium alginate
sehingga pemasarannya tidak akan mengalami hambatan. Selain itu daerah
ini merupakan daerah industri sehingga produknya dapat dipasarkan kepada
pabrik yang membutuhkannya di kawasan industry tersebut atau kepada
pabrik lain yang ada di Indonesia.
d. Kebutuhan air
Air yang dibutuhkandalam proses diperolehdarisungai yang ada di Gresik
,JawaTimur yang mengalir di sekitarpabrikuntuk proses, sarana utilitas dan
keperluan rumah tangga
e. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah factor
penunjang yang paling penting. Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah
menggunakan generator diesel yang bahan bakarnya diperoleh dari
Pertamina. Selain itu, kebutuhan tenaga listrik juga dapat diperoleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Gresik ,JawaTimur.
f. Tenaga kerja
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para
pencari kerja. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari
berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
g. Biaya untuk lahan pabrik
Lahan yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga
yang terjangkau.
h. Kondisi Iklim dan Cuaca
Seperti daerah lain di Indonesia, maka iklim di sekitar lokasi pabrik relative
stabil. Pada setengah bulan pertama musim kemarau dan setengah bulan
kedua musim hujan. Walaupun demikian perbedaan suhu yang terjadi
relative kecil.
i. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah sekitar memang dikhususkan
untuk daerah pembangunan industri.
j. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
agar agar karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagimereka.
Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu
keselamatan dan keamananmasyarakat di sekitarnya.
b) Metode Penentuan Lokasi
Metode yang digunakan PT. Agar Makmur Jaya Indonesia untuk
menentukan lokasi industry antara lain :
Metode Perbandingan Alternatif Lokasi
Suatu metode untuk memilih dari beberapa alternatif dengan
mengevaluasi besarnya derajat relatif pentingnya setiapfaktor keputusan
lokasi . PT. Agar Makmur Jaya Indonesia dalam pertimbangan pemilihan
lokasi berdasar atas 5 faktor. Untuk setiap faktor di beri penilaian 1 10.
Distribusi beberapa nilai ini kemudia di rata rata untuk mendapatkan
distribusi gabungan. Daerah lokasi untuk lokasi pembangunan PT. Agar
Makmur Jaya memilih daerah Gresik, Pasuruan dan Surabaya .

Biaya Letak Biaya


Alternatif Pasar
Tenaga Sumberdaya (pembangki Pajak
lokasi potensial
kerja Mentah t listrik)
Gresik 4 3 5 2 2
Pasuruan 4 3 3 3 2
Surabaya 5 3 2 4 3

Kemudian dalam analisa ini perusahaan mengkalikan juga dengan persen


faktor yang ditentukan oleh peusahaan yaitu pasar potensi 30 %, biaya tenaga kerja
20 %, tersedianya air 30 %, biaya bahan mentah 10 %, dan pajak 10 %. Sehingga
didapatkan,

Biaya Biaya Total


Alternatif Pasar Tersedianya
Tenaga bahan Pajak Biay
lokasi potensial air
kerja mentah a
Gresik 120 60 150 20 20 370
Pasuruan 120 60 90 30 20 320
Surabaya 150 60 60 40 30 340

Dari hasil tabel di atas dapat kami simpulkan bahwa lokasi alternative yang kami
pilih adalah daerah Gresik karena berpotensi dan dekat dengan sumber kami.

3.4 Manajemen Bahan Baku

Jelaskan bahan baku itu termasuk jenis apa dan fugsinya,

Manajemen bahan baku dilakukan dari hasil pengolahan data, kemudia


dianalisa masing-masing bahan baku utama (Gracilaria), bahan baku extraksi yang
akhirnya dapat diketahui dan diperoleh hasil selisih biaya persediaan.
No Keterangan Bahan Baku Bahanextraksi
UtamaGracilaria

1 Jumlah bahan yang dibutuh 607.500 kg 3,330 L


kandalam 1 tahun

2 Harga Beli Unit Rp 8,000 Rp 6,000

3 Biaya pemeliharaan bahan 10% 15%

4 Biaya asuransibahan 3% 3%

5 Biaya Pengiriman pesanan Rp450,000 Rp100,000


bahan sampai kegudang

Berdasarkan data padatabel 1 di atas kemudian dilakukan proses


perhitungan untuk mencari biaya total penyimpanan masing-masing jenis barang
sebagai berikut :

1. Bahan baku utama (cotton dan rayon).

a) Kebutuhan : 607.500 kg
b) Harga/yard : Rp 8,000/kg
c) Total biaya penyimpanan : 15% harga rata-rata bahan
d) Total biaya pesan bahan : Rp 450,000

Pembelian Bahan Paling ekonomis

EOQ = 2 xD x s
PxL
=2 x 607.500 x 450,000
8,000 x 15%
= 21.345,37420613656
2. Bahan Extraksi
a) Kebutuhan : 3,330 L
b) Harga/yard : Rp. 6,000/L
c) Total biaya penyimpanan : 20% harga rata-rata bahan
d) Total biaya pesan bahan : Rp 100,000

Pembelian Bahan Paling ekonomis


EOQ = 2 xD x s
PxL
=2 x 3,330 x 100,000
6,000 x 20%
= 744,983221287567
3.5. PenyusunanPeralatan Perusahaan
3.5.1 Desainfasilitas bangunan (Denah Perusahaan)
Keterangan :
1. Kantor pusat

2. Kantor pabrikasi dan keuangan


3. Kantor instalasi
4. Taman
5. Parkir staff dan karyawan
6. Kolam ikan
7. Pos satpam
8. Musholla
9. Kantin
10. Penampungan agar bubuk
11. Mess karyawan
12. Kolam stabilisasi limbah
13. Rumah dinas staff
14. Rumah dinas administrator
15. Ruang Produksi
Paragraft ttg alas an pemilihan tempat, missal ruang produksi dekat dng ruang
bahan baku. dst

3.5.2 Lay out perusahaan


Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Perencanaan ini bertujuan untuk
mengoptimalkan keterkaitan antar pekerja, aliran bahan, aliran informasi dan metoda
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efisien,
ekonomis dan aman. Keterkaitan aktivitas akan menjadi pedoman dalam
perancangan tata letak ruang suatu pabrik secara menyeluruh. Layout produksi
pembuatan agar-agar dapat dilihat sebagai berikut :

14
3 4 5 6

12
2 9 8 7
2

13

1 10 11
1
10

Keterangan :
1. Penerimaan Bahan Baku
2. Penyotiran
3. Pencucian
4. Pengeringan
5. Pencampuran Bahan
6. Penetralan dan pendidihan
7. Pendinginan
8. Pemotongan
9. Pengepresan
10. Pengeringan
11. Packing
12. Jalan pekerja
13. Pintu
14. Jalan pembuangan limbah
Paragraf keterangan tentang alur layoutnya jelaskan
3.6 Proses produksidanPengolahanLimbah
3.6.1 Proses produksi
Pada pembuatan agar-agar dari rumput laut ini terdiri dari tiga metode, yaitu:
1. Ekstraksi
2. Alkali Treatment
3. MetodeCetylPyridinium Chloride.
Buat bagan proses produksi,

Alkali Treatment
Rumput laut jenis Gracilaria dicuci kemudian dikeringkan dengan bantuan
sinar matahari. Rumput laut ditambahkan dengan NaOH 6-7% selama 1-2 jam pada
suhu 70-900C dan ditambahkan sedikit asam untuk penetralan. Hasil dari Alkali
Treatment dan penetralan diumpankan ke Hot Extraction untuk diekstraksi dengan
pelarut air (sebanyak 15-20 kali) kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam, konsentrasi
maksimal dari hasil ekstraksi berkisar antara 0,8-1,5%. Cairan panas diumpankan ke
Rotary Drum Vacuum Filter. Filtrate hasil dari Rotary drum didinginkan dalam cooling
boxes pada suhu 40oC dan setelah terbentuk gel kemudian dipotong-potong. Gel
yang membeku kemudian diumpankan ke hydraulic Press untuk dihilangkan airnya.
Hasil dari Hydraulik press (cake) diumpankan ke Rotary Dryer pada suhu 70 oC untuk
dikeringkan. Produk agar-agar powder siap untuk dipacking.Dari ketiga metode
diatas dipilih metode Alkali Treatment, hal ini disebabkan karena bahan mudah
didapat, harga bahan baku murah dan kualitas agar yang dihasilkan lebih tinggi.
3.6.2Pengolahan limbah
Buat bagan ttg pengolahan limbahnya tiap limbahnya

Limbah yang dihasilkan oleh perusahaan kami adalah limbah berupa bahan
cair atau yang sering disebut dengan limbah cair.Pengolahan atau penanganan dari
limbah perusahaan kami, yakni dengan cara secara alami dan secara buatan.
Secara alamiah, pengolahan air limbah ini dapat dilakukan dengan membangun atau
membuat kolam stabilisasi. Jadi di dalam kolam tersebut, air limbah diolah secara
alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan kesungai
maupun kelaut.Kolam tersebut bisa berupa kolam fakultatif (pengolahan air limbah
yang tercemar bahan organic pekat) dan kolam maturasi (pemusnahan
mikroorganisme patogen). Menggunakan salah satu dari kolam tersebut dapat
meminimalisir anggaran industri yang dikeluarkan karena biaya yang dibutuhkan
murah dan cara tersebut direkomendasikan untuk daerah tropis serta sedang
berkembang.

3. 7 Perencanaan Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi secara umum diukur dalam bentuk unit-unit phisik yang
ditujukan berdasarkan keluaran maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi
atau bisa juga berdasarkan jumlah masukan yang tersedia pada setiap periode
operasi.Pada produksi industri Agar-agar ini peramalan kapasitas produksi di lihat
dari 1) Strategic Plans and Decisions Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan
memiliki skop yang luas dan meliputi seperti misalnya, penentuan product line,
distribution and marketing channel, new plant and warehouse, dll. 2) Tactical Plans
and Decisions Merupakan keputusan-keputusan perencanaan taktis terutama yang
terkait penyusunan skedul operasi, alokasi dana, penggunaan mesin, perencanaan
tingkat produksi agar-agar, penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan,
penentuan perlu tidaknya lembur, penentuan perlu tidaknya persediaan dan berapa
banyak stok rumput laut. 3) Operational Plans and Decisions Merupakan keputusan
jangka pendek yang terkai misalnya menetukan pekerjaan yang harus dilakukan hari
ini atau minggu ini, menentukan siapa melakukan tugas apa, menentukan tugas-
tugas apa yang harus diprioritaskan. Perencanaan dan keputusan operasional ini
merupakan tingkatan yang terakhir yang mencakup perencanan dan keputusan
tugas-tugas rutin sehari-hari, nisalnya penjadualan karyawan dan peralatan,
penyesuaian tingkat produksi agar-agar, keputusan melakukan tindakan-tindakan
penyesuaian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengoperasian mesin,
pengawasan terhadap kualitas produksi agar-agar.
a) Kapasitas Produksi
Pada perusahaan PT. Agar Makmur Jaya yang kita jalankan dapat
memproduksi 500 kg per hari(10 jam kerja) dengan menggunakan manusia dan
mesin,sehingga dalam seminggu (5hari) kita dapat memproduksi agar-agar 5000
Kg.Namun jika sewaktu waktu terjadi lonjakan permintaan agar-agar perusahaan
kami bisa menambah pekerja dari luar dan menambah waktu lembur jam kerja
tentu saja pendapatan karyawan akan kita naikan.Kita dapat lihat tabel rencana
feasible bagi jam kerja pabrik.

Penentuan kapasitas produksi jika ada permintaan agar-agar sebanyak


25.000 pack untuk di pasarkan di dalam negeri dan luar negeri dalam jangka
waktu 20 hari kerja/bulan. Waktu pengoprasian 10 jam perhari dan ini
membutuhkan waktu 20 menit untuk persiapan setiap 25000 kg=25 unit, 1
unit=50 pack akan di proses dalam 20 kumpulan dan mesin harus di uji dan di
sesuakan kembali sebelum melakukan proses pada kumpulan yang berikut
nya.biasa nya waktu penyiapan 4 jam. Efisienfi organisasional diperkirakan 97 %
dari mesin-mesin beroperasi dengan efisiensi 92 %, berarti selama mesin-mesin
dioperasikan dengan kecepatan wajar, diperlukan waktu penundaan untuk
pemeliharaan selama 1 jam per hari. Mesin-mesin dijalankan 10 jam per hari dan
para operator mesin bekerja sesuai tingkat standar (1,00).Dalam menentukan
total jam sumber daya dan memenuhi permintaan agar-agar dapat di lihat
perhitungan perencanaan di bawah ini:
Hstd = Jumlah total jam sumberdaya yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan X

Hstd = [ 0I (Ti + Si) + Bi Ni ]

i =1

Oi = Jumlah unit keluaran X yang diperlukan

Ti = Waktu pengoperasian standar per unit X

Si = Waktu persiapan standar per unit keluaran X

Bi = Waktu standa untuk mempersiapkan sekumpulan X


Ni = Jumlah kumpulan X yang diperlukan.

X = Jumlah jenis produk sebagai contoh produk 1, produk 2, dst

Hact = Jam sumberdaya nyata yang dibutuhkan

Hstd
Hact=
Eo Pw Em

Eo = Efisiensi organisasional

Pw = Produktivitas operator

Em = Efisiensi mesin, faktor pemeliharaan atau factor mesin berhenti(rusak)

Hact
Nr=
Havl

Nr = Jumlah unit sumberdaya yang dibutuhkan (peralatan, mesin atau


karyawan)
Havl = Jumlah jam yang tersedia per unit sumberdaya selama periode waktu
tertentu

HSTD industry minyak ikan= 25.000 kg


L=25 unit(10+0,5)+3(20)=322,5 jam standar. Produk yang kita buat
hanya agar-agar jadi x=1.

HACT industry agar-agar =


HSTD/EO.PW.EM=322,5/0,97(1,0).0,92=322,5/0,8924=361,38 Jam
nyata

Nr industry agar-agar =HACT/HAVL=361,38/20(10)=1.806 sumberdaya

b) Analisis Break-Even dan Kapasitas


Agar tidak rugi perusahaan industry agar-agar menggunakan analisis
break-even dalam menghitung biaya pemasukan dan pengeluaran. Analisis
ini merupakan peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan antara
biaya, penghasilan dan volume penjualan atau produksi. Pada perusahan
industry agar-agar produk kami di jual seharga 26.500/pack,1unit produksi
agar-agar= 50 pack. Sementara itu biaya bahan mentah dan tenaga kerja
langsung sebesar 50000/unit dan biaya tetap 15000000.Sehingga break
event unit harus kita hitung dengan rancangan di bawah ini

P x Q = F + (V x Q)

Dimana : P = harga per unit

Q = kuantitas yang dihasilkan

F = Biaya tetap total

V = biaya variabel per unit.

Karena Q (kuantitas) tidak diketahui padahal yang kita cari, kita dapat
menggunakan aljabar untuk merumuskan kembali persamaan ini sebagai
berikut;

PQ = F + VQ

F = Q(P-V)

F
Q=
PV

Q = kuantitas yang dihasilkan

Q=15000000/132500-50000= 181,8181 pack

Kontribusi perencanaan laba jika perusahan saya menargetkan laba


150000000. Jadi harus berapa kah pack agar-agar yg terjual?kita lihat
perhitungan perencanaan laba di bawah ini:
F+ Laba yang diinginkan
Q=
FV

Q=15000000+150000000/132000-50000= 907.540 pack


Kesimpulan????

3.8 Material Handling


a. Proses Pengangkutan Bahan
Rumput laut diangkut dari pelabuhan ke pabrik menggunakan truck besar,
dan didalamnya terdapat beberapa tong besar yang digunakan untuk
menyimpan rumput laut dan juga terdapat es runcah yang digunakan
untuk mengawetkanrumput laut.
Terdapat pula katrol yang digunakan unutuk mengangkut rumput laut dari
tempat penampungan rumput laut ke truck.
Setelah sampai di pabrik, rumput laut diletakkan pada tempat
penampungan bahan.
Rumput laut dimasukkan ke dalam colbox yang telah disediakan di dalam
paprik.
Di dalam pabrik terdapat tempat penampungan bahan yang berguna
untuk menampung semua bahan baku yang telah diangkut.
Setelah semua bahan baku dimasukkan ke dalam tempat penampungan,
lalu diletakkn kedalam tempat pendingin yang berguna untuk memberikan
efek panjang/pengawetan pada ikan.
b. Proses Persiapan Produksi
Setelah rumput laut disimpan pada tempat pendingin, rumput laut
diangkut dengan mobil pengangkut barang menuju ke tempat produksi.
Setelah sampai pada tempat produksi, rumput laut dimasukkan kedalam
wadah besar pada mesin.
c. Tahap Produksi
Tahap awal ikan diproses melalui tahap ekstraksi, tahap ini dilakukan
menggunakan metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya
digunakan untuk membuat tepung. Tahap proses ini meliputi kombinasi
pemasakan dan pengeringan dengan menggunakan uap panas pada
keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama
pengeringan tepung rumput laut dan dilakukan pengepresan untuk
memisahkan tepung dan air dengan mesin press
d. Tahap pemurnian
Tahap ini menggunakan Metode Tekan (Pressing Method)

Metode ini hanya digunakan untuk produksi kappa-carrageenan dengan bahan


baku Eucheuma cottoni. Alur proses produksi carrageenan dengan metode
tekan sebagai berikut:

Bersihkan rumput laut kering dari kotoran yang berupa pasir, garam dan
jenis-jenis rumput lain.
Perlakuan alkali: rumput laut bersih dimasak dalam larutan alkali
KOH/NaOH dengan konsentrasi tertentu pada temperatur 85 oC90 oC
selama 2 jam.
Penghancuran/agitasi: rumput laut yang telah mengalami perlakuan
alkali menjadi seperti bubur dihancurkan dengan proses pengadukan atau
agitasi.
Ekstraksi: rumput laut dalam kondisi alkali/basa pH 8-9 dimasak
dengan temperatur pemasakan 90 oC selama 18 jam. Selama proses
ekstraksi, larutan diaduk menggunakan mesin pengaduk.
Penyaringan/filtrasi: bubur dengan cepat disaring dalam keadaan panas
dengan menggunakan filter press sehingga filtrat dalam bentuk sol (cairan
kental) dapat terpisah dari residu/ampas padat.
Penjedalan: ditambahkan larutan KCl dengan konsentrasi tertentu pada filtrat
larutan sol, kemudian aduk. Tuangkan larutan ke dalam cetakan/loyang,
diamkan pada suhu kamar sampai menjedal membentuk gel. Proses
penjedalan dapat juga dilakukan dalam pembekuan ruangan pendingin/freezer
selama 12 jam. Pada industri besar, biasanya menggunakan conveyor (ban
berjalan) pendingin sampai menjedal. Selain itu, bisa juga menggunakan
tabung pendingin (tube coller), dimana larutan sol dialirkan ke dalam tabung
pendingin, kemudian ditekan secara hidrolik sehingga larutan sol yang sudah
menjedal (gel carrageenan) keluar dari tabung pendingin.
Proses tekan: air dikeluarkan dari gel carrageenan dengan cara ditekan
(press). Caranya, susun gel secara berlapis-lapis, masing-masing dibatasi
dengan kain saring, lalu tekan dengan beban selama 12-24 jam sehingga
diperoleh bentuk lembaran karaginan. Dalam skala industri, pengepresan
menggunakan alat yang disebut dengan hydroextractor.
Pengeringan: untuk memudahkan pengeringan, potong-potong
lembaran carrageenan (memperluas permukaan kontak), kemudian keringkan
dengan alat pengering pada temperatur 60 oC sampai kering. Dalam skala
industri besar, biasanya lembaran carrageenan dibentuk menjadi pellet, lalu
dimasukkan ke dalam mesin pengering tertutup (sistem tertutup) untuk
mengurangi kontak langsung dengan udara terbuka.
Pembentukan tepung: lembaran carrageenan dalam bentuk pellet yang
sudah kering dijadikan tepung melalui proses grinding.
Pengemasan: tepung carrageenan dikemas dalam kantong-kantong plastik
atau karton untuk bisa dipasarkan.

e. Proses Penjualan
Setelah terbentuk menjadi agar-agar, langkah selanjutnya adalah proses
pengemasan, proses pengemasan menggunakan mesin pengemas dan
dikemas dalam plastik polyethilen sedang, setiap pack berisi 20 sachet
agar-agar.
Setelah itu, beberapa pack dikemas kedalam kardus, dimana setiap
kardus berisi 50 pack agar-agar.
Setelah pengemasan dengan kardus selesai, produk siap dipasarkan.

3.9 Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan adalah kegiatan yang sangat penting bagi semua industri,


termasuk pada Industri Agar-Agar ini. Kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk
menjaga agar fasilitas yang ada di dalam ataupun di luar kawasan industri tetap
terjaga dan tahan dalam jangka waktu yang lama. Pada kegiatan pemeliharaan
fasilitas atau peralatan dibedakan dibedakan menjadi 2 yaitu perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan (preventive maintance) dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadi kecelakaan kerja atau timbulnya kerusakan
(breakdown maintance).

Pada industri Agar-Agar pemeliharaan yang digunakan yaitu Preventive


Maintance karena lebih efektif dalam perawatan fasilitas industri, fasilitas bisa
bertahan lebih lama dan dapat menghemat anggaran untuk perawatan industri.
Pemeliharaan yang dilakukan pada industri Agar-Agar ini meliputi pemeliharaan
secara rutin dan pemeliharaan secara berkala. Pemeliharaan secara rutin adalah
kegiatan perawatan yang dilakukan setiap hari baik pemeliharaan mesin maupun
fasilitas yang lainnya. Untuk pemelihara pada mesin, tiap karyawan wajib
membersihkan area kerjanya setelah bekerja seperti membersihkan mesin, tetap
menjaga kebersihan area industri baik di luar ataupun di dalam, membereskan sisa-
sisa bahan baku yang tersisa, dan yang paling penting membersihkan mesin dari
sisa-sisa produksi agar mesin dapat bertahan lama dan tidak gampang rusak. Dan
pemeliharaan secara berkala dilakukan setiap satu minggu sekali untuk
pengecheckan ulang kondisi mesin, mengganti minyak ataupun oli pada mesin, dan
memperbaiki jika ada masalah pada mesin.

Untuk menjaga agar proses produksi pada Industri Agar-Agar berjalan dengan
lancar, dibutuhkan bagian pemeliharaan agar meminimalisir kecelakaan kerja.
Pemeliharaan yang perlu dilakukan yaitu :

1. Pemeliharaan bangunan
2. Pemeliharaan peralatan industri yang meliputi :
a. Mesin pencuci bahan baku
Perawatan mesin pencuci bahan baku tidaklah sulit. Cukup dengan
membersihkan badan mesin setiap hari, pemberian oli atau pelumat setiap
minggu dan pengecheckan terhadap saluran air secara rutin. Biaya yang
harus dikeluarkan yaitu Rp 150.000 untuk pembelian pelumas.
b. Mesin hot extraction rumput laut
Hasil dari Alkali Treatment dan penetralan diumpankan ke Hot
Extraction untuk diekstraksi dengan pelarut air (sebanyak 15-20 kali)
kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam, konsentrasi maksimal dari hasil
ekstraksi berkisar antara 0,8-1,5%. Kemudian siapkan air panas dan
masukkan ke dalam ember atau baskom besar. Setelah itu tambahkan
pemutih dalam bak air panas tersebut, baru setelah itu dapat meletakkan
setiap bagian mesin ke dalam bak atau baskom yang sudah kita beri pemutih
tersebut. Biarkan selama 15 menit, setelah itu bilas setiap bagian mesin
penggiling daging dengan menggunakan air bersih. Lap hingga kering agar
tidak terjadi karat. Atau menggunakan lap dari bahan katun yang kering, agar
segala macam air atau noda lainnya dapat terserap dengan baik. Setelah
selesai, dapat langsung membungkusnya ke dalam dus, agar tidak
mendapatkan kontak langsung dengan udara. Kontak tersebut akan
membuat mesin hot extraction rumput laut berdebu, hingga mengurangi
higienitas, dan agar tidak berkarat. Biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan
yaitu Rp 150.000 untuk pembelian oli, Rp 50.000 untuk cairan pembersih, Rp
50.000 untuk pembelian pemutih.
c. Rotary Drum Vacuum Filter
Setelah menggunakan rotary drum vacuum filter, bersihkan bagian
badan dari rotary drum vacuum filter tersebut. Cara membersihkannya
dengan dicuci menggunakan sabun kemudian bilas dengan air panas. Untuk
badan dari rotary drum vacuum filter tidak boleh dicuci langsung dengan air,
hanya boleh dilap dengan air panas. Pembersihan rotary drum vacuum filter
ini tidak memerlukan biaya karena tidak perlu membeli oli ataupun bahan
lain.
d. Cooling boxes
Untuk perawatan mesin Cooling boxes langkah awal yang harua
dilakukan yaitu bersihkan bagian mesin dari sisa-sisa bahan baku. Kemudia
lap dengan air hangat. Setelah mesin bersih dari kotoran atau sisa bahan
baku, barulah mesin dikeringkan. Setelah mesin kering tambahkan pelumas
atau oli di bagian processornya jangan sampai kehabisan oli. Setelah itu
panaskan mesin dan lakukan pengecheckan. Biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan mesin pencetak tiap bulan yaitu Rp 150.000 untuk oli dan Rp
50.000 untuk pembersihnya.
e. hydraulic Press
Setelah menggunakan hydraulic Press bukalah pintunya untuk
beberapa saat. Jangan langsung mengelap hydraulic Press dalam keadaan
panas karena selain berbahaya juga akan menimbulkan masalah pada
hydraulic Press seperti timbulnya goresan atau menyebabkan kaca rusak.
Sisa dari masakan kue ataupun bahan minyak mungkin akan membuat
hydraulic Press bau dan kotor. Semprot dengan garam dan cuka lalu
panaskan hydraulic Press selama beberapa menit agar masakan dan kerak
yang mengering tadi mudah dibersihkan. Untuk peemliharaan mesin
hydraulic Press ini harus dilakukan setiap hari agar hydraulic Press tidak
mudah rusak ataupun berkarat. Anggaran yang dibutuhkan setiap bulan
untuk membeli garam Rp 50.000 , Rp 80.000 untuk cuka / 4 liter cuka, Rp
50.000 untuk cairan pembersih mesin (cleaner).
f. Mesin pengemas
Untuk mesin pengemas cara perawatannya mudah sekali karena tidak
bersentuhan langsung dengan bahan baku. Langkah pertama yaitu matikan
mesin terlebih dahulu. Kemudian bersihkan bagian badan mesin dengan cara
dilap. Setelah itu berikan pelumas pada processornya jangan sampai
kehabisan pelumas karena dapat mengakibatkan terhambatnya proses
produksi. Untuk biaya pemeliharaan mesin pengemas tiap bulan memerlukan
anggaran sebesar Rp 150.000 untuk membeli pelumas, Rp 50.000 untuk
membeli cairan pembersih mesin.
4. Pemeliharaan peralatan elektris dan penerangan
Untuk pemeliharaan peralatan elektris untuk penerangan, cara yang
dilakukan yaitu selalu mengawasi kondisi dari peralatan tersebut karena jika
terjadi kecelakaan kerja sangat berbahaya bagi lingkungan industri dan
sekitarnya. Selalu pastikan kondisi lampu penerangan dalam keadaan baik.
Selalu check kondisi kabel-kabel untuk memastikan tidak ada kerusakan
kabel. Pengawasan terhadap mesin-mesin yang menggunakan tenaga listrik
juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan dini pada mesin. Biaya
yang dikeluarkan untuk pemeliharaan peralatan elektris dan penerangan
cukup besar karena menyangkut keselamatan industri.
5. Pemeliharaan gudang
Cara pemeliharaan gudang cukup mudah. Selalu menjaga kebersihan
gudang, dengan cara disapu secara rutin dan dipel menggunakan carbol
untuk menghilangkan bakteri atau kuman yang menempel di lantai sehingga
membuat gudang kurang hygenis. Biaya untuk perawatan gudang sebesar
Rp 30.000 tiap minggu untuk keperluan carbol.
6. Pemeliharaan peralatan pengecatan
Untuk pemeliharaan peralatan pengecatan, alat-alat yang digunakan
dapat disimpan di dalam gudang. Jangan sampai terkena sinar matahari
langsung karena dapat mengkontaminasi alat ataupun bahan-bahan
tersebut. Setelah menggunakan alat pengecatan seperti kuas, harus segera
dicuci menggunakan tinner ataupun bensin agar cat yang tersisa tidak kering
dikuas ataupun mengendap dikuas. Biaya yang harus dikeluarkan untuk
pemeliharaan peralatan pengecatan sebesar Rp 100.000 per bulan untuk
membeli tiner dan antisipasi kecelakaan kerja.
7. Pemeliharaan peralatan service
Cara pemeliharaan peralatan service yaitu dengan membesihkan alat-
alatnya setiap hari atau setelah digunakan langsung dibersihkan. Pada
peralatan service harus sering mengecek kondisinya ataupun pergantian oli
pada alat - alat tertentu. Jangan sampai adal alat-alat yang kehabisan oli
atau pelumas karena dapat menyebabkan kerusakan mesin lebih dini. Biaya
yang harus dikeluarkan untuk perawatan peralatan service yaitu Rp 200.000
perbulan untuk membeli oli atau pelumas.
8. Pemeliharaan tempat penampungan limbah
Proses pemeliharaan mesin atau peralatan pada Industri Tempura Ikan
Tenggiri harus dilaksanakan sesuai prosedur agar tidak terjadi kerusakan
pada peralatan. Keuntungan yang didapat dari kegiatan pemeliharaan yaitu
produksi dapat terpenuhi sesuai permintaan, memperkecil anggaran
perbaikan mesin, menjaga atau mengharapkan agar mesin dapat bertahan
lama dan memperkecil resiko kecelakaan kerja.

3.10 Peramalan Permintaan Produk


Kondisi permintaan terhadap produksi Agar Gelidium mulai dari bulan Juli
2016 Februari 2017 mengalami peningkatan yang cukup stabil. Jumlah produksi
Agar Gelidium pada bulan Juli 2016 Februari 2017 juga mengalami kenaikan yang
stabil. Berdasarkan informasi tersebut, maka terlihat bahwa kebutuhan masyarakat
akan makanan sehat dan bergizi serta harga yang terjangkau melalui hasil olahan
dari rumput laut membuat bisnis Agar Gelidium menjadi terbuka dan berdampak
kepada semakin terbukanya pasar olahan dari hasil perikanan. Dibawah ini adalah
tabel yang menunjukkan jumlah permintan dari Agar Gelidium.

Kurun Perminta Kurun


Bulan Bulan Permintaan
Waktu an Waktu
1 Januari 30.000 13 Januari 32.000
2 Februari 30.500 14 Februari 32.300
3 Maret 31.000 15 Maret 32.700
4 April 31.500 16 April 31.000
5 Mei 22.000 17 Mei 30.300
6 Juni 32.500 18 Juni 25.700
7 Juli 31.000 19 Juli 31.450
8 Agustus 30.000 20 Agustus 31.450
9 September 31.700 21 September 30.350
10 Oktober 30.250 22 Oktober 32.000
11 November 30.000 23 November 32.800
12 Desember 34.000 24 Desember 33.000
Tabel Permintaan Produk Agar Gelidium

Dengan menggunakan tabel 3, perusahaan kami mencoba menghitung


peramalam permintaan produk kami menggunakan metode Movinf Average. Oleh
karena itu, dengan menggunakan cara ini maka peramalan 5 bulan kedepan di
tahun ketiga ditentukan dengan cara mengambil rata-rata permintaan produk kami
selama 5 bulan terakhir, yaitu dimulai dari bulan Agustus di tahun kedua hingga
bulan Desember tahun kedua. Berikut adalah perhitungannya :
31.450+30.350+32.000+32.800+33.000 159.600
Peramalan Januari= = =31.920 unit
5 5
30.350+32.000+32.800+33.000+ 31.920 160.070
Peramalan Februari= = =32.014 unit
5 5
32.000+32.800+33.000+31.920+32.014 161.734
Peramalan Maret= = =32.347 unit
5 5
32.800+33.000+31.920+ 32.014+32.347 162.081
Peramalan April= = =32.416unit
5 5
33.000+ 31.920+ 32.014+32.347+32.416 161.697
Peramalan Mei= = =32.340 u nit
5 5
Sehingga dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa harga rata-rata
terus bergerak atau moving.

4.7 Menciptakan Pasar Hasil Produksi


a) Konsep Pemasaran
Di kawasan Gresik, Jawa Timur merupakan usaha skala pabrik yang pada
dasarnya banyak berkaitan dengan produk hasil perikanan. Pendapatan hasil
rumput laut yang besar sehingga berbagai pengolahan ikan di kawasan Gresik
berkembang dengan baik. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat akan
kebutuhan serat sebagai salah satu nutrisi yang diperlukan oleh tubuh berkaitan
dengan kandungan serat yang dihasilkan oleh hasil rumput laut di wilayah
tersebut. Kandungan alginat dalam rumput laut cukup tinggi di wilayah ini,
sehingga menggerakkan industri agar agar untuk berkembang. Untuk
mendukung kesadaran masyarakat tentang pentingnya serat, maka Industri Agar
agar yang berperan sebagai produsen penghasil serat yang berasal dari hasil
rumput laut.
Industri agar agar ini akan berkembang terus dari tahun ke tahun sehingga
muncul berbagai tantangan usaha, maka perlu inovasi pada setiap produk agar
agar. Produksi rata-rata dalam satu kali proses, yaitu: skala besar > 2,5 ton,
skala sedang 1,5 ton sampai 2,5 ton dan skala kecil < 1,5 ton. Agar agar yang
dihasilkan akan dijual kepada konsumen kawasan Gresik dan berbagai
konsumen di luar kawasan Gresik dengan harga yang telah ditentukan sebagai
pedoman menawar harga, pemasaran di luar Gresik menggunakan patokan
harga jual.
b) Bauran pemasaran
Pada Industri Agar agar dalam memasarkan produk tersebut harus
menggunakan strategi agar produk yang dibuat dapat menarik para konsumen
untuk membeli.Konsumsi agar agar dari tahun ke tahun semakin bertambah dan
semakin banyak merek yang beredar dengan berbagai macam bentuk,karena
agar agar mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan,seperti menjaga
kesehatan jantung, mencegah kangker dan diabetes. Pada agar agar
mengandung banyak serat. Yang paling umum diambil alginatya adalah rumput
laut . Kualitas agar agar sangat tergantung pada jenis rumput laut apa yang
diambil.Pada pemasaran Industri agar agar ini harus menggunakan 4P yaitu
price,place,product dan promotion.Karena keempat variabel tersebut sangat
berhubungan untuk mempengaruhi konsumen.
1. Strategi Produk
Produk pada Industri Agar agar ini harus dibuat semenarik mungkin agar
konsumen tertarik untuk membeli. Pada pemilihan ikan juga harus
diperhatikan karena juga akan mempengaruhi kualitas pada produk.Supaya
suatu produk menarik perhatian maka produk harus diolah dan divariasikan,
sehingga diperoleh aneka produk pangan dengan penampilan, bentuk,
tekstur, warna, aroma dan cita rasa yang memikat. Untuk membuat produk
demikian tidak selalu harus menggunakan bahan dasar mahal dan yang
pasti harus tepat dalam pemilihan ikan itu sendiri yang paling banyak
mengandung serat. Pada PT. Agar Makmur Jaya Indonesia keputusan lain
mengenai kebijakan produk yang perlu diperhatikan adalah mengenai
model, merk, label dan kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan
misalnya membuat model tertentu sebagai ciri sebagian atau seluruh produk
yang dipasarkan perusahaan. Strategi kemasan hendaknya diarahkan untuk
terciptanya manfaat tambahan, misalnya menambah ketahanan
perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi dan lain- lain. Sedangkan
keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada
konsumen, mempunyai efek promosi dan lain-lain.
2. Strategi Penyaluran/Lokasi
Pemilihan lokasi merupakan nilai investasi yang paling mahal, sebab
lokasi bisa dikatakan menentukan ramai atau tidaknya pengunjung. Lokasi
usaha yang berada di pinggir jalan atau ditempat yang strategis.Memang
untuk mendapatkan lokasi yang strategis memang mahal.Agar agar sendiri
di gunakan untuk kesehatan sehingga pada PT. Agar Makmur Jaya
melakukan pendistribusian ke Toko ataupun swalayan yang besar agar
banyak pengunjung yang tertarik pada produk agar agar ini, terutama di
daerah Gresik , Jawa Timur.
3. Strategi Harga
Cara menentukan harga yang tepat adalah dengan melihat harga jual
pesaing sejenis, tentunya dengan kualitas dan mutu agar agar yang sudah
ada. Kemudian, tetapkan harga jual produk agar agar tersebut sedikit lebih
murah daripada harga jual prouk pesaing sejenis agar konsumen mau
mencoba produk agar agar yang ditawarkan dari industri ini. Tetapi harga
jual bisa tidak selalu lebih rendah dibanding pesaing sejenis, jika agar agar
pada industri mempunyai karakteristik khusus yang menarik konsumen.
Sehingga mempunyai nilai lebih dibanding merek agar agar yang lainnya.
Harga yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya
daya saing. Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian,
khususnya bila biaya meningkat. Hal ini terutama akan menjadi masalah
bagi perusahaan yang baru berdiri. Tujuan akan sangat mempengaruhi
tingkat harga jual yang akan ditetapkan perusahaan sehingga harus sesuai
dengan produksi pada industri agar agar ini sendiri,dan juga harus
memikirkan pendapatan konsumen dan tergantung pada kualitas/mutu dari
agar agar tersebut.Pada agar agar ini ditetapkan harga Rp.100.000 di buat
lebih murah dan terjangkau agar minat pembeli lebih banyak dan mutu yang
lebih baik dari merek lainnya.
4. Strategi Promosi
Promosi adalah kegiatan untuk mencari konsumen bukan hanya untuk
sekali membeli,tetapi juga menarik konsumen agar terus mengkonsumsi
agar agar dari industri ini. Cara promosi yang dapat dilakukan antara lain
dengan promosi mounth by mounth, mengikuti even-even tertentu,
mengadakan diskon kusus pada saat tertentu, Dapat juga dilakukan melalui
promosi seperti reklame, sisipan pada koran dan media massa atau
menggunakan spanduk. Kebijakan pembauran pemasaran tentu akan lebih
berhasil jika apa telah diprogram dikomunikasikan dengan tertara yang baik.
mengkomunikasikan program perusahaan kepada masyarakat konsumen
dapat dilakukan dengan empat variabel, seperti pengiklanan,promosi
penjualan,penjualan langsung dan publisitas dan hubungan masyarakat.

3.12. Dasar Dasar Periklanan


a) Media Periklanan
Dalam pemilihan iklan untuk memasarkan agar agar pada PT. Agar Makmur
Jaya juga harus diperhatikan karena iklan itu sendiri adalah bentuk komunikasi
secara tidak langsung kepada konsumen.Industri Agar agar ini lebih efisien
menggunakan media brosur,poster dan saluran elektonika (radio,televisi dan
internet) tetapi dalam pembuatan iklan ini juga harus sesuai dana pada
perusahan tersebut, karena jumlah dana tersedia merupakan faktor penting
yang mempengaruhi bauran iklan, jika perusahaan memiliki dana yang lebih
besar kegiatan iklannya bisa lebih efektif dan bisa menjangkau ke berbagai
kalangan dibanding dengan perusahan yang memiliki dana terbatas.Strategi
iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh jenis
produksinya,apakah barang konsumsi atau industri. Pembuatan iklan sesuai
dengan anggaran periklanan berdasarkan presentasi hasil penjualan agar agar
itu sendiri. Iklan pada agar agar ini sendiri harus mengunggulkan kualitas dan
mutu lebih baik dari agar agar merek lainnya ,jika dalam poster harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh konsumen sehingga
menarik minat konsumen untuk ingin tahu lebih jauh tentang agar agar itu
sendiri.

DAFTAAR PUSTAKA
Ariyanti, Retno; Sri Mangesti Rahayu Dan Achmad Husaini. 2014. Analisis Break
Even Point Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap
Perencanaan Volume Penjualan Dan Laba (Studi Kasus Pada PT. Cakra
Guna Cipta Malang Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis 11: 1

Baniaji D. 2009. Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produk Mebel
Pada UD. Jepara Asli Surakarta. Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.hlm.23.
Djie, Inti Sariani Jianti. 2013. Analisis Peramalan Penjualan dan Penggunaan
Metode Linier Programming dan Decision Tree Guna Mengoptimalkan
Keuntungan pada PT Primajaya Pantes Garmet. Journal The Winners. Vol
14(2).

Dwiyanto,agus.2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajah


Mada University Pres.
Hakim, K. A. 2011. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai. JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 11 NO. 02ISSN 1693-7619
Hamzah, Ardi. 2008. Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas

Handoko,T.Hani.2001.Management Personalia dan Sumber Daya Manusia.Edisi


Kedua.BPFE Yogyakarta.
Hartono, Hendry,K, Hutomo; M. Mayangsari.2012.Pengaruh Strategi Pemasaran
Terhadap Peningkatan Penjualan Pada Perusahaan Dengan Menetapkan
Alumni Dan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Sebagai Objek
Penelitian .Binus Business Review Vol. 3 (2).

Hasibuan Malayu SP. (2001a). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta,


CetakanINDEKS. hlm 9Investment Opportunity Set dalam Tahapan Siklus
Kehidupan Perusahaan

Iswanto, Apri Heri. 2008. Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi. Skripsi.


Departemen Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Jawin, E. (2011) Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas dengan Metode Grafik dan
Algoritma CRAFT Pada PT. Prima Indah Saniton. Jurnal Teknik Industri

Joewono,Hadi Handito.2005.7 in 1 Strategy Toward Global


Competitiveness.Arrbey.Ketiga, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. (2001). Principles of Marketing. 9th Edition. New
Jersey:Prentice Hall

Kotler, Philip,dkk. 2009. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Dua


belas. Jakarta : PTManufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Tahun 2001-2005.Papan Tulis dengan MetodeQuality Function
Deployment(QFD). Jurnal IlmiahPASTI Volume VI Edisi 1 ISSN 20855869
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta:
Salemba Empat.

Nasution, A. H. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Graha ilmu.


Yogyakarta.

Ningtyas, Agnes Novita; Mochamad Choiri dan Wifqi Azlia. 2015. Perancangan
Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Metode Grafik Dan Craft Untuk
Minimasi Ongkos Material Handling Production Facilities And Layout
Redesign Using Graphic And Craft To Minimize Material Handling Cost.
Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri 3:3

Permadi, K.S. 2013. Perencanaan Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan


Assembly Line Balancing Metode Moodle Young (Studi Kasus Di PT. Multi
Garmenjaya). Skripsi. Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknik.
Universitas Widyatama. Bandung.

Pudji,E.2012.Perencanaan Pemeliharaan Mesin dengan Menggunakan Metode


Markov Chain Untuk Mengurangi Biaya Pemeliharaan di PT Philips
Indonesia. SNAST Peeiode III.ISSN:1979-911X.Yogyakarta.

Puji,A.2004.Perencanaan dan Penjadwalan Produksi dengan Metode Transportasi


Guna Meningkatkan Profit.Jurnal Teknik Industri.Jakarta.Vol.2(1) hlm.146-
154.
Pujiyanto.2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan. Nirmana Vol.
5(1).

Putra, Tri Adi dan Chairul Furqon. 2015. Analisis Kapasitas Produksi Unit Ammonia
dan Urea Pabrik 1A (Studi Kapasitas Produksi pada Industri Pupuk). Jurnal
Aplikasi Manajemen 13: 3

Rangkuti,freddy.2005. Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan


Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Simamora, Henry. 2004. Management Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. STIE.
Yogyakarta.
Susetyo, Joko; Risma Adelina Simanjuntak dan Joo Magno Ramos. 2010.
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan
Group Technology Dan Algoritma Blocplan Untuk Meminimasi Ongkos
Material Handling. Jurnal Teklnologi 3:1

Uno, Hamzah B. dan Lamatenggo,Nina.2014.Teori Kinerja danPengukuranya.Bumi


Aksara.Jakarta.Hlm 236.
Wherther, Davis. 1996. Human Resource and Personel Management

Working Paper.

Yuliarty, Popy., Teguh Permana& Ade Pratama. 2010. Pengembanag Desain Produk

Anda mungkin juga menyukai