PENDAHULUAN
c. Desain pekerjaan
Menurut Simamora (2004), desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-
tugas yangakan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan
tugas-tugas ini, danbagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan
lainnya di dalam organisasi. Desainpekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas,
wewenang dan hubungan) balas jasa dan kualifikasiyang dipersyaratkan (keahlian,
pengetahuan dan kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengancara memenuhi
kebutuhan pegawai maupun perusahaan. Pekerjaan yang tidak sesuai
dengankeahlian akan sangat sulit untuk dilaksanakan oleh pegawai. Desain
perkerjaan haruslahdirancang dengan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan
elemen-elemen yangmempengaruhi desain pekerjaan.
Desain pekerjaan berhubungan dengan tenaga kerja yang melaksanakan
kegiatan operasional. Hal tersebut merupakan hal yang penting dalam suatu
perusahaan. Desain pekerjaan digunakan untuk mengelompokan tugas kerja untuk
mencapai tujuan organisasi perusahaan. Handoko (2001), mengemukakan desain
pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan individu atau kelompok
karyawan dalam wadah organisasi. Tujuan dari desain pekerjaan yaitu mengatur
pekerjaan - pekerjaan yang dibutuhkan organisasi, peralatan - peralatan dan
hubungan sosial serta perilaku.
e. Produktivitas Kerja
Menurut Baniaji (2009), produktivitas tenaga kerja merupakan kemampuan
seorang tenaga kerja untuk mengelola efisiensi input (material, mesin, metode dan
informasi) yang ditranformasikan untuk menghasilkan efektivitas output berdasarkan
standar yang telah ditentukan. Peranan produktivitas sebagai sasaran manajemen
untuk keberhasilan suatu tingkat kegiatan pada perusahaan, sedangkan pengukuran
produktivitas untuk sasaran manajemen penganalisa dan mendorong efisiensi
produksi sehingga dapat diketahui kekurangannya serta melakukan perbaikan.
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan
pengorbanan yang telah diberikan. Pengorbanan itu bukan hanya tenaga kerja tetapi
faktor produksi lainnya, antara lain modal dan keahlian. Produktivitas yang rendah
akan menimbulkan in-efesiensi dalam penggunaan tenaga kerja yang sekaligus
merupakan pemborosan bagi suatu perusahaan. Oleh sebab itu peranan karyawan
dan pimpinan sangat menentukan produktivitas suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya (Hakim, 2011)
Produktivitas kerja dalam suatu perusahaan itu dibutuhkan karena dapat
meningkatkan suatu perusahaan.produktivitas dapat diartikan bekerja secara efektif
san efisien. karena itulah produktivitas, efektif dan efisian dan juga kualitas sangat
berdekatan. mutu dan kemampuan tenaga kerja indonesia masih tergorong rendah
yang tercemin dari rendahnya produktivitas kerja, baik dalam tingkatannya maupun
pertumbuhannya.
f. Kompensasi
Pada umumnya balas jasa bagi setiap orang yang bekerja telah ditentukan
dan diketahui sebelumnya, sehingga karyawan secara pasti mengetahui kompensasi
yang diterimanya. Besarnya kompensasi ini mencerminkan status, pengalaman dan
pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan dan keluarganya, semakin
besar balas jasa yang diterima karyawan berarti semakin tinggi jabatan yang
diembannya. Selanjutnya semakin banyak pula pemenuhan kebutuhan yang dapat
dipenuhi sehingga kepuasan kerja makin baik. Disinilah letak pentingnya
kompensasi bagi karyawan sebagai penjual tenaga (fisik dan pikiran). Menurut
Hasibuan (2007), kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat
diketahui bahwa hakekatnya pengertian kompensasi adalah imbalan/balas jasa yang
diberikan oleh seorang pemberi kerja kepada seseorang penerima kerja yang
dibayarkan dalam bentuk uang tunai dan aturan lainnya (Hakim, 2011).
Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya
kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, maka apabila
sistem kompensasi yang diberikan perusahaan cukup adil untuk karyawan, akan
mendorong karyawan untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih
bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Tujuan
kompensasi dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi karyawan,
menjamin keadilan diantara karyawan, mempertahankan pegawai, memperoleh
karyawan yang lebih bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi
para karyawan. Oleh karena itu, kompensasi merupakan faktor yang penting untuk
dapat bekerja lebih produktif dan berkualitas.
1. Bahan-bahan (materials)
Bahan-bahan (materials) adalah berbagai jenis bahan berwujud yang
dibutuhkan untuk diolah atau diubah menjadi barang-barang
jadi.Pengolahan itu sendiri adalah pengubahan dan/ atau penggabungan
bahan-bahan tersebut. Bahan- bahan ini dibedakan menjadi bahan-
bahan baku dan bahan-bahan pembantu. Bahan-bahan baku (raw
materials) merupakan bahan yang penting di dalam kegiaatan
pengolahan dan merupakan bagian utama brang jadi. Sebagai contoh,
rotan adalah bahan utama, dan merupakan bagian utama, sebuah
perabot rotan. Bahan-bahan pembantu (utilities) adalah berbagai jenis
bahan yang bukan merupakan bahan utama dalam pengolahan dan
bukan merupakan bagian utama barang jadi yang dihasilkannya, akan
tetapi sangat dibutuhkan di dalam kegiatan pengolahan tersebut. Sebagai
contoh, paku dan lem adalah bahan-bahan pembantu yang diperlukan di
dalam pembuatan sebuah perabot rotan.
0 jika d = 0
1 jika d 0
Pada kasus ini tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika hanya jika
f(a) = f(b). Apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai
berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif
yang memiliki nilai lebih baik.
Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal adalah terletak pada
suatu tempat yangmampu memberikan total biaya produksi yang
rendah dan keuntungan yangmaksimal. Dengan kata lain lokasi yang
terbaik dari suatu pabrik adalah lokasidimana unit cost dari proses produksi
dan distribusi akan rendah, sedangkan hargadan volume penjualan produk
akan mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnyabagi
perusahaan. Pemilihan lokasi pabrik merupakan suatu keputusan
yangpenting karena kekeliruan yang dibuat tidaklah mungkin dengan segera
dikoresi tanpakehilangan investasi yang sudah ditanamkan.
a. Kapasitas produksi
Break Even Point atau titik impas merupakan suatu titik yang menunjukkan
bahwa pendapatan total yang dihasilkan perusahaan sama dengan jumlah biaya
yang dikeluarkan, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
mengalami kerugian. Analisis Break Even Point merupakan suatu analisis yang
digunakan oleh manajemen sebagai acuan pemberian keputusan terhadap
perencanaan keuangan, khususnya pada tingkat laba yang ingin dicapai serta
berhubungan dengan tingkat penjualannya.
Metode perhitungan Break Event Point menurut Ariyanti et.al (2014), sebagai
berikut:
1. Metode Grafik
Menggambarkan suatu titik impas dalam grafik perlu digambarkan adanya
garis penjualan. Penjualan ini merupakan hasil perkalian antara volume
produksi/penjualan (dalam unit) dengan harga jual per unit.
2. Metode Matematis
3. Break Even Point dihitung dengan metode Marjin Kontribusi (contribution margin)
Marjin Kontibusi adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi dengan
biaya variabel Mencari nilai titik impas dengan metode marjin kontribusi yaitu,
jumlah biaya tetap harus dibagi dengan marjin kontribusi yang dihasilkan oleh setiap
unit yang terjual.
Pengaturan material handling menurut Ningtyas et.al (2015), yang buruk akan
memberikan dampak yang cukup besar terhadap ongkos produksi yang harus
dikeluarkan, karena dalam kegiatan manufaktur biaya untuk material handling
berpengaruh sebesar 20%-70% dari total ongkos produksi. Ongkos material
handling dipengaruhi oleh ongkos material handling per meter, jarak antar stasiun
kerja yang berhubungan, dan frekuensi pemindahan yang terjadi.
1. Preventive Maintanance
2. Corrective Maintanance
3. Pemeliharaan Berjalan
4. Predictive Maintenance
5. Breakdown Maintenance
Untuk mendukung aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna,
maka keberadaaan suatu organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap
memerhatikan masalah-masalah setempat dengan memerhatikan jenis operasi,
kontinuitas operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin,
dan kondisi tenaga kerja. Dalam pengorganisaasian pekerjaan perawatan, perlu
diselaraskan secara tepat antara factor-faktor keteknikan, geografis dan situasi
personil yang mendukung.
Berangkat dari asumsi bahwa pola hubungan berlanjut terus pada masa
yang akan datang.
Metode kuantitatif ini cocok dipakai pada kondisi yang stastis, jelas, dan
tidak memerlukan human mind.
Atas dasar hal tersebut diatas, metode kuantitatif ini lebih disukai.
Pasar hasil produksi adalah bentuk proses pemasaran dari produk produk
yang dihasilkan. Perlunya pemasaran yaitu mengetahui tanggapan yang diberikan
konsumen mengenai ciri ciri, keinginan, dan kemampuannya. Sehingga
pemasaran menjadi jembatan antara produsen dan konsumen yang menentukan
suksesnya suatu usaha. Hal ini termasuk perencanaan, menentukan harga,
promosi, dan distribusi barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan
pelanggan.
a. Konsep pemasaran
Perusahaan melalui konsep pemasaran akan berhasil bilamana berpijak pada tiga
faktor dasar yang meliputi :
b. Bauran pemasaran
a. Media Periklanan
DR
DJHDSDA
DS
.,S.Si.,M.Si.
Para buruh
a. Bahan baku
Bahan baku direncanakan diperoleh dari pabrik disekitarnya Gresik
,JawaTimur. baku Rumput laut juga dapat diperoleh dari petani rumput laut
yang ada di Gresik ,JawaTimur.
b. Transportasi
Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan
darat maupun laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik ini
merupakan kawasan industri gas, yang telah memiliki sarana pelabuhan dan
pengangkutan darat sehingga pembelian bahanbaku dan pelemparan produk
dapat dilakukan melalui jalan darat maupun laut.
c. Pemasaran
Kebutuhan agar agar terus menunjukan peningkatan dari tahun ketahun
dengan semakin banyaknya industry kimia berbasis natrium alginate
sehingga pemasarannya tidak akan mengalami hambatan. Selain itu daerah
ini merupakan daerah industri sehingga produknya dapat dipasarkan kepada
pabrik yang membutuhkannya di kawasan industry tersebut atau kepada
pabrik lain yang ada di Indonesia.
d. Kebutuhan air
Air yang dibutuhkandalam proses diperolehdarisungai yang ada di Gresik
,JawaTimur yang mengalir di sekitarpabrikuntuk proses, sarana utilitas dan
keperluan rumah tangga
e. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar
Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah factor
penunjang yang paling penting. Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah
menggunakan generator diesel yang bahan bakarnya diperoleh dari
Pertamina. Selain itu, kebutuhan tenaga listrik juga dapat diperoleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Gresik ,JawaTimur.
f. Tenaga kerja
Sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu tujuan para
pencari kerja. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari
berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
g. Biaya untuk lahan pabrik
Lahan yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga
yang terjangkau.
h. Kondisi Iklim dan Cuaca
Seperti daerah lain di Indonesia, maka iklim di sekitar lokasi pabrik relative
stabil. Pada setengah bulan pertama musim kemarau dan setengah bulan
kedua musim hujan. Walaupun demikian perbedaan suhu yang terjadi
relative kecil.
i. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah sekitar memang dikhususkan
untuk daerah pembangunan industri.
j. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
agar agar karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagimereka.
Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu
keselamatan dan keamananmasyarakat di sekitarnya.
b) Metode Penentuan Lokasi
Metode yang digunakan PT. Agar Makmur Jaya Indonesia untuk
menentukan lokasi industry antara lain :
Metode Perbandingan Alternatif Lokasi
Suatu metode untuk memilih dari beberapa alternatif dengan
mengevaluasi besarnya derajat relatif pentingnya setiapfaktor keputusan
lokasi . PT. Agar Makmur Jaya Indonesia dalam pertimbangan pemilihan
lokasi berdasar atas 5 faktor. Untuk setiap faktor di beri penilaian 1 10.
Distribusi beberapa nilai ini kemudia di rata rata untuk mendapatkan
distribusi gabungan. Daerah lokasi untuk lokasi pembangunan PT. Agar
Makmur Jaya memilih daerah Gresik, Pasuruan dan Surabaya .
Dari hasil tabel di atas dapat kami simpulkan bahwa lokasi alternative yang kami
pilih adalah daerah Gresik karena berpotensi dan dekat dengan sumber kami.
4 Biaya asuransibahan 3% 3%
a) Kebutuhan : 607.500 kg
b) Harga/yard : Rp 8,000/kg
c) Total biaya penyimpanan : 15% harga rata-rata bahan
d) Total biaya pesan bahan : Rp 450,000
EOQ = 2 xD x s
PxL
=2 x 607.500 x 450,000
8,000 x 15%
= 21.345,37420613656
2. Bahan Extraksi
a) Kebutuhan : 3,330 L
b) Harga/yard : Rp. 6,000/L
c) Total biaya penyimpanan : 20% harga rata-rata bahan
d) Total biaya pesan bahan : Rp 100,000
14
3 4 5 6
12
2 9 8 7
2
13
1 10 11
1
10
Keterangan :
1. Penerimaan Bahan Baku
2. Penyotiran
3. Pencucian
4. Pengeringan
5. Pencampuran Bahan
6. Penetralan dan pendidihan
7. Pendinginan
8. Pemotongan
9. Pengepresan
10. Pengeringan
11. Packing
12. Jalan pekerja
13. Pintu
14. Jalan pembuangan limbah
Paragraf keterangan tentang alur layoutnya jelaskan
3.6 Proses produksidanPengolahanLimbah
3.6.1 Proses produksi
Pada pembuatan agar-agar dari rumput laut ini terdiri dari tiga metode, yaitu:
1. Ekstraksi
2. Alkali Treatment
3. MetodeCetylPyridinium Chloride.
Buat bagan proses produksi,
Alkali Treatment
Rumput laut jenis Gracilaria dicuci kemudian dikeringkan dengan bantuan
sinar matahari. Rumput laut ditambahkan dengan NaOH 6-7% selama 1-2 jam pada
suhu 70-900C dan ditambahkan sedikit asam untuk penetralan. Hasil dari Alkali
Treatment dan penetralan diumpankan ke Hot Extraction untuk diekstraksi dengan
pelarut air (sebanyak 15-20 kali) kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam, konsentrasi
maksimal dari hasil ekstraksi berkisar antara 0,8-1,5%. Cairan panas diumpankan ke
Rotary Drum Vacuum Filter. Filtrate hasil dari Rotary drum didinginkan dalam cooling
boxes pada suhu 40oC dan setelah terbentuk gel kemudian dipotong-potong. Gel
yang membeku kemudian diumpankan ke hydraulic Press untuk dihilangkan airnya.
Hasil dari Hydraulik press (cake) diumpankan ke Rotary Dryer pada suhu 70 oC untuk
dikeringkan. Produk agar-agar powder siap untuk dipacking.Dari ketiga metode
diatas dipilih metode Alkali Treatment, hal ini disebabkan karena bahan mudah
didapat, harga bahan baku murah dan kualitas agar yang dihasilkan lebih tinggi.
3.6.2Pengolahan limbah
Buat bagan ttg pengolahan limbahnya tiap limbahnya
Limbah yang dihasilkan oleh perusahaan kami adalah limbah berupa bahan
cair atau yang sering disebut dengan limbah cair.Pengolahan atau penanganan dari
limbah perusahaan kami, yakni dengan cara secara alami dan secara buatan.
Secara alamiah, pengolahan air limbah ini dapat dilakukan dengan membangun atau
membuat kolam stabilisasi. Jadi di dalam kolam tersebut, air limbah diolah secara
alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan kesungai
maupun kelaut.Kolam tersebut bisa berupa kolam fakultatif (pengolahan air limbah
yang tercemar bahan organic pekat) dan kolam maturasi (pemusnahan
mikroorganisme patogen). Menggunakan salah satu dari kolam tersebut dapat
meminimalisir anggaran industri yang dikeluarkan karena biaya yang dibutuhkan
murah dan cara tersebut direkomendasikan untuk daerah tropis serta sedang
berkembang.
Kapasitas produksi secara umum diukur dalam bentuk unit-unit phisik yang
ditujukan berdasarkan keluaran maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi
atau bisa juga berdasarkan jumlah masukan yang tersedia pada setiap periode
operasi.Pada produksi industri Agar-agar ini peramalan kapasitas produksi di lihat
dari 1) Strategic Plans and Decisions Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan
memiliki skop yang luas dan meliputi seperti misalnya, penentuan product line,
distribution and marketing channel, new plant and warehouse, dll. 2) Tactical Plans
and Decisions Merupakan keputusan-keputusan perencanaan taktis terutama yang
terkait penyusunan skedul operasi, alokasi dana, penggunaan mesin, perencanaan
tingkat produksi agar-agar, penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan,
penentuan perlu tidaknya lembur, penentuan perlu tidaknya persediaan dan berapa
banyak stok rumput laut. 3) Operational Plans and Decisions Merupakan keputusan
jangka pendek yang terkai misalnya menetukan pekerjaan yang harus dilakukan hari
ini atau minggu ini, menentukan siapa melakukan tugas apa, menentukan tugas-
tugas apa yang harus diprioritaskan. Perencanaan dan keputusan operasional ini
merupakan tingkatan yang terakhir yang mencakup perencanan dan keputusan
tugas-tugas rutin sehari-hari, nisalnya penjadualan karyawan dan peralatan,
penyesuaian tingkat produksi agar-agar, keputusan melakukan tindakan-tindakan
penyesuaian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengoperasian mesin,
pengawasan terhadap kualitas produksi agar-agar.
a) Kapasitas Produksi
Pada perusahaan PT. Agar Makmur Jaya yang kita jalankan dapat
memproduksi 500 kg per hari(10 jam kerja) dengan menggunakan manusia dan
mesin,sehingga dalam seminggu (5hari) kita dapat memproduksi agar-agar 5000
Kg.Namun jika sewaktu waktu terjadi lonjakan permintaan agar-agar perusahaan
kami bisa menambah pekerja dari luar dan menambah waktu lembur jam kerja
tentu saja pendapatan karyawan akan kita naikan.Kita dapat lihat tabel rencana
feasible bagi jam kerja pabrik.
i =1
Hstd
Hact=
Eo Pw Em
Eo = Efisiensi organisasional
Pw = Produktivitas operator
Hact
Nr=
Havl
P x Q = F + (V x Q)
Karena Q (kuantitas) tidak diketahui padahal yang kita cari, kita dapat
menggunakan aljabar untuk merumuskan kembali persamaan ini sebagai
berikut;
PQ = F + VQ
F = Q(P-V)
F
Q=
PV
Bersihkan rumput laut kering dari kotoran yang berupa pasir, garam dan
jenis-jenis rumput lain.
Perlakuan alkali: rumput laut bersih dimasak dalam larutan alkali
KOH/NaOH dengan konsentrasi tertentu pada temperatur 85 oC90 oC
selama 2 jam.
Penghancuran/agitasi: rumput laut yang telah mengalami perlakuan
alkali menjadi seperti bubur dihancurkan dengan proses pengadukan atau
agitasi.
Ekstraksi: rumput laut dalam kondisi alkali/basa pH 8-9 dimasak
dengan temperatur pemasakan 90 oC selama 18 jam. Selama proses
ekstraksi, larutan diaduk menggunakan mesin pengaduk.
Penyaringan/filtrasi: bubur dengan cepat disaring dalam keadaan panas
dengan menggunakan filter press sehingga filtrat dalam bentuk sol (cairan
kental) dapat terpisah dari residu/ampas padat.
Penjedalan: ditambahkan larutan KCl dengan konsentrasi tertentu pada filtrat
larutan sol, kemudian aduk. Tuangkan larutan ke dalam cetakan/loyang,
diamkan pada suhu kamar sampai menjedal membentuk gel. Proses
penjedalan dapat juga dilakukan dalam pembekuan ruangan pendingin/freezer
selama 12 jam. Pada industri besar, biasanya menggunakan conveyor (ban
berjalan) pendingin sampai menjedal. Selain itu, bisa juga menggunakan
tabung pendingin (tube coller), dimana larutan sol dialirkan ke dalam tabung
pendingin, kemudian ditekan secara hidrolik sehingga larutan sol yang sudah
menjedal (gel carrageenan) keluar dari tabung pendingin.
Proses tekan: air dikeluarkan dari gel carrageenan dengan cara ditekan
(press). Caranya, susun gel secara berlapis-lapis, masing-masing dibatasi
dengan kain saring, lalu tekan dengan beban selama 12-24 jam sehingga
diperoleh bentuk lembaran karaginan. Dalam skala industri, pengepresan
menggunakan alat yang disebut dengan hydroextractor.
Pengeringan: untuk memudahkan pengeringan, potong-potong
lembaran carrageenan (memperluas permukaan kontak), kemudian keringkan
dengan alat pengering pada temperatur 60 oC sampai kering. Dalam skala
industri besar, biasanya lembaran carrageenan dibentuk menjadi pellet, lalu
dimasukkan ke dalam mesin pengering tertutup (sistem tertutup) untuk
mengurangi kontak langsung dengan udara terbuka.
Pembentukan tepung: lembaran carrageenan dalam bentuk pellet yang
sudah kering dijadikan tepung melalui proses grinding.
Pengemasan: tepung carrageenan dikemas dalam kantong-kantong plastik
atau karton untuk bisa dipasarkan.
e. Proses Penjualan
Setelah terbentuk menjadi agar-agar, langkah selanjutnya adalah proses
pengemasan, proses pengemasan menggunakan mesin pengemas dan
dikemas dalam plastik polyethilen sedang, setiap pack berisi 20 sachet
agar-agar.
Setelah itu, beberapa pack dikemas kedalam kardus, dimana setiap
kardus berisi 50 pack agar-agar.
Setelah pengemasan dengan kardus selesai, produk siap dipasarkan.
Untuk menjaga agar proses produksi pada Industri Agar-Agar berjalan dengan
lancar, dibutuhkan bagian pemeliharaan agar meminimalisir kecelakaan kerja.
Pemeliharaan yang perlu dilakukan yaitu :
1. Pemeliharaan bangunan
2. Pemeliharaan peralatan industri yang meliputi :
a. Mesin pencuci bahan baku
Perawatan mesin pencuci bahan baku tidaklah sulit. Cukup dengan
membersihkan badan mesin setiap hari, pemberian oli atau pelumat setiap
minggu dan pengecheckan terhadap saluran air secara rutin. Biaya yang
harus dikeluarkan yaitu Rp 150.000 untuk pembelian pelumas.
b. Mesin hot extraction rumput laut
Hasil dari Alkali Treatment dan penetralan diumpankan ke Hot
Extraction untuk diekstraksi dengan pelarut air (sebanyak 15-20 kali)
kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam, konsentrasi maksimal dari hasil
ekstraksi berkisar antara 0,8-1,5%. Kemudian siapkan air panas dan
masukkan ke dalam ember atau baskom besar. Setelah itu tambahkan
pemutih dalam bak air panas tersebut, baru setelah itu dapat meletakkan
setiap bagian mesin ke dalam bak atau baskom yang sudah kita beri pemutih
tersebut. Biarkan selama 15 menit, setelah itu bilas setiap bagian mesin
penggiling daging dengan menggunakan air bersih. Lap hingga kering agar
tidak terjadi karat. Atau menggunakan lap dari bahan katun yang kering, agar
segala macam air atau noda lainnya dapat terserap dengan baik. Setelah
selesai, dapat langsung membungkusnya ke dalam dus, agar tidak
mendapatkan kontak langsung dengan udara. Kontak tersebut akan
membuat mesin hot extraction rumput laut berdebu, hingga mengurangi
higienitas, dan agar tidak berkarat. Biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan
yaitu Rp 150.000 untuk pembelian oli, Rp 50.000 untuk cairan pembersih, Rp
50.000 untuk pembelian pemutih.
c. Rotary Drum Vacuum Filter
Setelah menggunakan rotary drum vacuum filter, bersihkan bagian
badan dari rotary drum vacuum filter tersebut. Cara membersihkannya
dengan dicuci menggunakan sabun kemudian bilas dengan air panas. Untuk
badan dari rotary drum vacuum filter tidak boleh dicuci langsung dengan air,
hanya boleh dilap dengan air panas. Pembersihan rotary drum vacuum filter
ini tidak memerlukan biaya karena tidak perlu membeli oli ataupun bahan
lain.
d. Cooling boxes
Untuk perawatan mesin Cooling boxes langkah awal yang harua
dilakukan yaitu bersihkan bagian mesin dari sisa-sisa bahan baku. Kemudia
lap dengan air hangat. Setelah mesin bersih dari kotoran atau sisa bahan
baku, barulah mesin dikeringkan. Setelah mesin kering tambahkan pelumas
atau oli di bagian processornya jangan sampai kehabisan oli. Setelah itu
panaskan mesin dan lakukan pengecheckan. Biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan mesin pencetak tiap bulan yaitu Rp 150.000 untuk oli dan Rp
50.000 untuk pembersihnya.
e. hydraulic Press
Setelah menggunakan hydraulic Press bukalah pintunya untuk
beberapa saat. Jangan langsung mengelap hydraulic Press dalam keadaan
panas karena selain berbahaya juga akan menimbulkan masalah pada
hydraulic Press seperti timbulnya goresan atau menyebabkan kaca rusak.
Sisa dari masakan kue ataupun bahan minyak mungkin akan membuat
hydraulic Press bau dan kotor. Semprot dengan garam dan cuka lalu
panaskan hydraulic Press selama beberapa menit agar masakan dan kerak
yang mengering tadi mudah dibersihkan. Untuk peemliharaan mesin
hydraulic Press ini harus dilakukan setiap hari agar hydraulic Press tidak
mudah rusak ataupun berkarat. Anggaran yang dibutuhkan setiap bulan
untuk membeli garam Rp 50.000 , Rp 80.000 untuk cuka / 4 liter cuka, Rp
50.000 untuk cairan pembersih mesin (cleaner).
f. Mesin pengemas
Untuk mesin pengemas cara perawatannya mudah sekali karena tidak
bersentuhan langsung dengan bahan baku. Langkah pertama yaitu matikan
mesin terlebih dahulu. Kemudian bersihkan bagian badan mesin dengan cara
dilap. Setelah itu berikan pelumas pada processornya jangan sampai
kehabisan pelumas karena dapat mengakibatkan terhambatnya proses
produksi. Untuk biaya pemeliharaan mesin pengemas tiap bulan memerlukan
anggaran sebesar Rp 150.000 untuk membeli pelumas, Rp 50.000 untuk
membeli cairan pembersih mesin.
4. Pemeliharaan peralatan elektris dan penerangan
Untuk pemeliharaan peralatan elektris untuk penerangan, cara yang
dilakukan yaitu selalu mengawasi kondisi dari peralatan tersebut karena jika
terjadi kecelakaan kerja sangat berbahaya bagi lingkungan industri dan
sekitarnya. Selalu pastikan kondisi lampu penerangan dalam keadaan baik.
Selalu check kondisi kabel-kabel untuk memastikan tidak ada kerusakan
kabel. Pengawasan terhadap mesin-mesin yang menggunakan tenaga listrik
juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan dini pada mesin. Biaya
yang dikeluarkan untuk pemeliharaan peralatan elektris dan penerangan
cukup besar karena menyangkut keselamatan industri.
5. Pemeliharaan gudang
Cara pemeliharaan gudang cukup mudah. Selalu menjaga kebersihan
gudang, dengan cara disapu secara rutin dan dipel menggunakan carbol
untuk menghilangkan bakteri atau kuman yang menempel di lantai sehingga
membuat gudang kurang hygenis. Biaya untuk perawatan gudang sebesar
Rp 30.000 tiap minggu untuk keperluan carbol.
6. Pemeliharaan peralatan pengecatan
Untuk pemeliharaan peralatan pengecatan, alat-alat yang digunakan
dapat disimpan di dalam gudang. Jangan sampai terkena sinar matahari
langsung karena dapat mengkontaminasi alat ataupun bahan-bahan
tersebut. Setelah menggunakan alat pengecatan seperti kuas, harus segera
dicuci menggunakan tinner ataupun bensin agar cat yang tersisa tidak kering
dikuas ataupun mengendap dikuas. Biaya yang harus dikeluarkan untuk
pemeliharaan peralatan pengecatan sebesar Rp 100.000 per bulan untuk
membeli tiner dan antisipasi kecelakaan kerja.
7. Pemeliharaan peralatan service
Cara pemeliharaan peralatan service yaitu dengan membesihkan alat-
alatnya setiap hari atau setelah digunakan langsung dibersihkan. Pada
peralatan service harus sering mengecek kondisinya ataupun pergantian oli
pada alat - alat tertentu. Jangan sampai adal alat-alat yang kehabisan oli
atau pelumas karena dapat menyebabkan kerusakan mesin lebih dini. Biaya
yang harus dikeluarkan untuk perawatan peralatan service yaitu Rp 200.000
perbulan untuk membeli oli atau pelumas.
8. Pemeliharaan tempat penampungan limbah
Proses pemeliharaan mesin atau peralatan pada Industri Tempura Ikan
Tenggiri harus dilaksanakan sesuai prosedur agar tidak terjadi kerusakan
pada peralatan. Keuntungan yang didapat dari kegiatan pemeliharaan yaitu
produksi dapat terpenuhi sesuai permintaan, memperkecil anggaran
perbaikan mesin, menjaga atau mengharapkan agar mesin dapat bertahan
lama dan memperkecil resiko kecelakaan kerja.
DAFTAAR PUSTAKA
Ariyanti, Retno; Sri Mangesti Rahayu Dan Achmad Husaini. 2014. Analisis Break
Even Point Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap
Perencanaan Volume Penjualan Dan Laba (Studi Kasus Pada PT. Cakra
Guna Cipta Malang Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis 11: 1
Baniaji D. 2009. Analisa Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produk Mebel
Pada UD. Jepara Asli Surakarta. Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.hlm.23.
Djie, Inti Sariani Jianti. 2013. Analisis Peramalan Penjualan dan Penggunaan
Metode Linier Programming dan Decision Tree Guna Mengoptimalkan
Keuntungan pada PT Primajaya Pantes Garmet. Journal The Winners. Vol
14(2).
Jawin, E. (2011) Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas dengan Metode Grafik dan
Algoritma CRAFT Pada PT. Prima Indah Saniton. Jurnal Teknik Industri
Ningtyas, Agnes Novita; Mochamad Choiri dan Wifqi Azlia. 2015. Perancangan
Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Metode Grafik Dan Craft Untuk
Minimasi Ongkos Material Handling Production Facilities And Layout
Redesign Using Graphic And Craft To Minimize Material Handling Cost.
Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri 3:3
Putra, Tri Adi dan Chairul Furqon. 2015. Analisis Kapasitas Produksi Unit Ammonia
dan Urea Pabrik 1A (Studi Kapasitas Produksi pada Industri Pupuk). Jurnal
Aplikasi Manajemen 13: 3
Working Paper.
Yuliarty, Popy., Teguh Permana& Ade Pratama. 2010. Pengembanag Desain Produk