Kecombrang (Etlingera elatior) yang mengandung senyawa saponin dan flavonoid yang
dapat membunuh larva nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek, LC50
dan LT50 fraksi n-heksana batang kecombrang sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak
lengkap. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way anova (p<0,05) dan Post-hoc
Bonferroni (p<0,05) serta uji probit untuk menghitung LC50 dan LT50. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa rerata kematian larva adalah 25% pada konsentrasi 0,25%; 33,75% pada
konsentrasi 0,5%; 45% pada konsentrasi 90% dan 93,75% pada konsentrasi 1%. Nilai LC50
adalah 1,013% di menit ke-10; 1,002% di menit ke-20; 0,903% di menit ke-40; 0,810% di
menit ke-120; 0,686% di jam ke-24; 0,643% di jam ke-48 dan 0,579% di jam ke-72. Nilai
LT50 10,73 menit pada konsentrasi 1%.
Kata kunci : Aedes aegypti, Demam Berdarah Dengue, Kecombrang (Etlingra elatior),
larvasida
51
urutan kedua sepuluh penyakit terbanyak. Salah satu tanaman yang dianggap memiliki
pada pasien rawat inap di rumah sakit umum potensi insektisida adalah kecombrang
DBD yang dilakukan guna memutus rantai Saponin dapat digunakan sebagai insektisida
yang utama adalah pemberantasan sarang tegangan permukaan selaput mukosa traktus
Plus bukan dengan fogging (Depkes, 2011). menjadi korosif (Aminah dkk. 2001).
uraian tersebut diatas, perlu dilakukan terhadap larva instar III Aedes aegypti .
Tujuan Penelitian
penelitian yang digunakan dalam penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah ini adalah metode eksperimental dengan
pada bagian atas dan larutan etanol pada Untuk mengetahui adanya perbedaan antara
bagian bawah. Kedua larutan tersebut perlakuan yang diberikan maka digunakan
dikeluarkan dan ditempatkan pada gelas analisis ANOVA satu arah dilanjutkan
erlenmeyer yang berbeda. Pencampuran dan dengan Uji post-hoc Bonferroni. Untuk
tampak jernih. Filtrat yang didapat dengan menggunakan analisis probit. Lethal
merupakan larutan ekstrak etanol yang telah consentration merupakan suatu ukuran
bebas senyawa nonpolarnya dan larutan untuk mengukur daya racun dari jenis
fraksi heksan. Kedua larutan yang diperoleh pestisida. Pada uji efektifitas ditunjukan
kemudian dievaporasi sehingga diperoleh LC50 yang berarti berapa ppm atau persen
fraksi etanol yang telah bebas dari senyawa konsentrasi yang dapat menyebabkan
nonpolarnya dan fraksi heksan dalam bentuk kematian 50% dari hewan percobaan. Nilai
kental. Fraksi n-heksan ekstrak batang subletal ditentukan dengan analisis probit.
dengan konsentrasi 0,25 %, 0,50 %, 0,75 %, aplikasi SPSS 17.0 for windows.
mati.
55
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan normal lebih dari dua kelompok. Dari uji
didapat rata-rata persentase jumlah larva uji hipotesis ini diketahui nilai p sebesar 0,012.
yang mati. Kematian larva uji mulai terlihat Nilai p < 0,05 berarti terdapat perbedaan
pada menit ke-5 pada konsentrasi 0,5% bermakna yang menunjukkan perbedaan
dengan persentase rata-rata kematian larva jumlah larva yang mati selama pengamatan
uji sebesar 6,25%. Persentase kematian antara dua konsentrasi. Uji Post Hoc pada
tertinggi pada kelompok perlakuan adalah penelitian ini menggunakan uji Bonferroni
90% dengan konsentrasi 1% pada menit ke- untuk menentukan dua konsentrasi yang
0,25% pada menit ke-20. Dari uji benferroni diketahui tidak terdapat
jumlah larva yang mati tidak mencapai 50%. aegypti instar III esebagai larvasida.
LC50 didapatkan pada menit ke-10 dengan Kecombrang memiliki bahan aktif yaitu
untuk membunuh 50% larva pada mukosa traktus digestivus larva sehingga
penelitian yang telah dilakukan LT50 pada flavonoid bersifat menghambat makan
konsentrasi 0,25%, 0,5% dan 0,75% tidak serangga dan juga bersifat toksis. Pada
dapat dinilai karena nilai LT50 melebihi penelitian ini diduga terjadi hal yang sama
waktu pengamatan. Nilai LT50 pada pada tubuh larva uji yang terpajan oleh
Pembahasan
Berbagai konsentrasi larutan uji yang
Pada penelitian ini digunakan ekstrak batang
digunakan dalam penelitian ini mengacu
Kecombrang (Etlingera elatior) yang
pada penelitian Novitha (2011) yaitu 0,25
difraksinasi dengan pelarut n-heksana.
%, 0,5 %, 0,75 %, dan 1 %. Hal ini sesuai
Berdasarkan penelitian Novitha (2011),
dengan WHO Guidelines For Laboratory
dikatakan bahwa terdapat efek dari ekstrak
and Field Teating of Mosquito Larvacides
batang Kecombrang (Etlingera elatior)
tahun 2005 dimana maksimal persentase
sebagai larvasida terhadap larva Aedes
57
penelitian larvasida adalah sebesar 1%. konsentrasi larutan uji yaitu, 0% pada
Kecombrang menyatakan bahwa konsentrasi membunuh 50% larva. Penurunan nilai LC50
yang efektif dalam membunuh larva Aedes ini juga terjadi pada penelitian yang
aegypti instar III adalah konsentrasi 0,75 % dilakukan oleh Novitha (2011) ekstrak
konsentrasi yang paling efektif adalah 1% terhadap larva Aedes aegypti instar III, yaitu
karena tidak berbeda nyata pada taraf 5% nilai LC50 sebesar 0,471% pada menit ke-
dengan kontrol positif (tabel 5). Hal ini 1440 (24 jam) dan 0,406% pada menit ke-
pada konsentrasi 1 %.
KESIMPULAN
60
Depkes RI. 2007. INSIDE ( Inspirasi dan Hoedojo, R. dan Zulhasril. 2004. Morfologi,
Ide) Litbangkes P2B2 vol II : Aedes Daur Hidup dan Perilaku Nyamuk.
aegypti Vampir Mini yang Mematikan. Parasitologi Kedokteran Edisi Ke-3.
Badan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas
Kesehatan Depkes RI. Jakarta. Indonesia. Jakarta. hlm 343.
Djakaria, S. 2004. Pendahuluan Entomologi. Tribun Lampung. 2012. 440 Kasus DBD
Parasitologi Kedokteran Edisi Ke-3. Ditemukan di Bandar Lampung.
Fakultas Kedokteran Universitas http://lampung.tribunnews.com/.
Indonesia. Jakarta. hlm 343. Diakses tanggal 16 Maret 2012
Gunawan, D. Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Ware, G., D. Whitacre. 2004. The Pesticide
Alam (Farmakognosi). Jilid Pertama. Book. University of Minnesota.
Penebar Swadaya. Jakarta Ohio.
61