Kelompok : 3-Senin
Anggota : 1. Aryadita Ayu Pratama
2. Rafieta Hyda
3. Agum Mahatma
4. Valeria Irma
Semarang, 2017
Mengesahkan
Asisten Pengampu,
RINGKASAN
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup. Dalam menentukan
kualitas air telah ditetapkan standar baku mutu air di Indonesia, baik standar baku mutu air
minum, air industri, dan sebagainya. Secara umum, kualitas air dapat ditinjau dari segi
biologis, fisis, dan kimia yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Oleh karena itu,
percobaan ini penting untuk dilakukan, yaitu untuk melakukan pemeriksaan terhadap suatu
sampel air. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh media terhadap jumlah koloni,
menentukan growth rate dan doubling time dan membandingkan radius perkembangan
mikroba dengan desinfektan yang berbeda
Metode praktikum ini diawali dengan langkah pendahuluan. Kemudian dilanjut dengan
langkah percobaan PA. meliputi uji koloni dan uji desinfektan. Praktikum ini menggunakan
variabel suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan yang digunakan yaitu safety cabinet, kulkas,
dan inkubator.
PRAKATA
Puji syukur senantiasa dihaturkan untuk Tuhan yang Maha Esa, karena berkat nikmat
dan rahmat-Nya, laporan dapat diselesaikan sesuai harapan. Penyusunan Laporan ini
ditujukan sebagai syarat untuk melaksanakan praktikum mikrobiologi industri. Laporan ini
berisi materi pemeriksaan air. Dalam laporan ini, dijelaskan mengenai pengertian dan metode
yang tepat untuk pemeriksaan air. Dengan tujuan mahasiswa mampu melakukannya dengan
baik.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu,
ucapan terima kasih diucapkan kepada asisten Laboratorium mikrobiologi industri. Tidak lupa
terima kasih kepada teman-teman atas dukungan dan bantuannya dalam bentuk apapun.
Dalam penyusunan laporan ini, usaha semaksimal mungkin telah dilakukan untuk
menyusun laporan ini sebaik mungkin. Namun, disadari bahwa tidak ada suatu apapun yang
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Semarang,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum 2
1.4 Manfaat Praktikum 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Mikroorganisme Air
2.2 Persyaratan Standarisasi Kualitas Air 3
2.3 Sifat Koloni 4
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme 4
2.5 Perhitungan Jumlah Koloni 5
2.6 Jenis jenis Pengolahan Air.
2.7 Deskripsi Sampel Air
BAB III METODE PRAKTIKUM 8
3.1 Alat dan Bahan 8
3.2 Prosedur Praktikum 9
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroorganisme Air
Perairan alami memiliki sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu hal
ini terjadi selama sistem di dalamnya tidak mendapatkan gangguan atau hambatan,
antara lain dalam bentuk pencemaran. Di lingkungan laut lepas memiliki populasi
mikroorganisme yang relatif lebih rendah, di lingkungan pantai populasi
mikroorganisme terdapat lebih banyak, hal ini karena lingkungan pantai kaya akan
nutrien yang berasal dari daratan. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air
adalah bakteri, alga biru-hijau, fungi, microalgae virus, dan protozoa.
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air
dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun
(Tarigan, 1988). Dalam air di dalamnya akan terkandung sejumlah kehidupan.
Didalamnya terdiri dari bakteri, yaitu :
a. Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang
mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air
sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman,
kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
b. Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang
mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan lama
akan tercium bau busuk seperti bau telur busuk.
c. Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan kersik),
sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasad-jasad yang
berwarna hijau, biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung kepada dominasi
jasad- jasad tersebut serta lingkungan yang mempengaruhinya.
Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :
a. Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
energi seperti matahari dan kimia. Contohnya : Thiobacillus, Nitrosomonas,
Nitrobacter.
b. Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik
sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Contohnya
antara lain : Saprolegnia sp., Candida albicans, Trichopnyton rubrum.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup pada tekanan lebih dari 1208 kg/cm2
(Barofilik). Tekanna yang tinggi akan enybabkan adanya peningkatan reaksi kimia.
ditunda, plate harus disimpan pada suhu 5-100C dan tidak boleh lebih dari 21 jam.
2.5.2 Perhitungan Manual
Perhitungan koloni secara manual dilakukan dengan menghitung jumlah
koloni terbanyak dan tersedikit. Sampel diencerkan hingga 2x pengenceran,
setelah waktu inkubasi, jumlah koloni dalam petridish dapat dihitung secara
manual (dihitung biasa), jumlah koloni terbanyak dan tersedikit, kemudian dicari
rata- ratanya.
Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp
Keterangan :
N = N0.2n
N = jumlah akhir
N0 = jumlah sel awal
n = jumlah generasi
2.5.4 Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus
(Rismana, 2002). Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptic. Macam-macam desinfektan yang
digunakan :
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada
kedokteran gigi. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat
yang tidak dapat disterilkan. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri
M. tuberculosis, fungi, dan virus.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas
dalam kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrol plak. Efektivitasnya pada
rongga mulut disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary
mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide.
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak
digunakan sebagai antiseptik.
2.6 Jenis jenis Pengolahan Air
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah
dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik teknik pengolahan air buangan yang telah
dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan :
- pengolahan secara fisika
- pengolahan secara kimia
- pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan
secara sendiri sendiri atau secara kombinasi .
2.6.1 Pengolahan Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap
atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening)
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang
berukuran besar . Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara
mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di
dalam bak pengendap . Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan
yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan
berikutnya Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan
tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan
memberikan aliran udara ke atas (air flotation). Proses filtrasi di dalam pengolahan air
buangan , biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse
osmosisnya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel
tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat
membran yang dipergunakan dalam proses osmosa. Proses adsorbsi , biasanya dengan
karbon aktif , dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya : fenol ) dan
senyawa organik terlarut lainnya , terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali
air buangan tersebut. Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan
untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.
Dokumentasi :
Deskripsi singkat :
Masjid Agung Jawa Tengah adalah Masjid yang terletak di jalan Gajah Raya, Kelurahan
Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Jawa Tengah. Masjid ini sangat megah
dengan luas lahan mencapai 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter
persegi tersebut bargaya arsitektur perpaduan antara Jawa, Jawa Tengah dan Yunani. Dilengkapi
dengan 6 buah payung elektrik ukuran besar yang dibuka jika jemaah sholat cukup banyak.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Mengencerkan sampel
Menyiapkan media
b. Uji koloni
Membiarkan media dalam petridish setengah padat
Langkah-langkah percobaan PA :
1. Uji Koloni
a. Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi
dengan sampel yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media
menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi.
b. Simpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya selama
waktu inkubasi yang ditentukan. (Biasanya 2 hari) .
c. Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa),
kemudian dicari rata-ratanya.
Rata-Rata jumlah koloni = (terbanyak+tersedikit)/2
Fp
=10-4
2. Uji Desinfektan
1. Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil pada
tengah- tengah media tersebut. Kemudian teteskan contoh desinfektan ke dalam
lubang tersebut menggunakan pipet tetes.
2. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang telah ditentukan (biasanya
2 hari).
3. Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius terjauh,
radius terdekat, dan rata-rata)
DAFTAR PUSTAKA
Hafni. 2012. Proses Pengolahan Air Bersih Pada PDAM Padang. Institut Teknologi Padang.
Padang.
Rismana, E. 2002. Modifikasi Pati untuk Farmasi. Pikiran Rakyat Cyber Media. Hal: 3-5.
Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi Umum. Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.
RINGKASAN
Pemindahan atau pembiakan mikroba sangat penting dilakukan, hal ini dimaksudkan
agar ketika kita membutuhkan suatu mikroba kita tidak perlu mencari dengan susah payah
lagi. Karena kita sudah bisa membiakannya. Dalam melakukan pemindahan biakan mikroba
haruslah dilakukan dengan cara steril, hal ini bertujuan agar tidak terjadi kontamian pada
bakteri yang kita pindahkan ataupun pada bakteri yang akan kita kultur. Sterilisasi adalah
suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu
benda. Beberapa metode sterilisasi seperti autoclave, oven, cara kimiawi, sinar ultraviolet,
dan pendidihan. Aspergillus niger Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari
satu) yang membentuk benang-benang hifa/filament. Penggunaan utama dari Aspergillus
niger adalah untuk produksi enzim dan asam organik dengan cara fermentasi.
Langkah percobaan PSA adalah dengan biarkan media dalam tabung memadat.
Kemudian menyiapkan kawat osse, mensterilkan kawat osse, memindahkan mikroorganisme
dari biakan murni. Lalu simpan dalam ruang inkubasi. Terakhir mengamati kenampakan
setelah waktu inkubasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Purnawijayanti, 2011).
Ketika untuk pertama kalinya melakuka pemindahan biakan bakteri secara aseptic,
sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran.
Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan
mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Ada beberapa metode sterilisasi, yaitu :
a. Autoclave
Adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang
lebih
15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoclave terutama ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel dari mikroorganisme yang tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada
kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri. Endospora dapat
dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer
normal. Pada suhu 121 C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, di mana
sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 650C.
b. Oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi
dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak,
paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin
dan ZnO, dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering
adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah
tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada suhu 1210C selama 12
menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu
1500C sampai
c. Cara Kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti
halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun
merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada
alkohol akan
meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap
spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan
alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik. Pemilihan
antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang
dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi
antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol, fenol, hidrogen feroksida,
zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat, aldehida, dll.
d. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di
udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan
secara eksklusif pada 253,7 nm.
e. Pendidihan
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi
jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini harus benar-
benar tertutupi oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah
sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi
menggunakan pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 %
fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat
kondisi bahan-bahan logam.
Aspergillus niger mempunyai kepala konidia yang besar, bulat dan berwarna hitam,
coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen, hifa septat
1977). Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 350C-370C (optimum), 60C-
80C
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum
memindahkan mikroorganisme
dari biakan murni
Mengamati kenampakannya
kedudukan tabung reaksi dibuat miring di bawah 450, kemudan dibiarkan sampai
memadat). Apabila menggunakan petridish maka masukkan media ke dalam petridish
kemudian birkan sampai menjadi padat.
2. Menyiapkan kawat osse, Bunsen dan HCl (sesuaikan variabel)
3. Mensterilkan kawat osse: Panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian
memasukkan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.
4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat
osse yang sudah di sterilisasi ke media baru dalam tabung/petridish.
5. Untuk media dalam tabung, gunakan penutup (sesuaikan variable) atau tanpa penutup
tabung.
6. Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang telah ditentukan
7. Mengamati kenampakan setelah waktu inkubasi.
DAFTAR PUSTAKA
Jong, S.C. and M.J. Gantt, (eds.) 1987. Catalogue of fungi and yeasts, 17th edition. American