PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman hasil pertanian khususnya tanaman umbi-umbian
dalam bidang pangan di Indonesia dewasa ini terus mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun. Salah satu yang paling berkembang pesat adalah tanaman umbi-
umbian dari jenis ubi jalar. Potensi ubi jalar sebagai bahan baku pembuatan
melimpah khususnya di Indonesia. Tahun 2011 di Indonesia luas panen ubi jalar
ubi jalar terkandung 20.10 g karbohidrat, 1.60 g protein, 0.10 lemak g lemak,
12.70 g serat, dan 4.20 g gula. Komposisi tersebut menunjukkan bahwa ubi jalar
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani. Berbagai cara telah
hewani dapat terpenuhi di masyarakat. Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang
banyak terdapat di Indonesia . Ikan gabus memiliki tekstur yang lembut, danging
yang berwarna putih sangat cocok di olah menjadi nugget dan bakso. Selain itu
ikan gabus memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. Namun konsumsi
pengolahan terhadap ikan gabus yang dapat menarik minat masyarakat yaitu salah
1
Nugget merupakan makanan yang sangat digemari di berbagai lapisan
masyarakat. Nugget yang umunya djual dipasaran adalah berbahan dasar daging
ayam atau udang serta tepung yang digunakan adalah tepung tapioka. Oleh karena
salah satunya adalah nugget ikan gabus dengan menggunakan tepung ubi jalar.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu, adakah pengaruh tepung ubi jalar terhadap kualitas nugget
ikan gabus?
C. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui adanya pengaruh tepung ubi jalar terhadap kualitas nugget ikan
gabus
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian serupa dengan tepung
yang berbeda
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai wadah dalam melakukan pengolahan bahan pangan yang
beranekaragam .
b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
2
Sebagai inovasi baru di bidang pertanian berupa bahan yang dapat
menggantikan peranan tepung dalam produk pangan serta konsumsi
makanan yang sehat .
c. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan untuk disosialisasikan kepada masyarakat
umum sebagai informasi untuk masyarakatnya terutama terkait
pemanfaatan bahan pertanian dan perikanan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Teori
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : I. batatas
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu bahan pangan aneka
ubi yang tumbuh dengan baik di wilayah tropis, terlebih pada kondisi di mana
kandungan hara dalam tanah rendah dan mampu bertahan hidup terhadap bahaya
kekeringan (Burrell, 2003). Indonesia merupakan salah satu center of origin ubi
Ubi jalar merupakan salah satu jenis makanan yang mampu menunjang program
perbaikan gizi masyarakat. Nilai kalori yang terkandung dalam ubi jalar cukup
tinggi, yaitu 123 kalori/100 gram. Ditinjau dari komposisi kimianya, ubi jalar
memiliki potensi yang baik sebagai bahan pangan sumber karbohidrat, mineral,
4
dan vitamin (Setyono et al dalam Vebby.2015). ) Secara umum komposisi zat gizi
Ikan gabus merupakan ikan karnivora yang suka memakan hewan lain yang
lebih kecil, seperti cacing, udang, ketam, plankton dan udang renik (Djuanda
dalam Denny, 2010) , Jenis-jenis ikan keluarga Ophiocephalus adalah ikan gabus,
Suprayitno dalam Denny 2008 )Protein ikan gabus segar mencapai 25,1%,
sedangkan 6,224 % dari protein tersebut berupa albumin. Jumlah ini sangat tinggi
terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen dan bersinergi dengan
pembentukan jaringan sel baru seperti akibat luka dan penyembuhan luka akibat
operasi. Selain itu, kadar lemak ikan gabus relatif rendah dibandingkan kadar
lemak jenis-jenis ikan lain (tongkol 24,4% dan lele 11,2% lemak) memungkinkan
umur simpan ikan gabus lebih panjang karena kemungkinan mengalami ketengikan
5
3.Nugget
Nugget merupakan salah satu bentuk produk beku siap saji, yaitu produk
dibekukan. Produk beku siap saji hanya memerlukan waktu penggorengan selama
1 menit pada suhu 150 C. Ketika digoreng, nugget beku setengah matang akan
bahan asalnya (Made Astawan dalam Rahadhilla, 2010). Nugget ikan adalah suatu
bentuk olahan dari daging ikan yang digilinng halus dan dicampur dengan bahan
menjadi bentuk tertentu. Nugget ini diselimuti dengan batter (adonan Encer dari
air, tepung pati, dan bumbu--bumbu) dan dilapisi dengan tepung roti, kemudian
digoreng atau disimpan terlebih dahulu dalam ruang pembeku (freezer) sebelum
Adapun kajian yang relevan pada penelitian ini adalah Jurnal yaitu :
Mutu Nugget
Maizena terhadap Tekstur dan Sifat Sensoris Fish Nugget Ikan Tuna
6
C. Kerangka Berpikir Ilmiah
D. Hipotesis Penelitian
H0: Tidak ada pengaruh tepung ubi jalar terhadap kualitas nugget ikan gabus
H1: Ada pengaruh tepung ubi jalar terhadap kualitas nugget ikan gabus
7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen murni
(trueeksperiment), yaitu melakukan percobaan langsung tentang pengaruh tepung
ubi jalar terhadap kualitas nugget ikan gabus. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan
dan 3 kali ulangan.
2cm. lalu rendam selama 5 menit dengan Na Metabisulfit. Setelah itu susun
potongan ubi dalam rak pengering masukkan ke dalam cabinet dryer selama 7
jam dengan suhu 700 C. setelah kering potongan ubi tersebut dijadikan tepung
8
3. Pengolahan Nuget Ikan Gabus
Ikan gabus bersihkan lalu di cuci dan dimasukkan kedalam alat pemisah
daging dan tulang , tambahkan bumbu--bumbu, bahan pengikat, dan pengemulsi.
Kemudian diaduk rata dengan menggunakan mixer sampai adonan menjadi
homogeny dan dicetak dengan ketebalan 6 mm. Selanjutnya, adonan tersebut
dikukus selama 45 menit, didinginkan pada suhu ruang selama 30 menit.
Selanjutnya potongan--potongan tersebut dicelupkan kedalam telur kocok lalu
dilumuri dengan tepung roti (breading). Kemudian dilanjutkan dengan
penggorengan sampai nugget mengapung dan berwarna kuning kecoklatan
Tabel 2. Takaran Pembuatan
Bahan Baku Perlakuan
A B C
Ikan gabus (g) 95 90 85
Tepung Ubi Jalar ( g) 10 15 25
Kuning telur ( butir ) 1 1 1
Garam ( g ) 1,5 1,5 1,5
Merica ( g ) 1 1 1
Bawang Merah ( g ) 5 5 5
Bawang Putih ( g ) 5 5 5
Bawang Bombai 50 50 50
Gula ( sendok teh ) 1 1 1
Minyak Goreng (g) 5 5
Jahe (g) 2 2 2
Kunyit (g) 1 1 1
9
2. Kadar air adalah kandungan air yang terdapat pada suatu bahan pangan
tertentu
3. Kadar lemak merupakan kandungan pada lemak yaitu ester triglesirida dari
gliserol.
4. Uji organoleptik adalah suatu cara pengujian dengan menggunakaan indra
manusia sebagai alat utama pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
sebanyak 5 gram disebarkan secara merata. Tempatkan cawan beserta isi dan
tutupnya di dalam oven selama 6 jam. Angkat cawan beserta isi dan didinginkan
diperoleh bobot tetap. Perhitungan Kadar air adalah berat awal sampel dikurangi
berat akhir sampel dibagi dengan berat awal sampel dikalikan seratus.
2. Kadar Lemak
dituangkan kedalam labu lemak dan kemudian alat dirangkai. Refluks dilakukan
selama 6 jam. Labu lemak yang berisi lemak dari hasil ekstraksi dan sisa pelarut
dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC sampai pelarut menguap semua. Labu
yang berisi lemak didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang. Kadar
lemak dihitung dengan rumus bobot lemak hasil ekstraksi dan labu
10
3. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik dilakukan pada produk yang dihasilkan. Sampel
disajikan dalam bentuk seragam. Uji Organoleptik ini meliputi uji kesukaan
terhadap bentuk, tekstur, aroma, warna, rasa, dan kesukaan dilakukan oleh 20
Orang panelis. Uji Ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis
terhadap produk yang dihasilkan. Uji yang digunakan adalah uji skala hedonic
yang digunakan mempunyai rentang dari sangat tidak suka (skala Numeric = 1 )
Sampai dengan sangat suka (skala numeric = 5).
H. Teknik Analisis Data
Analisis data Hasil yang diperoleh dianalisis secara statistic dengan Analysis
of Variancy (ANOVA)
DAFTAR PUSTAKA
11
Juliandri, Vebby. 2015. Skripsi Pengaruh Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Tempe Koro
12