Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah RSKKE

Turbin Gas

Oleh :
Shoging Khoirudin NRP. 2414105002
Ayu Puspa Wirani NRP. 2414105004
Irwan Wahyu Dwi Susanto NRP. 2414105008
Aditya Isman Nugraha NRP. 2414105010
Gesang Rakhmad Utomo NRP. 2414105012
Nugroho Raharjo Assidqi NRP. 2414105014
Damayanti Sari NRP. 2414105016
Muhammad Khamim A NRP. 2414105018
Nadhifa Maulida NRP. 2414105020

Dosen:
Ir. Sarwono, M.M

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
Pada tugas mata kuliah Rekayasa Sistem Konversi dan Konservasi energi kali ini adalah terkait
jenis turbin beserta cara kerja serta hal lain yang mendukung akan proses dari sebuah turbin tersebut.

Definisi
8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang
berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau
rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik,
pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu komponen dari
suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga
komponen yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin gas.
Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistem turbin gas sudah dikenal pada jaman Hero of
Alexanderia. Disain pertama turbin gas dibuat oleh John Barber seorang Inggris pada
tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau
minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada
tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang menggunakan kompresor
aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun
1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba
menggunakan proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan
karena terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang
berubah sesuai beban. Tahun 1904, Societe des Turbomoteurs di Paris membuat suatu
sistem turbin gas yang konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate yang
menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450oC
dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin. Selanjutnya,
perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun 1935, sistem turbin
gas mengalami perkembangan yang pesat dan diperoleh efisiensi sebesar 15%.

Fungsi dan Tipe

1. Fungsi
Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan
seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah jika
dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga listrik.
Agar turbin gas dapat beroperasi dengan baik dan efisien, turbin gas diperlukan peralatan-
peralatan lain seperti lubrication system, control system, cooling system, fuel system, dan
lain-lain. Pada pembangkit listrik, turbin gas tidak hanya digunakan untuk menggerakkan
generator listrik. Akan tetapi turbin gas ini juga digunakan sebagai pemanas ada HRSG
(Heat Recovery SteamGenerator). Temperatur pada sisi exhaust turbine masih cukup
tinggi.

2. Tipe Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklus dan kontruksi poros. Menurut
siklusnya turbin gas terdiri dari :
a. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

Dalam siklus ini, gas hasil pembakaran setelah diekspansikan pada turbin, langsung
dibuang ke udara bebas. Instalasi turbin gas dengan siklus ini memiliki struktur yang
sederhana, yaitu terdiri dari kompresor, ruang bakar, dan turbin sebagai penggerak
beban dan generator listrik. Struktur dan susunan dari instalasi turbin gas dengan
siklus terbuka (open cycle) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Skema Turbin Gas Siklus Terbuka

Keterangan :

K = Kompresor
T = Turbin
RB = Ruang Bakar
G = Generator

b. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)


Seperti halnya pada turbin uap, turbin gas dapat pula dirancang dengan sistem siklus
tertutup yaitu fluida kerja pada akhir ekspansi didinginkan untuk kembali ke dalam
proses awal. Hal ini sangat menguntungkan dari segi pencegahan kerusakan yang
disebabkan oleh erosi dan korosi. Pemilihan fluida kerja dapat disesuaikan dengan
persyaratan yang diminta. Selain itu, sistem ini dapat digunakan pada tekanan tinggi
(sampai 40 atm ) seperti pada turbin uap, tetapi fluida kerjanya tidak mengalami
perubahan fasa. Skema instalasi turbin gas siklus tertutup dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 2 Siklus Turbin Gas Tertutup


Turbin gas dengan sistem ini konstruksinya lebih rumit, karena membutuhkan pesawat
pemanas yang mempunyai luas pemanas yang besar dan juga membutuhkan pesawat
pendingin udara sebelum masuk kompresor. Adapun keuntungan dari turbin gas siklus
tertutup antara lain lebih menghemat penggunaan bahan bakar, untuk daya yang sama
turbin ini mempunyai ukuran yang lebih kecil, dan dapat bekerja dengan tekanan yang

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

tinggi. Sedangkan berdasarkan kostruksi poros, turbin gas diklasifikasikan dalam dua
jenis yaitu :
a. Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin gas poros tunggal menghubungkan antara kompresor, turbin, dan beban.
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan
energi listrik untuk keperluan proses di industri dengan berskala besar. Berikut ini
salah satu spesifikasi dari jenis turbin gas poros tunggal dan skemanya.

Gambar 3 Performansi dan Siklus Turbin Gas Poros Tunggal

b. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)


Jenis turbin ini digunakan untuk menahan beban dan torsi yang bervariasi. Poros
pertama turbin dikopel langsung dengan poros aksial. Turbin dengan tekanan tinggi
berfungsi menggerakan kompresor, mensuplai gas panas untuk turbin bertekanan
rendah. Turbin tekanan rendah untuk memutar generator listrik. Turbin ini juga
digunakan untuk sentral listrik dan industri. Turbin ini Dapat beroperasi pada putaran
yang berbeda tanpa menggunakan reduction gear. Berikut ini spesifikasi salah jenis
turbin gas poros ganda dan skemanya.

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

Gambar 4 Performansi dan Siklus Turbin Gas Poros Ganda

Keterangan :

P = Poros
HPT = Hight Pressure Turbine
LPT = Low Pressure Turbine

Aplikasi di Industri

1. Pada Heat Recovery Steam Generator

Heat Recovery Steam Generator (HRSG) merupakan salah satu komponen dari
pembangkit listrik yang menggunakan prinsip combine cycle dimana digunakan dua
turbin yaitu turbin gas sebagai turbin utama dan turbin uap. HRSG berfungsi sebagai
alat yang memanfaatkan gas buang dari turbin gas untuk memanaskan air pada pipa-
pipa yang berada di dalam HRSG hingga menjadi uap kering yang mampu memutar
turbin uap. Pembangkitan listrik menggunakan turbin gas atau mesin disel tentu
menghasilkan panas dalam jumlah yang besar, dan panas itu dapat dikatakan sebagai
sampah. Gas panas yang keluar sebagai hasil proses pembakaran pada turbin gas
( exhaust ) sangat tinggi temperaturnya, yaitu sekitar 6000 C. Gas tersebut digunakan
untuk membangkitkan uap. Prinsip dasar HRSG hampir sama dengan boiler tetapi uap
yang dihasilkan pada HRSG tentunya uap yang bertekanan rendah yaitu sekitar 80 bar
sampai 100 bar, untuk high pressure sistem. Efektifitas penggunaan energi pada
sistem gas turbine heat recovery adalah fungsi dari energi yang ditransferkan oleh
exhaust gas turbine.

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

Gambar 5 Prinsip Dasar HSRG


Pada prinsipnya antara HRSG dan boiler adalah sama yaitu suatu peralatan yang
digunakan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan panas. Yang sangat
mendasar dari perbedaan ini adalah sumber panas yang digunakan untuk
membangkitkan uap. Pada HRSG sumber panas utama yang digunakan untuk
membangkitkan uap berasal dari energi panas yang terkandung dalam gas buang
turbin gas/PLTG yang dialirkan masuk ke dalam HRSG untuk memanaskan pipa-pipa
pemanas. Sedangkan pada boiler/ketel uap, sumber panas yang digunakan berasal dari
pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Kecuali perbedaan yang sangat
mendasar tersebut, perbedaan lainnya adalah HRSG tidak mempunyai ruang bakar,
tidak ada sistem bahan bakar, tidak ada sistem udara bakar, dan tidak ada penghembus
jelaga / soot blower.
Secara umum HRSG terdiri dari preheater, ekonomiser, evaporator, dan superheater.
Komponen-komponen tersebut merupakan alat penukar kalor jenis tubular atau pipa
dengan fluida kerja (air/uap) berada di dalam dan gas buang berada di luar.
Panas/kalor dipindahkan dari gas buang tersebut secara konveksi ke fluida kerja. Dan
oleh karena gas buang dari turbin gas bersih dari partikulat maka dimungkinkan
penggunaan tube atau pipa bersirip untuk meningkatkan laju perpindahan panas dan
mengurangi ukurannya tube HRSG tersebut. Ukuran dan jenis tube tergantung dari
parameter desain HRSG yang bervariasi yang mencakup unsur-unsur gas buang dan
temperaturnya.
Secara filosofi, desain suatu HRSG pada dasarnya bertujuan untuk mengubah
besarnya energi panas dari gas buang pada fluida kerja dengan perbedaan temperatur
yang setinggi mungkin. Hal ini dilakukan dengan jalan membuat gradien temperatur
antara gas buang dan fluida kerja sejajar.

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

Gambar 5 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)


Sumber :
https://rahmanta13.wordpress.com/2011/10/13/prinsip-kerja-heat-recovery-steam-
generator/

2. Pada mesin Turbojet

Mesin turbojet menjadi salah satu jenis mesin penggerak pesawat terbang. Mesin
turbojet sangat umum digunakan pada pesawat-pesawat tempur yang membutuhkan
kecepatan tinggi. Dan sekalipun mesin ini tidak lazim digunakan pada kendaraan
darat, namun kendaraan untuk pemecahan rekor kecepatan darat menggunakan mesin
ini. Mesin turbojet merupakan penerapan dari siklus termodinamika Brayton. Siklus
Brayton terbagi kedalam empat tahapan proses yakni proses kompresi isentropik,
proses pembakaran isobarik, proses ekspansi isentropik, serta proses pembuangan
panas. Keempat tahapan proses inilah yang menjadi prinsip dasar dari mesin turbojet.

Prinsip kerja mesin turbojet tidak dapat terlepas dengan komponen-komponen


kerjanya. Komponen utama dari mesin turbojet yaitu kompresor, ruang bakar
(combustion chamber), turbin, dan nozzle. Tiga tahapan awal dari siklus brayton di
atas terjadi pada komponen-komponen mesin turbojet tersebut. Sedangkan proses
siklus brayton yang terakhir yakni proses pembuangan panas, terjadi di udara
atmosfer.

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

Gambar 6 Skema Mesin turbojet

Mesin turbojet menggunakan udara atmosfer sebagai fluida kerja. Udara masuk ke
dalam sistem turbojet melalui sisi inlet kompresor. Saat melewati kompresor, udara
dikompresi oleh beberapa tingkatan sudu kompresor yang tersusun secara aksial. Pada
ujung akhir kompresor, penampang casing berbentuk difuser untuk menambah
tekanan keluaran kompresor. Umumnya, tekanan udara keluaran kompresor turbojet
mencapai rasio 15:1. Selain itu, ada sebagian udara bertekanan yang tidak diteruskan
masuk ke ruang bakar. Sebagian kecil udara bertekanan tersebut diekstraksi untuk
berbagai kebutuhan seperti pendinginan stator turbin, air conditioning, dan untuk
sistem pencegah terbentuknya es di sisi inlet turbin.

Selanjutnya, udara terkompresi keluaran kompresor masuk ke ruang bakar atau


combustor. Bahan bakar (avtur contohnya) diinjeksikan ke dalam ruang bakar ini.
Sistem combustor memiliki desain khusus sehingga aliran udara bertekanan akan
mengkabutkan bahan bakar. Campuran bahan bakar dan udara dipicu untuk terbakar
di dalam ruang bakar ini. Proses pembakaran yang terjadi seolah-olah menghasilkan
efek ledakan yang membuat udara bertekanan memuai dengan sangat cepat. Pemuaian
udara yang terjadi membuat udara panas hasil pembakaran berekspansi secara bebas
ke arah turbin.

Udara panas hasil pembakaran di combustor akan menuju sisi turbin. Turbin tersusun
atas beberapa tingkatan sudu rotor dan stator. Sudu-sudu turbin berfungsi sebagai
nozzle-nozzle kecil yang akan mengkonversikan energi panas di dalam udara
pembakaran menjadi energi kinetik. Sudu pada sisi rotor turbin yang dapat berputar
mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi mekanis putaran poros turbojet.
Karena turbin dan kompresor berada pada satu poros, maka energi putar poros
digunakan untuk memutar kompresor turbojet.
Berbeda dengan mesin turbin gas pada PLTG yang keseluruhan energi panas udara
hasil pembakaran dikonversikan menjadi putaran poros, pada mesin turbojet sebagian
besar energi panas justru tidak digunakan untuk memutar turbin. Sebagian besar
energi panas ini dikonversikan menjadi daya dorong (thrust) mesin yang dibutuhkan
untuk penggerak pesawat terbang. Untuk mengkonversi energi panas udara menjadi
daya dorong, pada sisi keluaran turbin mesin jet terdapat nozzle besar dengan
penampang selebar mesin jet itu sendiri. Nozzle besar ini berfungsi untuk merubah
energi panas udara menjadi kecepatan tinggi sebagai komponen daya dorong.

Model Matematis dan Efisiensi

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

SIKLUS BRAYTON

(a) (b)

qin qin

qout
qout

Gambar 1. Skema Siklus Brayton (a) Terbuka dan (b) Tertutup

(a) (b)

Gambar 2. (a) Diagram P-V Siklus Brayton dan (b) Diagram T-s Siklus Brayton
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor, ruang bakar
(combustion chamber), dan turbin. Media kerja udara atmosfer masuk melalui sisi
inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali ke atmosfer setelah

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

melewati turbin. Fenomena-fenomena termodinamika yang terjadi pada siklus


Brayton ideal adalah sebagai berikut:
(1-2) Proses Kompresi Isentropik
Udara atmosfer masuk ke dalam sistem turbin gas melalui sisi inlet kompresor. Oleh
kompresor, udara dikompresikan sampai tekanan tertentu diikuti dengan volume
ruang yang menyempit. Proses ini tidak diikuti dengan perubahan entropi, sehingga
disebut proses isentropik. Proses ini ditunjukan dengan angka 1-2 pada gambar 2 di
atas.

(2-3) Proses Pembakaran Isobarik


Pada tahap 2-3, udara terkompresi masuk ke ruang bakar. Bahan bakar diinjeksikan ke
dalam ruang bakar, dan diikuti dengan proses pembakaran bahan bakar tersebut.
Energi panas hasil pembakaran diserap oleh udara (qin), meningkatkan temperatur
udara, dan menambah volume udara. Proses ini tidak mengalami kenaikan tekanan
udara, karena udara hasil proses pembakaran bebas berekspansi ke sisi turbin. Karena
tekanan yang konstan inilah maka proses ini disebut isobarik.
(3-4) Proses Ekspansi Isentropik
Udara bertekanan yang telah menyerap panas hasil pembakaran, berekspansi melewati
turbin. Sudu-sudu turbin yang merupakan nozzle-nozzle kecil berfungsi untuk
mengkonversikan energi panas udara menjadi energi kinetik. Sebagian energi tersebut
dikonversikan turbin untuk memutar kompresor. Pada sistem pembangkit listrik turbin
gas, sebagian energi lagi dikonversikan turbin untuk memutar generator listrik.
Sedangkan pada mesin turbojet, sebagian energi panas dikonversikan menjadi daya
dorong pesawat oleh sebentuk nozzle besar pada ujung keluaran turbin gas.
(4-1) Proses Pembuangan Panas
Tahap selanjutnya adalah pembuangan udara kembali ke atmosfer. Pada siklus
Brayton ideal, udara yang keluar dari turbin ini masih menyisakan sejumlah energi
panas. Panas ini diserap oleh udara bebas, sehingga secara siklus udara tersebut siap
untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.
Efisiensi Siklus Brayton
Perhitungan energi panas/ kalor yang masuk (qin)
q =h 3h2

q =c p (T 3T 2)

Perhitungan energi panas/ kalor yang keluar (qout)

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

q out =h 4h1

q out =c p (T 4T 1 )

Perhitungan efisiensi
q q out
th =
q

q qout
th =
q q

c p (T 4 T 1 )
th =1
c p (T 3T 2)

(T 4 T 1)
th =1
(T 3 T 2 )

T4

th =1
T1 ( T1
1 )
T3
T2
( T2
1
)
Karena proses 1-2 dan 3-4 adalah isentropik, dan jika adalah rasio kapasitas kalor,
maka :
T 1 P1 (1)
=
T 2 P2 ( )

(1)
T 4 P4
T3
=
( )
P3

Karena proses 2-3 dan 1-4 adalah isobarik, sehingga P2 = P3 serta P1 = P4, maka:
T1 T4
=
T 2 T3
atau,

T4 T3
=
T1 T 2

Sehingga persamaan efisiensi menjadi

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

T1
th =1
T2
( 1)
P1
th =1
P2( )

Dengan
th = efisiensi siklus termal Brayton
T1 = temperatur udara masuk kompresor
T2 = temperatur udara keluar kompresor
P1 = tekanan udara masuk kompresor
P2 = tekanan udara keluar kompresor
= rasio kapasitas kalor ( udara pada 20C adalah 1,67)

Upaya Meningkatkan Efisiensi Siklus Brayton


1. Menggunakan Regenerator
Salah satu cara meningkatkan efisiensi siklus Brayton adalah menggunakan alat
pengguna-ulang panas (heat recovery) yang disebut regenerator. Regenerator
adalah suatu penukar-panas aliran lawan-arah, dengan memindahkan panas dari
gas buang ke gas buang kompresor. Siklus ini ditunjukan dalam Gambar 3. dan
diplot dalam diagram T-s.

qin
qout

Gambar 3. Sistem dan Siklus Kerja Brayton dengan Regenerator


Di dalam regenerator, gas buang kompresor dipanaskan sampai mencapai temperatur
Ta dan temperatur buang turbin didinginkan sampai mencapai temperatur Tb. Teoritis
temperatur, Ta dapat mendekati temperatur buang turbin, T4, dan harga Tb dapat
mendekati temperatur buang kompresor T2. Parameter unjuk-kerja regenerator adalah

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

keefektifan regenerator, r, yang didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan


panas nyata dengan perbandingan panas maksimum yang mungkin di dalam siklus :
T 4 T b
r=
T 4 T 2

T aT 2
r=
T 4 T 2

Efisiensi panas siklus Brayton dengan regenerator diberikan oleh persamaan :

T b T 1
th =1
( T 3T a )

T b T min
th =1
T maksT a

Jika keefektifan regenerator 100%, Ta dan Tb menjadi sama dengan T4 dan T2,
sehingga persamaan diatas menjadi
( 1 )
T min P1
th =1 x
( )
T maks P2

2. Menggunakan Kompresor Tingkat Banyak dan Intercooling


Efisiensi siklus Brayton dapat dinaikan dengan menggunakan kompresor bertingkat
banyak dengan intercooler dan juga menggunakan regenertor. Penggunaan kompresor
bertingkat banyak mengurangi kerja kompresor yang dibutuhkan dan menaikan kerja
spesifik siklus. Sistem ini ditunjukan secara skematis dan diplot dalam diagram T-s
pada Gambar 4. Penggunaan kompresor bertingkat banyak dengan intercooler
menurunkan temperatur buangan kompresor jika dibanding dengan kompresor satu
tingkat saja. Akibatnya lebih banyak panas dibutuhkan untuk memanaskan gas untuk
mencapai temperatur masuk turbin dan kecuali bagian energi ini diberikan oleh
regenerator, efisiensi siklus ideal akan lebih rendah dibandingkan siklus sederhana
yang setara. Di dalam siklus sesungguhnya, penggunaan kompresor tingkat banyak
mungkin secara nyata meningkatkan efisiensi siklus dibanding dengan siklus
sederhana karena efisiensi kompresor diperbaiki dengan bekerja pada beda tekanan
yang lebih kecil.

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

qout
qin

Gambar 4. Sistem dan Siklus Kerja Brayton dengan Kompresor Tingkat Banyak
dan Intercooling
3. Menggunakan Pemanasan Ulang
Kerja spesifik siklus Brayton dapat juga dinaikan dengan menggunakan siklus
Brayton dengan pemanasan-ulang, meskipun siklus ini secara normal mempunyai
efisiensi panas yang lebih rendah dibanding siklus Brayton yang sederhana. Mesin
siklus Brayton dengan pemanasan ulang ditunjukan secara skematis dalam Gambar
5. bersama dengan plot diagram T-s. Tambahan panas dapat diberikan secara
sederhana dengan membakar bahan bakar lebih banyak di dalam turbin.
Perbandingan bahan bakar dan udara dalam turbin gas adalah sangat tinggi sehingga
tidak ada pesoalan mengenai pembakaran bahan bakar tambahan. Efisiensi mesin
Brayton dengan pembakaran ulang dapat diperbaiki dengan menggunakan
regenerator karena suhu keluar turbin yang lebih tinggi membuat regerator lebih
efektif.

Gambar 5. Sistem dan Siklus Kerja Brayton dengan Pemanasan Ulang

Perbandingan dengan Jenis Lain

Kelebihan

Beberapa kelebihan dari turbin gas adalah sebagai berikut [1]:


1. Mesin dan fondasi yang ringan
2. Tidak memerlukan ruangan yang besar
3. Masa pembangunan cepat[2]
4. Ukuran kecil namun dapat menghasilkan daya yang besar

Turbin Gas Kelompok 1


8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

5. Hasil daya besar untuk daya dorong


6. Instalasi mesin mudah
7. Operasional tidak rumit dan fleksibel[2]
8. Ramah lingkungan[2]
9. Biaya investasi awal cukup murah[2]
Kelebihan turbin gas ini dimanfaatkan pada penggunaan turbin gas pad pesawat
terbang, sehingga tidak bias digantikan dengan mesin lainnya. Selain itu pemanfaatan
turbin gas ini digunakan pada sistem[3] :
1. Transportasi darat atau laut (sistem kereta api, otomotif, off-road, kendaraan
militer, kapal laut atau universal power plant for naval ships)
2. Pembangkit Tenaga Listrik
3. Industri minyak dan gas (biasanya banyak memakai turboshaft engine, sebagai
pemompaan minyak dan gas jarak jauh melalui lading, laut, artic lands)
4. Siklus kombinasi dan kogenerasi
5. Pemanfaatan gas buang (untuk proses pengeringan atau dapat juga untuk proses
desalinasi)
6. Pemanfaatan pembakaran luar dan sumber panas lainnya

Kelemahan
Adapun kekurangan mesin konversi ini adalah :
1. Spare part mahal[2]
2. Perlu sering dilakukan pemeriksaan area yang dilewati gas panas[2]
3. Dapat terjadinya kerugian tekanan akibat gesekan fluida di ruang bakar[4]
4. Butuh kerja berlebih saat proses kompresi akibat gesekan antara bantalan turbin
dan angin[4]
5. Adanya mechanical loss dan berubahnya nilai Cp akibat perubahan temperature
dan komposisi kimia fluida kerja[4]
Dari beberapa kelemahan turbin gas ini menyebabkan terjadinya kerugian yang
berujung pada turunnya daya yang dihasilkan sehingga performa turbin menurun[4].
Perbandingan turbin gas terhadap mesin bakar dan mesin uap
Berikut keuntungan pemakaian turbin gas dibandingkan pemakaian motor bakar dan
mesin uap dapat dilihat pada table dibawah ini [3]:
Turbin gas dibanding Pemakaian Motor Turbin gas dibanding Pemakaian Mesin
Bakar Uap (Turbin Uap)
Karakteristik sederhana atau kompak Konstruksi lebih kompak
Alat bantu beberapa saja Alat bantu sedikit sekali
Tidak ada gaya unbalance Tanpa perwatan kondensor
Bahaya kebakaran rendah Tidak memerlukan air
Hanya beberapa bagian yang gerak Mudah dikontrol
Mudah dipasang atau instalasi sederhana Pondasi mesin sederhana
Tidak terpengaruh karakteristik propeller Pelumasan sederhana
Luas frontal lebih kecil Gas buang lebih bersih
Berat persatuan daya rendah Berat persatuan daya rendah

Daftar Pustaka
Turbin Gas Kelompok 1
8
Tugas Mata Kuliah RSKKE

[1] Daryanto. Teknik Konversi Energi. Cetakan I, Bandung : Satu Nusa, 2011.
[2] Sani, Danial. 2013. Keuntungan dan kerugian masing-masing pembangkit listrik. Di
akses pada alamat http://mahasiswa.ung.ac.id/
[3] Pudjanarsa, Astu dan Djati N. Mesin Konversi Energi. Ed. 1. Yogyakarta : ANDI,
2006.
[4] Anoname. 2011. Gas Turbine. Diakses pada alamat
https://turbininstrument.wordpress.com

Turbin Gas Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai