Anda di halaman 1dari 7

LEARNING AND MEMORY

Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan

Manusia dewasa mempunyai lebih dari 100 milyar neuron, yang satu sama lain
berhubungan secara spesifik dan rumit sehingga memungkinkan untuk mengingat,
melihat, belajar, berpikir, kesadaran dan lain-lain (Schatz 1992). Struktur otak
terbentuk sesuai dengan program yang secara biologis tersimpan dalam DNA, dan
organ tersebut baru bekerja setelah selesainya seluruh penataan yang rumit
tersebut.
Pada saat baru lahir, hampir seluruh neuron yang harus dimiliki sudah ada, tapi
berat otaknya hanya dari otak dewasa. . Otak menjadi bertambah besar karena
pembesaran neuron , bertambahnya jumlah akson dan dendrit sesuai dengan
perkembangan hubungan antar sesamanya.. Untuk menyempurnakan
perkembangan maka anak kecil harus diberi rangsangan melalui raba, speech
(berbicara) dan images (daya hayal) . (Bloom 1988, Schatz 1992)

Pada referat ini akan dibahas mengenai belajar dan mengingat (Learning and
memory)

Defenisi

Menurut Bloom (1988) defenisi belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman . Secara praktis dan diasosiasikan
sebagai proses memperoleh informasi . Menurut Kupferman (1981) belajar adalah
proses dimana manusia dan binatang menyesuaikan tingkah lakunya sebagai hasil
dari pengalaman .
Memory ingatan adalah proses dimana informasi belajar disimpan dan dapat dibaca
kembali (dikeluarkan kembali) .
Terdapat 2 macam proses belajar yang umum, yaitu asosiatif dan non
asosiatif ; belajar yang asosiatif melibatkan terbentuknya asosiasi antara stimulus;
belajar yang non asosiatif adalah belajar yang non asosiatif adalah belajar yang
sederhana dan tidak melibatkan terbentuknya asosiasi antara stimulus dan respons .
(Kupferman 1981)
Proses belajar yang dasar adalah belajar non asosiatif; termasuk didalamnya
adalah habituasi dan sensitisasi .
Habituasi adalah menurunnya resopon refleks tingkah laku terhadap stimulus bila
stimulus tersebut diulang-ulang dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya . Ini
terjadi bila makhluk tersebut sering terpapar dengan rangsangan yang tidak
menimbulkan iritasi atau bahaya, sehingga ia tidak berespons lagi terhadap
rangsangan tersebut (tidak mengindahkannya) . (Kupferman 1981, Blom 1988)

2002 digitized by USU digital library 1


Pseudoconditionig atau sensitisasi, merupakan kebalikan dari habituasi. Terdapat
peningkatan respons refleks terhadap rangsangan yang menimbulakan bahaya;
sehingga akan menghindari rangsangan tersebut . (Kupferman 1981, Bloom 1988)
Habituasi dan sensitisasi ini pada binatang percobaan akan berlangsung selama
beberapa jam. Para peneliti menemukan bahwa proses belajar jangka pendek
tersebut tergantung perubahan pada synaps antara neuron sensoris dan motoris.
Bila suatu stimulasi berkelanjutan maka neurotransmiter yang dikeluarkan dari
neuron sensoris melewati synaps ke neuron motoris akan berkurang, sehingga
aktifasi yang terjadi kurang bersemangat. (Bloom 1988).
Habituasi dan sensitisasi ini pada binatang percobaan akan berlangsung selama
beberapa jam. Para peneliti menemukan bahwa proses belajar jangka pendek
tersebut tergantung perubahan paa synaps antara neuron sensoris dan motoris. Bila
suatu stimuli berkelanjutan maka neutransmiter yang dikeluarkan dari neuron
sensoris melewati synaps ke neuron motoris akan berkurang, sehingga aktifasi yang
terjadi kurang bersemangat. (Bloom 1988).
Terdapat 2 macam bentuk belajar yang asosiatif yaitu kondisi Operant
(Operant Conditioning) dan Kondisi Klasik (Classical Conditioning). Kondisi Klasik
(Pavlovian) adalah suatu proses dimana binatang belajar bahwa dengan stimulus
yang satu dapat meramalkan stimulus yang akan datang. Misalnya bila setelah diberi
rangsangan lampu lalu diikuti dengan adanya makanan, maka setelah dilatih
beberapa kali, akan memperlakukan seolah-olah lampu itu sama dengan makanan,
sehingga dengan melihat lampu akan terjadi salivasi.
Lebih lanjut kondisi klasik itu dibagi atas appetitive conditioning dimana
unconditional stimulusnya berbahaya atau hukuman. Kondisi klasik adalah
terbentuknya asosiasi antara 2 rangsangan yaitu conditional stimulus dan
unconditional stimulus. Kondisi Operant (instrumental conditioning atau trial and
error learning), mengandung asosiasi antara respons dan stimulus. Kondisi klasik
terbatas pada respons refleks yang spesifikasi dan spesifik. Kondisi operant
melibatkan tingkah laku (operant), terjadi secara spontan, stimulus yang
meningkatkannya tidak dikenali.
Proses belajar yang lain, prinsipnya sama dengan kondisi Operant dan klasik
tapi lebih kompleks, disebut tipe belajar yang kompleks. Pada manusia dikenal
proses belajar yang volunter (atas kehendak), misalnya terbentuknya suatu konsep
atau ketrampilan tertentu. (Bloom 1988).

Sistem memory pada manusia

Menurut Lashleys banyak daerah dan struktur di otak sebagaimana corteks


serebri juga berperan dalam belajar dan mengingat. Ingatan juga kelihatannya
didistribusikan secara berlebihan didaerah korteks.
Untuk mengingat sesuatu manusia harus berhasil melakukan 3 hal yaitu
mendapatkan informasi, menyimpannya dan mengeluarkan kembali (memanggil
kembali). Kegagalan dalam mengingat sesuatu dapat disebabkan karena gangguan
pada salah satu dari ke 3 proses tersebut. (Bloom 1988).
Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat 4
prinsip dasar, yaitu:
1. Ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah
2. Ingatan jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak
3. jejak ingatan didistribusikan diseluruh sistem saraf
4. Hipokampus dan lobus temporalis kelihatannya mempunyai fungsi yang unik
dalam proses ingatan manusia.

2002 digitized by USU digital library 2


Tahapan ingatan

Menurut Donald Hebb (1949), ingatan dibedakan atas ingatan jangka pendek
(short term memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan
jangka pendek adalah suatu proses aktif yang berlangsungnya terbatas, tidak
meninggalkan bekas. Ingatan jangka pendek ini diperantarai oleh post tetanic
potensiation atau inhibisi presynaptik. Bentuk belajar jangka pendek yang paling
sederhana disimpan dalam perubahan fisik dalam reseptor perifer yang sifatnya
sementara.
Pada percobaan model mengenai proses ingatan, digambarkan bahwa input
kedalam otak akan diproses dipenyimpanan ingatan jangka pendek; kemudian
melalui beberapa proses akan diubah ketempat penyimpanan jangka panjang yang
lebih permanen. Model ini juga dilengkapi dengan fungsi untuk mencari tempat
penyimpanan ingatan dan membaca kembali informasi yang diperlukan pada
keadaan tertentu. Pada model tersebut gangguan pada retensi pengalaman yang
baru terjadi dapat disebabkan oleh kerusakan sebagian tempat penyimpanan ingatan
atau gangguan dalam mekanisme pencarian dan pembacaan ulang. (Kupferman
1981).
Sesudah suatu trauma kepala dapat terjadi retograd amnesia (lupa akan pelajaran
yang baru terjadi), terutama kejadian baru terjadi, sedangkan kejadian yang sudah
lalu lebih resisten terhadap gangguan. Proses pemanggilan kembali ingatan yang
relatif baru mudah terganggu kecuali bila sudah disimpan dalam penyimpanan
ingatan ingatan jangka panjang, yang relatif lebih stabil. Dengan lamanya waktu,
akan terjadi penurunan tempat penyimpanan secara bertahap atau berkurangnya
kapasitas untuk memanggil kembali informasi walau tidak ada trauma dari luar. Jadi
proses ingatan itu akan selalu berubah sesuai dengan waktu.

Ingatan jangka panjang akan menimbulkan perubahan fisik pada otak

Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada sistem


saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of
neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus,
kembali lagi ke korteks.
Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan
menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi
hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bila
tereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut.
Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi,
pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut.
Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps. (Kupferman 1981,
Bloom 1988).

Jejak memory didistribusikan secara luas

Untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal,


yaitu mendapatkan informasi, menahan/meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila
kita lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke
3 proses tersebut. (Bloom, 1988).
Ingatan atau memory tidaklah sesederhana seperti ini. Memory adalah proses
aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang
oleh pikiran otak kita. Menurut Jerome Bruner manusia mempunyai kapasitas dan

2002 digitized by USU digital library 3


kecendrungan untuk berubah karena menghadapi kejadian yang umum. Ingatan
mempunyai beberapa fase; yaitu waktunya sangat singkat (extremely short
term)/ingatan segera (immediate memory) (item hanya dapat disimpan dalam
beberapa detik). Ingatan jangka pendek (short term) (items dapat ditahan dalam
beberapa menit), ingatan jangka panjang (long term) (penyimpanan berlangsung
beberapa jam sampai seumur hidup.
Ingatan tidak terlokalisir pada struktur tertentu adri otak. Menurut Pavlov
proses belajar terbatas pada neocorteks, menurut P.S. Surrager dan E. Culler 1940
kondisi klasik refleks sederhana yang tertentu dapat diperantarai oleh medula
spinalis, walaupun hubungan telah terputus dari otak. Jadi seluruh sistem saraf
mempunyai alat yang dibutuhkan untuk penyimpanan memory.

Hipokampus dan Lobus Temporalis berperan dalam ingatan manusia

Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk disimpan
menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus.
Hipokampus (terletak diantara lobus temporal otak) dan bagian media lobus
temporal (bagian yang terletak paling dekat dengan garis tengah badan) juga
berperan dalam proses penggabungan ingatan (memory consolidation).
Yang dimaksud dengan konsolidasi ingatan yaitu perubahan secara fisik, psikologis
yang berlangsung terus menerus selama terjadinya organisasi otak dan informasi
ulang yang dapat merupakan bagian dari ingatan permanen. Setelah sebagian
informasi masuk kedalam ingatan jangka panjang, sebagian lagi masih dalam proses
transformasi, mungkin sebagian lagi terlupakan sebelum dia disimpan secara
menetap.
Kelihatannya hipokampus dan daerah media temporal berperan dalam formal dan
pembentukan memory, dan tidak sebagai tempat penyimpanan permanen
(menetap); sehingga pada kerusakan daerah ini ingatan yang lalu tetap utuh,
sedangkan ingatan yang baru terjadi atau belum sempat tersimpan akan terganggu.
Terjadi kehilangan kapasitas pembentukan ingatan jangka panjang yang baru,
sedangkan ingatan jangka pendek tidak terganggu, dan kehilangan perubahan dari
ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang pada seluruh tahapan belajar.
Gangguan ini terlihat jelas pada defisit ingatan verbal, tapi pasien ini tetap dapat
mempelajari kemampuan motoris tertentu.
Menurut Larry Squire (1984) pada saat mempelajari sesuatu, bagian temporal
membentuk hubungan dengan tempat penyimpanan memory didaerah lain diotak,
terutama bagian lain dikorteks. Interaksi ini membutuhkan waktu beberapa tahun
selama berlangsungnya reorganisasi memory. Reorganisasi ini melibatkan physical
remodelling dari sirkuit neural . Pada suatu saat dimana reorganisasi dan remodeling
selesai, bila memeory telah tersimpan secara menetap di korteks, daerah temporal
tidak lagi dibutuhkan untuk membantu retensi memory atau pemanggilan ulang.
Pasien dengan lesi lobus temporalis tidak mengalami defisit pada
penyimpanan ingatan secara primer, tapi mengalami gangguan pada pemanggilan
ulang memory.

Prosedur dan Declarative memory

Otak memproses 2 macam informasi secara berbeda dan


penyimpanannyapun berbeda pula. Pengetahuan prosedural (procedural knowledge)
adalah pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan

2002 digitized by USU digital library 4


declarative (declarative knowledge) mengandung sesuatu yang jelas, pencatatan
yang dapat diterima oleh individu dari pengalaman baru, rasa telah mengetahui akan
pengalaman tersebut.
Pengetahuan deklarative membutuhkan proses di daerah temporal dan bagian
dari thalamus, sedangkan pengetahuan prosedural tidak melalui proses tersebut.
Kemungkinan belajar prosedural (procedural learning) ini pada evolusi terbentuk
lebih awal dari belajar deklarative (declarative learning). Contoh belajar prosedural
adalah habituasi dan kondisi klasik (Pavlov), dimana proses belajar yang tidak
disadari. Ingatan prosedural terjadi dengan adanya perubahan biokimia atau
biofisika hanya pada sirkuit neural yan langsung terlibat dalam belajar prosedur
tersebut. Pada ingatan declarative perlu terjadi remodelling dari sirkuit neural.
Selain adanya perbedaan fungsional pada berbagai aspek memory, adalagi
faktor kualitatif pada proses belajar pada manusia yang mempengaruhi apakah
informasi tersebut disimpan dalam ingatan dan dapat dipanggil kembali, yaitu
apakah aksi tersebut dapat mengakibatkan dapat hadiah atau hukuman.

Hadiah dan hukuman pada belajar dan mengingat

Kondisi Operant (Operant Conditioning) adalah nama teori belajar yang


mencoba menjelaskan bagaimana tingkah laku terbentu dan akibatnya. Menurut BF
Skinner, perbedaan antara kondisi klasik dengan kondisi operant adalah tidak
melibatkan refleks. Tingkah laku operant (operant behaviour) adalah tingkah laku
yang diperlihatkan oleh manusai atau binatang atas kehendak dan wajar. Teori ini
mengatakan bahwa tingkah laku operan sebagai hasil dari pengalaman sehingga
didapatkan tingkah laku yang bagaimana yang disukai dan akan diulang oleh
seseorang dan mana yang tidak disukai dan tidak akan diulangi. Prinsip dasar yang
sangat penting dalam menentukan tingkah laku yang bagaimana yang dipelajari dan
di ingat oleh manusia dan binatang..
Penelitian Mc Gaugh menyimpulkan pengaruh amigdala terhadap bagian lain
di otak, dikombinasikan dengan pengaruh dari hormon circulating (terutama
norepinefrin adrenal), dapat mempengaruhi konsolidasi memory. Mekanisme cara
kerja hormonal belum diketahui dengan jelas karena hormon tersebut tidak melewati
blood brain barrier. Dalam penyimpanan memory terdapat proses fisiologis yang
salah satunya dibawa oleh amigdala, yang akan memodulasi aktifasi sel memory.
Aktifitas amigdala juga secara tidak langsung akan mempengaruhi norepinefrin dan
hormon circulating yang lain. Ini menjelaskan terjadinya peranan hadiah dan
motivasi, pada belajar.

Fungsi otak dalam memory

Pada manusia, hipokampus, amigdala dan struktur yang berhubungan


berperan pada konsolidasi memory dan pada perubahan deklaratif memory menjadi
ingatan jangka panjang. Daerah thalamus berperan pada initial coding pada
informasi deklarative tertentu. Proses belajar deklaratif pada manusia dilakukan oleh
lobus temporalis dan bagian dari thalamus.
Pada binatang percobaan ada daerah yang berperan dalam proses
penyimpanan informasi yaitu:

Cerebelum: Menurut Mc Cormick (1982) banyak respon belajar yang konditioning


disimpan di serebelum, misalnya kelinci dikondisikan untuk mengedipkan mata

2002 digitized by USU digital library 5


karena suara. Dilakukan latihan dengan menyemprotkan udara langsung kemata
kelinci setiap kali ada rangsangan suara. Jejak memorynya terletak di nucleus
serebelar yang dalam. (Bloom 1988).

Hipokampus: Pada tikus hipokampus berperan dalam mempelajari spatial map.


Pada binatang percobaan bila sel hipokampus dirangsang berulang-ulang dengan
elektrode maka sel akan tersu bekerja sampai beberapa minggu setelah rangsangan
berakhir, ini disebut long term potentiation. Ini memungkinkan binatang untuk
memperoleh sesuatu.

Korteks: Untuk mempelajari hal yang sederhana pada habituasi dan conditioning
tidak memerlukan fungsi kortikal yang lebih tinggi. Pada binatang yang lebih tinggi
lapisan kortikalnya lebih tebal dan struktural neuralnya lebih rumit. Pada manusia
dimana korteksnya menonjol terjadi pul aperubahan tersebut. Adanya hubungan
dengan struktur lain di otak, memungkinkan manusia untuk memproses informasi
dan meyimpan pengalaman didalam korteks.

Pada kerusakan otak dapat terjadi amnesia. Dikenal ada 4 macam


amnesia, yaitu:
1. Amnesia yang terjadi pada H.M., seorang epilepsi yang dioperasi kedua
hipokampus dan amigdala. Terdapat gangguan untuk memindahkan deklaratif
memory dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Dia tidak
dapat mengingat kenyataan di dunia tapi dapat belajar bagaimana untuk
melakukan sesuatu.
2. Amnesia pada N.A., yang menderita penetrating brain injury. Ingatan jangka
panjang yang terjadi sebelum kejadian tidak terganggu, tidak dapat
mempelajari sesuatu yang baru, terutama materi verbal. Dengan cepat akan
melupakan sederatan kata-kata, tetapi dapat mengingat wajah, lokasi spasial
dan lain lain. Terjadi pada kerusakan thalamus nucleus dorsomedial kiri.
3. Syndroma Korsakoff penyakit alkoholism kronis yang tidak makan untuk
waktu yang lama. Terjadi defisiensi B1 yang biasanya progresif. Terjadi
gangguan pad apembentukan memory yang baru, tapi juga amnesia akan
kejadian sebelumnya. Terjadi kerusakan pada nukleus dorsomedial dan
kehilangan neuron di serebelum dan korteks serebri, sering di lobus frontal.
4. Terapi shock elektrokonvulsif (ECT). Terjadi gangguan pad akejadian yang
baru terjadi, sedangkan ingatan jangka panjang tetap utuh.

Kesimpulan

Proses belajar dan mengingat merupakan hal yang rumit, sirkuitnya berbeda-
beda tergantung dari macamnya tingkat belajar dan tingkatan makhluk yang
mempelajarinya. Lama penyimpanannya bervariasi tergantung dari tingkat
penyimpanannya (jangka pendek atau jangka panjang).

2002 digitized by USU digital library 6


DAFTAR PUSTAKA

Bloom F.E. Brain, mind and behaviour. 2nd ed. New York : W.H. Freeman. 1988, p.
240-269

Kandel E.R. The biological basis of learning and individuality. Scientific America.
1992, p. 53-60

Kupfermann I. Learning. In: Kandel E.R. Principles of neural science. 2nd ed.
London : Edward Arnold. 1982, p. 570-579

Shatz C.J. The developing brain. Scientific American. 1992, p. 35-41

2002 digitized by USU digital library 7

Anda mungkin juga menyukai