Anda di halaman 1dari 50

LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 1
KADAR AIR
(ASTM D 2216-98)

I. TUJUAN
Tujuan percobaan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air
tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
dan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen.

II. PERALATAN
1. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C.
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat
3. Neraca dengan ketelitian :
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
b. 0,10 gram untuk berat kurang dari 100 1000 gram
c. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
4. Desikator

III. BENDA UJI :


Jumlah benda uji yang dibutuhkan tergantung pada ukuran butir maximum dari
contoh yang diperiksa, dengan ketelitian seperti pada Tabel dibawah ini :
Ukuran butir maksimum Jumlah benda uji minimum Ketelitian
a. Saringan " 1000 gram 1 gram
b. Lewat saringan No. 10 100 gram 0.1 gram
c. Lewat saringan No. 40 10 gram 0,01 gram

IV. CARA KERJA


1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat
beratnya (= W1)
2. Masukkan contoh tanah ke dalam cawan timbang, kemudian bersama
tutupnya ditimbang (=W2)
3. Dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven
(105 110oC) selama 16 24 jam. Sertakan tutup cawan, jangan
sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, dinginkan dengan
desikator kemudian ditutup.
5. Cawan tertutup dengan tanah kering ditimbang (=W3)

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

V. RUMUS
berat air
100
Kadar air = Berat tanah kering
W 2W 3
100
= W 3W 1

BAB 2
SPEEDY MOISTURIZER

I. TUJUAN:

Maksud percobaan adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah asli.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

II. PERALATAN
1. Tabung speedy
2. Dua buah bola baja
3. Cawan
4. Sikat pembersih
5. Sendok takar
6. Karbit
7. Neraca digital
8. Kain penutup

III. BENDA UJI


Sample tanah adalah tanah hasil pengujian sand cone di lapangan sebanyak 10
gram.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN:


1. Bersihkan tabung dengan cara bukalah tutup tabung, bersihkan bagian
dalamnya dengan menggunakan sikat. Sisa sisa benda uji yang lalu harus
hilang sama sekali.
2. Menyiapkan benda uji yaitu contoh tanah diambil dari hasil pengujian sand
cone. Sedapat mungkin haluskan terlebih dahulu benda yang akan diuji.
Untuk memeriksa batu bara/bijih mineral, benda uji harus digiling terlebih
dahulu. Untuk memeriksa agregat/minyak lumas dan lain-lain tidak
diperlukan pengolahan.
3. Melakukan penimbangan dengan cara atur dan letakan timbangan pada
posisi datar. Tempatkan cawan diatas plat timbangan setelah itu tekan zero
untuk menghilangkan berat cawan. Kemudian masukan benda uji ke dalam
cawan sample sebanyak 10 gram.
4. Masukan benda uji dengan cara memasukan benda uji kedalam tabung,
jangan sampai ada bagian benda uji yang terbuang.
5. Masukan bola baja dengan cara memasukan dua bola baja kedalam tabung
dalam posisi datar agar tidak menumbuk alat pengukur tekanan di
dalamnya. Bola baja ini di gunakan untuk menghancurkan benda uji yang
menggumpal, sehingga karbit dan air bebas bereaksi. Kemudian tutup
tabung dengan kain penutup.
6. Masukan karbit dengan cara mengambil dua sendok takar karbit dan
menuangkannya ke dalam tutup tabung.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

7. Tutuplah tabung dengan cara pegang tabung dalam posisi datar agar benda
uji tidak tercampur dengan karbit sebelum tabung tertutup rapat. Pasang
tutupnya lalu segera kencangkan dengan sekrup penjepitnya.
8. Lakukan pencampuran dengan cara pegang tabung dalam posisi datar lalu
putar ke depan dengan sumbu datar sebagai sumbu putarnya selama 10 detik
lalu diamkan selama 20 detik. Ulangi hal tersebut selama 3 menit atau 6 kali
pengualangan.
9. Baca penunjuk jarum dengan cara lihat penunjukan jarum pada pengukur
tekanan. Angka ini menunjukan persentase kadar air terhadap berat basah.
Kemudian catat pembacaan jarum.
10. Buka tutup tabung dengan cara buka tutup tabung perlahan-lahan dengan
lubang mengarah ke depan. Buang sisa-sisa percobaan dalam tabung.
11. Cara perbandingan. Untuk melakukan pemeriksaan benda uji dengan kadar
air yang melampaui batas maksimum dari kemampuan ukur alat, pada saat
melakukan prosedur 3 (penimbangan benda uji) harus setengah dari standar
yang ditentukan (10 gram) sehingga prosedur 9 hasil pembacaannya
dikalikan dua.

BAB 3
BERAT JENIS TANAH
(ASTM D 854-02)

I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan berat jenis (Specific Gravity)
suatu contoh tanah dengan piknometer. Berat jenis adalah perbandingan
antara berat butir tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada
suhu tertentu.

II. PERALATAN
1. Picknometer dengan kapasitas 500 ml.
2. Desikator
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
5. Thermometer ukuran 050 oC dengan ketelitian 1oC
6. Saringan no. 4 dan 10

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

7. Botol berisi air suling.


8. Bak perendam.

III. BENDA UJI


1. Tanah asli :
Benda uji adalah tanah yang didapat dari hasil pengambilan contoh tanah
asli (hand boring) dan dikeluarkan dalam tabung dengan menggunakan
ekstruder. Benda uji kemudian dimasukan ke oven pada suhu (1105)oC,
sampai beratnya tetap. Setelah kering, benda dihancurkan dengan
menggunakan alat penumbuk dan di timbang sebanyak 50 gram
2. Tanah tidak asli :
Benda di keringkan dalam oven pada suhu (1005) oC sampai beratnya tetap.
Setelah kering, benda uji disaring menggunakan saringan no. 4 dan no.10
dan ditimbang sebanyak 50 gram.
I. CARA KERJA
1. Picknometer dicuci dengan air suling dan dikeringkan.
Picknometer dan tutupnya ditimbang dengan ketelitian 0,01
gram (W1)
2. Benda uji dimasukan ke dalam picknometer dan di timbang
bersama tutupnya dengan ketelitian 0.01 gram (W2)
3. Air suling di tambahkan hingga piknometer terisi 2/3. Untuk
yang berbutir halus (tanah asli), bendauji dibiarkan selama
paling sedikit 24 jam
4. Udara yang terserap dalam campuran tanah dan air
dikeluarkan dengan salah satu cara dibawah ini :
a. Isi picknometer di didihkan dengan hati-hati selama +/- 10
menit dan picknometer dimiringkan sambil digoyang
sekali-kali untuk membantu mempercepat pengeluaran
udara yang tersekap didalamnya, sampai didihnya
merata.
b. Jika menggunakan pompa vakum, pada saat di vakum
picknometer diputar dan digoyang-goyangkan untuk
mempercepat keluarnya udara.

Setelah udara dari campuran tanah dan air dikeluarkan


seperti diatas, picknometer tersebut ditutup untuk

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

mencegah masuk dan larutnya udara baru kedalam


campuran.

5. Dinginkan picknometer + tanah + air tersebut hingga suhu


ruangan.
6. Tambahkan air suling hingga penuh, pasang tutup
picknometer, bersihkan, lalu timbang (W3)
7. Piknometer tersebut diisi dengan air suling, ukur suhunya,
keringkan bagian luar, lalu timbang picknometer tersebut
termasuk tutupnya (W4)
Jika suhu air dalam picknometer tidak 250C, maka perlu
dilakukan koreksi (k) terhadap berat picknometer dan air
yang digunakan lihat table sehingga :
W4= k x W25

BAB 4
BERAT ISI TANAH
(ASTM C-29)

I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untukmenentukan berat isi tanah pada kondisi
tanah aslidengan cara memasukkan cincin cetakan ke dalam tabung sampel dan
menentukan berat tanah per satuan volume dari suatu contoh
tanah yang dinyatakan dalam gram/cm3.

II. PERALATAN
1. Cincin dengan volume tertentu (diameter dan tinggi tertentu)
2. Pisau pemotong dan pisau perata
3. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram.
4. Ekstruder
5. Desikator
6. Jangka sorong

III. BENDA UJI


Tanah asli :

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

Benda uji adalah tanah yang didapat dari hasil pengambilan contoh tanah asli
(SPT atau hand boring) dan dikeluarkan dalam tabung dengan menggunakan
ekstruder.

IV. CARA KERJA


1. Cincin di ukur diameter (d) dan tingginya (t) dengan
menggunakan jangka sorong kemudian ditimbang (W1)
2. Contoh tanah asli dikeluarkan dari dalam tabung contoh
dengan menggunakan alat ekstruder. Setelah diletakan pada
ekstruder, terlebih dahulu bagian dari ujung tanah dalam
tabung tersebut dipotong (diratakan)
3. Cincin diletakan pada ujung tabung contoh menempel pada
tanah di ujung tabung contoh lalu stang ekstruder diputar
sehingga cincin terisi penuh tanah.
4. Setelah cincin terisi penuh dengan tanah, kemudian
dipotong dan kelebihan tanah pada kedua ujung cincin
tersebut diratakan.
5. Cincin dan contoh tanah ditimbang (W 2) kemudian di
masukan dalam oven selama 24 jam.
6. Sesudah itu, contoh tanah yang sudah kering dimasukan
dalam desikator 1 jam.
7. Contoh tanah yang sudah dingin di timbang(W 3), didapat
berat kering.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 5
BATAS CAIR TANAH
(ASTM D 4318-00)

I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair suatu
tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair
dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa
dengan alat Casagrande, kedua bagian dalam mangkok yang terpisah oleh alur
lebar 2 mm, menutup kembali sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan dengan
kecepatan 2 pukulan perdetik.
.
II. PERALATAN
1. Alat baku penentu batas cair (Casagrande)
2. Alat pembuat alur (grooving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pestel (penumbuk/penggerus)
5. Saringan no.40
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Cawan kadar air sebanyak 4 buah
8. Botol dengan air suling
9. Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu (110o 5o)C

III. BENDA UJI


Benda uji berupa tanah yang lewat saringan no.40, dan benda uji kering udara
tak perlu dikeringkan sebanyak 200 gram.Jadi benda uji dibiarkan memiliki

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

sifat agak lembab. Tanah tersebut juga diusahakan tidak mengandung butiran
kasar (pasir/batu)

IV. CARA KERJA


1. Benda uji diletakan kira-kira 100 gram kedalam cawan
porselen pencampur dan ditambahkan air suling sedikit
demi sedikit lalu aduk-aduk sampai homogen.
2. Apabila sudah merata sebagian bendauji tersebut diletakan
dalam alat Casagrande, sehingga diukur dari dasar mangkok
benda uji paling tebal 1cm.
3. Alur dibuat dengan menggunakan grooving tool sehingga
contoh tersebut dibagi atas 2 bagian yang sama besar. Pada
saat membuat alur, posisi grooving tool tegak lurus pada
dasar mangkok, dan ujung bawahnya harus mengenai dasar
mangkok.
4. Alat tersebut kemudian diputar sehingga mangkok tersebut
kelihatan naik turun memukul-mukul alasnya, dengan
kecepatan 2 pukulan perdetik.
5. Pemutaran ini dilakukan terus menerus sampai terjadi
singgungan antara 2 alur tadi 12,7 mm.
6. Untuk menentukan bahwa kadar air uji sudah merata maka
pemutaran dicoba sebanyak 3 kali, apabila didapati jumlah
pukulan yang hampir sama, maka sudah cukup baik. Jika
sudah lewat 50 putaran, kedua bagian tanah belum juga
mau bertemu, artinya tanah terlalu kering. Maka untuk itu
perlu dilakukan pengulangan tahap dari tahap 1 sampai
dengan 5 diatas dengan penambahan air sedikit.
7. Bagian alur yang bersinggungan diambil dan dimasukkan
dalam cawan kadar air, kemudian segera ditutup.
8. Benda uji beserta cawan kadar air dan tutupya ditimbang
dan untuk selanjutnya dimasukkan kedalam oven dengan
temperatur (1105)oC selama 24 jam.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

9. Kemudian benda uji dikeluarkan dari oven dan dimasukan


dalam desikator 1 jam.
10. Cawan ditimbang lagi dan dicari besar kadar airnya.

BAB 6
BATAS PLASTIS TANAH
(ASTM D 4318-00)

I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah.
Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen)
bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada
keadaan plastis, apabila tanah digiling-giling menjadi batang-batang
berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak.Indeks plastisitas suatu tanah
adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair
dan batas plastisnya.

II. PERALATAN
1. Pelat kaca
2. Cawan porselen
3. Pestel (penumbuk/penggerus)
4. Batang kawat ukuran 3mm untuk ukuran pembanding
5. Saringan no.40
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Cawan kadar air sebanyak 2 buah
8. Desikator
9. Air suling secukupnya.
10. Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu (110 o
5o)C

III. BENDA UJI


Benda uji dari tanah yang agak lembab dan tidak becampur dengan pasir/batu,
yang lolos saringan no.40, sebanyak 200 gram.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

IV. CARA KERJA


1. Benda uji diletakan dalam cawan porselen, kemudian diaduk
sehingga kadar airnya merata/homogen.
2. Setelah kadar air cukup merata, dibuat bola-bola tanah tadi
digiling diatas kaca. Penggilingan dilakukan dengan telapak
tangan dengan kecepatan 80-90 gilingan per menit.
3. Penggilingan dilakukan terus menerus sampai benda uji
membentuk batang dengan diameter 3mm. apabila pada
saat penggilingan tadi ternyata sebelum benda uji mencapai
diameter 3mm sudah retak, maka benda uji disatukan
kembali selanjutnya ditambahkan air sedikit demi sedikit
dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggilingan bola-
bola itu dapat mencapai diameter 3mm tanpa
menunjukkan keretakan maka contoh perlu dibiarkan
beberapa menit agar terjadi penurunan terhadap nilai kadar
airnya.
4. Pengadukkan dan penggilingan diulangi terus sampai
retakan-retakan itu terjadi pada saat gilingan mempunyai
diameter 3mm, dan segera batang-batang tanah yang
retak ini dimasukkan kedalam cawan kadar air dan segera
ditutup.
5. Ulangi langkah 1-4 sampai cawan kadar air pada tahap 4
diatas terkumpul cukup banayak batang-batang tanah
(seberat 5gram)

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 7
BATAS SUSUT TANAH
(ASTM D 4318-00)

I. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air contoh tanah pada
peralihan keadaan semi padat dan keadaan padat.

II. PERALATAN
1. Prong plate (glass plate)
2. Monel dish.
3. Cristalizing dish.
4. Cawan petry
5. Mercury (air raksa)
6. Porcelain dish
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC

III. BENDA UJI


Benda uji dari tanah yang agak lembab dan tidak becampur dengan pasir/batu,
yang lolos saringan no.40, sebanyak 30 gram.

IV. CARA KERJA


1. Contoh tanah diletakan dalam porcelain dish dan dicampur
dengan air suling (aquadest) secara hati-hati secukupnya
untuk mengisi seluruh pori-pori tanah. Banyaknya air yang
dibutuhkan agar tanah mudah diaduk dengan konsistensi

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

yang diinginkan kira-kira sama atau sedikit lebih besar


daripada kadar air batas cair.
2. Bagian dalam dari monel dish dilapisi tipis dengan vaseline
untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan.
3. 1/3 bagian monel dish diisi dengan contoh tanah yang sudah
dibasahi tadi, lalu sisi monel dish diketuk-ketuk ringan
sehingga pasta tanah mengalir kesamping dan memadat.
Kemudian monel dish diisi kembali dengan 1/3 bagian yang
kedua, diketuk-ketuk dan seterusnya sampai monel dish
terisi penuh.
4. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.
5. Bagian luar monel dish dibersihkan lalu ditimbang (= W 2
gram)
6. Monel dish yang berisi pasta tanah tersebut didiamkan di
udara terbuka sehingga terjadi penguapan lalu dimasukan
kedalam oven pada suhu (110 5)oC selama 24 jam.
7. Setelah kering, monel dish dimasukkan kedalam desikator
dan setelah dingin kemudian timbang (= W3 gram)
8. Monel dish kosong yang telah dibersihkan ditimbang (=
W1gram)
9. Volume tanah basah = volume monel dish (Vocm3) diukur
dengan cara :
Monel dish diisi dengan air raksa sampai meluap.
Kemudian pelat kaca ditekan ke atasnya dengan kuat
sehingga kelebihan air raksa akan keluar.
Monel dish berikut air raksa ditimbang.
Volume monel dish dihitung yaitu berat air raksa dibagi
13,6 gram/cm3
10. Volume tanah kering (Vf) diukur dengan cara:
Cristalizing dish ditempatkan dalam cawan petry besar.
Cristalizing dish diisi dengan air raksa sampai meluap.
Prong plate diletakkan diatas cristalizing dish lalu ditekan
sehingga kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung
dalam cawan petry besar.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

Cristalizing dish diangkat dari dalam cawan petry besar


kemudian air raksa dalam cawan petry tersebut
dipindahkan kedalam botol penyimpan.
Cawan petry dibersihkan dari air raksa yang tersisa lalu
ditimbang
Cristalizing dish yang berisi air raksa tadi diletakkan
kembali kedalam cawan petry kemudian contoh tanah
yang sudah kering diletakkan diatasnya.
Contoh tanah tersebut ditekan dengan menggunakan
prong plate sampai tenggelam.Diusahakan jangan sampai
ada udara yang terperangkap dibawah prong plate.
Cawan petry yang berisi tumpahan air raksa tersebut
ditimbang
Volume air raksa yang tumpah = volume tanah kering (Vf)

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 8
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
(ASTM D-1140)

I. TUJUAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi ukuran tanah butir
kasar.Tujuannya adalah mengklasifikasikan tanah butir kasar berdasarkan nilai
koefisien keseragaman (Cu) dan kurva distribusi ukuran butir.

II. PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2 % dari berat uji
2. Satu set saringan : 76,2mm (3), 63,5 mm (2,5), 50,8
mm(2), 37,5 mm (1,5) 25mm (1), 19,11mm ( ), 12,5
mm (), 9,5 mm (3/8), No. 4, No.8, No.16, No.50, No.100,
dan No. 200.
3. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
4. Manual/Electrical Sieve Shaker
5. Wadah/Cawan
6. Sekop
7. Palu Karet
8. Kuas

III. BENDA UJI


Tanah seberat 500 gr dikeringkan (dioven).Setelah dikeringkan, tanah
tersebut terdapat gumpalan-gumpalan, kemudian gumpalan-gumpalan di
pecah-pecah dengan palu karet sehingga tidak terdapat gumpalan-gumpalan
lagi.Pemecah tidak terlalu keras dan jangan sampai memecahkan butir.

IV. CARA KERJA


1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5 C)
sampai berat tetap ( 24 jam)
2. Timbang saringan yang akan digunakan.
3. Susun saringan mulai dari saringan berdiameter kecil di bawah sampai
diameter paling besar di atas (mulai dari saringan No 4, 8, 16, 30, 50,
100, 200).

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

4. Masukkan benda uji kedalam saringan lalu tutup saringan.


5. Letakkan saringan pada mesin getar lalu getarkan selama 15 menit.
6. Jika tanah banyak mengandung lempung atau lanau, bagian
ini akan menggumpal-gumpal dan tersebar di ayakan No.
200. Saringan No. 200 ini dibawa ketempat cuci dan di cuci
sehingga semua butir yang kurang dari 0.075 mm terbilas.
Saringan No. 200 dikeringkan serta tanah yang tinggal
didalam oven.Timbang saringan dengan tanah yang tertahan pada
saringan tersebut.

V. RUMUS
Berat Tertahan
Berat Tertahan= x 100
Berat contoh tanah+ saringan

BAB 9
PEMADATAN TANAH

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

(ASTM D698)

I. TUJUAN
1. Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-
pori tanah dikeluarkan dengan suatu cara mekanis
(digilas/ditumbuk). Tujuan pemadatan tanah adalah untuk
mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering
maksimum pada suatu proses pemadatan.
2. Ada dua cara pemadatan, berdasarkan jumlah tenaga pemadatan yang
dilaksanakan, yaitu :
a. Pemadatan standard
b. Pemadatan berat (modified)
3. Ada empat cara alternatif yang mungkin digunakan, yang dapat
dilaksanakan baik untuk pemadatan standard maupun pemadatan berat,
yaitu :
a. Cara A : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material
lewat saringan no.4.
b. Cara B : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material
lewat saringan no.4.
c. Cara C : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material
lewat saringan inch.
d. Cara D : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material
lewat saringan inch.

II. PERALATAN
1. Silinder pemadatan
Ada dua macam: silinder kecil dan silinder besar.
Silinder pemadatan terdiri atas silinder utama, silinder sambungan yang
dapat dilepas dan pelat alas yang dapat dilepas. Ukuran-ukuran dan
toleransi yang masih diperkenankan adalah sebagai berikut :
a. Silinder kecil, diameter 4 0,016 ; tinggi 4,584 0,005 dan volume
1/30
ft3 0,0003 ft3 (diameter 10,16 0,04 cm, tinggi 11,63 0,013 cm
dan

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

volume 0,943 liter 0,008 liter).


b. Silinder besar, diameter 6 0,026 ; tinggi 4,584 0,005 dan volume
0,075 ft3 0,00075 ft3 (diameter 15,24 0,067 cm; tinggi 11,63 0,013
cm dan volume 2,124 liter 0,002 liter).
2. Penumbuk
Penumbuk yang digunakan dapat berupa:
- penumbuk dengan tangan
- penumbuk mesin
Berdasar berat dan tinggi jatuhnya, maka dibedakan :
- penumbuk standard, yang digunakan pada percobaan pemadatan
stanadard,
- penumbuk berat (modified), yang digunakan pada percobaan
pemadatan berat/modified.
Ukuran dan toleransinya adalah sebagai berikut:
a. Penumbuk standard, diameter bidang jatuh 2 0,005 ; berat 5,5 0,02
lb dan tinggi jatuh 12 1/16 (diameter 5,08 0,013 cm; berat 2,5
0,01 kg dan tinggi jatuh 30,48 0,16 cm).
b. Penumbuk berat (modified), diameter bidang jatuh 2 0,005; berat 10
0,02 lb dan tinggi jatuh 18 1/16 (diameter 5,08 0,013 cm; berat
4.536 0,009 kg dan tinggi jatuh 45,72 0,16 cm).
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.
4. Timbangan dengan kapasitas 12 kg dengan ketelitian 5 gr, dan
timbangan dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
5. Pisau perata (straight edge)
6. Saringan 2; ; dan no. 4.
7. Oven
8. Alat pencampur tanah, seperti talam, sendok dan sebagainya.
III. BENDA UJI
1. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan basah
atau lembab contoh tanah tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu
sehingga menjadi gembur.Pengeringan dapat dilakukan di udara atau dengan
alat pengering lain dengantemperatur tidak lebih dari 60 oC. Kemudian
gumpalan-gumpalan tanah tersebut ditumbuksedemikian rupa untuk
menghindari pengurangan ukuran butiran aslinya atau pecah.
CATATAN : Tanah vulkanik tidak boleh dikeringkan dengan menggunakan

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

alat pengering.
2. Saring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan No.4 (4,75
mm)untuk cara A dan cara B, dan dengan saringan 19,00 mm (3/4) untuk
cara C dancara D.
3. Contoh tanah yang telah disaring dipersiapkan dengan jumlah yang sesuai
dengan cara ujinya;
a. untuk butiran contoh tanah yang tidak mudah pecah apabila dipadatkan
dan contoh tanah yang mudah (membutuhkan waktu yang cepat)
menyerap air, siapkan 1 contoh tanah paling sedikit 3 kg untuk cara A, 7
kg untuk cara B, 5 kg untuk cara C dan 11kg untuk cara D;
b. untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila dipadatkan dan
contoh tanah yang tidak mudah (butuhkan waktu lama) menyerap air,
siapkan paling sedikit 5 contoh tanah masing-masing 2,5 kg untuk cara
A, 5 kg untuk cara B, 3 kg untuk cara C dan 6 kg untuk cara D.
4. Masing-masing contoh tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata;
a. Untuk butiran contoh tanah yang tidak mudah pecah apabila dipadatkan
dan contoh tanah yang mudah (membutuhkan waktu yang cepat)
menyerap air, penambahan air dilakukan secara bertahap. Pada tahap
awal, penambahan air diatur sedemikian rupa sehingga kadar airnya 2%
sampai dengan 6% di bawah kadar air optimum. Penambahan air tahap
berikutnya dilakukan setelah pemadatan dan pemecahan kembali benda
uji. Perbedaan kadar air pada masing-masing tahap sekitar 1% sampai
dengan 3%.
b. Untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila dipadatkan dan
contoh tanah yang tidak mudah (membutuhkan waktu yang lama)
menyerap air, penambahan air diatur sedemikian rupa sehingga 1 contoh
mempunyai kadar air mendekati kadar air optimum (lihat catatan 4), 2
contoh di bawah optimum dan 2 contoh lainnya di atas optimum.
Perbedaan kadar air masing-masing sekitar 1% sampai dengan 3%
CATATAN: Untuk tanah berbutir halus (bersifat plastis), kadar air
optimum diperkirakan berada di sekitar kadar air batas plastis (PL).
Secara visual dilakukan dengan menggiling sejumlah contoh tanah di
antara kedua telapak tangan sampai mencapai diameter 3 mm. Jika pada

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

saat mencapai diameter 3 mm belum menunjukkan adanya retakan


(patah), tambahkan sejumlah air kedalam contoh tanah, kemudian diaduk
sampai merata.Giling kembali contoh tanah tersebut dengan kedua
telapak tangan sampai menunjukkan adanya retakan (patah) pada
diameter 3 mm.
5. Masing-masing contoh uji dimasukkan ke dalam kantong plastik atau wadah
lainnya dan ditutup rapat, kemudian didiamkan selama: 3 jam (kerikil dan
pasir kelanauan/kelempungan); 12 jam (lanau) dan 24 jam (lempung)
sedangkan untuk contoh uji berupa kerikil dan pasir tidak perlu didiamkan.

IV. CARA KERJA

1. Siapkan contoh tanah yang akan diuji 2,7 kg dimana tanah


sudah dibersihkan dari akar akar dan kotoran lain.
2. Tanah dijemur sampai kering udara (air drained), atau
dikeringkan dalam oven dengan suhu 600C.
3. Gumpalan gumpalan tanah dihancurkan dengan palu
karet agar butir tanah tidak ikut hancur.
4. Contoh tanah kering dalam keadaan lepas diayak dengan
ayakan no.4 atau , hasil ayakan dipergunakan.
5. Tanah hasil ayakan sebanyak 2,7 kg ditambah dengan air untuk
mendapat hasil contoh dengan kebasahan merata sehingga bisa di kepal
tapi mudah lepas (hancur).

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

6. Mold yang akan digunakan dibersihkan , ditimbang


beratnya dan diukur volumenya. Isikan contoh tanah
kedalam mold setelah 1- 2 (modified) atau 2- 4
(standart).
7. Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat
yang berlainan. Hammer yang digunakan disesuaikan
dengan cara percobaan.
8. Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak
25 kali.
9. Pengisian diteruskan untuk 3 lapisan untuk standart dan 5
lapisan untuk modiefied. Pada penumbukan lapisan
terakhir harus dipergunakan sambungan tabung tabung
(collar) pada mold agar pada saat penumbukan hammer
tidak meleset keluar.
10. Buka sambumhan tabung diatasnya dan ratakan
permukaan tanahnya dengan pisau.
11. Mold dan contoh tanah ditimbang.
12. Tanah dikeluarkan kemudian diambil bagian atas (A),
tengah (T), dan bawah (B) masing- masing 30 gram
kemudian dioen selama 24 jam.
13. Setelah 24 jam dioven, cawan + tanah kering ditimbang
14. Dengan mengambil harga rata- rata dari kadar air ketiganya didapat
nilai kadar airnya.
15. Percobaan dilakukan sebanyak minimum 5 kali dengan setiap kali
menambah kadar airnya sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering
terhadap kadar air.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

Gambar 9.1 . Cara melakukan penumbukan pada cetakan berdiameter 102 mm


(4inci) untuk satu lapisan, sebanyak 25 tumbukan

BAB 10
CBR LABORATORIUM
(ASTM D1883)

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menilai kekuatan tanah dasar
yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam
perencanaan tebal perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan
sebagai nilai CBR (dalam %) yang nantinya akan dipakai dalam
menentukan tebal perkerasan.
California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan antara
beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

II. PERALATAN
1. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang
kurangnya 4.45 ton dengan kecepatan penetrasi sebesar
1.27 mm per menit.
2. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam
152.4 0.68 mm tinggi 50.8 mm dan keping alas logam
uang berlubanglubang dengan tebal 0.53 mm dan diameter
lubang tidak lebih dari 1.59 mm.
3. Piringan pemisah dari logam (Spacer Disc) dengan diameter
luar 150.8 mm dan tebal 61.4 mm.
4. Alat penumbuk
5. Alat pengukur perkembangan (Swel) yang terdiri dari
keeping pengembangan yang berlubanglubang dengan
batang pengukur, tripod logam dan arloji pengukur.
6. Keping beban dengan berat 2.27 kg, diameter 1994.2 mm,
dengan lubang tengah diameter 54.0 mm
7. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49.63 mm dan
panjang yang tidak kurang dari 101.6 mm.
8. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur
penetrasi dengan ketelitian 0.001 inchi (0.9025 mm).
Peralatan lain seperti talam, alat perata, cawan dan tempat
untuk meredam.
9. Saringan no dan no.4
10. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C
11. Alat timbangan.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

III. BENDA UJI


1. Material disaring dan hanya yang digunakan yang lolos
saringan no.4
2. Penyesuaian kadar air
a. Kadar air optimum
b. Bila kadar air tanah w0> wopt maka contoh tanah boleh
dikeringkan udara. Bila kadar air telah dicapai maka kadar
air telah sesuai bila berat tanah menjadi
1+w opt
w 1=W (
1+w 0 gram )
c. Bila kadar air tanah w0< wopt maka contoh tanah dibasahi
dengan air sebanyak
wopt +w o
w w =W ( 1+ w0 ) gram

Kemudian disimpan dalam tempat tertutup selama 24


jam.Jumlah air yang ditambahkan boleh sedikit lebih besar
(0.5% - 1%) untuk mengantisipasi penguapan.

IV. CARA KERJA


1. Persiapan benda uji
a. Untuk pemeriksaan terhadap contoh yang akan dipadatkan, maka
contoh tanah dipersiapkan seperti pada persiapan percobaan pemadatan
dengan cara A. Benda uji yang perlu dipersiapkan (siap dipadatkan)
sekurang-kurangnya 4,6 kg untuk tanah berbutir halus atau 5,5 kg untuk
tanah berbutir kasar.
b. Benda uji ini akan diperiksa pada keadaan kepadatan maksimal,
sehingga contoh tanah dipersiapkan dengan dicampur air secara
merata secukupnya, sedemikian sehingga lembab yang diperoleh adalah
kadar air optimum yang harus telah diketahui berdasar cara
pemadatan standar atau pemadatan berat/modified (tergantung pada
cara dan maksud yang diinginkan).
c. Catat dan cantumkan pada laporan cara pemadatan yang dilaksanakan.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

2. Pemadatan tanah
a. Sebelum dilaksanakan pemadatan, periksa dan catat kadar air tanah.
b. - Pasang dan klem pelat alas pada silinder pemadatan dan juga
pasang silinder sambungan.
- Taruhlah pelat ganjal (spacer disk) dalam silinder di atas pelat
dasar, kemudian taruhlah kertas filter di atas pelat ganjal.
- Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan di dalam silinder
pemadatan CBR, dengan cara sesuai dengan percobaan pemadatan
dengan cara pemadatan standar cara A, sehingga akan diperoleh
kepadatan maksimal dengan kadar air optimum.
c. -Lepaskan silinder sambungan, potong dan ratakan tanah padat rata
dengan permukaan silinder pemadatan. Bila perlu tambal lubang-lubang
yang terjadi/ permukaan yang kasar sehingga didapat permukaan
yang halus.
- Lepaskan pelat alas dan ambil pelat ganjal. Timbang dan catat
berat silinder dengan tanah di dalamnya untuk menghitung/menentukan
berat volume tanah.

3. Merendam
a. Letakkan selembar kertas filter di atas pelat alas (pelat alas
berlubang- lubang). Baliklah silinder berisi tanah, letakkan di atas
pelat alas dan diklem (tanah yang permukaannya rata dengan muka
silinder diletakkan di atas kertas filter). Apabila
direncanakandilaksanakan mencari nilai CBR tanpa direndam lebih
dulu, setelah ini langsung dikerjakan No. 4b.
b. Letakkan selembar kertas filter di atas contoh tanah padat dalam
silinder, kemudian taruhlah pelat berlubang-lubang dengan batang
pengatur di atas kertas filter. Kemudian tambahlah di atasnya dengan
pelat-pelat beban. Jumlah pelat beban diperhitungkan sesuai dengan
beban (lapis permukaan jalan) di atas tanah yang nantinya akan
terjadi, tetapi sekurang-kurangnya 2 buah (10 lb).
c. - Silinder bersama tanah dan pelat-pelat beban direndam dalam bak
air, sehingga air dapat meresap bebas dari bawah maupun dari atas.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

- Pasanglah tripod dan perlengkapan untuk percobaan pengembangan


dan catatlah pembacaan awal pada arloji ukur.
- Biarkan tanah dalam keadaan terendam untuk mengembang selama
96 jam, selama itu muka air harus di buat tetap. Catatlah
pengembangan/perubahan pembacaan arloji ukur pada saat-saat : 0, 1, 2,
4, 8, 12, 24, 26, 48, 72, dan 96 jam.Waktu perendaman ini dapat
dipersingkat untuk tanah berbutir halus atau untuk tanah berbutir
kasar yang telah menghisap air, apabila tampak tidak lagi menunjukkan
pengembangan.
d. Setelah 96 jam, ambillah tripod pemegang arloji ukur dan keluarkan
silinder dari air. Biarkan dan tiriskan selama 15 menit biar air diluar
tanah mengalir. Bila perlu miringkan silinder agar air di atas tanah dapat
keluar. Tetapi jaga dan hati-hati agar permukaan tanah tidak terganggu.
e. Ambil pelat-pelat beban, pelat berlubang-lubang dan kertas filter
kemudian timbang dan catat berat tanah bersama silinder.

4. Pelaksanaan Penetrasi
a. Letakkan kembali pertama-tama pelat beban yang utuh agar tanah
tidak melotot, kemudian pasang silinder pada mesin penetrasi.
Aturlah piston penetrasi menempel tanah, kemudian tambahkan atau
pasang pelat-pelat beban (belah) lainnya seluruhnya yang tadi dipasang
pada saat perendaman.
b. Dalam hal pemeriksaan CBR pada benda uji tanpa perendaman, maka
setelah pekerjaan 2c langsung taruhlah beban-beban di atas tanah
dalam silinder, dengan jumlah beban yang sesuai dengan tekanan (berat
lapisan perkerasan) yang akan bekerja pada tanahnya nanti, tetapi
sekurang-kurangnya 2 buah pelat beban (jumlah beratnya 2 x 5 lb
= 10 lb). Kemudian pasang silinder pada mesin penetrasi dan atur
piston penetrasi menempel muka tanah.
c. Aturlah mesin penetrasi agar piston penetrasi sedikit menekan tanah,
sehingga pada arloji terbaca tekanan sebesar 4,5 kg untuk menjamin
kedudukan piston pada permukaan tanah kemudian aturlah arloji beban
dan arloji penetrasi pada pembacaan nol.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

d. Kerjakan pembebanan mesin, sehingga piston mempunyai kecepatan


penetrasi sekitar 1,27 mm/menit (0,05 inch/menit). Baca dan catat
besarnya penetrasi dan beban penetrasi pada saat-saat penetrasi
sebesar 0,64 mm; 1,27mm; 1,91 mm; 2,54 mm; 3,18 mm; 4,45 mm;
5,08 mm; 7,62 mm; 10,16 mm; dan 12,70 mm (atau berturut turut
0,025; 0,05; 0,075; 0,10; 0,125; 0,15; 0,175; 0,2; 0,3; 0,4;
dan 0,5;). Catatlah beban penetrasi maksimum, apabila ternyata hal ini
terjadi sebelum penetrasi 12,7 mm.
e. - Keluarkan benda uji dari silinder, kemudian periksalah kadar air
dari contoh yang diambil pada lapisan setebal 2,5 cm bagian atas benda
uji.
- Atau jika dikehendaki data kadar air rata-rata dari benda uji,
ambillah contoh tanah dari bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah
benda uji. Banyaknya contoh tanah yang diambil untuk pemeriksaan
kadar air tersebut sekurang-kurangnya 100 gram bila contoh tanah
berbutir halus atau sekurang- kurangnya 500 gram bila contoh tanah
kasar.

BAB 11
DYNAMIC CONE PENETROMETER
(DCP)

I. TUJUAN
Alat ini digunakan untuk menentukan nilai CBR sub grade, sub
base atau base course suatu sistem secara cepat dan praktis.
Biasa dilakukan sebagai pekerjaan quality control pekerjaan
pembuatan jalan.
Spesifikasi :
Konus : Baja yang diperkeras, D 20 mm, sudut
kemiringan 60o

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

Palu penumbuk : Berat 8 kg, tinggi jatuh 575 mm


Mistar : 100 cm
Batang penetrasi : Diameter 16 mm.
Pengoperasian yang praktis :
Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua operator saja. Tanpa
memerlukan perhitungan khusus, pekerjaan quality control
menjadi cepat dan efisien tanpa mengabaikan ketepatan hasil
pengukuran.
Portable
Alat ini di desain khusus agar mudah diba wa kemanapun juga.
Rangkaian alat ini dapat dibongkar pasang dengan mudah dan
cepat.

II. PERALATAN
1. Mistar ukur
2. Batang penetrasi
3. Konus
4. Landasan penumbuk
5. Stang pelurus
6. Palu penumbuk
7. Kunci pas
8. Tas terpal
III. BENDA UJI
Tanah dilapangan atau tempat yang akan diuji.

IV. CARA KERJA


1. Letakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji;
2. Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar yang
rata dan stabil, kemudian catat pembacaan awal pada mistar pengukur
kedalaman;
3. Mencatat jumlah tumbukan;
a. Angkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati sehingga
menyentuh batas pegangan;
b. Lepaskan penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan;

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

c. Lakukan langkah-langkah pada a dan b di atas, catat jumlah tumbukan


dan kedalaman pada formulir DCP, sesuai ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
- untuk lapis fondasi bawah atau tanah dasar yang terdiri dari bahan
yang tidakkeras maka pembacaan kedalaman sudah cukup untuk
setiap 1 tumbukanatau 2 tumbukan
- Untuk lapis pondasi yang terbuat dari bahan berbutir yang cukup keras
maka harus dilakukan pembacaan kedalaman pada setiap 5 tumbukan
sampai dengan 10 tumbukan.
d. Hentikan pengujian apabila kecepatan penetrasi kurang dari 1 mm/3
tumbukan.Selanjutnya lakukan pengeboran atau penggalian pada titik
tersebut sampai mencapai bagian yang dapat diuji kembali.
4. Pengujian per titik, dilakukan minimum duplo (dua kali) dengan jarak 20
cm dari titik ujisatu ke titik uji lainnya. Langkah-langkah setelah pengujian;
a. Siapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas;
b. Angkat penumbuk dan pukulkan beberapa kali dengan arah ke atas
sehinggamenyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas
permukaan tanah;
c. Lepaskan bagian-bagian yang tersambung secara hati-hati, bersihkan alat
darikotoran dan simpan pada tempatnya;
d. Tutup kembali lubang uji setelah pengujian.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 12
PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH DILAPANGAN
(SANDCONE)
(ASTM D 1556-00)

I. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan derajat
kepadatan dilapangan, dari lapisan tanah atau perkerasan
yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya
terbatas untuk tanah yang mengandung butir kasar tidak lebih
dari 5 cm. Kepadatan lapangan dinyatakan dalam massa
kering per satuan isi (kerapatan kering).

II. PERALATAN
1. Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi 4 liter.
2. Corong kalibrasi pasir 16.51 cm.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

3. Plat untuk corong pasir ukuran 30.48 cm x 30.48 cm


.dengan lubang 16.51 cm.
4. Peralatan kecil seperti palu, sendok, kuas, pahat, dan
peralatn untuk mencari kadar air.
5. Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg dengan
ketelitian 1 gr.
6. Satu buah timbangan kapasitas 500 gr dengan ketelitian 0.1
gr.
7. Oven yang dlengkapi alat pengatur suhu (1105)C.

III. BENDA UJI


Benda uji berupa tanah asli dari lapangan yang diambil sampai
kedalaman 10 cm dengan diameter sesuai diameter kepala dorong.

IV. CARA KERJA


1. Menentukan isi botol pasir :
a. Botol dan corong ditimbang = M1 gram.
b. Alat dengan botol diletakan di bawah, diisi dengan air
jernih sampai penuh.
c. Alat yang berisi air kemudian ditimbang = M2 gram.
d. Berat air = isi botol pasir = ( M2 M1 ) cm3.
e. Kemudian dilakukan langkah ( b ) dan ( c ) sebanyak tiga
kali dan ambil angka rata rata dari ketiga hasil.
Perbedaan masing masing pengukuran tidak boleh lebih
dari 3 cm3.
2. Menentukan berat isi pasir :
a. Alat dengan botol diletakkan di bawah pada dasar yang
rata, tutup kran dan isi corong perlahan-lahan dengan
pasir.
b. Botol diisi pasir sampai penuh dan dijaga selama
pengisian selalu terisi paling sedikit setengahnya.
c. Ktan kemudian ditutup, kelebihan pasir di atas kran
dibersihkan kemudian ditimbang = M3 gram.
d. Berat isi pasir ( s ) = ( M3 - M1 ) / ( M2 - M1 ).
3. Menentukan berat isi dalam corong :
a. Botol diisi perlahan-lahan dengan pasir secukupnya dan
kemudian ditimbang = M4 gram.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

b. Alat diletakan dengan corong di bawah pada plat corong


pada dasar yang rata dan bersih.
c. Kran dibuka perlahan-lahan sampai pasir berhenti
mengalir.
d. Kran ditutup dan kemudian alat yang berisi sisa pasir
ditimbang =M5gram.
e. Kemudian berat pasir dalam corong dihitung = ( M 4 M5 )
gram.
4. Menentukan berat isi tanah :
a. Botol diisi dengan pasir secukupnya.
b. Permukaan tanah yang akan diperiksa diratakan.
Kemudian plat corong diletakkan pada permukaan tanah
yang rata tersebut dan dikokohkan dengan paku pada
keempat sisinya.
c. Lubang digali sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui
tebal satu hamparan padat).
d. Seluruh tanah asli galian dimasukkan ke dalam wadah
yang tertutup yang telah diketahui masanya = M 9 gram.
Kemudian wadah dan tanah ditimbang = M8 gram.
e. Alat dan pasir didalamnya ditimbang = M6 gram.
f. Alat diletakan pada tempat (b) diatas plat corong dengan
corong menghadap ke bawah dan kemudian kran dibuka
perlahan-lahan sehingga pasir masuk ke dalam lubang.
Setelah pasir berhenti mengalir tutuplah kran kembali dan
timbang alat dengan sisa pasir = M7 gram.
g. Tanah diambil sedikit dari wadah untuk menentukan kadar
air () dalam %.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 13
KUAT TEKAN BEBAS
(ASTM D 2166-00)

I. TUJUAN
Tujauan percobaan adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tanah
kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas dapat dilakukan pada tanah asli atau
contoh tanah padat buatan.
Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial (kg/cm2), yang diperlukan
untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan
yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20%, apabila sampai dengan
perpendekan 20 % tersebut tanah tidak pecah.

II. PERALATAN
1. Mesin tekan bebas
2. Alat pengeluar contoh (ekstruder)
3. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan ketentuan
tinggi = 2 kali diameter

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

4. Pisau tipis dan tajam


5. Neraca dengan ketelitian 0.1 gram.
6. Jangka Sorong
7. Stop watch
8. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C.

III. BENDA UJI


Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder.Tinggi silinder harus antara 2
3 kali diameter. Diameter minimum benda uji adalah 3,3 cm. Apabila
diameter benda uji < 7,1 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/10
kali diameter benda uji,sedang bila diameter benda uji > 7,1 cm butir tanah
terbesar yang diijinkan 1/6 kali diameter.
IV. CARA KERJA
1. Persiapan benda uji
a. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari dalam
tabung contoh yang diameternya sudah sesuai dengan diameter
silinder benda uji yang diijinkan, maka : keluarkan contoh tanah dari
tabung contoh dengan alat pengeluar contoh didorong masuk cetakan
contoh belah. Olesi tipis cetakan contoh dengan pelumas.Arah
mendorongnya harus dari ujung tabung contoh kepangkal (dari bagian
yang tajam).Potong benda uji rata bagian atas dan bawahnya,
kemudian keluarkan/bukalah cetakan.
b. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari diameter silinder benda
uji yang diinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau
atau gergaji kawat. Kemudian bubutlah sehingga didapat ukuran yang
dikehendaki.
c. Bila contoh tanah berupa tanah padat buatan, maka dapat berupa :
- Contoh tanah yang rusak (gagal pada persiapan, pelaksanaan
percobaan) dapat dibentuk kembali dengan memasukkan tanah dalam
kantong plastik/karet, remas dengan jari sampai rata seluruhnya.
Hindarkan tambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian bentuk
kembali dan padatkan dalam cetakan sehingga kepadatannya sama
dengan aslinya.
- Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh
tanah dengan kadar air dan kepadatan yang diinginkan. Pemadatan

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

dapatdilaksanakan pada silinder pemadatan dan ditumbuk, kemudian


tanah di dorong masuk tabung contoh atau dipotong dan dibubut.
Pemadatan dapat pula dilaksanakan langsung pada cetakan belah
sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, maka bila diperlukan
sebelum pelaksanaan percobaan, contoh tanah dapat dijenuh terlebih
dahulu. Bila demikian catat dan cantumkan dalam laporan.
d. Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji.

2. Pembebanan
a. Tempatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertikal dan sentris pada
pelat dasar alat.
b. Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji.
c. Atur arloji ukur pada cincin beban arloji pengukur regangan pada
pembacaan nol.
d. Kerjakan alat beban dengan kecepatan 0,5 2 % terhadap tinggi benda
uji permenitnya. Kecepatan ini diperkirakan, sedemikian sehingga
pecahnya benda uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji
pengukur beban dan arloji pengukur regangan setiap 30 detik.
e. Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah
mengalami penurunan. Jika beban yang bekerja tidak pernah turun,
kerjakan pembebanan sampai regangan/pemendekan benda uji
mencapai 20 persen dari tinggi benda uji.
f. Periksalah kadar air tanah benda uji.
g. Buat skets dan catat perubahan bentuk benda uji. Bila dapat
ukurlah sudut kemiringan bidang pecahnya benda uji.
h. Pelaksanaan pemeriksaan ini (persiapan + pembebanan) harus
dilakukan dalam waktu secepat-cepatnya, jangan ditunda-tunda agar
kadar air tanah tidak berubah karena penguapan.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 14
GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
(ASTM D 3080-98)

I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menetukan besarnya parameter geser tanah
dengan alat geser langsung pada kondisi consolidated-drained.
Parameter geser tanah terdiri atas sudut geser tanah () dan kohesi (c).
Kondisi consolidated berarti pelaksanaan penggeseran dilakukan setelah
benda uji selesai mengalami konsolidasi. Kondisi drained berarti selama
pelaksanaan penggeseran, air pori tanah diberi kesempatan untuk mengalir
keluar. Consolidated-drained test disebut juga slow test.

II. PERALATAN
1. Alat geser langsung terdiri dari :
a. Stang penekan dan pemberi beban
b. Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving
ring) dan arloji geser.
c. Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya
terletak dalam kotak.
d. Bebanbeban.
e. Dua buah batu pori
2. Alat pengeluar dan pisau pemotong.
3. Cincin cetak benda uji.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
5. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
6. Stopwatch.
7. Dial.

III. BENDA UJI

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

1. Benda uji dari tanah asli dari tabung contoh. Contoh tanah
asli dari dalam tabung contoh ujungnya di ratakan dan
cincin cetak benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut.
Kemudian tanah di keluarkan untuk tiga benda uji. Benda uji
dilindungi dan ditutup untuk menghindarkan kehilangan
kadar airnya. Bagian yang rata digunakan sebagai alas.
Kemudian bagian atasnya diratakan.
2. Benda uji asli lainnya. Contoh yang harus digunakan harus
cukup besar untuk membuat tiga buah benda uji. Persiapan
benda uji sehingga tidak tejadi kehilangan kadar air benda
uji. Dalam mempersiapkan benda uji terutama untuk tanh
yang peka harus hati-hati untuk menghindari terganggunya
struktur asli dari tanah tersebut.
3. Benda uji buatan (dipadatkan). Contoh tanah harus
dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang dikehendaki.
Pemadatan dapat dilakukan pada cincin pemeriksa atau
pada tabung pemadatan.
4. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tapi tidak kurang
dari 6 kali diameter butiran maksimum.
5. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus
minimal 2:1 untuk benda uji yang berbentuk segi empat
atau Bujursangkar perbandingan lebar dan tebal minimum
2:1 untuk tanah lembek pembebanan harus di usahakan
agar tidak merusak benda uji.

IV. CARA KERJA


1. Benda uji ditimbang.
2. Benda uji dimasukkan kedalam cincin pemeriksaan yang
telah terkunci menjadi satu kemudian batu pori dipasangkan
pada bagian atas dan bawah dari benda uji.
3. Stang penekan dipasang vertical untuk member beban
normal benda uji sama dengan beban yang diberikan pada
stang tersebut.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

4. Menggeser benda uji dihubungkan dengan proving ring


mendatar, pengukur gaya geser dipasang pada arah
mendatar untuk memberi beban mendatar dan menggeser
pada bagian atas cincin pemeriksaan. Pengaturan
pembacaan pada arloji geser untuk mengukur deformasi
mendatar dan pada arloji pengukur gaya geser sehingga
menunjukkan angka nol. Kemudian cincin dibuka mendatar
dan pada arloji pengukur gaya geser sehingga menunjukan
angka.
5. Setelah itu beban normal pertama diberikan sesuai dengan
beban yang diperlukan segera setelah pembebanan
pertama diberikan kotak cincin pemeriksaan diisi dengan air
sampai dengan penuh diatas permukaan benda uji. Selama
pemeriksaan permukaan air ini harus selalu dijaga.
6. Benda uji di diamkan sampai denga konsolidasi selesai.
Kemudian proses konsolidasi dicatat pada waktu-waktu
tertentu sesuai dengan cara pemeriksaan konsolidasi. Untuk
mengukur deformasi vertical dipasang dial, dan dicatat
penurunan vertical setiap 10 detik.
7. Setelah konsolidasi selesai, dihitung t50 untuk menentukan
kecepatan pergeseran. Konsolidasi dibuat dalam 3 beban
yang diperlukan. Kecepatan pergeseran dapat ditentukan
dengan t50. Deformasi geser maksimum tercapai kira-kira
10% diameter asli benda uji.
8. Mesin dijalankan, kemudian lakukan bacaan pada arloji
geser dan pada arloji gaya geser (proving ring) setiap 15
detik.
9. Beban normal kedua diberikan pada benda uji, besarnya 2
kali beban normal pertama setelah itu kembali lagi ke point
(4);(6);(7);dan (8).

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

10. Beban normal ketiga diberikan, besarnya 3 kali beban


normal pertama. Kemudian kembali lagi ke point (4);(6);
(7);dan (8).

BAB 15
KONSOLIDASI
(ASTM D 2435)

I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan
besarnya penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban, keadaan tanah
disamping tertahan dan diberi drainasi pada arah vertikal.

II. PERALATAN
1. Suatu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan
dan sel konsolidasi.
2. Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang dari tangkai
minimal 1 cm).
3. Beban-beban tertentu.
4. Alat pengukur/neraca ketelitian 0,1 gram.
5. Alat pengeluar contoh tanah dari tabung.
6. Pemotong atau pisau tipis dan tajam atau dapat juga
menggunakan kawat.
7. Pemegang cincin contoh.
8. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (1105)oC
9. Penggaris.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

III. BENDA UJI


Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan, dikeringkan
dan kemudian ditimbang:
1. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya
diratakan dahulu dengan jalan mengeluarkan contoh
sepanjang 1-2 cm, kemudian dipotong dengan pisau.
2. Cincing dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur
sehingga bagian yang tajam berada 0,5 cm dari ujung
tabung contoh.
3. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung dimasukkan
dalam cincinsepanjang kira-kira 2 cm, kemudian dipotong.
Untuk memperoleh ujung yang rata, maka pemotong harus
dilebihkan 0,5 cm, kemudian diratakan dengan alat penentu
tebal. Pemotongan harus dilakukan sedemikian sehingga
pisau pemotong tidak sampai menekan benda uji tersebut.

IV. CARA KERJA


1. Cincin beserta benda uji yang berada didalamnya ditimbang
dengan neraca.
2. Kertas saring dan batu pori ditempatkan pada bagian bawah
dan atas dari cincin sehingga benda uji terapit oleh kedua
batu pori, dan dimasukan ke dalam sel konsolidasi.
3. Alat penumpu dipasang di atas batu pori.
4. Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakan pada
alat konsolidasi, sehingga bagian yang runcing dari
penumpu menyentuh pada alat pembebanan.
5. Alat konsolidasi diisi air sehingga seluruh contoh tanah
terendam air. Rendaman air dijaga terus selama
pembebanan agar contoh tanah dalam keadaan jenuh.
6. Kedudukan pembebanan dan arloji diatur sedemikian rupa
sehingga dapat dibaca dan dicatat sebagaiman ketentuan
dari formulir.
7. Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji
sebesa P kg/cm3, kemudian penurunan vertikalnya dibaca

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

pada arloji pada masing-masing waktu yang telah


ditetapkan pada formulir yang disediakan. Biasanya P=0,25
kg/cm2.
8. Pembacan dihentikan dan didiamkan selama 24 jam,
setelah pembacaan hampir tak berubah.
9. Hari berikutnya, pembacaan dibacakan lagi sesudah
membaca arloji pada kedudukan terakhir setelah didiamkan
selam 24 jam diatas dan pembebanan ditambah seberat
tertentu, sehingga besaran tekanannya menjadi 2P kg/cm 2.
Sehingga beban pada percobaan hari pertama P kg/cm 2;
pada hari kedua 2P kg/cm2; pada hari ketiga 4P kg/cm2; pada
hari keempat 8P kg/cm2; dan pada hari kelima adalah 16P
kg/cm2.
10. Besar beban maksimum tergantung pada kebutuhan kita
dengan memperhitungkan bobot bangunan yang akan
berada diatas tanah tersebut.
11. Setelah pembebanan maksimum dan sesudah pembacaan
setelah 24 jam dengan beban yang tetap, maka
pengurangan beban dilakukan didalam 2 langkah sampai
sisa beban yang pertama, yaitu beban pada hari ke-6 = 8P
kg/cm2 dan beban pada hari ke-7 adalah P kg/cm 2. Selama
pembebanan ini dilakukan pembajaan arloji sama seperti
diatas.
12. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan
benda uji dikeluarkan dari sel konsolidasi, batu pori diambil
dari permukaan atas dan bawah, untuk kemudian
dikeringkan.
13. Benda uji dan cincin dikeluarkan kemudian ditimbang dan
ditentukan berat keringnya (setelah dioven).

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 16
PENGEBORAN DENGAN HAND BOR
(ASTM D 1452-80)

I. TUJUAN
Tujuan untuk mengetahui tebal lapisan tanah, sifat- sifat dari tanah dan jenis
tanah.

II. PERALATAN
1. Linggis
2. Pisau dan parang
3. Kantong plastic
4. Tabung contoh (Shelby tube sampler) beserta tutupnya dan
paraffin
5. Mata tabung
6. Kunci-kunci pipa
7. Dongkrak
8. Mata bor (Iwan)
9. Stang-stang bor
10. Stang pemutar

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

11. Baja kanal


12. Kunci arit
13. Alat penumbuk (palu)

III. BENDA UJI


Tanah lapangan atau tempat yang karakteristik tanahnya akan
diuji.

IV. CARA KERJA


1. Lapisan permukaan tanah setebal 20cm dibuang dengan
ukuran 80 x 80 cm.
2. Mata bor dibasang pada stang bor.
3. Mata bor yang sudah terpasang pasa stang dimasukkan
pada lubang yang sudah digali dan diusahakan agar tegak
lurus dengan permukaan tanah.
4. Stang bor diputar dengan menggunakan pemutar stang bor
searah dengan jarum jam dan berikan beban diatasnya,
agar mata bor lebih cepat masuk dalam tanah.
5. Setiap kedalaman 20 cm mata bornya dikeluarkan, lalu
diperiksa jenis lapisan tanahnya dengan cara memasukkan
sekepal contoh tanah kedalam kantong plastik yang telah
diberi label. Pemboran dilakukan terus sampai kedalaman
dimana kita dapat mengambil contoh tanah tersebut.
6. Setelah sampai pada kedalaman yang diinginkan, mata bor
dilepaskan dari stang bor.
7. Lalu dari stang bor tadi disambungkan tabung contoh yang
sudah terlebih dahulu dipasang pada mata tabungnya.
8. Tabung contoh yang telah dipasang tersebut kemudian
dimasukkan kedalam lubang sampai sedalam panjangnya
(sampai tabung contoh penuh), kalau sudah masuk boleh
dipukul dengan menggunakan palu kedalam tanah, sampai
pada kedalaman tanah yang diinginkan, yaitu sampai
dengan tabung contoh penuh.
9. Setelah tabung contoh dipukul masuk kedalam lubang.
Dibiarkan sebentar kemudian diputar 180 o untuk memotong
tanah pada dasar tabung sebelum mencabutnya kembali.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

10. Tabung contoh kemudian dikeluarkan dengan


menggunakan dongkrak, dan setelah tabung contoh beserta
tanah didalamnya dillepas dari stang, kemudian tabung
contoh ditutup dengan lilin/paraffin cair dan kantong plastic
agar kadar air dalam tanah tetap seperti semula. Dan
selanjutnya sampai diadakan pemeriksaan- pemeriksaan
laboratorium.

BAB 17
SONDIR TEST
DCPT (DUTCH CONE PENETROMETER TEST)
(ASTM C-29)

I. TUJUAN
Tujuan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat daya dukung
maupun daya lekat setiap kedalaman.
Dimana perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ukuran
konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas (kg/cm 2). Hambatan lekat
(HL) adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung konus yang dinyatakan
dalam gaya per satuan panjang (kg/cm).

II. PERALATAN
1. Mesin Sondir ringan kapasitas 2 ton
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam
sesuai dengan kebutuhan, dengan panjang masing-masing 1
m.
3.
Manometer 2 buah dengan masing-masing kapasitas: 0 60
kg/cm2 dan 0 250 kg/cm2.
4. Bikonis (Beugemen Priction Jacket Cone).

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

5. Empat buah jangkar berbentuk spiral dan alat pemutar.


6. Kunci-kunci pipa, alat pembersih, Castrol oil, oli SAE 10,
unting-unting.
7. Dua buah baja kanal ukuran 3 m, dua buah baja kanal
ukuran panjang 1 m serta alat pengunci.

III. BENDA UJI


Tanah lapangan atau tempat yang tanahnya akan diuji.
.
IV. CARA KERJA
1. Jangkar ditanam ke dalam tanah dengan menggunakan alat
pemutarnya.
2. Mesin sondir dipasang dan diatur secara vertikal di tempat
yang akan diperiksa dengan menggunakan baja kanal,
ditahan pada tanah dengan jangkar tersebut diatas.
3. Bikonis dipasang pada ujung bawah pipa yang pertama dan
manometer dipasang pada mesin sondir.
4. Mesin diisi dengan minyak hidrolik dan pengisiannya harus
bebas gelembung udara sebelum manometer dipasang.
5. Setelah semua siap, pipa ditekan beserta batang
didalamnya untuk memasukkan bikonis sedalam 20 cm ke
dalam tanah.
6. Pada saat siap membaca, tungkai yang berada dekat
dengan manometer, di dekat ujung atas pipa paling atas
diubah posisinya, sehingga penekanan hanya akan menekan
batang dalam pipa sondir, yang hanya akan menggerakkan
ujung konus dan selimut gesernya. Pembacaan dilakukan
dua kali setelah pembacaan pertama yaitu pembacaan
kedua setelah kira-kira 4 cm pipa tersebut masuk lagi
kedalam tanah setelah pembacaan pertama.
7. Pada pembacaan pertama hanya ujung konus yang tertekan
masuk ke dalam tanah, sehingga bacaan pertama adalah =
tekanan konus. Pada pembacaan kedua ujung konus dan
selimut geser yang tertekan, sehingga bacaan ke-2 adalah
tahanan konus ditambah tahanan geser.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

BAB 18
SPT (STANDART PENETRATION TEST)
(ASTM D1586-84)

I. TUJUAN
Tujuan dari uji Standart Penetration Test (SPT) adalah untuk
mengambil sampel tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah
perlayer dan jika dimungkinkan sampai tanah keras. Dalam
boring ini juga sekaligus dilakukan dengan SPT setiap interval
1.5 2 m dengan berat hammer adalah 63.5 kg dan tinggi
jatuh bebas hammer adalah 76 cm.
Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT digunakan untuk
test dilaboratorium bila diperlukan.

II. PERALATAN
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai
berikut:
1. Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya.
2. Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya.
3. Split barrel sampler
4. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset 1%.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

5. Alat penahan (tripod).


6. Rol meter.
7. Alat penyipat datar.
8. Kerekan.
9. Kunci-kunci pipa.
10. Tali yang cukup kuat untuk menarik palu.
11. Perlengkapan lain.

Bahan penunjang pengujian yang dipergunakan adalah:


1. bahan bakar (bensin, solar).
2. bahan pelumas.
3. balok dan papan.
4. tali atau selang.
5. Kawat.
6. kantong plastic.
7. formulir untuk pengujian.
8. perlengkapan lain.

III. BENDA UJI


Tanah lapangan atau tempat yang tanahnya akan diuji.

IV. CARA KERJA


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian SPT adalah:
1. Peralatan harus lengkap dan laik pakai;
2. Pengujian dilakukan dalam lubang bor;
3. Interval pengujian dilakukan pada kedalaman antara 1,50 m s.d 2,00 m
(untuk lapisan tanah tidak seragam) dan pada kedalaman 4,00 m kalau
lapisan seragam;
4. Pada tanah berbutir halus, digunakan ujung split barrel berbentuk konus
terbuka (opencone); dan pada lapisan pasir dan kerikil, digunakan ujung
split barrel berbentuk konustertutup (close cone);
5. Contoh tanah tidak asli diambil dari split barrel sampler;

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

6. Sebelum pengujian dilakukan, dasar lubang bor harus dibersihkan terlebih


dahulu;
7. Jika ada air tanah, harus dicatat;
8. Pipa untuk jalur palu harus berdiri tegak lurus untuk menghindari terjadinya
gesekan antara palu dengan pipa;
9. Formulir-formulir isian hasil pengujian.

Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai


berikut
1. Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor;
2. Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas
penahan;
3. Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari
bekas-bekas pengeboran;
4. Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya
disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan;
5. Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai
kedalaman pengujian yang diinginkan;
6. Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm,
30 cm dan 45 cm.
7. Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
8. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang
pertama;
9. Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-
tiga;
10. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm: 15 cm pertama dicatat
N1; 15 cm ke-dua dicatat N 2; 15 cm ke-tiga dicatat N 3; Jumlah pukulan yang
dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan karena masih kotor

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

bekas pengeboran;
11. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan
tambah pengujian sampai minimum 6 meter;
12. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.

BAB 19
TRIAKSIAL
(ASTM D 2850-750)
I. TUJUAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan parameter-parameter
tanah, yaitu sudut geser ( dan kohesi (c). Dengan sistem
percobaan Unconsolidated Undrained (UU test).

II. PERALATAN
a. Pesawat Triaxial
b. Penghisap Udara
c. Kompresor
d. Pengukur Tegangan Air Pori

III. BENDA UJI


a. Reservoir harus terisi penuh
b. Semua keran harus ditutp, begitu pula manometer.
c. Sambungan-sambungan diperiksa, jangan sampai ada kebocoran
atau kotoran.
d. Sampel dikeluarkan dari tabung sesuai dengan besarnya contoh
waktu sampling
e. Masukkan kedalam cutter soil yang sebelumnya telah dilumuri
dengan oli supaya licin, sehingga tidak terjadi lonvatan, kemudian
ujungnya diratakan.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


a. Sediakan 3 sampel

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON SURVEYING INVESTIGASI TANAH HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km.3 Cilegon 42435. Tlp.(0254)395502; Fax (0254)395440, 376712
Website: www.ft-untirta.ac.id

b. Letakan sampel pada piring dari chamber dialasi dengan kertas


pori
c. Membran karet dimasukkan kedalam tabung yang mempunyai
saluran penyedot udara
d. Udara dikeluarkan dengan vacuum sampai membran karet
melewati tepi tabung
e. Masukkan sampel kedalam tabung tersebut, setelah itu ambil
tabung hingga sampel akhirnya terselubungi oleh membran karet
f. Setelah chamber dipasang, air diisi kedalam hingga penuh
menggunakan kompresor
g. Chamber ditutup agar tidak terjadi kebocoran
h. Tegangan sel untuk sampel 1 dibuat sama dengan keadaan, yaitu
tekanan tanah setinggi h. Ini dapat dibaca pada diapressure.
i. Untuk tes ke-2, tegangan axial = h + 0,5
j. Pada waktu-waktu tertentu, baca gaya axial pada prooving ring.
k. Usahakan agar tekanan axialnya bekerja secara teratur, pada waktu
tertentu (t) dengan kecepatan 2%
l. Baca tegangan air pori
m. Percobaan dihentikan bila pembacaan pada prooving ring dial telah
turun atau mencapai 20% strain.
n. Tes 2 dan tes 3 dilakukan sama dengan tes 1, dan chamber
pressure yang berbeda.

Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil UNTIRTA

Anda mungkin juga menyukai