BAB 1
KADAR AIR
(ASTM D 2216-98)
I. TUJUAN
Tujuan percobaan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air
tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
dan berat kering tanah, dinyatakan dalam persen.
II. PERALATAN
1. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C.
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat
3. Neraca dengan ketelitian :
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
b. 0,10 gram untuk berat kurang dari 100 1000 gram
c. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
4. Desikator
V. RUMUS
berat air
100
Kadar air = Berat tanah kering
W 2W 3
100
= W 3W 1
BAB 2
SPEEDY MOISTURIZER
I. TUJUAN:
Maksud percobaan adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah asli.
II. PERALATAN
1. Tabung speedy
2. Dua buah bola baja
3. Cawan
4. Sikat pembersih
5. Sendok takar
6. Karbit
7. Neraca digital
8. Kain penutup
7. Tutuplah tabung dengan cara pegang tabung dalam posisi datar agar benda
uji tidak tercampur dengan karbit sebelum tabung tertutup rapat. Pasang
tutupnya lalu segera kencangkan dengan sekrup penjepitnya.
8. Lakukan pencampuran dengan cara pegang tabung dalam posisi datar lalu
putar ke depan dengan sumbu datar sebagai sumbu putarnya selama 10 detik
lalu diamkan selama 20 detik. Ulangi hal tersebut selama 3 menit atau 6 kali
pengualangan.
9. Baca penunjuk jarum dengan cara lihat penunjukan jarum pada pengukur
tekanan. Angka ini menunjukan persentase kadar air terhadap berat basah.
Kemudian catat pembacaan jarum.
10. Buka tutup tabung dengan cara buka tutup tabung perlahan-lahan dengan
lubang mengarah ke depan. Buang sisa-sisa percobaan dalam tabung.
11. Cara perbandingan. Untuk melakukan pemeriksaan benda uji dengan kadar
air yang melampaui batas maksimum dari kemampuan ukur alat, pada saat
melakukan prosedur 3 (penimbangan benda uji) harus setengah dari standar
yang ditentukan (10 gram) sehingga prosedur 9 hasil pembacaannya
dikalikan dua.
BAB 3
BERAT JENIS TANAH
(ASTM D 854-02)
I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan berat jenis (Specific Gravity)
suatu contoh tanah dengan piknometer. Berat jenis adalah perbandingan
antara berat butir tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada
suhu tertentu.
II. PERALATAN
1. Picknometer dengan kapasitas 500 ml.
2. Desikator
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
5. Thermometer ukuran 050 oC dengan ketelitian 1oC
6. Saringan no. 4 dan 10
BAB 4
BERAT ISI TANAH
(ASTM C-29)
I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untukmenentukan berat isi tanah pada kondisi
tanah aslidengan cara memasukkan cincin cetakan ke dalam tabung sampel dan
menentukan berat tanah per satuan volume dari suatu contoh
tanah yang dinyatakan dalam gram/cm3.
II. PERALATAN
1. Cincin dengan volume tertentu (diameter dan tinggi tertentu)
2. Pisau pemotong dan pisau perata
3. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram.
4. Ekstruder
5. Desikator
6. Jangka sorong
Benda uji adalah tanah yang didapat dari hasil pengambilan contoh tanah asli
(SPT atau hand boring) dan dikeluarkan dalam tabung dengan menggunakan
ekstruder.
BAB 5
BATAS CAIR TANAH
(ASTM D 4318-00)
I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair suatu
tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair
dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa
dengan alat Casagrande, kedua bagian dalam mangkok yang terpisah oleh alur
lebar 2 mm, menutup kembali sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan dengan
kecepatan 2 pukulan perdetik.
.
II. PERALATAN
1. Alat baku penentu batas cair (Casagrande)
2. Alat pembuat alur (grooving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pestel (penumbuk/penggerus)
5. Saringan no.40
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Cawan kadar air sebanyak 4 buah
8. Botol dengan air suling
9. Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu (110o 5o)C
sifat agak lembab. Tanah tersebut juga diusahakan tidak mengandung butiran
kasar (pasir/batu)
BAB 6
BATAS PLASTIS TANAH
(ASTM D 4318-00)
I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah.
Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen)
bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada
keadaan plastis, apabila tanah digiling-giling menjadi batang-batang
berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak.Indeks plastisitas suatu tanah
adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair
dan batas plastisnya.
II. PERALATAN
1. Pelat kaca
2. Cawan porselen
3. Pestel (penumbuk/penggerus)
4. Batang kawat ukuran 3mm untuk ukuran pembanding
5. Saringan no.40
6. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
7. Cawan kadar air sebanyak 2 buah
8. Desikator
9. Air suling secukupnya.
10. Oven yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu (110 o
5o)C
BAB 7
BATAS SUSUT TANAH
(ASTM D 4318-00)
I. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air contoh tanah pada
peralihan keadaan semi padat dan keadaan padat.
II. PERALATAN
1. Prong plate (glass plate)
2. Monel dish.
3. Cristalizing dish.
4. Cawan petry
5. Mercury (air raksa)
6. Porcelain dish
7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
BAB 8
UJI SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
(ASTM D-1140)
I. TUJUAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi ukuran tanah butir
kasar.Tujuannya adalah mengklasifikasikan tanah butir kasar berdasarkan nilai
koefisien keseragaman (Cu) dan kurva distribusi ukuran butir.
II. PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2 % dari berat uji
2. Satu set saringan : 76,2mm (3), 63,5 mm (2,5), 50,8
mm(2), 37,5 mm (1,5) 25mm (1), 19,11mm ( ), 12,5
mm (), 9,5 mm (3/8), No. 4, No.8, No.16, No.50, No.100,
dan No. 200.
3. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
4. Manual/Electrical Sieve Shaker
5. Wadah/Cawan
6. Sekop
7. Palu Karet
8. Kuas
V. RUMUS
Berat Tertahan
Berat Tertahan= x 100
Berat contoh tanah+ saringan
BAB 9
PEMADATAN TANAH
(ASTM D698)
I. TUJUAN
1. Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-
pori tanah dikeluarkan dengan suatu cara mekanis
(digilas/ditumbuk). Tujuan pemadatan tanah adalah untuk
mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering
maksimum pada suatu proses pemadatan.
2. Ada dua cara pemadatan, berdasarkan jumlah tenaga pemadatan yang
dilaksanakan, yaitu :
a. Pemadatan standard
b. Pemadatan berat (modified)
3. Ada empat cara alternatif yang mungkin digunakan, yang dapat
dilaksanakan baik untuk pemadatan standard maupun pemadatan berat,
yaitu :
a. Cara A : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material
lewat saringan no.4.
b. Cara B : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material
lewat saringan no.4.
c. Cara C : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material
lewat saringan inch.
d. Cara D : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material
lewat saringan inch.
II. PERALATAN
1. Silinder pemadatan
Ada dua macam: silinder kecil dan silinder besar.
Silinder pemadatan terdiri atas silinder utama, silinder sambungan yang
dapat dilepas dan pelat alas yang dapat dilepas. Ukuran-ukuran dan
toleransi yang masih diperkenankan adalah sebagai berikut :
a. Silinder kecil, diameter 4 0,016 ; tinggi 4,584 0,005 dan volume
1/30
ft3 0,0003 ft3 (diameter 10,16 0,04 cm, tinggi 11,63 0,013 cm
dan
alat pengering.
2. Saring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan No.4 (4,75
mm)untuk cara A dan cara B, dan dengan saringan 19,00 mm (3/4) untuk
cara C dancara D.
3. Contoh tanah yang telah disaring dipersiapkan dengan jumlah yang sesuai
dengan cara ujinya;
a. untuk butiran contoh tanah yang tidak mudah pecah apabila dipadatkan
dan contoh tanah yang mudah (membutuhkan waktu yang cepat)
menyerap air, siapkan 1 contoh tanah paling sedikit 3 kg untuk cara A, 7
kg untuk cara B, 5 kg untuk cara C dan 11kg untuk cara D;
b. untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila dipadatkan dan
contoh tanah yang tidak mudah (butuhkan waktu lama) menyerap air,
siapkan paling sedikit 5 contoh tanah masing-masing 2,5 kg untuk cara
A, 5 kg untuk cara B, 3 kg untuk cara C dan 6 kg untuk cara D.
4. Masing-masing contoh tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata;
a. Untuk butiran contoh tanah yang tidak mudah pecah apabila dipadatkan
dan contoh tanah yang mudah (membutuhkan waktu yang cepat)
menyerap air, penambahan air dilakukan secara bertahap. Pada tahap
awal, penambahan air diatur sedemikian rupa sehingga kadar airnya 2%
sampai dengan 6% di bawah kadar air optimum. Penambahan air tahap
berikutnya dilakukan setelah pemadatan dan pemecahan kembali benda
uji. Perbedaan kadar air pada masing-masing tahap sekitar 1% sampai
dengan 3%.
b. Untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila dipadatkan dan
contoh tanah yang tidak mudah (membutuhkan waktu yang lama)
menyerap air, penambahan air diatur sedemikian rupa sehingga 1 contoh
mempunyai kadar air mendekati kadar air optimum (lihat catatan 4), 2
contoh di bawah optimum dan 2 contoh lainnya di atas optimum.
Perbedaan kadar air masing-masing sekitar 1% sampai dengan 3%
CATATAN: Untuk tanah berbutir halus (bersifat plastis), kadar air
optimum diperkirakan berada di sekitar kadar air batas plastis (PL).
Secara visual dilakukan dengan menggiling sejumlah contoh tanah di
antara kedua telapak tangan sampai mencapai diameter 3 mm. Jika pada
BAB 10
CBR LABORATORIUM
(ASTM D1883)
I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menilai kekuatan tanah dasar
yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam
perencanaan tebal perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan
sebagai nilai CBR (dalam %) yang nantinya akan dipakai dalam
menentukan tebal perkerasan.
California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan antara
beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
II. PERALATAN
1. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang
kurangnya 4.45 ton dengan kecepatan penetrasi sebesar
1.27 mm per menit.
2. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam
152.4 0.68 mm tinggi 50.8 mm dan keping alas logam
uang berlubanglubang dengan tebal 0.53 mm dan diameter
lubang tidak lebih dari 1.59 mm.
3. Piringan pemisah dari logam (Spacer Disc) dengan diameter
luar 150.8 mm dan tebal 61.4 mm.
4. Alat penumbuk
5. Alat pengukur perkembangan (Swel) yang terdiri dari
keeping pengembangan yang berlubanglubang dengan
batang pengukur, tripod logam dan arloji pengukur.
6. Keping beban dengan berat 2.27 kg, diameter 1994.2 mm,
dengan lubang tengah diameter 54.0 mm
7. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49.63 mm dan
panjang yang tidak kurang dari 101.6 mm.
8. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur
penetrasi dengan ketelitian 0.001 inchi (0.9025 mm).
Peralatan lain seperti talam, alat perata, cawan dan tempat
untuk meredam.
9. Saringan no dan no.4
10. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C
11. Alat timbangan.
2. Pemadatan tanah
a. Sebelum dilaksanakan pemadatan, periksa dan catat kadar air tanah.
b. - Pasang dan klem pelat alas pada silinder pemadatan dan juga
pasang silinder sambungan.
- Taruhlah pelat ganjal (spacer disk) dalam silinder di atas pelat
dasar, kemudian taruhlah kertas filter di atas pelat ganjal.
- Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan di dalam silinder
pemadatan CBR, dengan cara sesuai dengan percobaan pemadatan
dengan cara pemadatan standar cara A, sehingga akan diperoleh
kepadatan maksimal dengan kadar air optimum.
c. -Lepaskan silinder sambungan, potong dan ratakan tanah padat rata
dengan permukaan silinder pemadatan. Bila perlu tambal lubang-lubang
yang terjadi/ permukaan yang kasar sehingga didapat permukaan
yang halus.
- Lepaskan pelat alas dan ambil pelat ganjal. Timbang dan catat
berat silinder dengan tanah di dalamnya untuk menghitung/menentukan
berat volume tanah.
3. Merendam
a. Letakkan selembar kertas filter di atas pelat alas (pelat alas
berlubang- lubang). Baliklah silinder berisi tanah, letakkan di atas
pelat alas dan diklem (tanah yang permukaannya rata dengan muka
silinder diletakkan di atas kertas filter). Apabila
direncanakandilaksanakan mencari nilai CBR tanpa direndam lebih
dulu, setelah ini langsung dikerjakan No. 4b.
b. Letakkan selembar kertas filter di atas contoh tanah padat dalam
silinder, kemudian taruhlah pelat berlubang-lubang dengan batang
pengatur di atas kertas filter. Kemudian tambahlah di atasnya dengan
pelat-pelat beban. Jumlah pelat beban diperhitungkan sesuai dengan
beban (lapis permukaan jalan) di atas tanah yang nantinya akan
terjadi, tetapi sekurang-kurangnya 2 buah (10 lb).
c. - Silinder bersama tanah dan pelat-pelat beban direndam dalam bak
air, sehingga air dapat meresap bebas dari bawah maupun dari atas.
4. Pelaksanaan Penetrasi
a. Letakkan kembali pertama-tama pelat beban yang utuh agar tanah
tidak melotot, kemudian pasang silinder pada mesin penetrasi.
Aturlah piston penetrasi menempel tanah, kemudian tambahkan atau
pasang pelat-pelat beban (belah) lainnya seluruhnya yang tadi dipasang
pada saat perendaman.
b. Dalam hal pemeriksaan CBR pada benda uji tanpa perendaman, maka
setelah pekerjaan 2c langsung taruhlah beban-beban di atas tanah
dalam silinder, dengan jumlah beban yang sesuai dengan tekanan (berat
lapisan perkerasan) yang akan bekerja pada tanahnya nanti, tetapi
sekurang-kurangnya 2 buah pelat beban (jumlah beratnya 2 x 5 lb
= 10 lb). Kemudian pasang silinder pada mesin penetrasi dan atur
piston penetrasi menempel muka tanah.
c. Aturlah mesin penetrasi agar piston penetrasi sedikit menekan tanah,
sehingga pada arloji terbaca tekanan sebesar 4,5 kg untuk menjamin
kedudukan piston pada permukaan tanah kemudian aturlah arloji beban
dan arloji penetrasi pada pembacaan nol.
BAB 11
DYNAMIC CONE PENETROMETER
(DCP)
I. TUJUAN
Alat ini digunakan untuk menentukan nilai CBR sub grade, sub
base atau base course suatu sistem secara cepat dan praktis.
Biasa dilakukan sebagai pekerjaan quality control pekerjaan
pembuatan jalan.
Spesifikasi :
Konus : Baja yang diperkeras, D 20 mm, sudut
kemiringan 60o
II. PERALATAN
1. Mistar ukur
2. Batang penetrasi
3. Konus
4. Landasan penumbuk
5. Stang pelurus
6. Palu penumbuk
7. Kunci pas
8. Tas terpal
III. BENDA UJI
Tanah dilapangan atau tempat yang akan diuji.
BAB 12
PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH DILAPANGAN
(SANDCONE)
(ASTM D 1556-00)
I. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan derajat
kepadatan dilapangan, dari lapisan tanah atau perkerasan
yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya
terbatas untuk tanah yang mengandung butir kasar tidak lebih
dari 5 cm. Kepadatan lapangan dinyatakan dalam massa
kering per satuan isi (kerapatan kering).
II. PERALATAN
1. Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi 4 liter.
2. Corong kalibrasi pasir 16.51 cm.
BAB 13
KUAT TEKAN BEBAS
(ASTM D 2166-00)
I. TUJUAN
Tujauan percobaan adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tanah
kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas dapat dilakukan pada tanah asli atau
contoh tanah padat buatan.
Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial (kg/cm2), yang diperlukan
untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan
yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20%, apabila sampai dengan
perpendekan 20 % tersebut tanah tidak pecah.
II. PERALATAN
1. Mesin tekan bebas
2. Alat pengeluar contoh (ekstruder)
3. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan ketentuan
tinggi = 2 kali diameter
2. Pembebanan
a. Tempatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertikal dan sentris pada
pelat dasar alat.
b. Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji.
c. Atur arloji ukur pada cincin beban arloji pengukur regangan pada
pembacaan nol.
d. Kerjakan alat beban dengan kecepatan 0,5 2 % terhadap tinggi benda
uji permenitnya. Kecepatan ini diperkirakan, sedemikian sehingga
pecahnya benda uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji
pengukur beban dan arloji pengukur regangan setiap 30 detik.
e. Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah
mengalami penurunan. Jika beban yang bekerja tidak pernah turun,
kerjakan pembebanan sampai regangan/pemendekan benda uji
mencapai 20 persen dari tinggi benda uji.
f. Periksalah kadar air tanah benda uji.
g. Buat skets dan catat perubahan bentuk benda uji. Bila dapat
ukurlah sudut kemiringan bidang pecahnya benda uji.
h. Pelaksanaan pemeriksaan ini (persiapan + pembebanan) harus
dilakukan dalam waktu secepat-cepatnya, jangan ditunda-tunda agar
kadar air tanah tidak berubah karena penguapan.
BAB 14
GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
(ASTM D 3080-98)
I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk menetukan besarnya parameter geser tanah
dengan alat geser langsung pada kondisi consolidated-drained.
Parameter geser tanah terdiri atas sudut geser tanah () dan kohesi (c).
Kondisi consolidated berarti pelaksanaan penggeseran dilakukan setelah
benda uji selesai mengalami konsolidasi. Kondisi drained berarti selama
pelaksanaan penggeseran, air pori tanah diberi kesempatan untuk mengalir
keluar. Consolidated-drained test disebut juga slow test.
II. PERALATAN
1. Alat geser langsung terdiri dari :
a. Stang penekan dan pemberi beban
b. Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving
ring) dan arloji geser.
c. Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya
terletak dalam kotak.
d. Bebanbeban.
e. Dua buah batu pori
2. Alat pengeluar dan pisau pemotong.
3. Cincin cetak benda uji.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
5. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
6. Stopwatch.
7. Dial.
1. Benda uji dari tanah asli dari tabung contoh. Contoh tanah
asli dari dalam tabung contoh ujungnya di ratakan dan
cincin cetak benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut.
Kemudian tanah di keluarkan untuk tiga benda uji. Benda uji
dilindungi dan ditutup untuk menghindarkan kehilangan
kadar airnya. Bagian yang rata digunakan sebagai alas.
Kemudian bagian atasnya diratakan.
2. Benda uji asli lainnya. Contoh yang harus digunakan harus
cukup besar untuk membuat tiga buah benda uji. Persiapan
benda uji sehingga tidak tejadi kehilangan kadar air benda
uji. Dalam mempersiapkan benda uji terutama untuk tanh
yang peka harus hati-hati untuk menghindari terganggunya
struktur asli dari tanah tersebut.
3. Benda uji buatan (dipadatkan). Contoh tanah harus
dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang dikehendaki.
Pemadatan dapat dilakukan pada cincin pemeriksa atau
pada tabung pemadatan.
4. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tapi tidak kurang
dari 6 kali diameter butiran maksimum.
5. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus
minimal 2:1 untuk benda uji yang berbentuk segi empat
atau Bujursangkar perbandingan lebar dan tebal minimum
2:1 untuk tanah lembek pembebanan harus di usahakan
agar tidak merusak benda uji.
BAB 15
KONSOLIDASI
(ASTM D 2435)
I. TUJUAN
Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan
besarnya penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban, keadaan tanah
disamping tertahan dan diberi drainasi pada arah vertikal.
II. PERALATAN
1. Suatu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan
dan sel konsolidasi.
2. Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang dari tangkai
minimal 1 cm).
3. Beban-beban tertentu.
4. Alat pengukur/neraca ketelitian 0,1 gram.
5. Alat pengeluar contoh tanah dari tabung.
6. Pemotong atau pisau tipis dan tajam atau dapat juga
menggunakan kawat.
7. Pemegang cincin contoh.
8. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (1105)oC
9. Penggaris.
BAB 16
PENGEBORAN DENGAN HAND BOR
(ASTM D 1452-80)
I. TUJUAN
Tujuan untuk mengetahui tebal lapisan tanah, sifat- sifat dari tanah dan jenis
tanah.
II. PERALATAN
1. Linggis
2. Pisau dan parang
3. Kantong plastic
4. Tabung contoh (Shelby tube sampler) beserta tutupnya dan
paraffin
5. Mata tabung
6. Kunci-kunci pipa
7. Dongkrak
8. Mata bor (Iwan)
9. Stang-stang bor
10. Stang pemutar
BAB 17
SONDIR TEST
DCPT (DUTCH CONE PENETROMETER TEST)
(ASTM C-29)
I. TUJUAN
Tujuan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat daya dukung
maupun daya lekat setiap kedalaman.
Dimana perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ukuran
konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas (kg/cm 2). Hambatan lekat
(HL) adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung konus yang dinyatakan
dalam gaya per satuan panjang (kg/cm).
II. PERALATAN
1. Mesin Sondir ringan kapasitas 2 ton
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam
sesuai dengan kebutuhan, dengan panjang masing-masing 1
m.
3.
Manometer 2 buah dengan masing-masing kapasitas: 0 60
kg/cm2 dan 0 250 kg/cm2.
4. Bikonis (Beugemen Priction Jacket Cone).
BAB 18
SPT (STANDART PENETRATION TEST)
(ASTM D1586-84)
I. TUJUAN
Tujuan dari uji Standart Penetration Test (SPT) adalah untuk
mengambil sampel tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah
perlayer dan jika dimungkinkan sampai tanah keras. Dalam
boring ini juga sekaligus dilakukan dengan SPT setiap interval
1.5 2 m dengan berat hammer adalah 63.5 kg dan tinggi
jatuh bebas hammer adalah 76 cm.
Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT digunakan untuk
test dilaboratorium bila diperlukan.
II. PERALATAN
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai
berikut:
1. Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya.
2. Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya.
3. Split barrel sampler
4. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset 1%.
bekas pengeboran;
11. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan
tambah pengujian sampai minimum 6 meter;
12. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
BAB 19
TRIAKSIAL
(ASTM D 2850-750)
I. TUJUAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan parameter-parameter
tanah, yaitu sudut geser ( dan kohesi (c). Dengan sistem
percobaan Unconsolidated Undrained (UU test).
II. PERALATAN
a. Pesawat Triaxial
b. Penghisap Udara
c. Kompresor
d. Pengukur Tegangan Air Pori