BAB I
TINJAUAN TEORI
HIPERTENSI
1.1 Pengertian
6) Hipertensi adalah tekanan darah sistolok lebih dari 140 mmHg dan
diastolik lebih dari 90 mmHg.(Arief Mansjoer; 2001)
1.2 Etiologi
3) Stress Lingkungan.
2) Hipertensi Sekunder
1) Pengeluaran rennin
2) Stress
Stress dapat merangsang system saraf simpatis yang menyebabkan denyut nadi
meningkat, vasokontriksi jantung meningkat yang menyebabkan pembuluh
darah perifer meningkat dan kardiak output jantung meningkat dalam hal ini
menyebabkan terjadinya tekanan darah meningkat.
1.3
Webs of Caution
1.4 Manifestasi Klinik
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah,
1.6 Komplikasi
1) Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata
1.7 Penatalaksanaan
penatalaksanaan :
2) Aktivitas
2) Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
2.1 Etiologi
4) Stres
6) Perut kembung
2.3 Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL
yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga
rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake
tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
2.4 Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi
makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila
harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat
secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama
dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross
patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF
reponsif terhadap placebo.
1) Laboratorium
2) Radiologis
3) Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
4) USG (ultrasonografi)
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 40 % kasus.
2.8 Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat.
R : adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat
4) Mengerutkan kening
Kriteria Hasil :
Intervensi :
5) Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien istirahat selama 1 jam setelah
makan.
diazepam dll.
Diagnosa Keperawatan 3
Kriteria Hasil :
Intervensi
kegemukan.
R : Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara
teori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan
yang lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan umumnya
dengan cara mengubah kebiasaan makan.
dengan kejenuhan lemak tinggi mentega, keju, telur, es krim, daging dll)
individual
Diagnosa keperawatan 4
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan perubahan ketidaknyamanan.
Kriteria hasil :
Intervensi
R : adanya pusing dapat menyebabkan pasien menjadi lebah dan dapat beresiko
hilangnya keseibangan pada pasien dan alar protectif dari pasien
Diagnosa keperawatan 5
Kriteria Hasil : klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
Intervensi
Diagnosa keperawatan 6
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
Intervensi
4) Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas
mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah
atau diare.
Diagnosa keperawatan 7
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk
memperbaiki defisit cairan
Kriteria Hasil :
2) Dibuktikan stabil.
Intervensi
1) Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran mukosa,
turgor kulit
2) Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat
5) Berikan/awasi hiperalimentasi IV
Diagnosa keperawatan 7
R : Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam
segala hal tundakan yang diberikan
2.8 Evaluasi
4) Irama dan frekwensi jantung stabil, tekanan darah dalam batas normal
(90/60 - 140/90 mmHg)
DATAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC
Sharon, L.Rogen, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, edisi , Jakarta,
FKUI
Email This