Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

KEGIATAN HOMEVISITE
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KELUARGA
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

Oleh :
Enggy Inglian Dani, S.Kep
NIM. 16100911

CI klinik :
Ns. Saparudin Daud, MM

CI Akademik :
Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2017
LEMBAR KONSULTASI

Nama mahasiswa : Enggy Inglian Dani, S.Kep.


NIM : 16100911
Pembimbing akademik : Ns. Saparudin Daud, MM
Pembimbing lahan : Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep

No. Hari/ Tanggal Topik TTD


pembahasan
1.

2.

3.

4.

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul proposal : Homevisite Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan
Halusinasi
Nama mahasiswa : Enggy Inglian Dani, S.Kep.
NIM : 16100911
Program Studi : Praktik Profesi Ners Ilmu Keperawatan

Pekanbaru, 17 Maret 2017

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Ns. Saparudin Daud, MM) (Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep)

SATUAN ACARA PENYULUHAN KELUARAGA


Mata ajar : Keperawatan Jiwa
Pokok bahasan : Halusinasi
Sub pokok bahasan : Halusinasi pendengaran
Sasaran : keluarga
Waktu : 60 menit
Tempat : Rumah kediaman
Nama mahasiswa : Enggy Inglian Dani, S.Kep.

A. Latar belakang
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang didasarkan
pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-Spritual yang
komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan keperawatan jiwa meluputi
pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan, pengubahan lingkungan dan
dukungan sistem sosial.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung
utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah.
Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan
kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka keluarga
perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat
melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang halusinasi pendengaran pada pasien
sehingga keluarga mampu memahami tentang halusinasi pendengaran dan
mampu merawat keluarga dengan halusinasi pendengaran.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang halusinasi selama 30 menit
keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian halusinasi pendengaran
b. Beberapa faktor penyebab terjadinya halusinasi pendengaran
c. Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran
d. Mengetahui cara menghadapi munculnya halusinasi pendengaran
e. Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

C. Isi materi
1. Pengertian halusinasi pendengaran
2. Penyebab terjadinya halusinasi pendengaran
3. Tanda dan gejala halusinasi pendengaran
4. Cara menghadapi munculnya halusinasi pendengaran
5. Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran

D. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

E. Media pembelajaran
1. Leaflet
2. Lembar balik

F. Materi pengajaran
1. Pengertian halusinasi
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori, persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan dan penghiduan, pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (Keliat, 2006).
2. Penyebab halusinasi pendengaran
Menurut keliat (2011), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah :
a. Faktor predisposisi
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
(Stuart,2001)
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor
dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan
(Keliat, 2011).

3. Tanda gejala halusinasi pendengaran


a. Mendengar suara yang tidak nyata
b. Bicara dan senyum sendiri
c. Menarik diri, menghindar dari orang lain
d. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
e. Mengatakan suara-suara yang tidak nyata
f. Tidak dapat berkonsentrasi
g. Tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata
h. Bicara kacau dan tidak masuk akal
i. Curiga dan bermusuhan
j. Sulit membuat keputusan
k. Ketakutan

4. Cara-cara mengahadapi munculnya halusinasi pendengaran


a. Mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
c. Menyusun jadwal kegiatan harian dan melaksanakannya
d. Minum obat secara teratur

5. Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran


a. Tidak membantah atau membenarkan halusinasi yang dirasakan pasien,
dengan mengatakan bahwa bapak atau ibu percaya bahwa pasien
mendengar suara tapi tidak bapak atau ibu tidak mendengar suara tersebut.
b. Jangan membiarkan pasien sendiri dan melamun
c. mengajak pasien bercakap-cakap dan buat kegiatan keluarga, seperti makan
bersama, sholat bersama dan pantau kegiatan yang dilakukan pasien
(kegiatan yang sudah disusun bersama pasien dan perawat sewaktu pasien
dirawat di RSJ)
d. Keluarga dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang
telah dilatih di rumah sakit.
e. Bantu pasien minum obat secara teratur dan keluarga dapat mengevaluasi
sejauh mana keteraturan minum obat anggota dengan halusinasi dan
mendiskusikan tentang pentingnya minum obat dalam mempercepat
penyembuhan.
f. Keluarga memberi pujian atas keberhasilan klien
PERENCANAAN HOMEVISITE

A. Identitas klien
No. RM : 03.06.98
Nama : Tn. A
Umur : 33 Tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat pasien : Jl. Gurami No. 07 Pekanbaru, Tangkerang Tengah
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Batak
Agama : Kristen
Status dalam keluarga : Anak kandung
Status perkawinan : Belum Kawin
Nama Penanggung jawab : Ibu
Diagnosis : Halusinasi
Lama dirawat : Pasien Rawat Jalan (Kontrol Poli)
B. Tujuan kunjungan rumah
1. Melakukan pengkajian keperawatan terhadap keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
2. Keluarga dapat terlibat didalam perawatan diri
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
b. Melatih keluarga cara merawat langsung pasien dengan halusinasi
3. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien
Membantu keluarga mambuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)

C. Strategi pelaksanaan

No. Kegiatan Respon keluarga Waktu


1. 1. Memberi salam Menjawab salam, 5 menit
Menyimak,
2. Menyampaikan pokok bahasan Memberikan
feedback
3. Menyampaikan tujuan
4. Melakukan apersepsi

2. Menyampaikan materi Memperhatikan 20 menit


1. Pengertian halusinasi & menyimak
2. Penyebab terjadinya halusinasi
3. Tanda dan gejala halusinasi
4. Cara menghadapi munculnya
halusinasi
5. Merawat anggota keluarga yang
mengalami halusinasi
3. 1. Memberikan kesempatan untuk Menjawab salam, 5 menit
bertanya Menyimak,
2. Memberikan kesimpulan Memberikan
3. Menutup dengan salam feedback
4. Pengkajian - -

D. Kriteria evaluasi
1. Keluarga Mengetahui tentang pengertian halusinasi
2. Keluarga mengetahui tentang penyebab halusinasi pendengaran
3. Keluarga mengetahui tentang tanda dan gejala halusinasi pendengaran
4. Keluarga mengetahui tentang cara mengontrol halusinasi pendengaran
5. Keluarga mengetahui tentang peran anggota keluarga dalam merawat pasien
dengan halusinasi pendengaran
E. Referensi
Keliat, Budi Anna. (2011). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Stuart dan Laraia. (2001). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6.
St. Louis: Mosby Year Book.

PRAKTIK PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes HANG TUAH PEKANBARU

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)

A.1. Identitas pasien/ rehabilitasi :

No. RM : 03.06.98

Nama : Tn. A

Umur : 33 tahun

Pendidikan terakhir : SLTA

Alamat pasien : Jl. Gurami No. 07 Pekanbaru, Tangkerang Tengah


Pekerjaan : Wiraswasta

Suku : Batak

Agama : Kristen

Status dalam keluarga : Abang

Status perkawinan : Belum menikah

Nama Penanggungjawab : Ibu

Diagnosis : Halusinasi

Lama dirawat : Pasien Rawat Jalan (Kontrol Poli)

A.2. Identitas kepala keluarga/ penanggung jawab :

Nama :
Pendidikan :

Alamat kepala keluarga/ penanggung jawab :

Pekerjaan :

Status perkawinan :

Status hubungan keluarga/ penangung jawab :

Susunan keluarga dalam rumah :

B. Maksud kunjungan rumah

1.

2.

C. Keadaan Sosial & Ekonomi keluarga

1. Status rumah tinggal : Sewa/ Kontrak/ milik sendiri/.......

2. Kamar tersedia untuk pasien: ada/ tidak ada

3. Kondisi rumah: baik/ sedang/ kurang.

4. Kebersihan rumah: bersih/ sedang/ kurang

5. Kerapihan rumah: rapih/ sedang/ kurang

6. Suasana daerah pemukiman:

a. penghunian : longgar/ sedang/ kurang

b. Kebersihan : bersih/ sedang/ kurang

c. Ketenangan : tenang/ agak tenang/ bising (ribut)

7. Keadaan ekonomi keluarga/ pasien : baik/ cukup/ kurang

8. Biaya hidup pasien ditanggung oleh :


9. Jumlah tanggungan keluarga :

10. Pencari nafkah dalam keluarga :

11. Sikap pasien terhadap keluarga : menurut/ acuh tak acuh/ menolak

12. Sikap keluarga terhadap pasien : menerima/ menolak/ acuh tak acuh

13. Kesukaran keluarga dalam perawatan pasien di rumah : ada/ tidak ada

14. Sikap pasien terhadap tetangga : baik/ acuh tak acuh/ menolak

15. Sikap tetangga terhadap pasien : menerima/ acuh tak acuh/ menolak

D. 1. Perubahan fisik dan penampilan :

Gemuk/kurus/ sakit-sakitan

Bersih/ tak terurus

Ramah/ acuh/ bermusuhan

Gesit/ lamban

2. Keluhan keluarga tentang perilaku pasien

1. Usaha bunuh diri : ada/ tidak ada

2. Isolasi diri : ada/ tidak ada

3. Insomnia : ada/ tidak ada

4. Bermusuhan : ada/ tidak ada

5. Curiga : ada/ tidak ada

6. Mengancam : ada/ tidak ada

7. Murung : ada/ tidak ada

8. Lain lain :
E. Kondisi Disabilitas Rehabilitasi Pasien:

a. Tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan hidup sehar-hari

(Activity of Daily Living/ ADL)

1. Bangun tidur 1 2 3 4

2. BAB 1 2 3 4

3. BAK 1 2 3 4

4. Waktu mandi 1 2 3 4

5. Ganti pakaian 1 2 3 4

6. Makan dan minum 1 2 3 4

7. Menjaga kebersihan diri 1 2 3 4

8. Menjaga keselamatan diri 1 2 3 4

9. Pergi tidur 1 2 3 4

5
b. Tingkah laku sosial

10. Hubungan dengan anak/suami/ istri 1 2 3 4

11. Keluarga dekat lain (Significant others) 1 2 3 4

12. Kontak social terhadap petugas 1 2 3 4

13. Kontak mata waktu berbicara 1 2 3 4

14. Bergaul 1 2 3 4

15. Mematuhi tata tertib 1 2 3 4

16. Sopan santun 1 2 3 4

c. Tingkah laku okupasional

17. Tertarik pada kegiatan atau pekerjaan 1 2 3 4

18. Mau melakukan kegiatan 1 2 3 4

5
19. Aktif atau rajin melakukan kegiatan/ pekerjaan 1 2 3 4

20. Produktif dalam melakukan pekerjaan/ kegiatan

terampil dalam melakukan kegiatan 1 2 3 4

21. Menghargai hasil pekerjaan 1 2 3 4

22. Mau menerima perintah/ larangan kritik 1 2 3 4

Jumlah Nilai

F. Kesimpulan

1. Stressor psikososial:

2. Fungsi adaptasi 1 tahun terakhir:

3. Respon keluarga terhadap petugas kunjungna rumah:


4. Motivasi keluarga untuk membawa berobat:

G. Saran

1. Intervensi yang dilakukan

2. Lain-lain

Keluarga/ Penanggung Jawab rumah Petugas kunjungan

( ) (Enggy Inglian Dani, S.Kep.)

Pekanbaru, Maret 2017

Ketua RT/ RW

( )

Anda mungkin juga menyukai