Anda di halaman 1dari 19

STUDI IDENTIFIKASI PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI DALEGAN

GRESIK

ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN
KELAUTAN

Oleh :
SANTI DWI PUSPITASARI
NIM. 115080601111002

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

1
2015

2
STUDI IDENTIFIKASI PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI DALEGAN
GRESIK

ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN
KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana


Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh :
SANTI DWI PUSPITASARI
NIM. 115080601111002

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

3
ARTIKEL PKL
STUDI IDENTIFIKASI PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI DALEGAN
GRESIK SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN

Oleh :
SANTI DWI PUSPITASARI
NIM. 115080601111002

Mengetauhi Menyetujui,
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing I

(Dr. Ir. Daduk Setyobudi, MP.) (Feni Iranawati, S.Pi, M.Si,


Ph.D)
NIP. 19630608 198703 1 003 NIP. 19740812 200312 2001
Tanggal : Tanggal :

Dosen Pembimbing II

(Dwi Candra Pratiwi, S.Pi,


M.Sc)
NIK. 86011508120318
Tanggal :

4
ANALISIS STRUKTUR PLANKTON DI PERAIRAN PANTAI DALEGAN
GRESIK SEBAGAI INDIKATOR KUALITASPERAIRAN

Santi Dwi Puspitasari 1)


Feni Iranawati2) Dwi Candra Pratiwi 3)

ABSTRAK

Banyaknya kegiatan manusia dapat mempengaruhi kualitas perairan

seperti pembuangan limbah budidaya udang, pariwisata, pemukiman, TPI

dan jalur transportasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur nilai

parameter lingkungan, mengetauhi struktur komunitas plankton serta

mengetauhi hubungan struktur plankton dengan parameter lingkungan.

Penelitian dilaksanakan di Perairan Pantai Dalegan Gresik pada 15 Juli

2014, 28 Maret 2015 dan 12 April 2015. Terdapat 5 stasiun pengambilan

sampel dengan metode Purposive Sampling. Parameter fisika dan kimia

yang diambil adalah kecerahan, suhu, arus, pH, DO, salinitas, nitrat, fosfat

dan amoniak serta pengambilan sampel plankton secara vertikal dan

horizontal. Hasil parameter fisika dan kimia yang tidak sesuai baku mutu

adalah nitrat, fosfat dan kecerahan. Struktur komunitas plankton di

Perairan Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa

Timur didapatkan hasil kelimpahan fitoplankton dan zooplankton sebesar

537.6297.843.531 sel/m3 dan 20.90055.700 ind/m3. Keanekaragaman

fitoplankton dan zooplankton sebesar 0,85-1,12 dan 2,122,46. Nilai

dominansi fitoplankton dan zooplankton sebesar 0,6-0,8 dan 0,11-0,18.

Serta nilai keseragaman fitoplankton dan zooplankton sebesar 0,26-0,41

dan 0,74-0,82. Hubungan parameter lingkungan dan indeks biologi yang

menunjukkan korelasi adalah amoniak, DO, fosfat, pH, salinitas berkorelasi

dengan struktur komunitas plankton.

Kata kunci : Kelimpahan, Skeletonema costatum, Copepod


1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya
2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya
3) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya
4)

1
5) ANALYSIS OF PLANKTON COMMUNITY STRUCTURE IN
DALEGAN COASTAL WATER GRESIK AS WATER QUALITY
INDICATOR
6)
7)
Santi Dwi Puspitasari 1) Feni iranawati2) Dwi Candra Pratiwi 2)
8)
9) ABSTRACT
10)
11) Many human activities can affect water quality such as waste

from shrimp farming, tourism, residential, TPI and transportation. The study

aims to determine the conditions of water wuality, counting community

structure and determine the relationship between community structure of

plankton and value of the environmental parameter in Dalegan coastal water,

Gresik, East Java. This research was conducted in Dalegan coastal water,

Gresik on 15 July 2014, 28 Maret 2015 and 12 April 2015. There were 5

sampling station with purposive sampling method. To collect plankton data

was use vertically and horizontally. The result of the research parameters

value physic and chemistry is still in accordance with the sea water quality

standart except for nitrate, phosphate and visibility. The community

structure of plankton in Dalegan coastal water was abundance of

phytoplankton and zooplankton 537.6297.843.531 sel/m3 dan 20.90055.700

ind/m3. Diversity of phytoplankton and zooplankton 0,85-1,12 dan 2,122,46.

Dominanate of phytoplankton and zooplankton 0,6-0,8 dan 0,11-0,18. The

uniformity of phytoplankton and zooplankton 0,26-0,41 dan 0,74-0,82. Water

quality relationships with community structure of plankton showed

correlated with parameters of amoniak, DO, fosfat, pH, salinitiy.

12) Keywords: Abundance, Skeletonema costatum, Copepod


1) Student of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science,
University of Brawijaya
2) Lectures of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science,
University of Brawijaya
3) Lectures of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science,
University of Brawijaya
1. PENDAHULUAN Panceng, Kabupaten Gresik,
4) Pantai Jawa Timur dan berjarak
Dalegan terletak di Desa 40 km dari Kota Gresik.
Dalegan, Kecamatan Pantai ini dibuka pada

2
tahun 2003. Tempat ini sehingga keberadaannya
memiliki ombak yang stabil dipengaruhi oleh arus
dan hamparan pasir putih perairan. Plankton memiliki
dengan pecahan-pecahan peranan yang sangat besar
karang yang berserakan dalam ekosistem sebagai
(Zumrotin, 2011). Pantai sumber makanan bagi
Dalegan dipengaruhi oleh hewan lainnya. Distribusi
berbagai faktor baik dari fitoplankton dipengaruhi
lautan, sungai ataupun oleh ketersediaan cahaya
aktivitas manusia yang ada dalam perairan atau
di daratan. tersebar dalam zona
5) Berbagai eufotik. Kemampuan
aktivitas manusia yang membentuk zat organik dari
berlangsung di sekitar zat anorganik dalam
perairan Pantai Dalegan perairan menjadikan
antara lain pembuangan air fitoplankton dikenal sebagai
dari tambak budidaya produsen primer
udang, tempat pangkalan (Radiarta,2013).
perahu, jalur transportasi 7) Berdasarkan
kapal, pariwisata, latar belakang tersebut
pemukiman penduduk serta kualitas air baik fisika,
TPI (Tempat Pelelangan kimia dan biologi perlu
Ikan). Aktivitas tersebut dipantau. Perubahan
dapat mempengaruhi kualitas perairan dapat
kualitas perairan (fisika mempengaruhi keberadaan
kimia) baik secara langsung plankton dan struktur
maupun tidak langsung. komunitas plankton di
Perubahan faktor fisika perairan Pantai Dalegan.
kimia tersebut akan Struktur komunitas
mempengaruhi keberadaan plankton berguna untuk
plankton di dalam menggambarkan perubahan
ekosistem perairan dan kualitas perairan terutama
biota air lainnya (Chamidi, kelimpahan dan komposisi.
2012). Penelitian tersebut belum
6) Plankton pernah dilakukan di
merupakan organisme yang perairan tersebut sehingga
melayang di dalam air. penting dilakukan untuk
Organisme ini bersifat pasif memberikan informasi

3
mengenai kondisi perairan coolbox besar dan ember. Bahan
dan sebagai pedoman yang digunakan dalam
dalam pengambilan pengambilan sampel antara lain
kebijakan pengelolaan lugol 1%, aquades, air sampel,
perairan Pantai Dalegan. tissue, kertas label dan es batu.
12)
8)
2.3Teknik Pegumpulan Data
2. MATERI DAN METODE 2.3.1 Data Primer
2.1Lokasi dan Waktu Penelitian 13) Data primer
9) Penelitian ini
diperoleh melalui pengamatan
dilaksanakan di Perairan Pantai
langsung di lapang. Data primer
Dalegan, Kecamatan Panceng,
yang diamati antara lain data
Kabupaten Gresik, Jawa Timur
parameter fisika meliputi
pada tanggal 15 Juli 2014, 28
kecerahan, suhu dan arus.
Maret 2015 dan 12 April 2015.
Parameter kimia meliputi salinitas,
Sampel air laut dianalisis di Perum
DO, pH, nitrat, fosfat dan amoniak
Jasa Tirta I Malang dan
serta parameter biologi meliputi
Laboratorium FMIPA UB.
fitoplankton dan zooplankton. Data
Identifikasi dan pencacahan
pengukuran kualitas air melalui
plankton dilakukan di
observasi sedangkan identifikasi
Laboratorium Mikrobiologi dan
plankton melalui partisipasi aktif.
Hidrobiologi, Fakultas Perikanan 14)
2.3.2 Data Sekunder
dan Ilmu Kelautan, Universitas
15) Data sekunder
Brawijaya, Malang.
adalah data hasil pengukuran dan
10)
pencatatan data yang tidak
2.2Alat dan Bahan
dilakukan oleh peneliti. Data
11) Peralatan yang
sekunder diperoleh dari buku
digunakan dalam pengambilan
identifikasi plankton (Davis, 1955),
sampel antara lain sechi disk,
Prescott (1970), Yamaji (1966),
curren meter, DO meter,
laporan-laporan penelitian serta
salinometer, pH meter waterproof,
data yang diperoleh dari kantor
planktonet, botol sampel, botol
Desa Dalegan, Kecamatan
polyetilen, pipet tetes. Peralatan
Panceng.
yang digunakan di laboratorium
16)
antara lain mikroskop binokuler, 2.4Prosedur Kerja Pengukuran
cover glass, washing bottle, Parameter Perairan
17) Pengukuran
nampanm GPS, kamera digital,
parameter perairan terdiri dari
haemocytometer, buku identifikasi
insitu (langsung) di lapangan dan
(G.W Prescott, Charles C. Davis
di laboratorium. Pengukuran
dan Isamu Yamaji), alat tulis,
parameter secara langsung

4
dilapangan antara lain kecerahan, mengawetkan sampel
arus, suhu, salinitas, DO dan pH plankton dan dimasukkan
sedangkan pengukuran parameter ke dalam coolbox yang
di laboratorium antara lain nitrat, telah berisi es batu.
fosfat dan amoniak. Pengukuran 21)
2.6Prosedur Identifikasi
dilakukan dengan 3 kali
Plakton
pengulangan.
22) Disiapkan
18)
sampel air laut yang ada di
2.5Prosedur Pengumpulan
botol sampel kemudian
Sampel Plankton
dikocok dan diambil dengan
19) Pengambilan
menggunakan pipet tetes.
sampel plankton dilakukan
Diteteskan air sampel di
secara horizontal, plankton
Haemocytomer sampai
net diletakkan di
memenuhi luas
permukaan air kemudian
penampangnya. Kemudian
ditarik dengan bantuan
di tutup dengan
perahu menuju ke titik yang
menggunakan cover glass
lain. Pengambilan sampel
dengan kemiringan 45O.
dengan kecepatan perahu
Diletakkan di meja
secara perlahan
pengamatan mikroskop dan
( 2knot ) . Plankton net
dijepit dengan preparat.
ditarik untuk jarak dan
kemudian diamati dengan
waktu tertentu
pembesaran 40x dan
(58 menit ) . diambil gambar.
20) Pengambilan Selanjutnya diidentifikasi
sampel secara vertikal, dengan bantuan buku
planktonet diberi pemberat identifikasi plankton dan
kemudian dimasukkan ke dihitung kelimpahannya.
perairan dengan kedalaman
1 Vt
tertentu tergantung kondisi 23) N=ni 1000
Vd Vs
perairan. Planktonet
24) Dengan ketentuan :
diangkat ke perairan secara 25) N = Jumlah total individu atau
perlahan dan sampel sel plankton per m3 (ind/m3)
plankton yang tersaring 26) ni = Jumlah individu atau

sebanyak 30 ml dimasukkan sel spesies ke-I yang tercacah


27) V d = Volume air yang
ke dalam botol sampel.
Kemudian ditetesi lugol disaring (liter)

sebanyak 3-4 tetes untuk

5
28) V t = Volume air tersaring 40) 1 < H < 3 Kondisi

(30 ml) komunitas biota sedang, artinya


29) V s = Volume sampel di kondisi biota mudah berubah
bawah gelas penutup (ml) hanyadengan mengalami pengaruh
30)
1000= Konversi dalam lingkungan yang relatif kecil.
m3 41) H < 1 Kondisi
31) Indeks komunitas biota tidak stabil,
keanekaragaman (H) artinya bahwa komunitas biota
menggambarkan populasi bersangkutan sedang mengalami
organisme agar mempermudah gangguan faktor lingkungan.
dalam menganalisa informasi 42) Indeks keseragaman (E)

jumlah individu masing-masing digunakan untuk melihat apakah di

jenis dalam suatu komunitas. dalam komunitas dalam air yang

Untuk melihat keanekaragaman diamati terdapat dominansi oleh

digunakan Indeks satu atau beberapa kelompok jenis

keanekaragaman menurut organisme (Basmi, 2000 dalam

Shannon Wienner (Basmi, 2000 Asmara, 2005). Indeks

dalam Asmara, 2005) adalah keseragaman tersebut adalah :


H'
sebagai berikut: 43) E=
32) Hmaks
44) Dimana :
45) E = Indeks
S
H = pi ln pi
' keseragaman
i=1 46) H = Indeks
33) Dimana :
keanekaragaman
34) pi= 47) Hmaks = ln S
N 48) S = Jumlah Spesies
35) H = indeks 49) Nilai Indeks keseragaman
keanekaragaman Shannon-Wiener berkisar antara 0 1. Bila indeks
(nits/individu) tersebut mendekati 0 maka
36) ni = Jumlah individu jenis
keseragaman antar spesies di
ke i
37) N = Jumlaha total individu dalam komunitas adalah rendah
38) Hubungan Indeks yang menunjukkan bahwa jumlah
keanekaragaman Shannon spesies yang ditemukan di suatu
Wiener dengan kisaran tingkat daerah sangat beragam dan
stabilitas perairan yaitu : sebaliknya bila mendekati 1 maka
39) H > 3 Kondisi komunitas
keseragaman antar spesies di
biota stabil, artinya bahwa tingkat
dalam komunitas adalah relatif
kompetisi antar individu tidak
merata artinya penyebaran tiap
tinggi, laju regenerasi antar
spesies cenderung merata.
spesies berlangsung normal tanpa 50) Indeks dominansi bertujuan
tekanan. untuk melihat adanya dominansi

6
oleh jenis tertentu pada suatu 57) Metode yang
populasi (Basmi, 2000 dalam digunakan dalam penentuan lokasi
Asmara, 2005). Indeks dominansi sampling adalah Purposive
tersebut adalah : Sampling pada 5 stasiun
2
P pengamatan. Penentuan titik

51) n stasiun pengambilan sampel
C= berdasarkan sumber pencemar
i=1
52) Dimana : yang berbeda. Pantai Dalegan
53) C = indeks dominansi
dapat dilihat pada Gambar 1 dan
54) Pi = Rasio antara
deskripsi stasiun pengambilan
jumlah individu ke-i (ni) dengan
sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
jumlah total individu di dalam
58) Tabel 1. Keterangan
komunitas (N)
55) Nilai indeks Stasiun Pengambilan
dominansi (C) berkisar 0 1 Sampel
dengan pengertian yaitu :
a. Bila C mendekati 0 berarti di
dalam struktur komunitas biota
yang kita amati tidak terdapat
spesies yang secara ekstrim
mendominasi spesies lainnya. Hal
ini menunjukkan struktur
komunitas dalam keadaan stabil,
kondisi lingkungan cukup prima
dan tidak terjadi tekanan ekologis
terhadap biota di habitat
bersangkutan
b. Bila C mendekati 1 berarti di
dalam struktur komunitas biota
yang kita amati dijumpai spesies
yang mendominasi spesies lainnya.
Hal ini menunjukkan struktur
komunitas dalam keadaan labil dan
terjadi tekanan ekologis. Hal ini
dimungkinkan karena habitat yang
dihuni sedang mengalami
gangguan baik berupa yang
bersifat fisik, kimia maupun
biologis.
56)

2.7Penentuan Lokasi Sampling

7
59) 61) Deskripsi
60)
Stasiu Stasiun
Koordinat
n
62) 63) 65) Muara

1 06o5335.2 Sungai Bedahan.

64)

112o2803,2

E
66) 67)

2 06o5327,9

S 69) Pantai

68) Dalegan

112o2800,7

E
82)
70) 71) 73) Di sekitar

3 83) 06o5327,9
Gambarpemukiman
1. Stasiun Pengambilan Sampel (Pantai Dalegan)
84)
S nelayan.
85)
72)
86)
87) 112o2700,7

88) E
74) 75) 77) Tempat
89)
43 06 5259,5
Hasil
o
Pelelangan Ikan
dan Pembahasan
3.1Data Hasil Pengukuran Parameter Fisika Kimia dengan Baku Mutu
S (TPI) Campurejo.
90) Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter Fisika Kimia
76)
92) Parameter
93) Parameter Kimia
112o2732,3
Fisika
95) 101) 103) 111)
91) E 97) 99) 107) 109)
Kecerah Salinita DO 105) Amonia
78)Stasiun
79) 81)
Suhu Perairan
Arus Nitrat Fosfat
an s 104) pH k
98) 100) 108) 110)
5 06 5251,4
o
96) terbuka
0
dan 102) (mg/L 106) 112)
( C) (m/s) 0
(mg/L) (mg/L)
(m) ( /00) ) (mg/L)
S 114) berjarak
116) 118) 120) 122) 124) 126) 128) 130)
113) 0.95* 30.39 0.11 31.11 5.94 7.70 1.42 0.12 0.07
80)
1 115)
1 km 119)
117)
dari
121) 123) 125) 127) 129) 131)
112o2806,3
0.05 0.59 utama
0.01 1.40 0.92 0.09 0 0 0
pantai
133) 135) 137) 139) 141) 143) 145) 147) 149)
E
132) 1.1 Wisata
31.37 Segara
0.10 33.44 10.21 7.90 1.58 0.02 0.07
2 134) 136) 138) 140) 142) 144) 146) 148) 150)
Indah Dalegan.
0.07 0.23 0.04 0.53 0.24 0.21 0 0 0

8
152) 154) 156) 158) 160) 162) 164) 166) 168)
151) 1.65 31.71 0.21 33.78 10.56 7.96 1.45 0.27 0.05
3 153) 155) 157) 159) 161) 163) 165) 167) 169)
0.13 0.44 0.08 0.53 0.57 0.12 0 0 0
171) 173) 175) 177) 179) 181) 183) 185) 187)
170) 1.63 31.72 0.24 32.89 11.87 7.86 1.44 0.17 0.16
4 172) 174) 176) 178) 180) 182) 184) 186) 188)
0.07 0.21 0.13 0.72 0.55 0.10 0 0 0
190) 192) 194) 196) 198) 200) 202) 204) 206)
189) 1.95 31.38 0.22 32.67 14.59 8.03 1.58 0.55 0.34
5 191) 193) 195) 197) 199) 201) 203) 205) 207)
0.06 0.45 0.18 0.39 1.19 0.06 0 0 0
209) 211) 213) 215) 217) 219) 221) 223) 225)
208) 1.45* 31.31 0.18 32.51 10.63 7.89 1.49* 0.23* 0.14*
Rata-rata 210) 212) 214) 216) 218) 220) 222) 224) 226)
0.07 0.39 0.09 0.80 0.69 0.12 0 0 0
227)
Kasry dan 230)
228) 229) 231) 232) 233) 234) 235) 236)
Fajri 0,17-
5-6 m 30-32 30-34 5-6 7-8 0,001 0,002 0,2-0,3
(2012 1,71
)
237)
3.1 Data Pengambilan Sampel Coscinodiscophyceae (5 spesies)
Plankton dan Bacillariophyceae (8 spesies).
3.1.1 Data Fitoplankton
Data struktur komunitas
238) Fitoplankton di
fitoplankton dengan menggunakan
Perairan Pantai Dalegan Gresik
Haemocytometer di Perairan
ditemukan 4 kelas antara lain
Pantai Dalegan, Kabupaten Gresik,
kelas Dinophyceae (2 spesies),
Jawa Timur dapat dilihat pada
Chlorophyceae (1 spesies).
Tabel 3.
239)
240) Tabel 3. Data Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan
Pantai Dalegan, Gresik

241) Struktu 242) Stasiun


r Komunitas 244) 1 245)
2 246) 3 247) 4 248) 5
252) 254) 2
249) Kelimpa
250) 251) 1.612.886*253) 4.561.97
han (N)
2.362.955 4.651.235 * 5.040.210 3*
255) Keanekar 256) 257) 258) 259) 260) 0
agaman (H) 1,12* 1,06 0,85 0,9 ,53**
261) Dominan 262) 263) 264) 265) 266) 0
si (C) 0,6** 0,6** 0,7 0,68 ,8*
267) Keseraga 268) 269) 270) 271) 272) 0
man (E) 0,41* 0,33 0,26 0,31 ,16**
273) Nilai Kelimpahan pada stasiun 5 sebesar 24.561.973
fitoplankton tertinggi terdapat sel/m3 dan kelimpahan fitoplankton

9
terendah terdapat pada stasiun 3 keseragaman (E) terendah yaitu
sebesar 1.612.886 3
sel/m . pada stasiun 5 yaitu laut lepas
Tingginya kelimpahan fitoplankton sebesar 0,16. Keseragaman dan
di stasiun 5 dikarenakan keanekaragaman di stasiun 5
pengambilan sampel dilakukan terendah karena ada beberapa
dalam kondisi cuaca panas dan spesies yang memiliki kepadatan
kecerahan tinggi sehingga individu yang lebih besar dari
fitoplankton dapat berfotosintesis spesies lainnya. Menurut Waite
dengan baik. Kandungan unsur (2000) dalam Faza (2012), adanya
hara (nitrat, fosfat dan amoniak) marga yang mendominasi
yang tinggi akan mempercepat menyebabkan menurunnya nilai
proses pertumbuhan dan kemerataan pada suatu komunitas
perkembangan fitoplankton. sehingga nilai keseragaman
Rendahnya kelimpahan menurun.
fitoplankton karena tingginya nilai 276) Nilai indeks
salinitas dan rendahnya dominansi (C) fitoplankton
konsentrasi amoniak sehingga tertinggi pada stasiun 5 yaitu di
mempengaruhi pertumbuhan dan laut lepas sebesar 0,8 sedangkan
pembelahan fitoplankton. nilai indeks dominansi terendah
274) Nilai indeks yaitu pada stasiun 1 yaitu Muara
keanekaragaman (H) fitoplankton Sungai Bedahan sebesar 0,6.
tertinggi terdapat pada stasiun 1 Dominansi fitoplankton di Perairan
yaitu di Muara Sungai Bedahan Pantai Dalegan, Kecamatan
sebesar 1,12 sedangkan nilai Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa
indeks keanekaragaman terendah Timur menunjukkan bahwa
(H) terdapat pada stasiun 5 yaitu kecenderungan bahwa suatu
laut lepas sebesar 0,53. individu mendominasi populasi
Keanekaragaman fitoplankton di tersebut. Dominansi fitoplankton di
Perairan Pantai Dalegan, Perairan Pantai Dalegan adalah
Kecamatan Panceng, Kabupaten Skeletonema costatum. Hal ini
Gresik, Jawa Timur menunjukkan disebabkan karena di stasiun
tingkat keanekaragaman kecil dan tersebut kandungan nutrient
kestabilan komunitas rendah. (nitrat, fosfat dan amoniak)
275) Nilai indeks melimpah dan dimanfaatkan untuk
keseragaman (E) fitoplankton pertumbuhan. Soedibjo (2007)
tertinggi pada stasiun 1 yaitu di menyatakan bahwa suatu perairan
Muara Sungai Bedahan sebesar didominasi oleh Skeletonema
0,41 sedangkan nilai indeks costatum karena dapat

10
memanfaatkan nutrient lebih cepat spesies), Malacostraca (1 spesies),
dari spesies lainya. Gastropoda (2 spesies),
277) Foraminifera (1 spesies) dan
Spirotrichea (2 spesies). Data hasil
3.1.2 Data Zooplankton
278) Zooplankton di analisis kelimpahan zooplankton
Perairan Pantai Dalegan Gresik menggunakan Haemocytometer di
ditemukan 6 kelas zooplankton Perairan Pantai Dalegan,
yaitu kelas Maxillopoda (4 Kabupaten Gresik, Jawa Timur
spesies), Holothuroidea (1 dapat dilihat pada Tabel 4.
279)
280) Tabel 4. Data Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan
Dalegan, Gresik

281) Struktur 282) Stasiun


286) 287)
Komunitas
284) 1 285) 23 4 288) 5
290) 1 291) 4 294) 1
289) Kelimpah
26.2 4.19 292) 293) 09.6
an (N)
58 5 42.969 76.518 58
295) Keanekara 296) 2 297) 2 298) 299) 300) 2
gaman (H) ,4 ,15 2,12 2,33 ,46
301) Dominans 302) 0 303) 0 304) 305) 306) 0
i (C) ,11 ,15 0,18 0,14 ,11
307) Keseraga 308) 0 309) 0 310) 311) 312) 0
man (E) ,82 ,79 0,74 0,8 ,82
313) Kelimpahan mengikuti perubahan intensitas
zooplankton tertinggi di stasiun 1 cahaya matahari. Pada pagi hari
(Muara Sungai Dalegan) sebesar cahaya matahari suhu related
55700 ind/m 3
dan kelimpahan dingin sehingga zooplankton berada
terendah di stasiun 3 (Wisata di permukaan. Pada siang hari
Segara Indah Dalegan) sebesar zooplankton berada jauh dari
42.969 ind/m . 3
Tingginya permukaan untuk menghindari
kelimpahan zooplankton karena cahaya matahari dan pada sore hari
dipengaruhi pembuangan limbah zooplankton mendekati ke
dari tambak udang yang permukaan.
menyebabkan kecerahan rendah. 314) Nilai indeks
Rendahnya suhu dan salinitas keanekaragaman (H) fitoplankton
menyebabkan zooplankton di tertinggi pada stasiun 5 yaitu di
stasiun tersebbut meningkat. laut lepas sebesar 2,46 sedangkan
Zahidin (2008) menyatakan bahwa nilai indeks keanekaragaman
distribusi harian zooplankton terendah (H) yaitu pada stasiun 3

11
yaitu pemukiman penduduk sebesar 0,18 sedangkan nilai
sebesar 2,12. Berdasarkan nilai indeks dominansi terendah yaitu
indeks keanekaragaman (H) pada stasiun 1 dan 5 yaitu muara
Perairan Pantai Dalegan, Sungai Bedahan dan laut lepas
Kecamatan Panceng, Kabupaten sebesar 0,11. Hal ini menunjukkan
Gresik, Jawa Timur menunjukkan bahwa di Perairan Pantai Dalegan,
tingkat keanekaragaman sedang Kecamatan Panceng, Kabupaten
dan kestabilan komunitas sedang. Gresik, Jawa Timur hampir tidak
Kondisi biota mudah berubah ada individu yang mendominasi.
walaupun mengalami pengaruh 317)
perubahan lingkungan yang relatif 3.2 Analisa Statistik
3.2.1 Biplot
kecil.
318)
315) Nilai indeks
keseragaman (E) zooplankton
tertinggi pada stasiun 1 dan 5
sebesar 0,82 sedangkan nilai
indeks keseragaman (E) terendah
yaitu pada stasiun 3 yaitu
Biplot (axes F1 and F2: 83.29 %)
pemukiman penduduk sebesar 4
4
4 3
0,74. Hal ini menunjukkan bahwa 3
2
penyebaran jumlah individu tiap 1
0
1
genus di Perairan Pantai Dalegan, 0
F2 (22.50 %)
-1 0
Kecamatan Panceng, Kabupaten -2 -1
Gresik, Jawa Timur tidak sama dan -3
-4 -3
-3
ada kecenderungan bahwa suatu -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

genus lebih mendominasi populasi F1 (60.80 %)


tersebut.
316) Nilai indeks 319) Gambar 2. Hasil
dominansi (D) zooplankton Analisa Statistik terhadap
tertinggi pada stasiun 3 yaitu di Stasiun Pengambilan dan
sekitar pemukiman penduduk Parameter Lingkungan.
3.2.2 Faktor Loading 321)
320) Tabel 5. Faktor Loading 322) Tabel 5. Lanjutan

12
323) 324) 325) 326) 327)
F1 F2 F3 F4
328) 329) 330)
Kecera 0.97 0.05 331) 332)
han 6 5 -0.207 0.042
335)
334) -
333) 0.78 0.56 336) 337)
Suhu 7 4 0.182 -0.171
340)
339) -
338) 0.84 0.16 341) 342)
Arus 5 2 -0.489 -0.145
345)
343) 344) -
Salinit 0.59 0.63 346) 347)
as 3 8 0.482 0.094
349) 350)
348) 0.95 0.13 351) 352)
DO 7 8 0.191 -0.169
355)
354) -
353) 0.90 0.00 356) 357)
pH 8 5 0.353 0.223
359)
- 360)
358) 0.11 0.73 361) 362)
Nitrat 3 0 0.669 -0.084
364) 365)
363) 0.77 0.49 366) 367)
Fosfat 3 0 -0.255 0.311
368) 369) 370)
Amonia 0.69 0.69 371) 372)
k 4 2 -0.065 -0.187
373) Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai F1 mampu menggambarkan
kondisi perairan secara umum. Nilai F1 yang mendekati nilai 1 adalah nilai
kecerahan sebesar 0,976. Nilai kecerahan merupakan nilai yang memiliki
pengaruh cukup besar pada plankton. Tingginya nilai kecerahan
menyebabkan fitoplankton dapat berfotosintesis dengan baik dan dapat
dapat meningkatkan nilai DO di perairan. Menurut Wardoyo (1981) dalam
Sanaky (2003), menurunnya penetrasi cahaya matahari maka semakin
rendah nilai kecerahannya. Rendahnya kecerahan akan mempengaruhi
proses fotosintesis plankton dan produktivitas perairan.
374)
3.2.3 Korelasi Pearson
375) Nilai amoniak, kecerahan, DO, pH dan fosfat berkorelasi
dengan struktur komunitas fitoplankton. Hal ini dikarenakan amoniak
merupakan unsur yang dibutuhkan fitoplankton. Melimpahnya amoniak di
perairan maka fitoplankton meningkat. Tingginya kecerahan maka
fotosintesis berlangsung dengan baik dan akan meningkatkan nilai DO.
Fitoplankton dapat hidup dengan kisaran kecerahan, DO, pH dan fosfat yang
bervariasi sehingga hanya beberapa fitoplankton yang dapat bertahan hidup.

13
Zahidin (2008) menyatakan bahwa perairan dengan kedalaman dan
kecerahan yang berbeda akan dihuni oleh plankton yang berbeda dan terjadi
stratifikasi komunitas yang berbeda pula. Kondisi tersebut menjadikan
plankton lebih beranekaragam, bahkan apabila terjadi dominansi maka yang
mendominasi hanyalah spesies tertentu saja
376) Salinitas berkorelasi dengan kelimpahan zooplankton. Hal ini
dikarenakan zooplankton memiliki kisaran salinitas yang berbeda dan
memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda. Reish (1979) dalam Zahidin
(2008) menyatakan bahwa perubahan salinitas akan mempengaruhi
kelimpahan plankton.
377)
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
378) Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian skripsi tentang
Analisis Struktur Komunitas Plankton di Perairan Pantai Dalegan Gresik
Sebagai Indikator Kualitas Perairan adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengukuran parameter lingkungan yang nilainya tidak sesuai adalah
nitrat, fosfat dan kecerahan di seluruh stasiun.
2. Struktur komunitas plankton di Perairan Pantai Dalegan, Kecamatan
Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur didapatkan hasil kelimpahan (N)
fitoplankton dan zooplankton sebesar 537.6297.843.531 sel/m 3 dan
20.90055.700 ind/m3. Keanekaragaman (H) fitoplankton dan zooplankton
sebesar 0,85-1,12 dan 2,122,46. Nilai dominansi (D)fitoplankton dan
zooplankton sebesar 0,6-0,8 dan 0,11-0,18. Serta nilai keseragaman (E)
fitoplankton dan zooplankton sebesar 0,26-0,41 dan 0,74-0,82.
3. Matriks korelasi Pearson variable parameter lingkungan dan indeks biologi
adalah sebagai berikut amoniak, DO, fosfat, pH, salinitas berkorelasi
dengan struktur komunitas plankton.
379)
4.2 Saran
380) Saran yang diberikan pada penelitian skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Perlunya peran pemerintah setempat kepada warga agar peduli dan tidak
membuang limbah ke laut karena dapat menyebabkan perubahan kualitas air
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan parameter lebih banyak untuk
mengetahui kualitas air laut dan struktur komunitas plankton di Perairan
Pantai Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik pada waktu / musim
yang berbeda.
3. Perlu dilakukan penambahan dan pembaharuan alat laboratorium agar tidak
menghambat jadwal pengambilan sampel.

14
381)
382) UCAPAN TERIMA KASIH
383) Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dwi Candra Pratiwi,
S.Pi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan
motivasinya. Kedua orangtuaku Suyitno (Alm) dan Siti Fauziah, kakak Es
Endah, Fakrudin A dan keluarga tercinta yang telah memberikan semangat
dan dorongan serta teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
artikel ini.
384)
385) DAFTAR PUSTAKA
386)
387) Arsyad, Muhammad. 2006. Analisis Tingkat Pencemaran Dengan
Pendekatan Plankton Sebagai Bioidikator di Perairan Teluk Doreri
Manokwari. Universitas Negeri Papua. Manokwari.
388)
389) Asmara, Anjar.2005. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan
Kondisi Fisika-Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu. Skripsi. FPIK IPB. Bogor.
390)
391) Chamidi, Muhammad Muammal. 2012. Konflik dan Resolusi Konflik
Nelayan di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. UIN
Sunan Kalijaga. Surabaya.
392) Davis, Charles C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton.
Michigan State University Press.
393)
394) Faza. Mohammad Faiz. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Sungai
Pesanggrahan Dari Bagian Hulu (Bogor, Jawa Barat) Hingga Bagian Hilir
(Kembangan, DKI Jakarta). Universitas Indonesia. Depok.
395)
396) Prescott, G. W. 1970. The Freshwater Algae. University of Montana.
397)
398) Radiarta, I Nyoman. 2013. Hubungan Antara Distribusi Fitoplankton
dengan Kualitas Perairan di Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa
Tenggara Barat. Universitas Udayana. Bali.
399)
400) Yamaji, Isamu. 1979. Illustration of The Marine Plankton of Japan.
Hoikusha Publishing Co, LTD. Japan.
401)
402) Zahidin, M. 2008. Kajian Kualitas Air di Muara Sungai Pekalongan
Ditinjau Dari Indeks Keanekaragaman Makrobentos dan Indeks
Saprobitas Plankton. Universitas Diponegoro. Semarang.
403)
404) Zumrotin, Lilik dan Utami, Wiwik Sri Wahyu. 2011. Kajian Tentang
Potensi Obyek Wisata Pantai Dalegan Sebagai Daerah Tujuan Wisata di
Kabupaten Gresik. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
405)

15

Anda mungkin juga menyukai