Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan
kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Geografi. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Klasifikasi Iklim Di
Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh
karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pengajar kami yang telah memberikan
limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah
berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang
akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam
mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang
membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga hampir tidak
mungkin dua tempat yang berbeda mempunyai iklim yang identik. Sebetulnya tidak terbatas jumlah
iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam suatu kelas atau tipe. Perlu
diketahui bahwa semua klasifikasi yang ada merupakan buatan manusia sehingga masing-masing ada
kebaikannya dan keburukannya. Satu hal yang penting adalah persamaan tujuan yaitu berusaha untuk
menyederhanakan jumlah iklim lokal yang tidak terbatas jumlahnya, menjadi golongan yang
jumlahnya relatif sedikit yaitu kelas-kelas yang mempunyai sifat yang penting dan bersamaan.
Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara negara satu dengan
lainnya, hal demikian mampu menyebabkan perbedaan dalam bidang proses alami, perkembangan
dan kehidupan biologis. Sehingga, perbedaan iklim antara negara dapat berpengaruh kepada: proses
pembentukan tanah, pelapukan batuan, kesuburan lahan pertanian, jenis tanaman budidaya, erosi, dan
sedimentasi. Perbedaan iklim ditentukan oleh faktor pengendali iklim negara bersangkutan dan
keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di setiap negara, yang rentan
sekali mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengaruh pengendali iklim sifatnya
tetap/permanen, sedang pengaruh elemen-elemen iklim bersifat tidak tetap/remanen. Baik pengendali
iklim dan elemen iklim merupakan faktor utama sebagai penentu iklim bagi negara.
Perbedaan iklim di setiap negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya lokasi
negara, kedudukan matahari, luas darat dan luas laut, topografi, dll. Faktor-faktor itu biasa disebut
pengendali iklim. Peng endali iklim dapat mengatur keberadaan unsur-unsur atau elemen-elemen
iklim di suatu wilayah. Ada dua faktor pengendali iklim, yaitu:
1) Garis Lintang
2) Bentuk muka bumi
3) Topografi
4) Daerah tekanan udara
5) Permukaan tanah
6) Luas darat dan laut
Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat
dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatny
(World Climate Conference, 1979)
Kondep abstrak yang menyatakan kebiaasan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu daerah
selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980)
Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang
terjadi di suatu daerah SIFAT selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1978)
SIFAT-SIFAT IKLIM :
UNSUR-UNSUR IKLIM :
1.Penyinaran Matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di bumi yang sangat penting dan menjadi sumber
energi utama di bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi oleh kondisi awan dan perbedaan
sudut datang sinar matahari.
2.Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan
berbeda-beda pada daerah tertentu. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara
tertinggi terdapat di daerah tropis garis ekuator (garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian
utara dan selatan) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang persebaran
secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin. Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer.
3.Kelembapan Udara (humidity)
Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara, makin
banyak uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara tersebut. Jadi,
Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya adalah
higrometer.
4.Per-Awanan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan atmosfer bagian
bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
5.Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu.
Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (Rain
Gauge).
6.Angin
Angin adalah udara yang berggerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke
daerah yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya
perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi, berarti tekanannya rendah dan sebaliknya. Alat
untuk mengukur arah dan. kecepatan angin disebut anemometer.
Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim
terdiri dari kombinasi dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi
bumi dalam 5 kelompok iklim, yaitu :
27% of Earth's total surface area , 55 % of world's population , Warmest month > 50 degrees
F, Coldest month > 32 degrees F but < 64.4 degrees F
1. Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs dry summer subtropical climate) : Dry
summer / "Mediterranean"
2. Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw) : winter dry period
3. Iklim sedang yang lembab (Cf) : no dry season / all months > 1.2 in. precip.
1. Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw) : dry winter
2. Iklim dingin tanpa pernah kering (Df) : no dry period
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan penggunaan klasifikasi iklim adalah :
Ada lima kelompok iklim utama dalam klasifikasi ini, yang masing-masing lalu dipilah lagi.
Lima kelompok ini adalah :
Iklim A, iklim tropika basah
Iklim B, iklim kering atau setengah kering
Iklim C, iklim dengan variasi suhu tahunan yang jelas
Iklim D, iklim sirkumpolar
Iklim E, iklim kutub
3) Iklim Junghuhn
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan
dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian F. Junghuhn membagi iklim Indonesia
berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut :
1. Zona iklim panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0-650 meter dan
temperature antara 26,30C.
2. Zona iklim sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650-1500 meter dan
temperature antara 220C 17,10C.
3. Zona iklim sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 2500 meter dan
temperature antara 17,10C 11,10C.
4. Zona iklim dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan
temperature kurang dari 11,10C.
4) Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan hubungannya
dengan tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah daerah tertentu. Penggolongan
iklimnya lebih di kenal dengan zona agroklimat. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah
sebagai berikut
A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan;
B1 7 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering;
B2 7 9 bulan basah berurutan dan 2 4 bulan kering;
C1 5 6 bulan basah berurutan dan 2 4 bulan kering;
C2 5 6 bulan basah berurutan dan 2 4 bulan kering;
C3 5 6 bulan basah berurutan dan 5 6 bulan kering;
D1 3 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;
D2 3 4 bulan basah berurutan dan 2 4 bulan kering;
D3 3 4 bulan basah berurutan dan 5 6 bulan kering;
D4 3 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering;
E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;
E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 4 bulan kering;
E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 6 bulan kering;
E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.
3.1 KESIMPULAN
Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam
melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan
(presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya,
misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap
menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim
yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang
tersebut
Setelah pembahasan makalah dilakukan, maka kami mendapat beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Sistem klasifikasi diindonesia hanya menggunakan tiga sistem, yaitu sistem klasifikasi Koppen,
Schmidth-Ferguson, dan Oldeman.
2. Sistem klasifikasi Koppen disebut juga curah hujan dan temperatur.
3. Sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson biasanya selalu memakai Q model.
4. Klasifikasi Oldeman disebut juga deretan bulan basah.
5. Dari tiga klasifikasi yang dipakai diindonesia, hanya sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson yang
biasa dipakai.
6. Schmidth-Ferguson hanya memakai rata-rata bulan kering (BK) dan bulan basah (BB).
DAFTAR PUSTAKA
http://lingster.web.id/penyebab-dampak-secara-global/htpm
http://www.plnsumut.co.id/SMF-15/index.php?topic=211.0
http://www.bappenas.go.id/node/116/1973/antisipasi-perubahan-iklim
http://surya.wordpress.com/definisi-pemanasan-global/
http://iklim.dirgantara-lapan.or.id/index.php
http://klikgeografi.blogspot.co.id/2015/07/klasifikasi-iklim-lengkap-koppen.html
kgeografi.blogspot.co.id/2015/07/klasifikasi-iklim-lengkap-koppen.html