Farmasi Sosial
Farmasi Sosial
PENDAHULUAN
Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang memerlukan
pengobatan. Menurut peraturan resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap, dan apotek
harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan yang tertulis dalam resep. Banyak dari
kesalahan penulisan resep, salah membaca resep karena tulisan tidak jelas, salah penyiapan
dan penyerahan resep oleh petugas farmasi, sampai kesalahan dalam mengonsumsi obat bisa
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena pada umumnya di Indonesia, resep obat
masih dibuat dengan tulisan tangan dokter, tidak seperti halnya di negara barat yang sudah
menggunakan alat elektronika. Karena masih dengan tulisan tangan inilah sering kali terjadi
salah baca oleh apoteker. Contohnya, antara nama obat yang diresepkan dan yang diberikan
kepada pasien sering tertukar. Lebih parahnya lagi jika alamat dan nomor kontak diresep juga
tidak jelas terbaca. Kesalahan tersebut juga bisa terjadi karena tidak adanya salah satu syarat
yang harus dimuat dalam resep. Kesalahan-kesalahan seperti itu seharusnya bisa dicegah.
0leh karena itu kami membuat makalah yang berjudul resep untuk bisa menjadi acuan dalam
penulisan resep yang benar sehingga kesalahan-kasalahan dalam penulisan resep bisa
dicegah.
Rumasan Masalah adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan
makalah ini adalah Resep untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1.3 Tujuan
ISI
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang
diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker
pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Resep
disebut juga formulae medicae, terdiri dari frormulae officinalis (yaitu resep yang tercantum
dalam bukuu farmakope atau buku lain nya dan merupakan standar) dan formulae magistralis
(yaitu resep yang ditulis oleh dokter).
a. Nama, alamat, dan nomer praktek Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep ( inscriptio ).
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep ( inventacio ).
d. Nama setiap obat atau komposisi obat,jumlah dan cara membuatnya ( praescriptio /
ordinatio ).
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis ( signatura ).
f. Tanda tangan atau paraf Dokter penulis resep, sesuai perundang-undangan yang
berlaku ( subcriptio ).
g. Jenis hewan atau nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter hewan.
h. Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Tidak ada standar baku di dunia tentang penulisan resep. Untuk Indonesia,
resep yang lengkap menurut SK Menkes RI No. 26/2981 (BAB III, pasal 10) memuat:
LANGKAH PRESKRIPSI
JADWAL PEMBERIAN
Jadwal pemberian ini meliputi frekuensi, satuan dosis per kali
dan saat/waktu pemberian obat. Dalam resep tertuang dalam unsur
signatura.
FREKUENSI
Frekuansi artinya berapa kali obat yang dimaksud diberikan
kepada pasien. Jumlah pemberian tergantung dari waktu paruh
obat, BSO, dan tujuan terapi. Obat anti asma diberikan kalau
sesak (p.r.n) namum bila untuk menjaga agar tidak terjadi serangan
asma dapat diberikan secara teratur misal 3 x sehari (t.d.d).
SAAT/WAKTU PEMBERIAN
Hal ini dibutuhkan bagi obat tertentu supaya dalam pemberiannya
memiliki efek optimal, aman dan mudah di kuti pasien. Misal:
Obat yang absorbsinya terganggu oleh makanan sebaiknya
diberikan saat perut kosong 1/2 1 jam sebelum makan (1/2 1 h.
a.c), obat yang mengiritasi lambung diberikan sesudah makan (p.c)
dan obat untuk memepermudah tidur diberikan sebelum tidur (h.s), dl.
LAMA PEMBERIAN
Lama pemberian obat didasarkan perjalanan penyakit atau
menggunakan pedoman pengobatan yang sudah ditentukan dalam
Secara garis besar faktor yang mempengaruhi penulisan resep dibagi dua yaitu faktor
medis dan faktor nonmedis. Faktor medis adalah faktor yang berhubungan dengan status
kesehatan pasien yang merupakan faktor utama yang menentukan apakah seorang pasien
akan diberikan resep obat atau tidak. Faktor nonmedis terbagi dua lagi yaitu:
Industri Farmasi dikatakan mempunyai pengaruh yang kuat dalam penulisan resep
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung dilakukan dengan
iklan melalui pos atau di jurnal, kalender detailmen, eksibisi obat, sample obat. Secara tidak
langsung seperti bantuan penelitian medis, bantuan untuk jurnal ilmiah, bantuan dan
pengorganisasian pelatihan medis. Demikian juga pengaruh profesi kesehatan lainnya
(perawat,apoteker) dan kolega yang mempengaruhi melalui contoh perorangan, diskusi dan
saran yang bersifat informal, melalui pendekatan administratif seperti pembuatan
Formularium.
.
Faktor-faktor yang disebutkan di atas berbeda pengaruhnya untuk setiap dokter pada
kondisi-kondisi tertentu dan bersifat kompleks. Karena itu intervensi yang dilakukan untuk
memperbaiki kualitas peresepan obat haruslah dimulai dengan mengerti terlebih dahulu pada
masalah perilaku.
3.1 Kesimpulan
Ada tiga faktor yang terkait dengan ketidaksesuaian penulisan resep dengan formularium,
yaitu faktor dokter, pasien dan obat. Keputusan dokter untuk menuliskan resep dipengaruhi
pendidikan, informasi yang diterima dari sejawat, lingkungan tempat kerja dan industri
farmasi, serta interaksi dengan pasien.
Pasien mempunyai keluhan dan keinginan, serta sebagai pihak yang membayar dapat
mempengaruhi penulisan resep dokter. Obat merupakan produk industri farmasi, dimana
pihak industri farmasi berperan mengiklankan produknya kepada dokter agar dokter mau
menggunakannya.
3.2 Saran
Setelah mempelajari dan memahami tentang makalah ini, diharapkan para mahasiswa
dapat mempraktekan apa yang telah dipelajari dari pembuatan makalah ini.