Reff Tegmuk
Reff Tegmuk
OLEH:
1. Sabiili Yuliastuti (12030654205)
2. Eka Yuliati S (12030654217)
3. Dewi Puspita Sari (12030654220)
4. Fita Sukma Arini (12030654228)
5. Utari Yulia Ariska (12030654237)
A. Latar Belakang
Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan
tetapi fenomena-fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya
tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak
diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang
bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air,
gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di
atas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapile.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada
permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada
zat cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Suatu molekul
dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul
lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua
arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan. Tegangan
permukaan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
suhu, zat terlarut, dan surfaktan.
Oleh karena itu dilakukan perobaan agar dapat mengetahui pengaruh
adanya penambahan sabun dalam suatu larutan pada tegangan permukaan
yang dihasilkan dalam larutan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah pengaruh penambahan sabun dalam air terhadap teganan
permukaan cairan?
C. Tujuan
Adapun tujuan untuk melakukan percobaan ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh penambahan sabun dalam air terhadap
teganan permukaan cairan.
D. Hipotesis
Semakin sedikit detergen yang ditambahkan, maka tegangan pemukaan yan
gdihsilkan semakin besar. Dan semakin banyak detergen yan gditambahkan
makan teganan permukaan semakin kecil.
BAB II
KAJIAN TEORI
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang
disebut batang. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada
sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih.Di
negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat
bantu mencuci atau membersihkan (Anonim, 2014).
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga
dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan
adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan
cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian polar
molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian polar
mempunyai gugus hidroksil sementara bagian non polar biasanya merupakan
rantai alkil yang panjang (Anonim, 2013).
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda
yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh
benda itu. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan
zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu
kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang
luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola
atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan
baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil
di permukaannya.
a. Persamaan Tegangan Permukaan
Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat
lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan
air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan
perbandinganantara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya
bekerja (d). Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya
tegangan permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan
permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter
(dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu
lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua
cairan tidak bercampur lebihbesar dari pada adhesi antara cairan dan udara
(Hamid, 2010).
a. Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat
terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan
permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan
berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan.
Faktor-faktor yang menpengaruhi :
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energy kinetik molekul.
2. Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan
viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar.
Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut
biasa disebut dengan surfaktan. Surfaktan (surface active agents), zat yang
dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi pada
permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh
dari surfaktan.
b. Sturktur surfaktan secara 3 dimensi
Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang
mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung
non polar (hidrifobik). Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan
diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur).
Surfaktan akan selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda
jenis), bila jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu
surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan
lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada antar muka. Sebaliknya,
bila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih kecil dari lipofil maka
surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antar
muka. Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu,
surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam pelarut
air. Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk dalam
golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon,
dan senyawa silicon. Sedangkan surfaktan yang larut dalam pelarut air :
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zart pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, oencegah
korosi, dan lai-lain. Ada empat yang temasuk dalam golongan ini yaitu
surfaktan anion yang bermuatan negative, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter
yang bermuatan negative dan positif bergantung pada pH-nya.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan
ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh
kepala-kepala hidrofiliknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat
membentuk misel (miceves), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai
hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun
bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion
bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon,
sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam
air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air. Larutan surfaktan
dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah
konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh
pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan
menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (KMK).
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan
dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan
peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan
didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip
juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau padatan dan gas.
Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka.
(Douglas, 2001)
c. Hubungan Deterjen dengan Tegangan Permukaan Air
Semua cairan memiliki tegangan permukaan, tetapi tegangan
permukaan air lebih tinggi dari yang lainnya. Tegangan permukaan dari air
bisa diturunkan dengan penambahan zat pembasah seperti sabun atau
deterjen. Sabun dan deterjen adalah surfaktan (zat aktif permukaan). Ketika
suatu deterjen ditambahkan ke butiran air dalam permukaan yang
berminyak, tegangan permukaan akan menurun, butiran-butiran akan
hancur, dan air akan menyebar. Tegangan permukaan cairan dapat
didefinisikan sebagai gaya per satuan panjang pada permukaan cairan yang
melawan ekspansi dari luas permukaan. Tegangan permukaan cairan ,
berbeda-beda bergantung pada jenis cairan dan suhu. Adanya zat terlarut
pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan
tergantung sifat zat terlarutnya. Makin kecil nilai suatu cairan, makin besar
kemampuan cairan tersebut membasahi benda.
Penelitian mengenai sifat-sifat deterjen dan dampaknya terhadap
perairan yang telah dilakukan Manik, J.M (1987), yang menyimpulkan bahwa
secara fisika deterjen merupakan zat yang berfungsi menurunkan tegangan
permukaan zat cair. Bhattacharya (2004) telah meneliti tentang studi
tegangan permukaan poly (vinil alcohol) yang dipengaruhi konsentrasi, suhu
dan penambahan zat chaotropic telah menyimpulkan bahwa suhu dan
konsentrasi dapat meningkatkan dan menurunkan tegangan permukaan
molekul polimer tersebut. Syahra (2004) telah meneliti pengaruh konsentrasi
deterjen komersil dan komposisi linier alkilbenzen sulfonat pada beberapa
merek dagang deterjen cair terhadap tegangan antar permukaan air-minyak
tanah.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Rancangan Percobaan
B. Variabel Percobaan
1. Variabel manipulasi : konsentrasi detergen
Devinisi operasional : macam-macam konsentrasi detergen (50 ml, 75
ml, 100 ml)
2. Variabel kontrol : panjang kawat
Devinisi operasional : panjangnya kawat saat kawat tadi di keluarkan dari
detergen , hingga membentuk gelembung, sampai gelembung tersebut
pecah.
3. Variabel respon : tegangan permukaan
Devinisi operasional : tingkat tegangan permukaan yang dihasilkan.
C. Alur
A. Langkah Percobaan
Langkah awal adalah menimbang kawat loop bagian bawah dengan
neraca ohaus, kemudian menuangkan sabun detergen kedalam gelas ukur,
mengukkur sesuai ukuran 50 ml,75 ml, dan 100 ml, kemudian menuangkan
kedalam gelasa kimia. Selanjutnya kawat loop tadi dicelupkan kedalam
cairan sabun, setelah dicelupkan pada cairan sabun di angkat, pada kawat
loop tersebut telah berisi gelembung, menghitungnya dengan menggunakan
stopwatch , kemudian diamati sampai gelembung itu pecah , stopwatch
dimatikan , mengulangi langkah diatas dengan menggunakan konsentrasi
detergen yang berbeda.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. DATA
Grafik
BAB V
PEMBAHASAN
massa. Semakin besar massa kawat yang digunakan akan semakin besar
pula nilai tegangan permukaan yang dihasilkan. Hal tersebut dapat
dibuktikan bahwa ketika menggunakan massa kawat berturut-turut 0,6; 1,1;
1,2; 1,3; 1,5 dan 1,6 gram didapatkan nilai tegangan permukaan secara
berturut-turut 0,05; 0,091; 0,1 ;0,108 ;0,125 ;1,33 N/m.
Selain itu, semakin banyak konsentrasi detergen yang ditambahkan,
maka akan semakin menimbulkan efek licin pada kawat U yang digunakan
sehingga kawat geser akan semakin menurun. Turunnya kawat tersebut
kemudian juga diikuti oleh menurunnya kerapatan dari lapisan elastis pada
gelembung yang dihasilkan. Sehingga gelembung tersebut juga akan
semakin cepat pecah atau meletus. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa
menurunnya nilai tegangan permukaan suatu zat cair dapat dilihat dari besar
luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen akibat
pergeseran panjang kawat. Semakin besar luas permukaan yang terbentuk
oleh zat cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan. Hal ini
dikarenakan (jika dilihat dari nilai tegangan permukaan diperoleh)
pengaruh konsentrasi pemberian detergen tidak dimasukkan dalam
rumus sehingga seolah-olah pemberian konsentrasi detergen tidak
berpengaruh terhadap nilai tegangan permukaan padahal sebenarnya
fungsi dari detergen itu sendiri ketika dilarutkan dalam air yaitu untuk
menurunkan tegangan permukaan pada air tersebut.
BAB VI
KESIMPULAN
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC. Giancoli. 2001. Fisika Edisi
ke-5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
D, Satya. 2012. Hubungan Detergen dengan Tegangan Permukaan Air .
(Onlone), (http://satyad.blogspot.com/2012/02/hubungan-deterjen-
dengan-tegangan.html. diakses pada 5 Mei 2014)
Ibrahim, Solihin. 2000. Fisika. erlangga: Jakarta Kanginan, Marthen. Physics for
Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010. Jakarta: Erlangga
Rizky.2012. Tegangan Permukaan. (Online),
(http://riizky007.blogspot.com/2012/10/tegangan-permukaan.html
diakses pada 5 Mei 2014)
LAMPIRAN