Anda di halaman 1dari 5

4.

HASIL
4.1 Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan kelompok 1

Stadia Serangga Jumlah


Imago 157
Pupa -
Larva -
Telur -

Tabel 2. Hasil pengamatan kelompok 2

Stadia Serangga Jumlah


Imago
Stadia Serangga 214
Jumlah
Pupa
Imago 273 -
Larva
Pupa - -
Telur
Larva - -
Telur -
Tabel 3. Hasil pengamatan kelompok 3

Stadia Serangga Jumlah


Imago 176
Pupa -
Larva -
Telur -
Tabel 4. Hasil pengamatan kelompok 4
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan jumlah imago Oryzaephilus surinamensis
diatas diperoleh bahwa jumlah imago yang muncul pada perbanyakan kelompok 1
yaitu 157 ekor, pada kelompok 2 yaitu sebanyak 214 ekor, kemudian pada
kelompok 3 yaitu 273 ekor, sedangkan pada kelompok 4 sebanyak 176 ekor.
Serangga ini telah diperbanyak kurang lebih selama 4 minggu. Hasil ini
menunjukkan peningkatan jumlah yang signifikan dari hanya 50 imago kemudian
menjadi rata-rata berjumlah 204 dari keempat kelompok. Menurut Rivai (2006)
siklus hidup kumbang Oryzaephilus selama 25 hari pada kondisi yang optimum.
Satu ekor kumbang betina mampu meletakkan telur sebanyak 400 telur (selama 10
minggu). Lamanya stadia telur antara 3-17 hari. Lamanya stadia larva antara 12-
15 hari, sedangkan stadia pupa antara 10 - 12 hari. Kemampuan hidup serangga
dewasa 6 - 10 bulan tetapi ada yang mampu hidup sampai 3 tahun. Akibat
serangan hama ini di antaranya adalah pemanasan pada komoditi dan penurunan
berat.

Hal ini tentunya sesuai dengan pernyataan Rivai (2006) yang menyatakan
bahwa satu ekor kumbang O.surinamensis betina mampu meletakkan telur
sebanyak 400 telur (selama 10 minggu). Karena apabila imago betina mampu
menghasilkan bekisar 400 butir dalam kurun waktu 10 minggu, maka tentunya
imago yang kami perbanyak telah menghasilkan rata-rata 204 ekor serangga baru
dalam waktu 4 minggu. Sehingga apabila rata-rata telur perhari yaitu 6, maka
6x70 hari = 420 butir telur. Dan pada perbanyakan kelompok kami 6x28 = 168
butir telur. Apabila ditambah 6 minggu lagi jumlah serangganya akan menjadi
kurang lebih 420 ekor serangga.
Mangoendiardjo (1978) dan Kartasapoetra (1991), mengemukakan
bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi kehidupan hama pascapanen atau
hama gudang yaitu faktor genetis, makanan, iklim, musuh alami dan kegiatan
manusia. Faktor genetis meliputi faktor-faktor bawaan sejak lahir dari serangga
seperti rasio kelamin, fekunditas, kemampuan untuk mencari pasangan kopulasi
dan lain-lain. Faktor iklim yang penting bagi serangga hama gudang adalah iklim
mikro yang meliputi suhu dan kelembaban didalam gudang dan sekitar bahan
simpanan, cahaya dan aerase. Faktor musuh alami meliputi parasitoid, predator
dan patogen (penyakit). Faktor makanan meliputi jenis, kualitas dan kuantitas
bahan simpanan yang berpengaruh langsung pada pertumbuhan dan
perkembangan serangga hama gudang. Faktor kegiatan manusia meliputi
penyediaan tempat penyimpanan (gudang), pengaturan lingkungan gudang,
pengemasan (pengepakan) serta pengelolaan bahan (material) yang akan disimpan
terutama kualitasnya, yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pada
kehidupan serangga hama pada bahan simpanan (gudang).
Selain itu Menurut Magoendiardjo (1978) dan Sodiq (1981), lingkungan
fisik dan kondisi tempat penyimpanan seperti iklim mikro yakni suhu dan
kelembaban udara disekitar bahan dan didalam tempat penyimpanan serta sanitasi
tempat penyimpanan sangat berpengaruh pada perkembangan serangga-serangga
hama gudang. Hal tersebut akan mengakibatkan populasi serangga hama akan
meningkat dengan cepat, sehingga dengan demikian menyebabkan pula serangga
hama dan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tersebut pada bahan simpanan
juga meningkat.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
dari O.surinamensis yang diinvestasi selama kurang lebih 4 minggu tetap masih
bisa berkembang dan mengalami kenaikan serta tidak banyak mengalami
pengurangan dari jumlah imago populasi awal serta justru malah meningkat
secara signifikan dengan jumlah 157 ekor pada kelompok 1, 214 ekor pada
kelompok 2, 273 ekor pada kelompok 3, dan 176 ekor pada kelompok 4. Hal ini
mengindikasikan bahwa O.surinamensis memiliki potensi berkembang biak yang
positif dengan kecenderungan populasi meningkat pada setiap generasi. Harapan
hidup telur lebih besar dari larva dan pupa. Hal ini disebabkan karena telur belum
banyak terkontaminasi dengan factor luar yang masih terbungkus dengan kulit
telur yang keras dan belum beraktivitas.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, A.G. 1981. Hama Hasil Tanaman dalam Gudang. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Mangoendiardjo, S., 1978. Hama-Hama Gudang (Pada Bahan Simpanan).
Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Rivai, Mohamad. & Indrosancoyo Adi Wirawan. 2006. Hama Gudang dan Pantri.
Hama Permukiman Indonesia. Pengenalan biologi dan pengendalian.
Editor Sigit SH. & UK Hadi. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. 2006: 261-
287.

Anda mungkin juga menyukai