Anda di halaman 1dari 21

22

SISTEM PENCERNAAN

A. Definisi sistem pencernaan


Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan
dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Sistem pencernaan akan memecah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna
oleh tubuh.
Sistem perncernaan mengolah makanan makanan sehingga dapat diserap
dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Sistem
pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular
panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris,
seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pancreas.Saluran
pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran
grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah
mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaannormal.
B. Anatomi dan Fisiologi sistem pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis,
22

asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan
lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menela
n dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal
dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan
hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior
= bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut
orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering
22

juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: oeso membawa, dan phagus


memakan).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut
histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
Bagian Superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Bagian Tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Serta Bagian Inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu:
Kardia.
Fundus.
Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot


berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara


ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting :

a. Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.

b. Asam klorida (HCl) menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus Halus (Usus Kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
22

melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga


melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan
serosa ( Sebelah Luar ).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
a. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum
berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk
ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna
oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

b. Usus Kosong (jejenum)


Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan
usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
22

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang
berarti kosong.
c. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap
vitamin B12 dan garam-garam empedu.
6. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air, dan terjadilah diare.

7. Usus Buntu (Sekum)


Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
8. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis
22

yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2
sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing
bisa berbeda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap
terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial
(sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam
sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

9. Rektum Dan Anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
22

sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar
BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
10. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar
yaitu :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan


melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. Potongan depan
perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.

11. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.
Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau
hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.
12. Kandung Empedu
22

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk


buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar
7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan
hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:


Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
C. Patofisiologi sistem pencernaan
Macam-macam gangguan pada saluran pencernaan adalah segala
penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan, dan bisa terjadi di bagian mana
pun dari sistim pencernaan seperti di lambung, usus besar, usus kecil, usus dua
belas jari, kolon dan bahkan pada rectum. Gangguan pada saluran pencernaan ini
bermacam-macam dari yang ringan dan dapat diatasi dengan pengobatan topical
seperti sembelit atau diare sampai dengan yang sangat serius dan memerlukan
tindakan medis seperti kanker usus.
a. Diare
Ini termasuk gangguan pada saluran pencernaan yang paling sering ditemui,
khususnya pada anak-anak. Penyebab diare bisa bermacam macam, mulai dari
kurangnya kebersihan makanan, salah makan, infeksi, cacingan dan lain-lain.
Bakteri yang masuk ke dalam sistim pencernaan mengakibatkan terjadinya
rangsangan yang kuat pada mukosa usus yang menyebabkan peningkatan gerakan
otot usus, akibatnya makanan tidak dapat terserap secara sempurna. Diare dapat
dikatakan akut jika mencret lebih dari 4 kali sehari dengan konsentrasi tinja yang
semakin lama semakin cair. Diare tidak menyebabkan kematian, namun dehidrasi
yang menyertainya dapat membuat penderita kehilangan cairan tubuh secara
drastis yang jika tidak ditangani dapat membuat penderita meninggal. Jadi, yang
perlu sangat diwaspadai bukan lah diarenya, melainkan dehidrasinya. Pastikan
penderita mendapatkan cukup minum agar cairan tubuhnya terjaga. Salah satu
22

indikator apakah penderita diare mengalami dehidrasi atau tidak, cermati kuantitas
air seninya. Selama kuantitasnya cukup, berarti penderita tidak mengalami
dehidrasi. Pengobatan awal untuk diare yaitu dengan memberikan oralit. Oralit
mengandung natrium, glukosa, kalium dan bikarbonat semua kandungan tersebut
berfungsi untuk menggantikan cairan yang hilang lewat BAB yang berlebihan.
Berikan oralit pada penderita sesuai dengan dosis yang disarankan. Komposisi
oralit untuk orang dewasa dan anak anak berbeda. Pada anak, natriumnya harus
lebih rendah jadi jangan berikan oralit terlalu banyak pada anak-anak karena
malah akan mengakibatkan hipernatrium dimana bisa-bisa anak mengalami koma.
b. Sembelit (Konstipasi).
Berbanding terbalik dengan diare, dimana feses yang keluar berbentuk cair
dengan frekuensi yang tinggi; sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pada
sistem pencernaan dimana penderitanya mengalami pengerasan feses sehingga
sulit untuk dikeluarkan, bahkan sampai menyebabkan rasa sakit yang amat sangat
bagi penderitanya. Penyebab konstipasi bermacam-macam, mulai dari pola
makanyang buruk, stres, gangguan hormon, efek samping obat obatan tertentu,
dan bisa juga karena kelainan anatomis. Pencegahan konstipasi dapat dilakukan
dengan memperbaiki pola makan dan memperbanyak asupan serat, sedangkan
untuk pengobatannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat pencahar
(laksatif) sesuai dosis yang disarankan. Namun bila konstipasi begitu
serius(obstipasi), tindakan pembedahan mau tak mau menjadi pilihan, meski
kasus seperti ini jarang terjadi.
c. Wasir (Hemoroid).
Ini merupakan gangguan pencernaan berupa pelebaran pembuluh darah
balik di dalam jaringan pembuluh darah di bagian anus akibat tekanan yang
berlebihan. Keluhan awal biasanya adalah keluarnya tetesan darah setelah BAB.
Pencegahan wasir bisa dilakukan dengan menerapkan diet kaya serat, yaitu
dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah buahan agar volume tinja besar
namun tetap lembek, sehingga proses BAB menjadi mudah dan lancar karena
tidak perlu mengejan, dimana hal tersebut dapat merangsang timbulnya wasir.
d. Kanker Usus
Penyakit ini masuk dalam urutan ketiga penyebab kematian terbesar di
seluruh dunia. Penelitian menunjukkan kandungan kalsium yang tinggi yang
terdapat pada susu dapat melindungi usus dari serangan kanker. Konsumsi
22

kalsium dalam jumlah yang cukup setiap harinya dapat mengurangi tingkat resiko
kanker usus.

Oleh karena itu, sebagai pencegahannya, sebaiknya anda rutin


mengkonsumsi susu dan juga produk olahan susu seperti yogurt dan keju. Selain
itu, konsumsi kalori, buah dan sayuran secara seimbang untuk mengurangi
tingginya timbunan lemak yang mengakibatkan timbulnya macam-macam
gangguan pada saluran pencernaan.
D. Pemeriksan penunnjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk sistem pencernaan terdiri dari:
Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan
untuk memperoleh jaringan dari dalam tubuh)
Rontgen
Ultrasonografi (USG)
Perunut radioaktif
Pemeriksaan kimiawi.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu dalam menegakkan


diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan kadang mengobati penyakit pada
sistem pencernaan.

Pada beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih


dahulu; ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya
melakukan puasa; sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan persiapan
khusus.

Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan sistem pencernaan adalah


riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Tetapi gejala dari kelainan pencernaan
seringkali bersifat samar sehingga dokter mengalami kesulitan dalam menentukan
kelainan secara pasti. Kelainan psikis (misalnya kecemasan dan depresi) juga bisa
mempengaruhi sistem pencernaan dan menimbulkan gejala-gejalanya.

A. Pemeriksaan Kerongkongan
1. Pemeriksaan barium.
Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan
dipantau melalui fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang
memungkinkan barium diamati atau difilmkan). Dengan fluoroskopi, dokter
bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi kerongkongan (misalnya
22

penyumbatan atau ulkus). Gambaran ini seringkali direkam pada sebuah film
atau kaset video.
Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang dilapisi oleh
barium, sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau bagian
kerongkongan yang tidak berkontraksi secara normal. Cairan barium yang
ditelan bersamaan dengan makanan yang dilapisi oleh barium bisa
menunjukkan kelainan seperti:
Selaput kerongkongan (dimana sebagian kerongkongan tersumbat oleh
jaringan fibrosa)
divertikulum Zenker (kantong kerongkongan)
erosi dan ulkus kerongkongan
varises kerongkongan
tumor.
2. Manometri.
Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat
pengukur tekanan dimasukkan ke dalam kerongkongan. Dengan alat ini
(alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah kontraksi
kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.
3. Pengukuran pH kerongkongan.
Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau
tidak.
4. Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan).
Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam
kerongkongan melalui sebuah selang nasogastrik. Pemeriksaan ini digunakan
untuk menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena iritasi kerongkongan
oleh asam dan merupakan cara yang baik untuk menentukan adanya
peradangan kerongkongan (esofagitis).
B. Intubasi
Intubasi adalah memasukkan sebuah selang plastik kecil yang lentur melalui
hidung atau mulut ke dalam lambung atau usus halus.
Prosedur ini bisa digunakan untuk keperluan diagnostik maupun
pengobatan.
Intubasi bisa menyebabkan muntah dan mual, tetapi tidak menimbulkan nyeri.
Ukuran selang yang digunakan bervariasi, tergantung kepada tujuan dilakukannya
prosedur ini (apakah untuk diagnosik atau pengobatan).
1. Intubasi Nasogastrik.
22

Pada intubasi nasogastrik, sebuah selang dimasukkan melalui hidung


menuju ke lambung. Prosedur ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan
lambung, untuk menentukan apakah lambung mengandung darah atau untuk
menganalisa keasaman, enzim dan karakteristik lainnya. Pada korban
keracunan, contoh cairan lambung ini dianalisa untuk mengetahui racunnya.
Kadang selang terpasang agak lama sehingga lebih banyak contoh cairan yang
bisa didapat.
Intubasi nasogastrik juga bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan
tertentu:
Untuk menghentikan perdarahan dimasukkan air dingin
Untuk memompa atau menetralkan racun diberikan karbon aktif
Pemberian makanan cair pada penderita yang mengalami kesulitan
menelan.

Kadang intubasi nasogastrik digunakan secara berkesinambungan untuk


mengeluarkan isi lambung. Ujung selang biasanya dihubungkan dengan alat
penghisap, yang akan mengisap gas dan cairan dari lambung.
Cara ini membantu mengurangi tekanan yang terjadi jika sistem pencernaan
tersumbat atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2. Intubasi Nasoenterik.
Pada intubasi nasoenterik, selang yang dimasukkan melalui hidung lebih
panjang, karena harus melewati lambung untuk menuju ke usus halus.
Prosedur ini bisa digunakan untuk:
mendapatkan contoh isi usus
mengeluarkan cairan
memberikan makanan.

Sebuah selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya


bisa digunakan untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk
diperiksa secara mikroskopik atau untuk analisa aktivitas enzim).

Lambung dan usus halus tidak dapat merasakan nyeri, sehingga kedua
prosedur diatas tidak menimbulkan nyeri.

C. Endoskopi
22

Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan


selang/tabung serat optik yang disebut endoskop. Endoskop yang dimasukkan
melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
kerongkongan (esofagoskopi)
lambung (gastroskopi)
usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).

Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk


memeriksa:

rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)


keseluruhan usus besar (kolonoskopi).

Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya


berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.

Sistem video serat-optik memungkinkanendoskop menjadi fleksibel


menjalankan fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.

Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk
mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk menghancurkan
jaringan yang abnormal.

Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan,


daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang
abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan
lainnya.

Endoskop juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang


berbeda bisa dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:
Elektrokauter bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan atau untuk mengangkat suatu pertumbuhan yang kecil.

Sebuah jarum bisa digunakan untuk menyuntikkan obat ke dalam varises


kerongkongan dan menghentikan perdarahannya.
22

Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya


dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa
menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan
dilakukan.

Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita


biasanya menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.

Komplikasi dari penggunaan endoskopi relatif jarang. Endoskopi dapat


mencederai atau bahkan menembus saluran pencernaan, tetapi biasanya endoskopi
hanya menyebabkan iritasi pada lapisan usus dan perdarahan ringan.

D. Laparoskopi
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan
endoskop. Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total.
Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di
dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam
rongga perut. Dengan laparoskopi dokter dapat:
mencari tumor atau kelainan lainnya
mengamati organ-organ di dalam rongga perut
memperoleh contoh jaringan
melakukan pembedahan perbaikan.

E. Rontgen
1. Foto polos perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak
memerlukan persiapan khusus dari penderita. Sinar X biasanya digunakan
untuk menunjukkan:
suatu penyumbatan
kelumpuhan saluran pencernaan
pola udara abnormal di dalam rongga perut
pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
2. Pemeriksaan barium.
22

Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada
foto rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan
lapisan dari kerongkongan, lambung dan usus halus. Barium yang terkumpul di
daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus, erosi, tumor dan varises
kerongkongan.
Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk
menunjukkan keberadaan barium. Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk
mengamati pergerakan barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga
bisa direkam.
Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan,
dokter dapat menilai:
fungsi kerongkongan dan lambung
kontraksi kerongkongan dan lambung
penyumbatan dalam saluran pencernaan.

Barium juga dapat diberikan dalam bentuk enema untuk melapisi usus
besar bagian bawah. Kemudian dilakukan foto rontgen untuk menunjukkan
adanya polip, tumor atau kelainan struktur lainnya. Prosedur ini bisa
menyebabkan nyeri kram serta menimbulkan rasa tidak nyaman.

Barium yang diminum atau diberikan sebagai enema pada akhirnya akan
dibuang ke dalam tinja, sehingga tinja tampak putih seperti kapur.
Setelah pemeriksaan, barium harus segera dibuang karena bisa menyebabkan
sembelit yang berarti. Obat pencahar bisa diberikan untuk mempercepat
pembuangan barium.

F. Parasentesis
Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan
mengambil cairannya. Dalam keadaan normal, rongga perut diluar saluran
pencernaan hanya mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan bisa terkumpul
dalam keadaan-keadaan tertentu, seperti perforasi lambung atau usus, penyakit
hati, kanker atau pecahnya limpa.Parasentesis digunakan untuk memperoleh
22

contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk membuang cairan yang
berlebihan.
Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum
parasentesis untuk memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan
yang berlebihan.
Selanjutnya daerah kulit (biasanya tepat dibawah pusar) dibersihkan dengan
larutan antiseptik dan dibius lokal. Melalui kulit dan otot dinding perut,
dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan tabung suntik ke dalam rongga
perut dimana cairan terkumpul. Sejumlah kecil cairan diambil untuk pemeriksaan
laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan diambil untuk mengurangi
pembengkakan perut.
G. USG Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari
organ-organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ
(misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di
dalamnya.
USG juga dapat menunjukkan adanya cairan. Tetapi USG bukan alat yang
baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan
untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus
besar.

USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak


memiliki resiko. Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan
mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan
alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa
dicetak atau direkam dalam filem video.
H. Pemeriksaan Darah Samar
Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi
ringan maupun kanker yang serius. Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi
muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna
kehitaman (melena).
Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah
penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan
petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya.
22

Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja .


Contoh ini diletakkan pada secarik kertas saring yang mengandung zat kimia.
Setelah ditambahkan bahan kimia lainnya, warna tinja akan berubah bila terdapat
darah.

E. Pengkajian
Anamnesa meliputi:
1. Identitas Pasien
- Nama
- Usia
- Jenis kelamin: tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
- Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
- Alamat
- Suku/bangsa
- Agama
- Tingkat pendidikan :
2. Riwayat sakit dan kesehatan:
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit saat ini
c. Riwayat penyakit dahulu
F. Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake asupan gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
G. Intervensi Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).
22

Tujuan : Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.


Kriteria Hasil : Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh
mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda,
input dan output seimbang.
Intervensi Rasional
Penuhi kebutuhan individual. Mengganti kehilangan cairan dan
Anjurkan klien untuk minum memperbaiki keseimbangan cairan
( Dewasa : 40-60 cc/kg/jam). dalam fase segera.

Intake cairan yang adekuat akan Menunjukkan status dehidrasi atau


mengurangi resiko dehidrasi pasien. kemungkinan kebutuhan untuk
peningkatan penggantian cairan
Berikan cairan tambahan IV sesuai
indikasi.
Awasi tanda-tanda vital, evaluasi
turgor kulit, pengisian kapiler dan
membran mukosa.
Kolaborasi pemberian cimetidine dan Cimetidine dan ranitidine berfungsi
ranitidine. untuk menghambat sekresi asam
lambung.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan


intake asupan gizi.
Tujuan : Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil:
a. Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.
b. Albumin,hemoglobin normal.
c. Klinis : terlihat segar.
d. Porsi makan habis.

Intervensi Rasional
Reduksi stress dan farmakoterapi Stress menyebabkan peningkatan
seperti cytoprotective agent, produksi asam lambung, untuk klien
penghambat pompa proton, anatasida dengan gastritis penggunaan
penghambat pompa proton membantu
untuk mengurangi asam lambung
dengan cara menutup pompa asam
dalam sel lambung penghasil asam.
22

Kemudian untuk penggunaan


cytoprotective agent membantu untuk
melindungi jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. pada klien
dengan gastritis antasida berfungsi
untuk menetralisir asam lambung dan
dapat mengurangi rasa sakit.
Koloborasi transfusi albumin Dengan tranfusi albumin diharapkan
kadar albumin dalam darah kembali
normal sehingga kebutuhan nutrisi
kembali normal.
Konsul dengan ahli diet untuk Pemasukan individu dapat
menentukan kalori / kebutuhan nutrisi. dikalkulasikan dengan berbagai
perhitungan yang berbeda, perlu
bantuan dalam perencanaan diet yang
memenuhi kebutuhan nutrisi.
Tambahan vitamin seperti B12 Mencegah terjadinya anemia.
Batasi makanan yang menyebabkan Keragu-raguan untuk makan mungkin
peningkatan asam lambung berlebih, diakibatkan oleh takut makanan yang
dorong klien untuk menyatakan menyebabkan terjadinya gejala.
perasaan masalah tentang makan diet.
Berikan nutrisi melalui IV sesuai Program ini mengistirahatkan saluran
indikasi. pencernaan sementara , dan memenuhi
nutrisi sangat penting dan dibutuhkan

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


Tujuan: Intoleransi aktifitas teratasi
Kriteria Hasil: Klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.

Intervensi Rasional
Tingkatkan tirah baring atau duduk Tirah baring dapat meningkatkan
dan berikan obat sesuai dengan stamina tubuh pasien sehinggga pasien
indikasi. dapat beraktivitas kembali.
22

Berikan lingkungan yang tenang dan Lingkungan yang nyaman dan tenang
nyaman. dapat mendukung pola istirahat
pasien.
Ajarkan klien metode penghematan Klien dapat beraktivitas secara
energy untuk aktivitas (lebih baik bertahap sehingga tidak terjadi
duduk daripada berdiri saat melakukan kelemahan.
aktivitas)
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Informasi tepat dan efektif.
Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.

Intervensi Rasional
Beri pendidikan kesehatan Pengkajian/evaluasi secara periodik
(penyuluhan) tentang penyakit, beri meningkatkan pengenalan/pencegahan
kesempatan klien atau keluarga untuk dini terhadap komplikasi seperti ulkus
bertanya, beritahu tentang pentingnya peptik dan pendarahan pada lambung
obat-obatan untuk kesembuhan klien.
Evaluasi tingkat pengetahuan pasien. Memberikan pengetahuan dasar
dimana klien dapat membuat pilihan
informasi tentang kontrol masalah
kesehatan. Keterlibatan orang lain
yang telah menerima masalah yang
sama dapat meningkatkan koping ,
dapat meningkatkan terapi dan proses
penyembuhan.
22

DAFTAR PUSTAKA
http://atanesiahuman.2011/02/pemeriksaan-diagnostik-sistem.html
Brunner & suddarth. (2001).Buku ajar keperawatan medical bedah. Edisi 5.
Jakarta Santa dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
http://biologigonz.blogspot.com/009/12/gangguan-sistem-respirasi.html
(Diakses tanggal : 31 Maret 2012)
Dr. Tambayong, Jan. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC
Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-
instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta:
Ganeca Exact.
: EGC
www.wikipedia indonesia.com
pemeriksaan diagnostic system pernapasan
http://isntpunya.2010/05/pemeriksaan-diagnostik-sistem.html
http://dianhusadasatria.pemeriksaan-fisik-dan-pengkajian-pada.html
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Mata Kuliah Keperawatan Sistem Pencernaan.htm

Anda mungkin juga menyukai