Anda di halaman 1dari 23

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Nama Peserta : dr. Mustika Tri Handayani


Dengan judul/topik : Observasi Vomitus dengan dehidrasi ringan sedang
Nama Pendamping : dr. Afifah Is, Sp.PD
Nama Wahana : RSUD Budhi Asih

No No
Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan
. .
1 dr. Rina Mardiana 1

2 dr. Indah Pratiwi 2

3 dr. Septiana Iriyanti 3

4 dr. Ririk Riyanti 4

5 dr. Fatia Ayu Ramadhana 5

6 dr. Desi Khoirunnisa M 6

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping

(dr. Afifah Is, Sp.PD)

Borang Portofolio

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


Nama Peserta : dr. Mustika Tri Handayani
Nama Wahana : RSUD Budhi Asih
Topik : GEA dehidrasi ringan sedang
Tanggal (kasus) :
Nama Pasien : An.Y No. RM : 01088477
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Afifah, SpPD
Tempat Presentasi : RSUD Budhi Asih
Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Pasien datang bersama orang tua dengan keluhan sakit perut sejak 2 hari SMRS. Mual, muntah dengn frekuensi 10 x/hari, isi makanan. BA
Demam disangkal, batuk disangkal, pilek disangkal. BAK terakhir jam 21.30, volumenya banyak, warna kuning pekat. Pada pemeriksaan tan
status generalis didapatkan mata cekung (+), mukosa bibir kering dan nyeri tekan pada region hipokondrium dextra et sinistra, turgor kembali c
sedang. Penatalaksanaan pasien dengan kasus GEA dehidrasi ringan sedang adalah dengan rehidrasi cairan. Cairan yang diberikan adalah caira

Tujuan: Mengetahui klasifikasi GEA, tanda-tanda dehidrasi, menegakkan diagnosis GEA dan bagaimana penanganannya

Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas:
Diskusi Presentasi dan Email Pos

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 2


diskusi

Data pasien: Nama: An.Y Nomor Registrasi: 01088477

Nama klinik: IGD RSUD Budhi Asih Jakarta Telp: Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis: GEA dehidrasi ringan sedang

2. Riwayat pengobatan: Pasien sudah berobat sebelumnya ke puskesmas namun belum membaik.

3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pernah menderita penyakit serupa sebelumnya

4. Riwayat keluarga: Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit serupa

5. Riwayat pribadi: Anak berusia 10 tahun, kegiatan sehari-hari adalah sekolah, les dan main di sekitar rumah

6. Riwayat imunisasi: Imunisasi dasar dan ulangan lengkap

Pemeriksaan fisik
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran: CM
TD : 127/99 mmHg
Nadi : 90 kali permenit kuat angkat, regular
Suhu : 36.60C per axilla
Respirasi : 23 x/menit, regular, simetris kanan kiri
BB : 48 kg
Saturasi : 99%
Kepala : Normosefal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 3


Mata : Tampak cekung, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya positif
Telinga : Normotia, simetris kanan kiri, tidak teraba kelenjar getah bening telinga
Hidung : Bentuk dan posisi normal, tidak ada napas cuping hidung, mukosa tidak hiperemis, tidak ada epistaksis
Tenggorok : Faring tidak hiperemis dan tonsil T1-T1 tenang
Mulut : Mukosa bibir kering, tidak sianosis, gusi tidak hiperemis dan tidak terdapat perdarahan
Leher : Bentuk normal, tidak teraba kelenjar getah bening leher, kelenjar tiroid tidak membesar dan tidak ada deviasi trakea
Thoraks : Normochest, tidak ada retraksi, gerakan dada simetris saat statis dan dinamis, tulang iga intak
Paru : Inspeksi: gerakan dada simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi
Palpasi: tidak teraba massa, vokal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler di kedua lapang paru, tidak ada wheezing dan ronkhi
Jantung : Inspeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba di sela iga V linea midclavicularis sinistra
Perkusi: tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi: bunyi jantung I/II reguler, tidak ada murmur dan gallop
Abdomen : Inspeksi: datar, tidak ada distensi abdomen
Auskultasi: bising usus positif normal
Perkusi: timpani pada seluruh lapang abdomen, tidak ada asites
Palpasi: supel, turgor baik, nyeri tekan hipokondrium dextra et sinistra, hepar dan lien tidak teraba membesar, ginjal tidak teraba ballotem
Ekstremitas: Akral hangat, tidak ada edema maupun sianosis, , capillary refill 2 detik.

Pemeriksaan Laboratorium :
Leukosit : 16.7 ribu/ul
Eritrosit : 6.7 juta/uL
Hb : 15.5 gr/dl
Ht : 48 %

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 4


Trombosit : 543 ribu/ul
MCV : 71.3 fL
MCH : 23.1 pg
MCHC : 32.5 g/dL
RDW :11.7%
GDS : 94 mg/dl
Na : 139 mmol/L
K : 5.3 mmol/L
Cl : 97 mmol/L

Daftar Pustaka:
1
Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta 2000
2
Budiarso, Aswita.dkk. Pendidikan Medik Pembatasan Diare Buku Ajar Diare Pegangan Mahasiswa . Jakarta: Departement Kesehatan R.I P
3
Data Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan. Selasa, 25 Maret 2008. www.kompas.com
4
Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . Kamis, 31 desember. 2006. www.depkes.go.id
5
Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005
6
Gsianturi. Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan. Senin , 28 Januari, 2002. www.gizinet.com
7
Rampengan TH, Laurentz IR.. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC 1993
8
Putra, Sanjaya. Suraatmaja, Sudaryat. Dkk. Effect of probiotics supplementation on acute diarrhea in infants: a randomized double blind

Hasil Pembelajaran:

1. Mengenal definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi dari gastroenteritis


2. Mengetahui diagnosis gastroenteritis
3. Mengetahui penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi dari gastroenteritis

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 5


Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif

Pasien An.Y, laki-laki, 10 tahun memiliki keluhan sakit perut sejak 2 hari SMRS. Mual, muntah dengn frekuensi 10 x/hari, isi makanan.
BAB encer dengan frekuensi 3x/hari, air> ampas, darah (-), lendir (-). Selain itu mengeluhkan perut kembung, sudah berobat namun tidak
membaik. Demam disangkal, batuk disangkal, pilek disangkal. BAK terakhir jam 21.30, volumenya banyak, warna kuning pekat.

2. Objektif
Dari pemeriksaan fisik didapatkan 127/99 mmHg, Nadi 90 kali permenit kuat angkat, regular, suhu 36.60C per axilla, respirasi 23 x/menit,
regular, pada status generalis ditemukan mata cekung, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada region hipokondrium dextra et sinistra.
3. Assesment
GEA dehirasi ringan sedang

A. Definisi
Menurut WHO (1998) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air besar) ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazinnya 3
kali atau lebih dalam satu hari (DINKES, 2006).
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau
cair dan bersifat mendadak datangnya; dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu
Jenis - jenis diare secara klinik di bedakan tiga (3) yang masig-masing mencerminkan pathogenesis yang berbeda
dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.
Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 7 hari dengan pengeluaran tinja
yang lunak atau cair yang sering tanpa darah. Mungkin disertai muntah atau panas. Diare cair akut dapat menyebabkan

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 6


dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi. Kematian terjadi karena diare. Peyebab
diare cair akut di Negara berkembang adalah : Eschericia coli enterotoxogenik, Shigella, Campylobacter Jejuni, dan
Crystoporidium . di beberapa tempat Vibrio cholera, Salmonella, dan E.coli enteropatogenik. Diare melanjut adalah diare
yang yang berlangsung antara 7 sampai 14 hari.
Diare Persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat di mulai sebagai diare cair atau
disentri. penyebab diare pada diare persisiten E.coli, Shigella, dan Criptosporidium.
Diare kronik adalah diare yang diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan disebabkan oleh non bakterial
1,2
seperti penyakit sensitive terhadap glutein dan gangguan metabolism yang menurun.
Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja. Akibat terpenting disentri adalah anoreksi , penurunan berat
badan dengan cepat , dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invasi. Penyebab utama disentri adalah Shigella, dan
Campilobacter jejuni. Yang jarang adalah E.coli enteroinvasiv atau Salmonella. Entamoeba Histolytica dapat menyebabkan
disentri yang serius pada orang dewasa muda tapi jarang pada anak-anak.

B. Epidemiologi
Pada tahun 1995, diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian pada lebih dari 3 juta penduduk dunia.
Kematian karena diare akut dinegara berkembang terjadi terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun
Hasil survei pada 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare di Indonesia adalah 423 dari tiap 1.000 orang, dan terjadi 1-
2 kali per tahun pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Pada 2001, angka kematian rata-rata yang diakibatkan diare
adalah 23 di tiap 100.000 orang penduduk, sedangkan angka yang lebih tinggi terjadi pada kelompok anak berusia di
bawah 5 tahun, yaitu 75 per 100.000 orang. Sementara kematian anak berusia di bawah tiga tahun akibat diare adalah 19
persen, dengan kata lain sekitar 100.000 anak meninggal dunia tiap tahunnya akibat diare. 4

C. Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare


Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan/minuna yang tercemar
tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman
enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 7


a) Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan pada bayi yang tidak diberi
ASI risiko untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan kemungkinan menderita
dehidrasi berat juga lebih besar.
b) Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan pencernakan oleh Kuman , karena botol susah
dibersihkan
c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar makanan
akan tercemar dan kuman akan berkembang biak,
d) Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan di
rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan
tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan
menyuapi anak,
f) Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah
berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang
dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

C.1 Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare


Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden beberapa penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor
tersebut adalah :
a) Tidak memberikan ASI sampai 2 Tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap berbagai
kuman penyebab diare seperti : Shigella dan v cholerae
b) Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare meningkat pada anak-anak yang menderita
gangguan gizi terutama pada penderita gizi buruk.
c) Campak, diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang sedang menderita campak
dalam waktu 4 minggu terakhir hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 8


d) Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung sementara, misalnya sesudah infeksi
virus ( seperti campak ) natau mungkin yang berlangsung lama seperti pada penderita AIDS ( Automune
Deficiensy Syndrome ) pada anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena kuman yang tidak parogen dan
mungkin juga berlangsung lama.

C.2 Faktor lingkungan dan perilaku :


Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dua faktor yang dominan, yaitu sarana
air bersih dan pembuangan tinja kedua factor ini akan berinteraksi bersamadengan perilaku manusia Apabila faktor
lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat
2
pula. Yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

D. Etiologi
Faktor infeksi
a Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare)
i Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmonela, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas, dan sebagainya
ii Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii lain-lain
iii Infeksi parasite : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, tricomonas hominis dan
jamur (candida albicans)
b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA (Otitis Media Akut), tonsilitis, tonsilofaringitis,
brankopneumoma, ensefalitis, dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)
Faktor Malabsorpsi
Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 9


Molabsorbsi lemak
Molabsorbsi protein
Faktor makanan
Makanan beracun
alergi terhadap makanan
Lain-lain
Imunodefisiensi
Gangguan psikologis (cemas dan takut)
Faktor-faktor langsung:
o KEP (Kurang Energi Protein)
o Kesehatan pribadi dan lingkungan
2,5
o Sosioekonomi

E. Patofisiologi
Diare adalah kehilangan banyak cairan elektrolit melalui tinja. Bayi kecil mengeluarkan tinja kira-kira 5g /kgbb/hari.
Jumlah ini meningkat 200 gr /kgbb/ hari pada orang dewasa. Penyerapan air terbanyak terjadi di usus, kolon memekatkan
isi usus pada keadaan pada keadaan osmotik tinggi.kelainan yang menggangu usus cenderung menyebabkan diare yang
lebih banyak. Sedangkan kelainan yang terjadi di kolon cenderung menyebabkan diare yang lebih sedikit. Disentri dengan
volume sedikit dan sering , tenesmus, rasa ingin buang air besar, dan tinja betrdarah adalah gejala utama kolitis.
Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air melalui membran usus berlangsung
secara pasif dan ini di tentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif terutama natrium dan klorida dan glukosa.
Patomekanisme diare kebanyakan dapat di jelaskan dari kelainan sekretorik, osmotik, motilitas, kombinasi dari hal
tersebut. Ada 3 prinsip mekanisme terjadinya diare cair sekretorik dan osmotik. Infeksi usus dapat menyebabkan diare
dengan 3 mekanisme tersebut. Diare sekretori lebih sering terjadi dan keduanya dapat terjadi pada satu pasien .

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 10


Gangguan sekretorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit kedalam usus halus. Hal ini terjadi bila absorbsi
natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi klorida oleh sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah
sekresi cairan yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair. Hali ini menyebabkan
terjadinya dehidrasi. Pada infeksi perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toxin bakteri
seperti toxin Eschericia coli dan Vibrio colera atau rotavirus
Gangguan osmotik , mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat
untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan ekstrasellular. Dalam keadaaan ini diare dapat
terjadi apabila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan tidak dapat diserap. Jika bahan semacam itu berupa larutan
isotonik, air, dan bahan yang larut didalamnya akan lewat tanpa diabsorsi sehingga terjadilah diare .
Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare- Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.1,2
Sebagai akibat diare akan terjadi:
1 Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa
(asidosis metabolik, hipokalemia)
2 Gangguan gizi bisa mengakibatkan penurunan berat badan dalam waktu yang singkat oleh karena makanan
sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare/muntah bertambah hebat. Walaupun susu diteruskan
sering diencerkan dalam waktu yang lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik
3 Gangguan sirkulasi darah akibat diare dengan/tanpa muntah-muntah dapat terjadi syok hipovolemik. Hal ini
menyebabkan perfusi jaringan berkurang dan dapat menyebabkan hipoksi. 2

F. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin
disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan, Daerah anus dan
sekitarnya timbul luka lecet karena sering deflkasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 11


diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau
akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang
memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi),
selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila berdasarkan terus berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik
dengan gejala takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak
lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik
2,4
pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pernafasan kusmaul)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 12


G. Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :


Kehilangan BB
Dehidrasi ringan ; menurun BB 0 - 5%
Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
Dehidrasi berat : menurun BB > 10%
PENILAIAN A B C
Lihat
Keadaan Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu,lunglai,
Umum tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Sangat kering
lidah

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 13


Rasa Haus Minum Biasa, *Haus ingin *Malas minum
Tidak haus minum banyak atau tidak bias
minum
Periksa Turgor Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat
Kulit lambat
Derajat TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI DEHIDRASI BERAT
Dehidrasi RINGAN SEDANG Bila ada 1 tanda*
Bila ada 1 tanda* + 1 atau lebih
+ 1 atau lebih tanda lain
tanda lain
Terapi Rencana Terapi A Rencana terapi B Rencana C

G. Pemeriksaan Penunjang
Feses makroskopik (warna, konsistensi, darah(-/+), lendir (-/+) )
Mikrokopik (leukosit, kista, telur cacing, )
Darah (darah rutin, GDS, elektrolit.) 5

H. Diagnosis banding
a. Diare Akut
b. Diare Persisten
c. Diare Kronik
d. Disentri
I. Kriteria Diagnosis
Anamnesis
Buang air besar lebih cair/ encer dari biasanya, frekuensi > 3 x / hari
Dapat disertai darah (disentri)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 14


Dapat terjadi muntah , nyeri perut atau panas

Pemeriksaan fisik
Tanda dan gejala tanpa dehidrasi atau,
Tanda dan gejala dehidrasi ringan sedang atau,
Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa syok
Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit dan atau gangguan
keseimbangan asam basa.

Laboratorium
Feses : dapat disertai darah atau lender
PH asam diare osmotic
Leukosit > 5 / LPB - disentri
ELISA (bila memungkinkan untuk etiologi virus)
Darah : Dapat terjadi gangguan elektrolit dan gangguan asam basa. 5

J. Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
Renjatan hipovolemik
Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia
Hipoglikemi
Kejang, yang biasanya disebabkan oleh hipogloikemik, hiponatremi, hipernatremia.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 15


Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik) 2

K. Tatalaksana
1. Mencegah terjadinya dehidrasi
Mencegah terjadinya dehidasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minum lebih banyak
dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin , kuah sayur, air sup. Bila tidak mungkin memberikan
cairan rumah tangga yang dianjukan , berikan air matang. Macam Cairan yang dapat digunakan akan tergantung
pada :
Kebiasaan setempat dalam mengobati diare
Tersedianya cairan sari makanan yang cocok
Jangkauan pelayanan Kesehatan
Tersedianya oralit

2. Mengobati dehidrasi
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas atau sarana kesehatan
untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita
harus segera diberikan cairan intravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapi oral
3. Memberi makanan
Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak tetap kuat dan
tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan makanan sesuai yang
dianjurkan. Anak yang masih mimun ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan
lebih sering dari biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat harus
diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit sedikit tetapi sering Setelah diare berhenti pemberian makanan
ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
4. Mengobati masalah lain

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 16


Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan pengobatan sesuai
indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi. Tidak ada Obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare. 2

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 17


Tentukan Derajat Dehidrasi

RENCANA TERAPI A
UNTUK MENGOBATI DIARE DIRUMAH
PENDERITA DIARE TANPA DEHIDRASI

GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU :


Teruskan mengobati anak diare dirumah
Berikan terapi awal bila terkena diare lagi

1 Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan oralit,makanan yang cair (seperti sup, air
tajin ) dan kalau tidak ada air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah
(catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air
matang dari pada makanan yang cair ). Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit seperti
5
dibawah. Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti
2 Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi
Teruskan ASI, Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan, untuk anak kurang dari 6 bulan
dan belum mendapat makanan padat , dapat diberikan susu, Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat
makanan padat:
o Berikan bubur bila mungkin dicampur dengan kacanf-kacangan, sayur, daging atau ikan , tambahkan 1 atau
2 sendok teh minyak sayur tiap porsi
o Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan kalium
o Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik
o Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 18


o Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan diberikan porsi makanan tambahan setiap hari
selama 2 minggu

3 Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai
berikut :
Buang Air besar cair lebih sering
Muntah berulang-ulang
Rasa haus yang nyata
Makan atau Minum sedikit
Demam
Tinja berdarah 5

Usia Jumlah Oralit yang Jumlah Oralit yang di


diberikan tiap BAB (ml) sediakan di rumah
((ml/hari)
<1 50 100 400 (2 bungkus)
14 100-200 600-800 (3-4 bungkus)
> 5 200-300 800- 1.000 (4-5 bungkus)
Dewasa 300-400 1.200- 2600

Tunjukan kepada ibu cara mencampur oralit


Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk usia < 2 tahun
Berikanlah beberapa gelas untuk anak yang lebih tua
Bila anak muntah tunggulah 20 menit. Kemudian berikan caiaran lain untuk mendapatkankan tambahan oralit.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 19


Komposisi Formula WHO (200 ml)
Na Klorida (garam ) : 0,7 g
Glukosa :4g
Atau
Sukrosa (gula biasa) :8g
Trisodium sitrat dihidrat: 0,5 g
K Klorida : 0,3 g

RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di
lapangan berikan oralit sesuai tabel dibawah ini
Umur Umur < 1 Tahun 1 Tahun > Tahun
4 5 Dewasa
Jumlah 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml
oralit
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah
Bujuk ibu untuk meneruskan ASI
Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 200
ml air masak selama masa ini

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 20


Setelah 3-4 jam nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian kemudian pilih rencana terapi a , b atau c
untuk melanjutkan terapi
Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidras telah hilang anak biasanya kemudian mengantuk dan
tidur
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terap B , tetapi tawarkan makanan susu dan sari buah
seperti rencana terapi A
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B
Tunjukkan jumlah orait yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam rencana terapi A
Tunjukkan cara melarutkan oralit
Jelaskan 3 cara dalam rencana terapi A untuk mengobati anak dirumah
Memberikan oralit atau cairanlain hingga diare berhenti
Memberi makan anak sebagaimana biasanya
Membawa anak ke petugas kesehatan. 5

RENCANA TERAPI C

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 21


UNTUK DEHIDRASI BERAT

Mulai diberikan cairan IV bila penderita bisa minum segera


berikan oralit. Sewaktu cairan IV di mulai beri 100 ml/kgBB

Umur Pemberian 30 Pemberian 70 ml /


ml/kgBB (jam ) kgBB (jam)
< 1 tahun 1 jam 5 jam

1 tahun jam 2 jam

Di ulangi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba


Nilai lagi penderita 1-2 jam bila nadi belum teraba percepat
tetesan intravena
Berikan oralit 5ml/kgBB. Kemudian nilai kembali. Dan pilih rencana
terapi yang sesuai.
Tatalaksana Nutrisi Pada Diare
Perlu bimbingan ibu-ibu untuk tentang cara pemberian cara pemberian makanan yang aik pada anak, mengajari
pentingnya meneruskan pemberian makanan penuh selama diare dan membantu usaha mereka untuk mengikuti anjuran
ini. Empat kunci utama tatalaksana gizi diare yang benar:
Menilai status gizi
Memberi makanan yang tepat pada saat episode diare

Memberi makanan yang tepat pada waktu penyembuhan dengan tindak lanjutnya.
Komunikasi yang efektif tentang anjuran diet kepada ibu.
Pemberian ASI selama diare tidak boleh di kurangi atau di hentikan tetapi diperbolehkan sesering atau selama anak
menginginkannya. ASI harus di berikan untuk menambah larutan oralit. Susu sapi atau formula yang biasa di terima bila
timbul dehidrasi maka pemberian susu harus di hentikan selama rehidrasi untuk 4-6 jam dan kemudian dilanjutkan
lagi. Makanan lunak bila anak berumur 4 bulan atau lebih sudah bisa menerima makanan lunak, makanan ini harus di
teruskan. Bayi umur 6 bulan atau lebih harus mulai di berikan makanan lunak bila belum pernah di beri. Bila timbul

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 22


dehidrasi makanan ini harus di hentikan 4 6 jam untuk rehidrasi untuk kemudian di lanjutkan lagi. Paling tidak separuh
makanan diet harus berasal dari makanan porsi kecil tetapi sering (6 kali atau lebih) dan mereka harus di bujuk untuk
makan.
Banyak literatur yang menyebutkan bahwa probiotik memberikan kebaikan dalam penanganan diare akut pada bayi.
Probiotik dengan pemberian dua kali sehari selama 5 hari dipercaya terbukti memberikan kebaikan dalam mengurangi
frekuensi, serta durasi penyakit diare. Probiotik dipercaya dapat mengurangi lama waktu kesakitan, dengan
meningkatkan respon imun, memperbaiki mukosa usus, sebagai substansi penting dalam antimikroba dan
menyeimbangan jumlah mikroba diusus. Angka penguranga dari frekuensi defekasi secara drastis dalam <3 hari
terdapat pada kelompok yang memeperoleh probiotik dengan kelompok kontrol. Konsistensi faeces yang lebih padat
dan durasi yang lebih pendek pada kelompok probiotik. Rata-rata lama durasi diare juga mengalami hasil yang
signifikan pada kelompok probiotik.5,8

L. Pencegahan
Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga kebersihannya dan dimasak. Pengelolaan makanan yang
dimasak dengan baik, untuk menghindari kontaminasi. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan
dan sebelum menyiapkan makanan. Buang cepat tinja dengan cara memasukannya kedalam jamban atau menguburkan.
Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama, teruskan pemberian ASI paling sedikit 1 tahun pertama. Berikan makanan
sapihan yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6 bulan. Anak usia > 9 bulan yang tidak menderita campak untuk imunisasi
4
campak.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 23

Anda mungkin juga menyukai