Anda di halaman 1dari 3

Artikel Katolik

Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, (katholikos), artinya
"universal". Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya
sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja Katolik" bermakna Gereja
yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Gereja Latin dan
23 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat
Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna
segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa,
tanpa memandang "denominasi".

Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja
Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan
kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja
Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing adalah
satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "Kekristenan Katolik" (Termasuk
Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen,
sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam
persekutuan satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja.
Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik, sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku
percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.

Gereja Katolik, yang juga disebut Gereja Katolik Roma,[note 1] adalah Gereja Kristen
terbesar di dunia, dan mengklaim memiliki semilyar anggota, yakni kira-kira setengah dari
seluruh umat Kristiani dan seperenam dari populasi dunia. Gereja Katolik adalah sebuah
komuni (persekutuan) dari Ritus Barat (Ritus Latin) dan 22 Gereja Katolik Timur (disebut
gereja-gereja partikular), yang membentuk 2.795 keuskupan pada 2008.
Otoritas duniawi tertinggi Gereja ini dalam perkara iman, moral dan pemerintahannya adalah
Sri Paus, saat ini Paus Benediktus XVI, yang memegang otoritas tertinggi bersama-sama
Dewan Uskup, yang diketuainya. Komunitas Katolik terdiri atas seorang pelayan-umat
tertahbis (rohaniwan) dan umat awam; baik rohaniwan maupun umat awam dapat pula
menjadi anggota dari komunitas-komunitas religius.
Gereja ini mendefinisikan bahwa misinya adalah memberitakan Injil Yesus Kristus,
memberikan pelayanan sakramen-sakramen dan melakukan karya amal. Gereja ini
menjalankan program-program dan lembaga-lembaga sosial di seluruh dunia, termasuk juga
sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah-rumah sakit, misi-misi dan perumahan, serta
organisasi-organisasi seperti Catholic Relief Services, Caritas Internationalis dan Catholic
Charities yang membantu kaum papa, keluarga-keluarga, orang-orang jompo, dan orang-
orang sakit. Melalui suksesi apostolik, Gereja ini percaya bahwa dirinya merupakan
kelanjutan dari komunitas Kristiani yang didirikan oleh Yesus dengan mentahbiskan Santo
Petrus, sebuah pandangan yang juga dianut oleh banyak sejarawan. Gereja ini menetapkan
doktrin-doktrinnya melalui berbagai konsili ekumenis, meneladani para rasul pertama dalam
Konsili Yerusalem. Atas dasar janji-janji Yesus pada rasul-rasulNya yang tertera dalam Injil,
Gereja ini percaya bahwa dia dituntun oleh Roh Kudus dan oleh karena itu terlindungi dari
terjadinya kesalahan doktrin.
Keyakinan-keyakinan Katolik didasarkan atas deposit iman (mencakup baik Kitab Suci
maupun Tradisi Suci) yang diwarisi dari zaman Rasul-Rasul, dan yang diinterpretasi oleh
Otoritas Pengajaran Gereja. Keyakinan-keyakinan tersebut terangkum dalam Kredo Nicea,
dan secara resmi dirinci dalam Katekismus Gereja Katolik. Peribadatan Katolik yang formal,
yang disebut liturgi, diatur oleh otoritas Gereja. Ekaristi, salah satu dari tujuh sakramen
Gereja dan bagian penting dari setiap Misa Katolik atau Liturgi Suci Katolik Timur, adalah
pusat dari peribadatan Katolik.

Dengan sejarah yang membentang sepanjang dua ribu tahun, Gereja ini adalah salah satu
lembaga tertua di dunia dan telah berperan penting dalam sejarah peradaban Barat sekurang-
kurangnya sejak abad ke-4. Pada abad ke-11, sebuah perpecahan besar, yang kadang-kadang
disebut Skisma Akbar, terjadi antara Kristianitas Timur dan Barat yang terutama diakibatkan
oleh ketidaksepahaman mengenai primasi kepausan. Gereja-Gereja Timur yang tetap maupun
yang kelak kembali menjalin persekutuan dengan Uskup Roma, Sri Paus, membentuk Gereja-
Gereja Katolik Timur, dan Gereja-Gereja yang tetap berada di luar otoritas kepausan biasanya
dikenal sebagai Gereja-Gereja Ortodoks Timur. Pada abad ke-16, juga sebagai tanggapan atas
bangkitnya Reformasi Protestan di Eropa Barat, Gereja ini menyelenggarakan proses
reformasi dan renovasi internal, yang dikenal sebagai Kontra-Reformasi.
Meskipun Gereja ini menyatakan bahwa dialah "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan
apostolik," didirikan oleh Yesus Kristus, tempat orang dapat menemukan kepenuhan sarana
keselamatan, Gereja ini pun mengakui bahwa Roh Kudus dapat menggunakan komunitas-
komunitas Kristiani lainnya untuk membawa orang menuju keselamatan. Gereja ini percaya
bahwa dia dipanggil oleh Roh Kudus untuk mengupayakan kesatuan antar segenap umat
Kristiani, sebuah gerekan yang dikenal sebagai ekumenisme. Tantangan-tantangan moderen
yang dihadapi Gereja ini mencakup bangkitnya sekularisme dan penentangan terhadap
sikapnya mengenai aborsi, euthanasia, kontrasepsi, dan moralitas seksual.

PR

1. Contoh cinta kasih yang terkotak-kotak di masyarakat sekitar:

- Mengejek orang hitam

- Mengejek agama lain

- Membully teman

- Menentang agama lain masuk ke negaranya

- Mengucilkan gelandangan, orang miskin, dll

2. Contoh perwujudan ajaran Yesus tentang cinta tanpa pengotakan:

- Tidak pilih-pilih teman

- Menghargai agama lain

- Membantu para gelandangan, orang miskin, dll


- Menghargai negara lain

- Membantu yang kesusahan

Anda mungkin juga menyukai