Anda di halaman 1dari 13

REVIEW PAPER

LINGKUNGAN PENGENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN


GRESIK, JAWA TIMUR BERDASARKAN ANALISIS
MIKROFAUNA DARI CONTOH PEMBORAN INTI

Oleh :
I Wayang Lugra
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

SARI
Lokasi dari tempat penelitian berada pada bagian delta Bengawan Solo. Secara
geografis daerah penelitian di batasi koordinat 112 o20 112o50 BT dan 06o45 07o
15 LS seluas lebih kurang 200 km2 termasuk kedalam wilayah administratif Kecamatan
Ujung Pangkah, dan Sidayu, Kabupaten Gresik Jawa Timur. Didaerah penelitian sendiri
memiliki formasi pucangan, pada lapisan bagian atas tersusun oleh batupasir tufaan
berlapis baik dengan struktur silang siur
Lingkungan pengendapan sendiri memiliki beberapa jenis dan macamnya,
seperti lingkungan pengendapan mari (laut), lingkungan pengendapan darat, lingkungan
pengendapan transisi. Disini atau didalam paper ini memiliki data lingkungan
pengendapan penelitiannya seperti : lagun pantai (kedalaman 40 m sampai 28 m),
neritik dalam (kedalaman antara 23,50m 23m), neritik dalamneritik tengah
(kedalaman antara 19,50 19m), lingkungan neritik dalam (kedalaman antara 16m-
8,50m), sedangkan sampai kedalaman 0,5 m (-50 cm) adalah lingkungan lagun pantai.
Didalam lingkungan pengendapan didaerah penelitian memiliki beberapa
endapan yang berumur Holocene dan Plistocene, endapan Holosen yang dapat dikenali
mulai dari permukaan dasar laut sampai dengan kedalaman 15 meter yang diendapkan
pada lingkungan Neritik dalam. Sedangkan endapan yang berumur Plistosen yang
diendapkan pada lingkungan Neritik dalam tengah dan lagun pantai dari kedalaman 15
meter ke bawah.
Siklus pengendapan yang terjadi di daerah penelitian adalah dari pantai lagun
kemudian terjadi transgresi (genang laut) yang mengendapkan sedimen berlingkungan
neritik, kemudian regresi (susut laut) sehingga diendapkan sedimen yang berlingkungan
pantai lagun kemudian terjadi transgresi sehingga merendam endapan pantai lagun
sekarang.
Metode yang digunakan berupa pemboran inti di 2 lokasi dan analisis
mikrofauna pada daerah penelitian. Dimana dalama penelitian ini dibawa terlebih
dahulu ke laboratorium.

ABSTRAK
The location of where the research is on the Solo River delta. Geographically,
the study area is limited coordinate 112o20 112o50 BT and 06o45 07o 15 LS area of
approximately 200 km2 included into the administrative area of the District Ujung
Pangkah, and Sidayu, Gresik, East Java. Research area itself has Pucangan Formation,
the upper layer is composed of tuffaceous sandstones plated well with a cross structure
confusing
Depositional environment itself has several types and kinds, such as let
depositional environment (sea), land depositional environments, depositional
environment of transition. Here or in this paper has a research depositional environment
data such as: coastal lagoon (depth of 40 m to 28 m), neritik in (depth between 23,50m -
23m), neritik in the middle neritik (depth between 19.50 - 19m), neritik environment in
(depth of between 16m-8,50m), while up to a depth of 0.5 m (-50 cm) is a coastal
lagoon environment.
Depositional environment in the research area has some old Holocene sediment
and Plistocene, Holocene sediment that can be recognized from the surface of the
seabed up to a depth of 15 meters which is deposited on the neritik environment. While
the old Pleistocene sediment deposited on the environment neritik in the middle of the
beach and lagoon depth of 15 meters down.
Precipitation cycle that occurred in the study area is from the beach lagoon then
occur transgression (genang sea) sediments that precipitate berlingkungan neritik, then
regression (shrinkage of the sea) so that sediments deposited berlingkungan beach
lagoon then occurs so that soak coastal sediment transgression lagoon now.
The method used in the form of core drilling at two locations and the analysis of
microfauna in the research area. Where dalama this study was taken prior to the
laboratory.

GEOLOGI REGIONAL
Daerah penelitian sendiri terdiri dari (Menurut Sukardi, 1992) :

Gambar 1. Peta geologi regional daerah penelitian (Sukardi, drr., 1992)

- Endapan Alluvial
Endapan ini mendominasi daerah penelitian mulai dari Ujung Pangkah sampai
Bengawan Solo Lawas di Pulau Jawa, sedangkan di Pulau Madura hanya tersingkap
di Muara Sungai Bangkalan. Memiliki pecahan cangkang fosil.
- Formasi Pamekasan
Formasi ini menempati pesisir baray Pulau Madura, dan diperkirakan terbentuk pada
zaman Plistosen.
- Formasi Madura
Formasi ini tersingkap di sebelah timur Bengawan Solo Lawas, sebelah barat
Banyurip, Wadeng, Karang Binangan, Nangko dan Bungah, dan diperkirakan
terbentuk mulai dari Miosen Akhir sampai Pliosen.
- Formasi Watu Koceng
Formasi ini tersingkap di puncak antiklin Bungah di Desa Bungah dan diperkirakan
terbentuk pada Zaman Miosen Tengah.

STRUKTUR & TEKTONIKA


Struktur di daerah penelitian adalah struktur antiklin Bungah yang berarah
hampir timur-barat dengan antiklin juga kearah utara yaitu Ujung Pangkah. Struktur ini
juga mengangkat dan memunculkan Formasi Watu Koceng dan Formasi Madura yang
tersingkap di desa Nangko, Kecamatan Bungah dan memotong lapisan atasnya yang
berumur lebih muda. Diperkirakan struktur antiklin Bungah ini terbentuk pada Zaman
Pliosen sampai dengan Plistosen.
Menurut Lugra (2002), hasil interpretasi seismik pantul dangkal saluran tunggal
menunjukkan pola sebaran sediment mengandung gas (gas charge sediment) mencakup
wilayah yang cukup luas sampai kedalaman laut sekitar 14 meter.

PEMBORAN INTI
Pemboran pada daerah penelitian ini dibor di 2 lokasi sekaligus lokasi pertama bernama
BH-01 dengan kedalaman 40 m, dan lokasi kedua dengan nama BH-02 dengan
kedalaman 22 m
Gambar 2. Peta lokasi pemboran inti di lepas pantai

Deskripsi megaskopis BH-01 :


- Kedalaman 0,00m-23,70m menunjukkan jenis litologi yang seragam berupa
lempung berwarna abu-abu kehijauan, lunak dan liat. Dijumpai sisa-sisa
tumbuhan (wood fossil) dan cangkang moluska.
- Kedalaman 23,70m-29,25m lempung keras berwarna abu-abu kekuningan
namun dijumpai fragmen koral.
- Kedalaman 29,25m-32,00m lempung kecoklatan, keras, dijumpai sisa
tumbuhan, dan fragmen batuan bercampur dengan batugamping.
- Analisis besar butir untuk BH-01, kebanyakan memiliki ukuran butir lanau dan
lumpur dengan sedikit krikilan.
Gambar 3. Penampang bor BH-01

Deskripsi Megaskopis BH-02


- Kedalaman 0m-20m menujukkan jenis litologi yang sama dengan BH-01,
karena jarak BH-01 dengan BH-02 hanya sekitar 3 km dan terletak pada
kedalaman yang sama.
- Besar butir BH-02 menunjukkan bahwa jenis sedimen lanau tertinggi sebesar
99,8% dijumpai pada kedalaman 19,00-19,50m, sedangkan yang terendah
sebesar 84,2% pada kedalaman 2,50-3,00m.
ANALISIS MIKROFAUNA
Pada didaerah penelitian sebagian sedimennya banyak mengandung foraminifera bentos
dan plankton, namun banyak juga ditemukan fosil moluska dari jenis gastropoda dan
brachiopoda.
Mikrofauna dari bor inti BH-01
Hasil dari analisis mikrofauna dari contoh inti bor didaerah penelitian BH-01
seperti terlihat pada Tabel 1, menunjukkan bahwa foraminifera bentos maupun plankton
yang dijumpai di bagian paling bawah sampai dengan kedalaman kira-kira 37 m,
dengan intensitas jarang sekali.
Mikrofauna dari bor inti BH-02
Mengamati dari model siklus pengendapan yang terjadi maka daerah penelitian
pada jaman Plistosen adalah merupakan pantai lagun kemudian terjadi regresi (genang
laut) pada akhir Plistosen yang mengendapkan sedimen berlingkungan neritik,
kemudian trangresi (susut laut) pada awal Holosen sehingga diendapkan sedimen yang
berlingkungan pantai lagun kemudian terjadi regresi sehingga merendam endapan
pantai lagun sekarang.
KESIMPULAN
- Antara BH-01 dan BH-02 endapan holosen sering dijumpai mulai dari
permukaan dasar laut dengan kedalaman 15m yang diendapkan pada lingkungan
neritik dalam.
- Model siklus pengendapan yang terjadi di daerah penelitian adalah pantai lagun,
transgresi, kemudan regresi (susut laut) sehingga merendam endapan pantai
lagun sekarang.
- Ditemukannya beberapa fosil tumbuhan dan moluska di 2 lokasi tersebut.
- Indikasi sumber daya energi yang ada berupa gas dangkal biogenik, sumber daya
ini didukung oleh beberapa hasil analisis seismik pantul dangkal saluran tunggal.

KELEBIHAN ANALISIS MIKROFAUNA


- Mampu mendeskripsikan lapisan-lapisan yang ada didaerah penelitian
- Ditemukannya beberapa fosil yang mendukung adanya sumber daya energi.
- Penggunaan alat yang mampu mendukung penelitian, sehingga sampel dan data
yang ada begitu akurat dan sesuai dengan fakta yang ada.
- Sumber penelitian sesuai dengan yang ada dilapangan.
- Mampu meneliti seberapa kecilnya fosil-fosil menggunakan mikroskop
- Bisa menentukan iklim purba.

KEKURANGAN ANALISIS MIKROFAUNA


- Kurangnya informasi pada bagian profil paper karena tidak disebutkan secara
rinci apa saja yang terjadi dimasing-masing lapisan.
- Sampel Fosil harus dibawa terlebih dahulu ketempat lab.
- Harus melihat betapa ukuran paling kecilnya suatu fosil.
- Ilmu mikrofauna masih jarang dipublikasikan.

KELEBIHAN PEMBORAN INTI


- Mampu menerobos lapisan per lapisan.
- Dapat mengetahui lapisan apa saja yang ada dilapisan atasnya.
- Dilakukan sebagai pemercontohan saja.
- Pengambilan sampel lapangan.
- Sampel dapat diambil dalam jumlah yang banyak dan besar, karena
kemungkinan ada sampel yang susah lepas dari lapisannya.

KEKURANGAN PEMBORAN INTI


- Membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Biaya Mahal
- Perlunya pengecekan dan survey lapangan terlebih dahulu sebelum pemboran.
- Tidak dapat mencapai kedalaman yang sangat besar
- Dapat menimbulkan bahaya bagi penggalinya/pengebornya.
Daftar Pustaka

- Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of the Indonesia, Vol. !-A, Martinus
Nijhhoff, The Hague Netherland.
- Bolli, H.M., and Saunders, J.B., 1985, Oligocene to Holocene Low Latitude
Planktic Foraminifera.
- Lugra I W., Hakim, S., Wahib, A., Kurnio, H., Negara, M W., Salahuddin, M,
2002, Inventarisasi Potensi Gas Biogenik di Perairan Lepas Pantai Selat Madura
Jawa Timur, Laporan Taknis PPPGL (tidak dipublikasi)
- Sukardi, 1992, Geologi Lembar Surabaya dan Sapulu, Jawa Timur, Pusat
penelitian dan pengembangan geologi kelautan.
- Paper lingkungan pengendapan sedimen di Perairan Gresik, Jawa Timur
berdasarkan analisis mikrofauna dari contoh pemboran inti oleh I Wayang Lugra
- Diakses pada tanggal 28 Mei 2015,
http://www.slideshare.net/mahapatih_51/materi-eksplorasi-sumber-daya-bahan-
galian
- Diakses pada tanggal 28 Mei 2015,
https://www.academia.edu/6710465/ACARA_I_TANAH_SEBAGAI_HABITA
T_MAKROFAUNA

Anda mungkin juga menyukai