ASKEP ANEMIA
ANEMIA
Pengertian
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml
darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan
pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh
anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti, serta didukung oleh
pemeriksaan laboratorium.
Fisiologi
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DARAH MERAH YANG NORMAL
Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cakram bikonkaf yang
tidak berinti yang kira-kira berdiameter 8 m. Tebal bagian tepi 2m pada bagian
tengah tebalnya hanya 1m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka
dalam perjalannya melalui mikrosirkulasi konfigurasi berubah. Stroma bagian
luar yang mengandung protein terdiri dari anti gen kelompok A dan B serta
faktor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel
darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O 2dan CO2 dan
mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Molekul-
molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus hem,
masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan
pertukaran gas yang sangat sempurna.
Jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta per millimeter kubik darah pada
rata-rata orang dewasa dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap
dipertahankan antara kehilangan dan penggantian sel darah setiap hari.
Pembentukan sel darah merah diransang oleh hormon glikoprotein, eritropoitin,
yang dianggap berasal dari ginjal. Pembentukan eritropoetin dipengaruhi oleh
hipoksia jaringan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan
02 atmosfer, berkurangnya kadar 02 darah arteri, dan berkurangnya konsentrasi
hemoglobin. Eritropoetin meransang sel induk untuk memulai proliferasi dan
pematangan sel-sel darah merah. Selanjutnya pematangan tergantung pada
jumlah zat-zat makanan yang cukup dan penggunaannya yang cocok, seperti
vitamin B12 , asam folat, protein-protein, enzim-enzim, dan mineral seperti dan
tembaga.
Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsung tulang dan melalui
semua stadium pematangan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai
retikulosit dari sumsum tulang. Retikolosit adalah stadium terakhir dari
perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala yang
terdiri dari serat-serat retikuler. Sejumlah kecil hemoglobin masih
dihasilkan selam 24 sampai 48 jam pematangan; retikulum kemudian larut dan
menjadi sel-sel darah merah yang matang.
Waktu sel darah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan menjadi
lebih rapuh, akhirnya pecah. Hemoglobin di fagositosis terutama di limpa. Hati
dan sumsum tulang. Kemudian direduksi menjadi globin dan hem, globin masuk
kembali kedalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari hem dan sebagian
besar diangkut oleh protein plasma transperin ke sumsung tulang untuk
pembentukan sel darah merah yang baru. Sisa besi disimpan dalam hati dan
jaringan tubuh lain dalam bentuk feritin dan hemosiderin, simpanan ini akan
digunakan lagi dokemudian hari. Sisa hem direduksi kembali menjadi karbon
monoksida (CO) dan biliverdin. CO ini diangkut dalam bentuk karboksi
hemoglobin, dan dikeluarkan melalui paru-paru. Biliverdin direduksi menjadi
menjadi bilirubin bebas; yang berlahan-lahan dikeluarkan kedalam plasma.
Dimana bilirubin bergabung ke albumin plasma kemudian diangkut kedalam sel-
sel hati untuk diekskresi ke dalamkanalikuli empedu. Bila ada penghancuran
aktif sel-sel darah merah seperti hemolisis, pembebasan jumlah bilirubin yang
cepat kedalam cairan ekstraselular menyebabkan kulit dan konjungtiva kuning,
keadaan ini disebut ikterus.
Patofisiologi
Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih lebih sedikit
darah yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30%
atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simptomatologi
sekunder hipovolemia dan hipoksemia. Tanda dan gejala yang sering timbul
adalah gelisah,diaforesis (keringat dingin), takikardia, sesak napas, kolaps
sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun pengurangan hebat massa sel
darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%)
memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri, dan
biasanya penderita asimtomatik kecuali pada kerja jasmani berat. Mekanisme
kompensasi tubuh bekerja melalui:
Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena itu menambah pengiriman
O2 kejaringan-jaringan oleh sel darah merah.
Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin.
Mengembangkan volume plasma dengan mernarik cairan dari sela-sela
jaringan, dan
Redistribusi cairan ke organ-organ vital.
Selain satu dari tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia
adalah pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah,
berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi organ-organ vital. Karena faktor-
faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kulit, maka
warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku
dan telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta conjuntiva dapat
digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan
aliran darah yang meningkat) menggambarkan beban kerja dan curah jantung
yang meningkat. Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua
dengan stenosis koroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada
anemia berat dapat mengakibatkan payah jantung kongestif sebab otot
jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaiakan diri dengan
beban kerja jantung yang meningkat.
Dispnea (kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman
O2.sakit kepala, pusing, kelemahan, dan tinnitus (telinga berdengung) dapat
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada
anemia yang berat dapat pula timbul gejala saluran cerna yang umumnya
berhubungan dengan keadaan defesiensi. Gejala-gejala ini adalah anoreksia,
nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis (sariawan lidah dan mulut).
Klasifikasi Anemia
Anemia dapat diklasifikasikan menurut:
1. Morfologi sel darah merah dan indeks-indeksnya
Pada klasifikasi anemia menurut morfologi, mikrodan makro menunjukkan
ukuran sel darah merah, sedangkan kromik menujukkan warnanya.
Sudah dikenal klasifikasi besar yaitu:
a. Anemia normositik normokrom.
Dimana ukuran dan bertuk sel darah merah normal serta mengandung
hemoglobin dalam jumlah yang normal. (MCV dan MCHC normal atau
normal rendah) tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemai jenis ini
adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi,
gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakit-
penyakit infiltrat metastatik pada susum tulang.
b. Anemia makrositik normokrom
Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal
tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat;
MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis
asam nukleat B12 dan/atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi
kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel.
c. Mikrositik hipokrom.
Mikrositik berarti kecil, hipokromberarti mengandung hemoglobin dalam jumlah
yang kurang dari normal(MCV kurang; MCHC kurang). Hal ini umumnya
menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi
besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan
sintesis globin, seperti pada talasemia(penyakit hemoglobin abnormal
kongenital)
2. Etiologi.
Anemia dapat pula diklasifikasikan menurut etiologinya, penyebab utama yang
diperkirakan adalah:
a. Meningkatnya kehilangan sel darah merah
Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh perdarah
atau penghancuran sel.Perdarahan dapat diesebabkan oleh trauma atau tukak,
atau akibat perdarahan kronik karaena polip pada colon, penyakit-penyakit
keganasan , hemoroid, atau menstruasi. Penghancuran sel darah merah dalam
sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah
merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau karena perubahan
lingkungan yang mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan
dimana sel darah merah sendiri terganggu adalah:
- Hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, mislnya anemia
sel sabit.
- Gangguan sintesis globin. Misalnya talasemia.
- Gangguan membran sel darah merah, misalnya sferositosis herediter.
- Defesiensi ensim, misalnya difisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat dehidrogenase)
Yang disebut diatas adalah gangguan herediter, namun hemolisis dapat juga
disebabkan oleh gangguan lingkungan sel darah merah, yang seringkali
memerlukan respon imun. Respon isoimun mengenai berbagai indvidu dalam
spesies yang sama dan diakibatkan oleh transfusi darah yang tidak cocok.
Respon otoimunterdiri dari pembentukan antibodi terhadap sel-sel darah merah
itu sendiri, keadaan yang dinamakananemia hemolitik otoimun dapat timbul
tanpa sebab yang diketahui setelah pemberian suatu obat tertentu, seperti alfa-
metildopa, kinin, sulfonamida, atau L-dopa, atau pada penyakit-penyakit seperti
limfoma, leukemia limfositik kronik, lupus eritematous, artritis reumatoid dan
infeksi virus. Anemia hemolitik otoimun selanjutnya diklasikfikasikan menurut
suhu dimana antibodi bereaksi dengan sel-sel darah merah; anti bodi tipe
panas atau anibodi tepe dingin.
b. Penurunan atau pembentukan sel darah merah yang berkurang atau
terganggu (diseritropoesis)
Setiap keadaan yang mempengaruhi fungsi sumsum tulang dimasukkan dalam
kategori ini, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
- Keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukemia, dan multipel
mioloma, obat dan sat kimia toksik, dan penyinaran denan radiasi
- Penyakit-penyakit menahun yang melibatkan ginjal dah hati. Penyakit-penyakit
infeksi dan difisensi endokrin. Kekurangan vitamin penting , seperti vitamin
B12,asam folat, vitamin C dan besi, dapat mengakibatkan pembentukan sel
darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan anemia.
Untuk menegakkan diagnosis anemia harus digabungkan pertimbangan
morfologi dan etiologi.
ANEMIA APLASTIK
Pengertian
Anemia aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk di sumsum tulang
yang dapat menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel-sel darah
merah yang dihasilkan tidak memadai. Pederita mengalamipansitopenia yaitu
kekurangan sel darah merah, dan trombosit. Secara morfologi sel-sel darah
merah terlihatnormositik dan normokrom, hitung retikulosit rendah atau hilang,
dan biopsi sumsung tulang menunjukkan suatu keadaan yang disebut pungsi
kering dengan hiplasia yang nyata dan terjadi penggantian dengan jaringan
lemak. Langkah-langkah pangobatan terdiri dari mengidentifikasi dan
menghilangkan agen penyebab. Namun pada beberapa keadaan tidak dapat
ditemukan agen penyebabnya dan keadaan ini disebut idiopatik . bebraapa
kasusu seperti ini diduga merupakan keadaan imunologis.
Gejala-gejala
Gejala-gejala yang ditunjukkan; (besi plasma lebih kecil dari 40 mg/100 ml; Hb
6-7 mg/100ml) mempunyai rambut yang rapuh, dan halus serta kuku tipis, rata,
mudah patah dan sebenarnya berbentuk seperti sendok (koilonikia). Selain itu,
atropi papils lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilap, merah
daging, meradang dan sakit. Dapat pula timbul stomatitis angularis, pecah-
pecah dengan kemerahan dan rasa sakit disudut-sudut mulut.
Pemeriksaan
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah merah normal atau hampir
normal dan kadar hemoglobin berkurang. Pada sediaan hapus darah perifer,
eritrosit mikrositik dan hipokrom (MCP dan MCHC berkurang, dan MCH
berkurang) disertai denganpoikilisitosis dan anisosotosis. Jumlah retikulosit
mungkin normal atau berkurang. Kadar besi berkurang walaupun kapasitas
mengikat besi serum total meningkat.
Pengobatan
Pengobatan defisiensi besi mengharuskan identifikasi dan menemukan
penyebab dasar anemia. Pembedahan mungkin deperlukan untuk menghambat
perdarahan aktif yang diakibatkan oleh polip, tukak, keganasan, dan hemoroid;
perubahan diet mungkin diperlukan untuk bayi yang hanya diberi susu atau
individu dengan idiosinkrasi makanan atau yang menggunakan aspirin dalam
dosis besar. Walaupun modifikasi diet dapat menambah basi yang tersedia
(misalnya hati), masih dibutuhkan suplemen besi untuk
meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan besi. Besi tersedia
dalam dalam bentuk parenteral dan oral. Sebagian besar penderita memberi
respon yang baik terhadap senyawa senyawa oral seperti ferosulfat.
Preparat besi parenteral digunakan secara sangat selektif, sebaba harganya
mahal dan mempunyai insidens besar tejadi reaksi yang merugikan.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Pengertian
Anemia megaloblastik diklasfikasikan menurut morfologinya sebgai anemia
makrositik normokrom.
Penyebab
Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defesiensi vitamin B12 dan asam
folat yang mengakibatkan sitesis DNA terganggu. Defesiensi ini mungkin
sekunder karena malnutrisi, malabsobsi, kekurangan faktor intrinsik (seperti
terlihat pada anemia pernisiosa dan pos gastrektomi), infestasi prasit, penyakit
usus, dan keganansa, serta agen kemoterapik. Invidu dengan infeksi cacing pita
(dengan,Diphilloborithrium latum) akibat makan ikan segar yang terinfeksi,
cacing pita berkompertisi dengan hospes dalam mendapatkan vitamin B12 dari
makanan. Yang mengakibatkan anemia megaloblastik.
Gejala-gejala
Selain gejala-gejala anemia seperti yang dijelaskan sebelumnya, penderita
anemia megaloblastik sekunder karena defesiensi folat dapat seperti malnutrisi
dan mengalami glositis berat (radang lidah disertaai rasa sakit), diare dan
kehilangan nafsu makan. Kadar folat serum juga menurun (<4ng/ml). Hitung
retikulosit biasanyan berkurang disertai penurunan hematokrit dan hemoglobin.
Pengobatan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pengobatan bergantun pada
identifikasi dan menghilangkan penyebab dasarnya. Tindakan ini adalan
memperbaiki defisiensi diet dan terpi pengganti dengan asam folat atau vitamin
B12. penderita yang kecanduan alkohol yang dirawat dirumah sakit sering
memberi respon spontan bila diberikan diet seimbang.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
AKTIVITAS ISTIRAHAT
gejala - Keletiha, kelamahan, malaise umum
- Kehilangan prodiktivitas , penurunan semangat untk
bekerja.
- Toleransi terhadap latihan rendah
- Kebutuhan untik tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda - Takikardia/takikpnea; dispnea pada bekerja atau
istirahat.
- Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik
pada sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan
kekuatan.
- Ataksia, tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan
tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan
SIRKULASI
Gejala - Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya kehilangan
gastrointestinal kronis, menstruasi berat, angina, CHF
(akibat kerja jantung berlebihan)
- Riwayat endokarditis infektif kronik
- Palpitasi (takikardia kompensasi)
Tanda - Tekanan darah peningkatan sistolik dengan diastolik
stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postura.
- Disaritmia; abnormalitas EKG, misalnya, depresi segmen
ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardi.
- Baunyi jantung murmur sistolik (DB)
- Warn ekstremitas; pucat pada kulit dan membran
mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar
kuku. (catatan; pada pasien kulit hitam, pucat dapat
tampak sebagai keabu-abuan) kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik), atau kuning lemon terang (PA)
- Skelera biru atau putih seperti mutiara (DB)
- Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
perifer dan vasokonstriksi kompensasi)
- Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok
(Koilonokia) (DB)
- Rambut; kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban
secara prematur.
INTEGRITAS EGO
Gejala - Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya transfusi darah.
Tanda - Defresi
ELIMINASI
Gejala - Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
- Flatulen, sindrom malabsorbsi (DB).
- Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
- Diare atau konstipasi.
- Penurunan haluaran urine.
Tanda - Distensi abdomen.
MAKANAN / CAIRAN
Gejala - Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah / masukan sereal tinggi (DB).
- Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan ( ulkus pada
faring ).
- Mual / muntah, dispepsia, anoreksia.
- Adanya penurunan berat badan.
- Tidak pernah puas mengunyah atau pika untuk es,
kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
Tanda - Lidah tampak merah daging / halus (AP; defisiensi asam
folat dan vitamin B 12.
- Membran mukosa kering, pucat.
- Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut / hilang
elastisitas (DB).
- Stomatitis dan glositis (status defisiensi).
- Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah ( DB ).
HIGIENE
Tanda - Kurang bertenaga, penampilan tak rapih.
NEUROSENSASI
Gejala - Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinitus,
ketidakmampuan berkonsentrasi.
- Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada
mata.
- Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parastesia tangan / kaki (AP) ; klaudiaksi.
- Sensasi menjadi dingin.
Tanda - Peka rangsang, gelisah, defresi, cenderung tidur, apatis.
- Mental : tak mampu berespon lambat dan dangkal.
- Oftalmik : hemoragis retina ( aplastik, AP ).
- Epistaksis, perdarahan dari lubang lubang ( aplastik ).
- Gangguan koordinasi, ataksia : penurunan rasa getar
dan posisi, tanda Romberg positif, paralisis ( AP ).
NYERI / KENYAMANAN
Gejala - Nyeri abdomen samar ; sakit kepala ( DB ).
PERNAPASAN
Gejala - Riwayat TB, abses paru.
- Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda - Takipnea, ortopnea, dan dispnea.
KEAMANAN
Gejala - Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,
misalnya ; benzen, insektisida, fenibultazon, naftalen.
- Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan
atau kecelakaan.
- Riwayat kanker, terapi kanker.
- Tidak toleran terhadap dingin dan / atau panas.
- Transfusi darah sebelumnya.
- Gangguan penglihatan.
- Penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda - Demam rendah, menggigil, berkeringat malam.
- Limfadenopati umum.
- Peteki dan ekimosis (aplastik).
SEKSUALITAS
Gejala - Perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB).
- Hilang libido ( pria dan wanita ).
- Impoten.
Tanda - Serviks dan dinding vagina pucat.
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
Gejala - Kecenderungan keluarga untuk anemi ( DB / AP ).
- Penggunaan anti konvulsan masa lalu / saat ini,
antibiotik, agen kemoterapi ( gagal sumsum tulang ),
aspirin, obat anti inflamasi, anti koagulan.
- Penggunaan alkohol kronis.
- Adanya / berulang episode perdarahan aktif ( DB ).
- Riwayat penyakit hati, ginjal ; masalah hematologi ;
penyakit seliak atau penyakit malabsorpsi lain ; enteritis
regional ; manifestasi cacing pita ; poliendokrinopati ;
masalah autoimun (misalnya ; antibodi pada sel
parietal, faktor intrinsik, antibodi tiroid dan sel T ).
- Pembedahan sebelumnya, misalnya; splenektomi;
eksisi tumor; penggantian katup prostetik; eksisi bedah
duodenum atau reseksi gaster, gastrektomi parsial /
total ( DB/AP ).
- Riwayat adanya masalah dengan penyembuhan luka
atau perdarahan; infeksi kronis, ( RA ), penyakit
granulomatus kronis, atau kanker ( sekunder anemia ).
Pertimbanga - DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 4,6 hari
n
Rencana - Dapat memerlukan bantuan dalam pengobatan
pemulangan ( injeksi); aktivitas perawatan diri dan / atau
pemeliharaan rumah, perubahan rencan diet.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Jumlah darah lengkap ( JDL ) : Hemoglobin dan hematokrit menurun.
- Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume
korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokromoik (DB),
peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
- Jumlah retikulosit : bervariasi, misalnya menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah / hemolisis.
- Pewarnaan SDM : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
- LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misalnya peningkatan
kerusakan SDM atau penyakit malignasi.
- Masa hidup SDM : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misalnya
pada tipe anemia tertentu, SDM mempunyai waktu hidup lebih pendek.
- Test kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
- SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : Menurun (aplastik); meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik).
- Hemoblobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
- Billirubin serum (tak terkonjungasi) : meningkat (AP, HEMOLITIK).
- Folat serum dan vitamin B 12 : membantu mengdiagnosa anemia sehubugngan
defisensi masukan/absorbsi
- Besi serum; meningkat (DB)
- Feritin serum; menurun (DB)
- Masa perdarahan; memanjang (aplastik)
- LDH serum; mungkin meningkat (AP)
- Tes schilling; penurunan ekskresi vitamin B12 urine (AP)
- Guaiak; mungkin positif untuk darah pada urine. Feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis (AP)
- Analisa gaster; penurunan sekresi dengan pH dan tak adanya asam hidroklorik
bebas (AP)
- Aspirasi sumsung tulang/pemeriksaan biopsi; sel mungkin tampak berubah
dalam jumal, ukuran dan bentuk membentuk membedakan tipe anemia,
misalnya, peningkatan megaloblastik (AP) ,lemak sumsung tulang dengan
penurunan sel darah (aplastik)
- Pemeriksaan endoskopi dan radiografi; memeriksan sisi perdarahan ;
perdarahan GI.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Meningkatkan perfusi jaringan
2. Memberikan kebutuhan nutrisi/cairan
3. Mencegah konplikasi
4. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, dan program
pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Kebuthan aktivitas sehari-sehari terpenuhi mandiri atau dengan bantuan orang
lain.
2. Komplikasi tercegah/minimal
3. Proses penyakit/prognosis dan program terpai di pahami
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan, berhubungan dengan :
Penurrunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien
ke sel
Ditandai dengan;
Palpitasi, angina
Kulit pucat, membran mukosa kering, kuku dan rambut rapuh
Ekstremitas dingin
Penurunan haluaran urine
Mual/muntah
Distensi abdomen
Perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat.
Ketidak mampuan berkonsentrasi, disorientasi.
Tujuan
Menunjukkan perfusi adekuat, misalnya, tanda vital stabil; membran mukosa
warna merah muda, pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuat, mental
seperti biasa.
TINDAKAKAN/INTERVEN RASIONAL
SI
Mandiri
Awati tanda vital, kaji Memberikan informasi tentang
pegisian kapiler, warna derajat/keadekuatan perfusi jaringan
kulit/membran mukosa, dan membantu menentukan
dasar kuku. kebutuhan intevensi
Tinggikan kepala tempat Meningkatkan ekspansi paru dan
tidur sesuai dengan memaksimalkan oksigenasi untuk
toleransi kebutuhan seluler, catatan;
kontraindikasi bila ada hipotensi.
Awasi upaya pernapasan; Dispnea, gemericik menunjukkan
auskultasi bunyai napas GJK karena regangan jantung
perhatikan adventisius lama/peningkatan kompensasi curah
jantung.
Selidiki keluhan nyeri dada, Iskemia seluler mempengaruhi
palpitasi. jaringan miokardial/potensial resiko
infark.
Kaji untuk respons verbal Dapat mengindikasikan gangguan
melambat, mudah fungsi serebral karena hipoksia atau
teransang, agitasi, defesiensi vitamin B12
gangguan memori, bingung.
Orientasi/orientasikan ulang Membantuk memperbaiki proses pikir
pasien susuia kebutuhan, dan kemampuan
catat jadwal aktivitas pasien melakukan/mempertahankan kebutuh
untuk dirujuk, berikan cukup an AKS.
waktu pasien untuk berpikir,
komunikasikan dan
aktiviatas
Catat keluhan rasa dingin. Vasokonstriksi (ke organ vital)
Pertahankan suhu menurunkan sirkulasi verifer,
lingkungan dan tubuh kenyamanan pasien kebutuhan rasa
hangat sesuai indikasi. hangat harus seimbangn dengan
kebutuhan untuk menghindari panas
berlebihan pencetus vasodilatasi
(penurunan perfusi organ)
Hindari penggunaan Termoreseptor jaringan dermal
bantalan penghangat atau dangkal karena gangguan oksigen.
botol air panas, ukur suhu
air mandi dengan
temometer.
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan Mengidentifikasi defisiensi dan
laboratorium, misalnya kebutuhan pengobatan/respon
Hb/Ht dan jumlah SDM, terhadap terapi
GDA.
Berikan SDM darah Meningkatkan jumlah sel pembawa
lengkap/packed, produk oksigen; memperbaiki defesiensi
darah sesuai indikasi. untuk menurunkan risiko perdarahan.
Awasi ketat untuk
komplikasi transfusi.
Berikan oksigen tambagan Memaksimalkan transpor oksigen ke
sesuai indikasi jaringan
Siapkan intervensi Transplanstasi sumsung tulang
pembedahan sesuai dilakukan pada kegagalan sumsung
indikasi tulang . (anemia aplastik)
DAFTAR PUSTAKA
Price & Wilson,; Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit; Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta 1999.
Soeparman dkk.; Ilmu Penyakit Dalam; Balai Penerbit FKUI; Jakarta 1990.
Diposkan oleh akbar hamzah di 18.56
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Sumber : http://4-jie.blogspot.com/2011/08/cara-memasang-float-chatbox-di-
blog.html#ixzz1jWbeuy7K COPYRIGHT 2011
"DataScript - A Specification and Scripting Language for Binary Data", Godmar Back, Proceedings
of the ACM Conference on Generative Programming and Component Engineering Proceedings
(GPCE 2002), published as LNCS 2487. ACM. Pittsburgh, PA. October 2002. pp. 66-77. [PDF file,
PostScript file].
SLEEK CLOCK
Template Picture Window. Gambar template oleh konradlew. Diberdayakan oleh Blogger.