Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Hematoogi II (lanjutan). Adapun tugas makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah diagnosis klinis.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran ..........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia medis, kemampuan diagnosa suatu zat menjadi hal yang
sangat penting. Diagnosis tersebut akan dijadikan landasan untuk memeriksa
pasien secara lebih dalam. Diagnosa ini tentunya tidak lepas dari pengetahuan
mengenai sifat, bentuk maupun kontribusinya dalam metabolisme tubuh. Suatu
zat tersebut yang akan dibahas lebih lanjut pada makalah ini yaitu sel darah merah
dan bagian-bagiannya. Oleh karena pentingnya pengetahuan tersebut maka
dengan disusunnya makalah ini diharapkan menjadi alat bantu untuk mengenali
obyek diagnosa diatas yaitu sel darah merah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sel darah merah merupakan sel darah yang paling banyak yang berada
dalam tubuh yang membawa oksigen dan zat-zat lainnya yang dimana sel darah
merah merupakan sel-sel mikroskopis dan tidak mempunyai inti sel. Sel darah
merah disebut juga eritrosit, Eritrosit berasal dari bahasa Yunani yakni Erythros
yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung sel darah. Sel darah merah
(eritrosit) berbentuk bulat pipih, pada bagian tengahnya cekung (bikongkaf) dan
tidak berinti. Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin.
Sel darah merah ini dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih,
selanjutnya darah beredar ke seluruh bagian tubuh yang melalui pembuluh darah.
Untuk umur sel darah merah yakni kurang lebih hanya 120 hari. Sel darah merah
yang telah tua akan dibongkar oleh hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin
diubah menjadi zat warna empedu ( bilirubin ) yang kemudian di tampung dalam
kantong empedu. Bilirubin ini berfungsi memberi warna kepada feses, zat besi
ada pada hemoglobin yang kemudian dilepas dan digunakan untuk membentuk sel
darah merah baru.
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat oksigen dan karbon
dioksida. Bagian sel darah merah yang sangat berperan dalam mengikat oksigen
yakni hemoglobin, proses dalam mengikat oksigen oleh hemoglobin dalam paru-
paru bisa digambarkan dalam skema sebagai berikut.
Pada karbon dioksida lebih mudah larut dalam air dari pada oksigen.
Karbon dioksida tidak sukar tetapi mudah dalam terikat dengan air dalam plasma
darah membentuk asam karbonat. Asam karbonat lalu membebaskan ion
2
hydrogen yang menyebabkan pH darah akan turun ( asam ). Sekitar 25% karbon
dioksida berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah membentuk
karbominohemoglobin. Karbon dioksida tidak bergabung dengan hemoglobin di
tempat yang sama pada oksigen.
Sel darah merah dari jantung yang sampai ke sel-sel tubuh akan
membebaskan oksigen dan meningkatkan pengangkutan karbon dioksida dari
sisa-sisa oksidasi sel. Sel darah merah yang ada dalam tubuh sampai ke paru-paru
akan mengikat oksigen. Pengikatan oksigen ini dilakukan oleh hemoglobin. ini
akan menaikkan pembebasan karbon dioksida, dengan adanya dua mekanisme
penting tersebut pengangkutan karbon dioksida dapat berlangsung denga aman
dan cepat.
Pada kondisi yang normal, jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia
kurang lima juta tiap millimeter kubik ( mm3 ) darah. Lingkungan juga sangat
mempengaruhi untuk jumlah sel darah dalam tubuh seseorang. Maka tinggi suatu
tempat, kadar oksigen di atmosfer makin berkurang. Orang yang hidup didataran
tinggi mengadakan adapatasi dengan cara memperbanyak jumlah sel darah supaya
kebutuhan oksigen tubuh tetap tercukupi.
Fungsi sel darah merah mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh, antara lain :
Setelah dibentuk oleh tumbuh sumsum merah tulang, sel darah merah akan
menyebar ke seluruh jaringan-jaringan tubuh dengan membawa oksigen dari paru-
paru lalu mengedarkannya dan membawanya kembali ke paru-paru untuk
dikeluarkan.
Penentuan golongan darah ini dapat terjadi karena ditentukan oleh ada
tidaknya antigen aglutinogen dalam sel darah merah. Golongan sel darah ialah A,
B, AB dan O.
3
c. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh ( Antibodi )
Menjaga sistem kekebalan tubuh ini dapat terjadi karna adanya peran serta
hemoglobin yang menangkal patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan
mengeluarkan radikal bebas yang bisa menghancurkan dinding dan membrane sel
patogen dan membunuh bakteri.
Dari hasil ulasan diatas tadi dapat diketahui ciri-ciri sel darah merah antara
lain :
a. Untuk bentuk pada sel darah merah ini yakni bulat pipih yang bagian tengahnya
cekung atau bikongkaf.
Pada sel darah merah ini dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih,
selanjutnya darah beredar ke seluruh bagian tubuh yang melalui pembuluh darah.
Untuk umur sel darah merah ini kurang lebih yakni 120 hari. Sel darah merah
4
yang sudah tua akan dibongkar di hati dan limpa diemoglobin diubah menjadi zat
warna empedu (bilirubin) yang kemudian ditampung dalam kantong empedu.
Bilibirun ini berfungsi memberi warna pada feses, zat besi yang terdapat pada
hemoglobin lalu dilepas dan digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
a. Darah terbentuk atau diproduksi dalam sumsum merah tulang pipih. Setiap
detik sumsum merah tulang pipih membentuk sekitar dua juta sel.
b. Sel-sel yang telah diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih dan dikeluarkan
dinamakan retikulosit, Retikulosit memiliki kurang lebih 1% dalam dari sirkulasi
darah
c. Sel-sel yang mulai matang akan mengalami perubahan pada selaput plasmanya
sehingga fagosit dapat mengetahui sel-sel yang sudah tua yang akan menghasilkan
fagositosis
5
Pematangan sel darah merah ( eritrosit ) didalam darah sangat tergantung
pada pemasukan nutrisi dari makanan kedalam tubuh seseorang. Pada
pematangan ini ada dua vitamin terpenting untuk proses pematangan eritrosit
yaitu :
Asam volat.
Vitamin B 12.
Dari kedua vitamin tersebut akan membentuk timidin trifosfat yang akan
membangun inti DNA eritrosit. Kekurangan kedua vitamin tersebut akan
menjadikan abnormalitas pematangan dan inti sel DNA eritrosit. Pada keadaan
ini eritrosit akan berbentuk lebih besar dan mudah pecah. namun masih tetap bisa
mengangkut oksigen. pada tubuh manusia vitamin B12 akan di absorbsi di saluran
cerna dengan bantuan glikoprotein (faktor intrinsik) yang di hasilkan oleh tractus
gastrointestinal. Setelah di absorbsi vitamin B12 akan di proses untuk
pembentukan inti sel dan pematangan eritrosit dan akan disimpan di dalam hati
ketika sudah tidak dipergunakan lagi. Asam volat tubuh akan di hasilkan melalui
makanan yang mengandung zat zat asam volat seperti : sayur sayuran hijau,
buah buah tertentu dan daging terutama di dalam hati.
Masa hidup eritrosit didalam tubuh sekitar 120 hari. Eritrosit merupakan
sel yang tidak mempunyai inti, mitokondria, dll. Namun memiliki enzim enzim
sitoplasma yang akan memetabolisme glukosa dan membentuk edeno trifosfat
yang mempunyai kemampuan seperti berikut :
c. Pertahanan hemoglobin agar membentuk zat besi dengan bentuk fero bukan
feri.
6
e. Jika massa hidup eritrosit habis, maka membran eritrosit akan menipis dan akan
dihancurkan di kapiler limfa yang berukurang sangat kecil. Kemudian zat b esi
dalam eritrosit tua yang sudah dihancurkan akan dilepaskan dan dicerna oleh
sistem fagosit-monosit, sehingga besi akan dibebaskan dan disimpan dalam
bentuk feritin didalam hati dan sumsum tulang.
B. Hematokrit (HCT)
Hematokrit biasa juga disebut dengan Packed Cell Volume (PCV). PCV
merupakan presentase sel darah merah dalam cairan darah, nilai hematokrit 40
berarti 40% volume darah adalah sel darah merah dan sisanya adalah plasma.
Hematokrit juga disebut sebagai fraksi darah yang terdiri dari sel-sel darah merah.
Hematokrit dapat ditentukan dengan cara sentrifugasi darah dalam tabung mikro
kapiler hematokrit sehingga sel-sel darah menjadi padat/mengendap di bagian
bawah tabung. Dalam sel darah merah yang mengalami pemadatan masih terdapat
sekitar 3 sampai 4% plasma yang tetap terjebak di antara sel. Sehingga nilai
hematokrit sebenarnya hanya sekitar 96% dari yang terukur (Guyton and Hall
2006).
7
darah yang meningkat akan memperberat kerja jantung dalam memompakan
darah menuju ke jaringan (Guyton and Hall 2006).
a. Implikasi klinis:
b. Faktor Pengganggu
Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi
demikian juga Hemoglobin dan sel darah merahnya. Normalnya Hct akan sedikit
menurun pada hidremia fisiologis pada saat kehamilan. Nilai Hct normal
bervariasi sesuai umur dan jender. nilai normal untuk bayi lebih tinggi karena bayi
baru lahir memiliki banyak sel makrositik. Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit
lebih rendah dibandingkan laki-laki.
8
lebih rendah pada kelompok umur ini. selain itu dehidrasi parah karena berbagai
sebab juga dapat meningkatkan nilai Hct didalam darah.
Nilai Hct < 20% dapat menyebabkan gagal jantung hingga kematian, Hct
> 60% terkait dengan pembekuan darah spontan.
1) Hematokrit
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, bayi kurang 1
bulan atau neonatus 40-68% Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%,
wanita hamil 30-46%. Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit
dalam plasma darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali
hemoglobin.
2) Interpretasi Hasil
C. Hemoglobin
1. Pengertian hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paruparu ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
9
Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
2. Struktur hemoglobin
10
globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Erytrosit Hb
berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya
merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung
karbondioksida (Depkes RI dalam Widayanti, 2008).
11
3. fungsi hemoglobin
4. kadar hemoglobin
12
hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan
jumlah ini biasanya disebut 100 persen (Evelyn, 2009).
Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar
hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah
menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin
(WHO dalam Arisman, 2002).
5. Gangguan hemoglobin
13
tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang
tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. (detikhealt, 2011).
1. Hemoglobinopati structural
Di sini terjadi perubahan sturktur hemoglobin (kualitatif) karena
substitusi satu asam amino atau lebih pada salah satu rantai peptida
hemoglobin. Hemoglobinopati yang penting sebagian besar merupakan
varian rantai beta. Pada hemoglobinopati structural dapat ditemukan
splenomegali namun tidak dapat ditemukan hepatomegali. Spenomegali
adalah pembesaran limfa, keadaan ini biasanya akibat poliferasi limfosit
dalam limfa karena infeksi di daerah tubuh lain, sedangkan heptomegali
adalah penyakit yang di akibatkan pembesaran organ hati yang melebihi
ukuran normal. Contoh hemoglobinopati struktural adalah penyakit HbC,
HbE, HbS dll.
14
2. Thalassemia
Thalassemia adalah suatu sindrom yang ditandai oleh penurunan
kecepatan sintesis atau absennya pembentukan satu atau lebih rantai
globin sehingga mengurangi sintesis hemoglobin normal (kuantitatif).
Sebagai akibatnya timbul ketidakseimbangan sintesis suatu rantai, salah
satu rantai disintesis berlebihan sehingga mengalami
presipitasi,membentuk Heinz bodies. Eritrosit yang mengandung Heinz
Bodies ini mengalami hemolisis intramedular sehingga terjadi eritropoesis
inefektif, disertai pendekan masa hidup eritrosit yang beredar. Sering
diikuti kompensasi pembentukan rantai globin lain sehingga membentuk
konfigurasi lain.
Thalassemia merupakan kelompok heterogen anemia hemolitik
herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya
secara autosomal resesif yang secara umum terdapat penurunan kecepatan
sintesis pada satu atau lebih rantai polipeptida hemoglobin. Secara
molekuler thalassemia dibedakan atas thalassemia dan thalassemia .
Namun berdasarkan gejala klinisnya, thalassemia terbagi menjadi
thalassemia minor, thalassemia mayor dan thalassemia intermedia
a. talasemia alfa dalam kondisi normal terdapat 4 gen globulin alfa, dua pada
setiap kromosom 16.
Pada kasus thalassemia , akan terjadi mutasi pada kromosom 16
yang menyebabkan produksi rantai globin (memiliki 4 lokus genetik)
menurun yang menyebabkan adanya kelebihan rantai globin pada orang
dewasa dan kelebihan rantai pada newbornyang masih memiliki HbF .
Derajat thalassemia berhubungan dengan jumlah lokus yang termutasi
(semakin banyak lokus yang termutasi, derajat thalassemia semakin tinggi)
kekurangan rantai globin menyebabkan terdapat rantai globin yang
tidak berpasangan. Rantai globin yang tidak berpasangan tersebut,
kemudian akan membentuk tetramer sebagai Hb Barts. Sedangkan pada
bayi > 6 bulan (dimana kadar HbF sama dengan orang dewasa) terdapat
Hb A (22), kekurangan rantai globin menyebabkan rantai
15
tidak berpasangan yang kemudian membentuk tetramer sebagai HbH. Ex:
hidrops fetalis , keempat gen alfa bersifat inaktif, janin tidak dapat mampu
mebuat hemoglobin janin (HbF) maupun Hb dewasa (HbA) kematian
terjadi pada in utero atau neonatus.
b. Talasemia beta keadaan ini terjadi karena kegagalan sintesis rantai globin
beta secra komplet atau hampir komplet yang di sebabkan oleh satu dari
hampir 200 mutasi titik atau delesi yang berbeda dalam gen globin beta
atau sekuens pengontrolnya pada kromosom 11, terjadi ketidak simbangan
antara rantai alfa dan beta (at a galance hematologi edisi kedua 2002)
Talasemia beta mayor, terjadi mutasi pada kedua gen beta, dan
memerlukan transfuse darah secara berkala, terdapat pembesaran
limpa yang semakin lama semaki lebar sehingga memerlukan
pengangkatan limpa yang di sebut splenektomi. Selain itu pasien
mengalami penumpukan zat besi di dalam tubuh akibat transfusi
berkurang dan penyerapan besi yang berlebihan, sehingga
diperlukan pengobatan pengeluaran besi dari tubuh yang disebut
dengan kelasi
Talasemia beta minor , terjadi mutasi pada salah satu dari 2 gen
beta, pada keadaan ini kadar hemoglobin normal atau anemia
ringan dan pasien tidak menunjukan gejala klinik,
Talasemia intermedia kelainan anatara talasemia mayor dan minor,
pasien biasanya hidup normal tetapi dalam keadaan tertentu seperti
infeksi berat atau kehamilan memrlukan transfusi darah
E. Methemoglobin (metHb)
16
dan lebih dari 30 obat terapi lainnya lazim baik di rumah sakit dan pengaturan
rawat jalan. Jika tidak terdeteksi dan diobati, dapat mengakibatkan
methemoglobinemia pengurangan yang signifikan dalam pengiriman oksigen ke
jaringan mengakibatkan kerusakan organ vital. Pencegahan cedera organ vital
membutuhkan deteksi dan pengobatan seperti cedera organ yang signifikan dapat
terjadi dalam waktu lima menit. Namun, metode tradisional deteksi mengandalkan
tanda-tanda fisik dan gejala, yang mungkin tes darah non-spesifik dan halus atau
invasif laboratorium yang dapat memakan waktu yang lama. Masimo SpMet
menyediakan cara yang akurat, cepat, dan mudah digunakan untuk noninvasively
dan terus mengukur tingkat methemoglobin dalam darah, yang membantu dokter
menilai methemoglobinemia untuk menentukan pilihan pengobatan dan tes
tambahan.
17
Pada sistem ini terdapat dua enzim yang berfungsi untuk mereduksi
methemoglobin dalam eritrosit. Kedua enzim ini adalah NADH-cytochrome b5
reductase dan NADPH-flavin reductase. Mekanisme kerja enzim ini dalam
mereduksi methemoglobin dapat dijelaskan dengan reaksi sebagai berikut :
Kadar MetHb dalam darah < 4% untuk nilai normal. Kadar MetHb yang
melebihi persentase 15% pada keracunan nitrit dapat menyebabkan kulit akan
menjadi kebiruan, sebagai gejala kekurangan oksigen. Keracunan ini pun dapat
terjadi pada bayi yang menyebabkan penyakit blue babies, dengan kadar MetHb
>11% (Ariens et al., 1994). Pengukuran kadar MetHb dapat dilakukan dengan
18
spektrofotometer. Absorbansi maksimal untuk mengukur kadar MetHb sebesar
630 nm (Berksun et al., 2008).
Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare,
campur darah, disusul oleh konsulvi, koma, dan bila tidak ditolong akan
meninggal. Keracunan nitrit pada bayi dengan kadar >11% akan menyebabkan
penyakit blue babies (methemoglobinemia). Hal ini disebabkan karena sistem
enzim (NADH dan NADPH) yang masih belum sempurna. Keracunan kronis
menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama
akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk methemoglobin. Kandungan
MetHb dalam darah 30-40% dapat menimbulkan gejala klinis dan bila
kandungannya mencapai 80-90% akan menyebabkan kematian. Beberapa hewan
dapa mentoleransi kandungan MetHb sampai 50% tanpa menimbulkan gejala
sakit. Namun, apabila kandungan MetHb melebihi 80% akan menyebabkan
kematian (Yuningsih, 2007).
19
heme. Secara spontan hemoglobin akan menghasilkan superoksida yang diikuti
dengan proses oksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin.
1. Methemoglobinemia
20
2. Sianosis
3. Hipoksia
21
d) Hipoksia histotoksik, terjadi karena ketidakmampuan sel untuk
menggunakan oksigen yang telah tersedia. Hal ini dapat disebabkan antara
lain oleh keracunan sianida, konsumsi alkohol, dan narkotika. (Joseph,
2009)
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel darah merah merupakan sel darah yang paling banyak yang berada
dalam tubuh yang membawa oksigen dan zat-zat lainnya yang dimana sel darah
merah merupakan sel-sel mikroskopis dan tidak mempunyai inti sel. Sel darah
merah disebut juga eritrosit, Eritrosit berasal dari bahasa Yunani yakni Erythros
yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung sel darah.
a. Darah terbentuk atau diproduksi dalam sumsum merah tulang pipih. Setiap
detik sumsum merah tulang pipih membentuk sekitar dua juta sel.
b. Sel-sel yang telah diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih dan dikeluarkan
dinamakan retikulosit, Retikulosit memiliki kurang lebih 1% dalam dari sirkulasi
darah
c. Sel-sel yang mulai matang akan mengalami perubahan pada selpaut plasmanya
sehingga fagosit dapat mengetahui sel-sel yang sudah tua yang akan menghasilkan
fagositosis
23
Hematokrit biasa juga disebut dengan Packed Cell Volume (PCV). PCV
merupakan presentase sel darah merah dalam cairan darah, nilai hematokrit 40
berarti 40% volume darah adalah sel darah merah dan sisanya adalah plasma.
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paruparu ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami sebagai penulis masih merasa kurang
dalam banyaknya sumber materi dan isi dari pembahasan makalah ini. Oleh
karena itu kami menyarankan agar pembaca menambah pembahasan makalah
kami dengan pembahasan dari referensi yang lain.
24
Daftar Pustaka
Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Brooker, C.. (2001). Kamus saku keperawatan. (edisi 31). Jakarta. EGC
Kwok, S., J.L. Fischer, and J.D. Rogers. 2008. Benzocaine and Lidocaine
Induced Methemoglobinemia after Bronchoscopy : A Case Report.Journal of
Medical Case Reports. 2:16
25
Widayanti, Sri. 2008. Analisis Kadar Hemoglobin Pada Anak Buah Kapal
PT. Salam Pacific Indonesia Lines Di Belawan Tahun 2007. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
26