Pasal 1
Ketentuan Umum
Arti: Dalam Syarat & Ketentuan ini, pernyataan/istilah tertentu ini memiliki makna sebagai berikut:
Pasal 2
Ruang Lingkup
PLN bersedia untuk menjual dan menyalurkan
tenaga listrik
kepada Pelanggan dan Pelanggan bersedia
membeli dan menerima tenaga listrik yang
akan disalurkan
oleh PLN untuk dipergunakan oleh Pelanggan s
esuai golongan tarif dan daya tersambung
dengan dasar perhitungan biaya sesuai
Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang berlaku.
Pasal 3
Penyambungan
(1) Penyambungan tenaga listrik akan dilaksanakan oleh PLN setelah Pelanggan :
a Membayar Biaya Penyambungan (BP), Uang Jamian
. Langganan (UJL) (bagi layanan Pasca Bayar) dan Biaya Materai;
b Membeli Stroom Perdana sebesar minimal Rp. 5.000,00 ( Lima Ribu
. Rupiah) bagi layanan listrik sistem prabayar;
c Menyediakan tempat untuk pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas
. (APP) dan instalasi PLN seperti tiang listrik, penghantar dan gardu
apabila diperlukan oleh PLN;
d Telah menyelesaikan kewajibannya kepada PLN apabila di lokasi
. bangunan yang akan dilakukan Penyambungan terdapat kewajiban jual
beli tenaga listrik yang belum diselesaikan atas pemakaian tenaga
listrik sebelumnya;
(2) Proses penyambungan tenaga listrik akan dibatalkan, apabila di lokasi bangunan yang akan dilakukan
penyambungan terdapat Putusan Pengadilan dan/atau Ketentuan Pemerintah sedemikian sehingga
bangunan tersebut harus dibongkar. Biaya penyambungan terkait pembatalan penyambungan
ini tidak dapat dikembalikan kepada Pelanggan, jika PLN telah melakukan investasi untuk
penyambungan tenaga listrik tersebut.
Pasal 4
Ketentuan Teknis
(1) PLN akan menyalurkan tenaga listrik kepada Pelanggan sesuai daya tersambung dengan frekuensi
sesuai dengan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.
(2) Penyaluran tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terus menerus
tanpa terputus-putus, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut :
a Terjadi force majeure;
.
b Dilakukan pemutusan sementara sesuai ketentuan Pasal 1 butir
. 19 Syarat dan Ketentuan ini;
c. PLN mengalami kekurangan penyediaan tenaga listrik;
d PLN melakukan pemeliharaan dan/atau perbaikan pembangkit dan/atau
. jaringan;
e Atas perintah Instansi yang berwenang atau Pengadilan;
.
(3) Apabila terjadi penghentian penyaluran tenaga listrik karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), maka Pelanggantidak berhak untuk menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada PLN.
Pasal 5
(4) Pelanggan dapat meminta kepada PLN untuk dilakukan penggantian APP apabila terjadi kerusakan APP
yang bukan disebabkan dari kesengajaan Pelanggan. Jika menurut pemeriksaan PLN penyebab
kerusakan ada unsur kesengajaan atau kelalaian dari Pelanggan, maka Pelanggan dikenakan biaya
penggantian/pemasangan kWh Meter atau MPB dan/atau Tagihan Susulan apabila ditemukan
Pelanggaran.
(5) Apabila terjadi kerusakan pada kWh Meter atau MPB, maka PLN berkewajiban mengganti dengan kWh
Meter atau MPB lainnya.
(6) Apabila terjadi kerusakan APP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5),
yang mengakibatkan perhitungan pemakaian antara sisa Stroom dengan pemakaian kWh Meter
mekanik muncul kekurangan tagih, maka akan dilakukan perhitungan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pasal 6
(2) Stroom sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibeli di tempat-tempat penerimaan pembayaran
tagihan listrik dan atau tempat-tempat pembelian Stroom Listrik Prabayar.
Pasal 7
Pasal 8
Kewajiban dan Hak PLN
(1) Kewajiban PLN :
a Menyediakan APP setelah Pelanggan memenuhi persyaratan
. Penyambungan.
b Menyediakan tenaga listrik secara
. berkesinambungan sesuai dengan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.
c. Melakukan perbaikan pada sambungan Tenaga Listrik dan/atau
penggantian APP apabila terjadi kerusakan.
d Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan atau gangguan Listrik
. Prabayar.
e Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan tidak munculnya
. token setelah transaksi pembelian stroom isi ulang listrik prabayar.
(2) Hak PLN :
a Melakukan pemadaman atau penghentian penyaluran tenaga listrik dala
. m pelaksanaan pekerjaanpemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluas
an dan/atau rehabilitasi instalasi dan/atau peralatan listrik milik PLN.
b Memasuki dan/atau melintasi tanah dan bangunan Pelanggan untuk mela
. kukan :
- Penyambungan baru atau tambah daya;
- Pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluasan dan/ata
u rehabilitasi instalasi dan/atauperalatan listrik milik PLN;
- Pemeriksaan dalam rangka Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2
TL) dan segala penyelesaiannyaberdasarkan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan P2TL yang berlaku;
- Penebangan atau pemotongan tumbuh-tumbuhan milik Pelanggan di
lokasi manapun yang menurutPLN membahayakan kelangsungan pe
nyaluran tenaga listrik atau keselamatan umum;
Pasal 9
Pasal 10
Biaya Keterlambatan
;
(1) Pelanggan pasca bayar yang membayar tagihan listrik melampaui batas akhir masa pembayaran
dikenakan Biaya Keterlambatan (BK).
(2) Batas akhir masa pembayaran tagihan listrik setiap bulannya adalah tanggal 20 (dua puluh).
(3) Pelanggan yang terlambat membayar tagihan listrik selain terkena BK juga dikenakan sanksi
pemutusan.
(4) Pengenaan BK untuk setiap lembar tagihan dibatasi maksimal 3 (tiga) kali tarif BK yang diatur sebagai
berikut :
a BK pertama dikenakan untuk pelunasan tagihan listrik setelah batas akhir
. masa pembayaran sampai denganakhir bulan berjalan (bulan ke n) bagi
masing-masing Pelanggan.
b BK kedua diberlakukan setelah BK pertama, untuk pelunasan tagihan listr
. ik mulai tanggal 1
(satu) sampaidengan akhir bulan berikutnya (bulan ke n+1).
c. BK ketiga diberlakukan setelah BK kedua, untuk pelunasan tagihan listrik
mulai tanggal 1
(satu) sampai denganakhir bulan berikutnya (bulan ke n+2).
Pasal 11
Larangan
(1) Pelanggan dilarang menjual dan/atau menyalurkan tenaga
listrik Pelanggan yang dibeli dan diterima dari PLN kepada Pihak Lain tanpa sepengetahuan dan perse
tujuan tertulis dari PLN.
(2) Pelanggan dengan cara dan alasan apapun dilarang membuka, merusak atau merubah peralatan listr
ik milik PLN, baik yang dilakukan oleh Pelanggan maupun Pihak Lain.
(3) Pelanggan dilarang memakai tenaga listrik selain peruntukan sesuai Surat Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik .
(4) Pelanggan dilarang memindahkan peralatan listrik milik PLN tanpa seijin PLN;
(5) Pelanggan dilarang menyalakan Instalasi Milik Pelanggan (IML) apabila IML nya belum memiliki Sertifik
at Laik Operasi (SLO).
Pasal 12
Sanksi
(1) Apabila Pelanggan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (1), maka PLN
berhak melakukan pemutusan aliran tenaga listrik ke persil Pelanggan sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Apabila Pelanggan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), (3) dan (4),
maka PLN berhak melakukan pemutusan tenaga listrik ke Pelanggan dan dikenakan tagihan susulan
oleh PLN sesuai dengan ketentuan P2TL yang berlaku.
Pasal 13
(2) Apabila dalam pemeriksaan penertiban pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan pelanggaran dan/atau kelainan, maka Pelanggan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku, berupa :
a Pemutusan sementara apabila tagihan susulan belum
. dilunasi atau pemblokiran pembelian stroom isi ulangbagi Pelanggan list
rik Prabayar.
b Pembongkaran rampung apabila 60 (enam puluh) hari setelah
. pemutusan sementara dilaksanakan Tagihan Susulan belum
dilunasi. Permintaan penyambungan kembali setelah pembongkaran ra
mpung, diperlakukanseperti permintaan penyambungan baru.
Pasal 14
Force Majeure
(1) Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah semua kejadian diluar kemampuan PLN untuk
menanggulanginya termasuk namun tidak terbatas pada kejadian-kejadian sebagai berikut : akibat
Peraturan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah atau Departemen-Departemen, Instansi Sipil
maupun Militer, Kerusuhan, Huru Hara, Perang, Pemogokan, Kebakaran, Gempa Bumi, Banjir, Tanah
Longsor, Letusan Gunung Berapi, Tsunami, Kecelakaan Pesawat Terbang, Pohon Tumbang, Petir,
Pencurian Kabel Listrik, yang mengakibatkan terhentinya penyaluran tenaga listrik.
(2) PLN tidak memberikan ganti rugi apapun kepada Pelanggan bila terjadi Force
Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 15
Penyelesaian Perselisihan
(1) Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan Syarat dan Ketentuan ini, maka Pelanggan
dan PLN akan menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, makakedua belah pihak akan menyerahkan penyelesaiannya melalui Pengadilan Negeri
setempat