Anda di halaman 1dari 12

SYARAT & KETENTUAN PASANG BARU/PERUBAHAN DAYA ONLINE antara Pelanggan, yang selanjutnya disebut Pelanggan, dan PT PLN

(Persero), yang selanjutnya disebut PLN.

Pasal 1

Ketentuan Umum
Arti: Dalam Syarat & Ketentuan ini, pernyataan/istilah tertentu ini memiliki makna sebagai berikut:

1. Listrik Prabayar (LPB) adalah Produk layanan pemakaian tenaga listrik


yang menggunakan meter elektronik prabayar dengan cara pembayaran
dimuka;
2. Meter Prabayar (MPB) adalah meter energi listrik yang dipergunakan
untuk mengukur energi listrik (kWh) yang dikonsumsi oleh Pelanggan yang
berfungsi setelah Pelanggan memasukkan sejumlah stroom tertentu ke
dalamnya;
3. Nomor Meter adalah Nomor yang tertera dalam MPB sebagai nomor
identitas pada saat transaksi pembelian isi ulang dan pengaduan, yang
terdiri dari 11 (sebelas) digit yang bersifat unique dan tidak sama antara
meter yang satu dengan meter lainnya.
4. Stroom adalah kode angka yang setara dengan energi listrik tertentu
yang dituangkan dalam 20 (duapuluh) angka yang bersifat unique (hanya
cocok untuk nomor serial meter prabayar 11 (sebelas) angka tertentu);
5. Stroom Perdana adalah kode angka yang mewakili sejumlah tertentu
energi listrik yang harus dibeli oleh Pelanggan pada saat penyambungan
baru/perubahan daya dan migrasi ke prabayar;
6. Pembelian Isi Ulang Stroom adalah pembelian kembali Stroom oleh
Pelanggan yang dilakukan di tempat-tempat penerimaan pembayaran
tagihan listrik;
7. Stroom Darurat adalah Stroom penggantian yang dibeli secara langsung
oleh Pelanggan di kantor PLN yang disebabkan seluruh loket penjualan
Stroom setempat tidak dapat melayani transaksi pembelian Stroom;
8. Peringatan Awal adalah sinyal yang dipancarkan oleh MPB sebagai
pemberitahuan bahwa Stroom tinggal tersisa sejumlah kWh tertentu;
9. Tenaga Listrik adalah satu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan dan didistribusikan untuk semua keperluan
oleh PLN kepada Pelanggan;
10 Alat Pembatas dan Pengukur (APP) adalah alat milik PLN yang dipakai
. untuk membatasi daya lisrik dan mengukur energi listrik yang dipakai
oleh Pelanggan;
11 Instalasi PLN adalah instalasi ketenagalistrikan milik PLN sampai dengan
. APP;

12 Instalasi Pelanggan adalah instalasi ketenagalistrikan milik Pelanggan


. sesudah APP milik PLN;

13 Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) adalah deskripsi kwantitatif beberapa


. indikator mutu pelayanan yang dinyatakan oleh PLN secara berkala;

14 Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) adalah pemeriksaan


. yang dilakukan oleh PLN terhadap Instalasi PLN dan/atau Instalasi
Pelanggan;
15 Segel adalah suatu alat yang dipasang oleh PLN pada APP dan
. perlengkapan APP sebagai pengamanan APP;
16 Biaya Keterlambatan adalah biaya yang dibebankan kepada Pelanggan r
. eguler/pasca bayar karena tidakmemenuhi kewajiban membayar tagihan P
LN tepat pada waktunya;
17 Tagihan Susulan (TS) adalah tagihan yang dikenakan kepada Pelanggan
. sebagai akibat adanya pelanggaran atau kelainan pemakai Tenaga Listrik
yang dipasok dari PLN;
18 Surat Pengakuan Hutang (SPH) adalah surat pernyataan kesanggupan
. Pelanggan untuk mengakui dan melunasi kewajiban pembayaran atas
Tagihan Susulan kepada PLN;
19 Pemutusan Sementara adalah penghentian untuk sementara
. penyaluran Tenaga Listrik ke instalasi Pelanggan;
20 Pembongkaran Rampung adalah penghentian untuk seterusnya
. penyaluran tenaga listrik ke Instalasi Pelanggan dengan mengambil
seluruh instalasi PLN yang dipergunakan untuk penyaluran tenaga listrik ke
Instalasi Pelanggan;
21 Daya Tersambung adalah daya yang disepakati Para Pihak yang
. dituangkan dalam Syarat dan Ketentuan Jual Beli Tenaga Listrik;
22 Uang Jaminan Langganan (UJL) adalah uang yang merupakan jaminan
. atas pemakaian daya dan tenagalistrik selama menjadi Pelanggan reguler;
23 Sertifikasi Laik Operasi (SLO) adalah sertifikat yang diterbitkan oleh le
. mbaga inspeksi teknik teganganrendah yang menyatakan suatu instalasi li
strik laik;
24 Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah (LIT/TR) adalah lembaga
. yang bergerak dalam bidang sertifikasidan pengujian instalasi tenaga listri
k serta memiliki kewenangan dalam menerbitkan sertifikasi laik operasi;
25 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan adalah direktorat yang melaksa
. nakan tugas atas perumusan danpelaksanaan kebijakan serta standarisasi
teknis di bidang ketenagalistrikan;
26 Layanan Satu Pintu adalah layanan penyambungan baru atau tambah d
. aya yang dipaketkan dengan jasaSertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga L
istrik atas bangunan milik Pelanggan/Calon Pelanggan melaluifasilitas laya
nan terintegrasi antara PLN, LIT/TR, dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrik
an;
27 Layanan Paket SLO adalah layanan satu
. pintu penyambungan baru atau tambah daya yang terdiri dari paketpenya
mbungan/tambah daya dan pengurusan Sertifikasi Laik Operasi (SLO);
28 Layanan Non Paket
. SLO adalah layanan PLN yang hanya meliputi penyambungan atau peruba
han dayasedangkan pengurusan Sertifikasi Laik Operasi (SLO) dilakukan se
cara mandiri oleh Konsumen ke LIT/TR;
29 Biaya SLO adalah Biaya Pemeriksaan dan Sertifikasi Instalasi Pemanfaata
. n Tenaga Listrik yang dibayarkanoleh Calon Pelanggan/Pelanggan teganga
n rendah atas pasang baru atau perubahan daya (termasuk Pajak
Pertambahan
Nilai) dalam rangka mendapatkan layanan sertifikasi instalasi pemanfaat t
enaga listrik dariLIT/TR terhadap instalasi bangunan milik Calon Pelanggan/
Pelanggan .

Pasal 2
Ruang Lingkup
PLN bersedia untuk menjual dan menyalurkan
tenaga listrik
kepada Pelanggan dan Pelanggan bersedia
membeli dan menerima tenaga listrik yang
akan disalurkan
oleh PLN untuk dipergunakan oleh Pelanggan s
esuai golongan tarif dan daya tersambung
dengan dasar perhitungan biaya sesuai
Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang berlaku.

Pasal 3

Penyambungan
(1) Penyambungan tenaga listrik akan dilaksanakan oleh PLN setelah Pelanggan :
a Membayar Biaya Penyambungan (BP), Uang Jamian
. Langganan (UJL) (bagi layanan Pasca Bayar) dan Biaya Materai;
b Membeli Stroom Perdana sebesar minimal Rp. 5.000,00 ( Lima Ribu
. Rupiah) bagi layanan listrik sistem prabayar;
c Menyediakan tempat untuk pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas
. (APP) dan instalasi PLN seperti tiang listrik, penghantar dan gardu
apabila diperlukan oleh PLN;
d Telah menyelesaikan kewajibannya kepada PLN apabila di lokasi
. bangunan yang akan dilakukan Penyambungan terdapat kewajiban jual
beli tenaga listrik yang belum diselesaikan atas pemakaian tenaga
listrik sebelumnya;
(2) Proses penyambungan tenaga listrik akan dibatalkan, apabila di lokasi bangunan yang akan dilakukan
penyambungan terdapat Putusan Pengadilan dan/atau Ketentuan Pemerintah sedemikian sehingga
bangunan tersebut harus dibongkar. Biaya penyambungan terkait pembatalan penyambungan
ini tidak dapat dikembalikan kepada Pelanggan, jika PLN telah melakukan investasi untuk
penyambungan tenaga listrik tersebut.
Pasal 4
Ketentuan Teknis
(1) PLN akan menyalurkan tenaga listrik kepada Pelanggan sesuai daya tersambung dengan frekuensi
sesuai dengan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.
(2) Penyaluran tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terus menerus
tanpa terputus-putus, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut :
a Terjadi force majeure;
.
b Dilakukan pemutusan sementara sesuai ketentuan Pasal 1 butir
. 19 Syarat dan Ketentuan ini;
c. PLN mengalami kekurangan penyediaan tenaga listrik;
d PLN melakukan pemeliharaan dan/atau perbaikan pembangkit dan/atau
. jaringan;
e Atas perintah Instansi yang berwenang atau Pengadilan;
.
(3) Apabila terjadi penghentian penyaluran tenaga listrik karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), maka Pelanggantidak berhak untuk menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada PLN.

Pasal 5

Pengukuran dan Pembatasan


(1) Pemakaian tenaga listrik Pelanggan sebagaimana dimaksud dalam Syarat dan Ketentuan ini akan
diukur dengan kWh meter atau MPB milik PLN yang dipasang pada sisi jaringan tegangan rendah milik
PLN bagi Pelanggan tegangan rendah.
(2) kWh meter dan MPB yang digunakan untuk mengukur pemakaian tenaga listrik Pelanggan telah
dikalibrasi dan ditera oleh Instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(3) Pembatasan pemakaian tenaga listrik Pelanggan sebagaimana dimaksud
dalam Syarat dan Ketentuan ini menggunakan alat pembatas/Mini Circuit Breaker (MCB) milik PLN
yang dipasang pada sisi jaringan Tegangan Rendah milik PLN bagiPelanggan tegangan rendah.

(4) Pelanggan dapat meminta kepada PLN untuk dilakukan penggantian APP apabila terjadi kerusakan APP
yang bukan disebabkan dari kesengajaan Pelanggan. Jika menurut pemeriksaan PLN penyebab
kerusakan ada unsur kesengajaan atau kelalaian dari Pelanggan, maka Pelanggan dikenakan biaya
penggantian/pemasangan kWh Meter atau MPB dan/atau Tagihan Susulan apabila ditemukan
Pelanggaran.
(5) Apabila terjadi kerusakan pada kWh Meter atau MPB, maka PLN berkewajiban mengganti dengan kWh
Meter atau MPB lainnya.
(6) Apabila terjadi kerusakan APP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5),
yang mengakibatkan perhitungan pemakaian antara sisa Stroom dengan pemakaian kWh Meter
mekanik muncul kekurangan tagih, maka akan dilakukan perhitungan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pasal 6

Nilai Stroom Listrik Prabayar


(1) Stroom isi ulang Listrik Prabayar yang dapat dibeli Pelanggan minimal senilai Rp.20.000,00 (dua puluh
ribu Rupiah) atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Stroom sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibeli di tempat-tempat penerimaan pembayaran
tagihan listrik dan atau tempat-tempat pembelian Stroom Listrik Prabayar.

Pasal 7

Stroom Listrik Prabayar Habis


(1) Apabila Stroom Listrik Prabayar habis dan Pelanggan tidak melakukan pengisian Stroom, maka aliran
listrik terputus.
(2) Sebelum Stroom Listrik Prabayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) habis, maka MPB akan
mengeluarkan peringatan berupa bunyi atau kedip selama waktu tertentu.

Pasal 8
Kewajiban dan Hak PLN
(1) Kewajiban PLN :
a Menyediakan APP setelah Pelanggan memenuhi persyaratan
. Penyambungan.
b Menyediakan tenaga listrik secara
. berkesinambungan sesuai dengan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) PLN.
c. Melakukan perbaikan pada sambungan Tenaga Listrik dan/atau
penggantian APP apabila terjadi kerusakan.
d Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan atau gangguan Listrik
. Prabayar.
e Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan tidak munculnya
. token setelah transaksi pembelian stroom isi ulang listrik prabayar.
(2) Hak PLN :
a Melakukan pemadaman atau penghentian penyaluran tenaga listrik dala
. m pelaksanaan pekerjaanpemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluas
an dan/atau rehabilitasi instalasi dan/atau peralatan listrik milik PLN.
b Memasuki dan/atau melintasi tanah dan bangunan Pelanggan untuk mela
. kukan :
- Penyambungan baru atau tambah daya;
- Pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, perluasan dan/ata
u rehabilitasi instalasi dan/atauperalatan listrik milik PLN;
- Pemeriksaan dalam rangka Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2
TL) dan segala penyelesaiannyaberdasarkan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan P2TL yang berlaku;
- Penebangan atau pemotongan tumbuh-tumbuhan milik Pelanggan di
lokasi manapun yang menurutPLN membahayakan kelangsungan pe
nyaluran tenaga listrik atau keselamatan umum;

Pasal 9

Kewajiban dan Hak Pelanggan


(1) Kewajiban Pelanggan :
a Menyetujui ketentuan penempatan APP milik
. PLN sedemikian rupa sehingga aman dan mudah untuk diperiksapetugas
PLN;
b Menjaga APP dan perlengkapan milik PLN;
.
c. Mengijinkan PLN memasang instalasi listrik antara lain tiang
listrik dan/atau peralatan pendukung lainnya di halaman rumah atau
bangunan Pelanggan dan mengijinkan PLN menarik jaringan listrik dari
bangunan Pelanggan guna memberikan sambungan listrik kepada
bangunan lain;
d Membayar ganti rugi APP yang hilang atau rusak akibat kelalaian atau
. kesengajaan Pelanggan sesuai ketentuan yang berlaku;
e Membayar tagihan atas pemakaian listrik secara tepat waktu;
.
f. Membayar tagihan susulan akibat ditemukannya pelanggaran pemakaian
tenaga listrik dan/atau akibat pemakaian tenaga listrik tidak terukur
secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja tidak normal bukan
dikarenakan kesalahan Pelanggan;
g Menyediakan lokasi, membayar biaya pemindahan dan ganti rugi kWh
. yang tidak tersalur, apabila Pelanggan bermaksud untuk memindahkan
tiang listrik dan peralatan pendukung lainnya atas persetujuan PLN;
h Menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik pada saat akan
. dilaksanakan penyambungan tenaga listrik di gedung/persil Pelanggan;

(2) Hak Pelanggan :


a Mendapat sambungan tenaga listrik;
.
b Menerima pelayanan sesuai Tingkat Mutu Pelayanan (TMP)
. yang telah ditetapkan PLN dan mendapatkankompensasi apabila PLN tida
k dapat memenuhi TMP sesuai ketentuan yang berlaku;
c. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan instalasi
tenaga listrik milik PLN;
d Mendapat informasi dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan
. dengan tenaga listrik;
Pasal 9A
Keterikatan Antara PLN, Pelanggan dan
Lembaga Inspeksi Tegangan Rendah
(LIT/TR)
(1) Dalam hal Calon Pelanggan/Pelanggan bermaksud menggunakan Layanan Satu Pintu yakni Layanan
Paket SLO maka permohonan pekerjaan sertifikasi dilakukan melalui PLN yang kemudian akan
diteruskan kepada LIT/TR sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara PLN dengan LIT/TR;
(2) LIT/TR akan melaksanakan Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik setelah LIT/TR menerima
penerusan pekerjaan sertifikasi dari PLN;
(3) Dalam hal Calon Pelanggan/Pelanggan menggunakan Layanan Satu Pintu, maka Calon
Pelanggan/Pelanggan telah terkait dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
(4) Penerusan Biaya Pemeriksaan dan Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dari PLN kepada
LIT/TR dilakukan dengan hanya mengacu pada data nomor registrasi SLO yang telah diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan;
(5) PLN dan LIT/TR akan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai peraturan perpajakan yang berlaku
atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing;

Pasal 10

Biaya Keterlambatan
;
(1) Pelanggan pasca bayar yang membayar tagihan listrik melampaui batas akhir masa pembayaran
dikenakan Biaya Keterlambatan (BK).
(2) Batas akhir masa pembayaran tagihan listrik setiap bulannya adalah tanggal 20 (dua puluh).

(3) Pelanggan yang terlambat membayar tagihan listrik selain terkena BK juga dikenakan sanksi
pemutusan.

(4) Pengenaan BK untuk setiap lembar tagihan dibatasi maksimal 3 (tiga) kali tarif BK yang diatur sebagai
berikut :
a BK pertama dikenakan untuk pelunasan tagihan listrik setelah batas akhir
. masa pembayaran sampai denganakhir bulan berjalan (bulan ke n) bagi
masing-masing Pelanggan.
b BK kedua diberlakukan setelah BK pertama, untuk pelunasan tagihan listr
. ik mulai tanggal 1
(satu) sampaidengan akhir bulan berikutnya (bulan ke n+1).
c. BK ketiga diberlakukan setelah BK kedua, untuk pelunasan tagihan listrik
mulai tanggal 1
(satu) sampai denganakhir bulan berikutnya (bulan ke n+2).
Pasal 11

Larangan
(1) Pelanggan dilarang menjual dan/atau menyalurkan tenaga
listrik Pelanggan yang dibeli dan diterima dari PLN kepada Pihak Lain tanpa sepengetahuan dan perse
tujuan tertulis dari PLN.
(2) Pelanggan dengan cara dan alasan apapun dilarang membuka, merusak atau merubah peralatan listr
ik milik PLN, baik yang dilakukan oleh Pelanggan maupun Pihak Lain.
(3) Pelanggan dilarang memakai tenaga listrik selain peruntukan sesuai Surat Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik .
(4) Pelanggan dilarang memindahkan peralatan listrik milik PLN tanpa seijin PLN;

(5) Pelanggan dilarang menyalakan Instalasi Milik Pelanggan (IML) apabila IML nya belum memiliki Sertifik
at Laik Operasi (SLO).
Pasal 12

Sanksi
(1) Apabila Pelanggan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Ayat (1), maka PLN
berhak melakukan pemutusan aliran tenaga listrik ke persil Pelanggan sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Apabila Pelanggan melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), (3) dan (4),
maka PLN berhak melakukan pemutusan tenaga listrik ke Pelanggan dan dikenakan tagihan susulan
oleh PLN sesuai dengan ketentuan P2TL yang berlaku.

Pasal 13

Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik


(1) PLN setiap saat dapat melaksanakan penertiban pemakaian tenaga listrik di tempat/persil Pelanggan.

(2) Apabila dalam pemeriksaan penertiban pemakaian tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan pelanggaran dan/atau kelainan, maka Pelanggan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku, berupa :
a Pemutusan sementara apabila tagihan susulan belum
. dilunasi atau pemblokiran pembelian stroom isi ulangbagi Pelanggan list
rik Prabayar.
b Pembongkaran rampung apabila 60 (enam puluh) hari setelah
. pemutusan sementara dilaksanakan Tagihan Susulan belum
dilunasi. Permintaan penyambungan kembali setelah pembongkaran ra
mpung, diperlakukanseperti permintaan penyambungan baru.
Pasal 14

Force Majeure
(1) Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah semua kejadian diluar kemampuan PLN untuk
menanggulanginya termasuk namun tidak terbatas pada kejadian-kejadian sebagai berikut : akibat
Peraturan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah atau Departemen-Departemen, Instansi Sipil
maupun Militer, Kerusuhan, Huru Hara, Perang, Pemogokan, Kebakaran, Gempa Bumi, Banjir, Tanah
Longsor, Letusan Gunung Berapi, Tsunami, Kecelakaan Pesawat Terbang, Pohon Tumbang, Petir,
Pencurian Kabel Listrik, yang mengakibatkan terhentinya penyaluran tenaga listrik.
(2) PLN tidak memberikan ganti rugi apapun kepada Pelanggan bila terjadi Force
Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 15

Pengakhiran Jual beli tenaga listrik


(1) Jual beli tenaga listrik dapat berakhir dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
a Kesepakatan Pelanggan dengan PLN.
.
b Terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Syarat dan
. Ketentuan ini.
c Adanya ketentuan Pemerintah dan/atau Putusan Pengadilan.
.
d Adanya keterangan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
.
(2) Apabila terjadi pengakhiran jual beli tenaga listrik karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), maka Pelanggan tetap melunasi seluruh kewajiban berkaitan dengan Syarat dan Ketentuan ini.
(3) Apabila terjadi pengakhiran jual beli tenaga listrik antara Pelanggan dengan PLN, sepakat untuk tidak
memberlakukan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 16

Penyelesaian Perselisihan
(1) Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan Syarat dan Ketentuan ini, maka Pelanggan
dan PLN akan menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, makakedua belah pihak akan menyerahkan penyelesaiannya melalui Pengadilan Negeri
setempat

Anda mungkin juga menyukai