Anda di halaman 1dari 14

Bab 3

Permintaan Individu

Fungsi Permintaan

Permintaan ialah jumlah barang dan jasa yang diminta seseorang atau individu dalam
waktu tertentu pada berbagai tingkat harga. Permintaan individu (perseorangan) adalah
permintaan atas suatu barang oleh seseorang individu pada suatu tingkat harga tertentu dalam
suatu waktu tertentu. Permintaan pasar adalah jumlah permintaan semua individu dalam pasar
pada suatu tingkat harga tertentu dalam suatu waktu tertentu.
Bab 2 menunjukkan bahwa kuantitas X dan Y yang dipilih seorang individu
tergantung pada preferensi individu tersebut dan pada bentuk kendala anggarannya.
Seandainya kita telah mengetahui preferensi seseorang dan seluruh kekacauan ekonomi yang
mempengaruhi pilihannya. Kita akan dapat memperkirakan berapa banyak dari masing-
masing barang yang akan dipilih. Kita dapat meringkas kesimpulan ini dengan menggunakan
fungsi permintaan (demand function) untuk barang tertentu, katakanlah X:

Kuantitas X yang diminta dx (PX, PY, I; Preferensi) (3.1)

Fungsi ini mengandung tiga elemen yang menentukan apa yang dapat dibeli individu harga
X dan Y dan pendapatannya (I) dan yang harus diingat bahwa pilihan juga dipengaruhi oleh
preferensi atas barang tersebut. Preferensi ini terletak disebelah kanan titik koma persamaan
3.1 karena dalam sebagian besar analisis, kita asumsikan bahwa preferensi tidak berubah.
Kesukaan atau ketidaksukaan yang mendasar pada seseorang disumsikan dikembangkan

Kuantitas Y yang diminta dY (PX, PY, I; Preferensi) (3.2)

Pada persamaan 3.2 kita mengasumsikan bahwa selesar seseorang pada barang Y tidak akan
berubah.

Homogenitas

Satu hal penting yang dapat kita ambil dari Bab 2 adalah bahwa jika harga X dan Y dan
pendapatan (I) secara keseluruhan digandakan (atau diubah dengan persentase yang sama),
kuantitas X dan Y yang diminta akan sama. Kendala anggaran

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 1


PXX + PYY = I (3.3)

Adalah identik dengan kendala anggaran

2 PXX + 2 PYY = 2 I (3.3)

Secara grafis keduanya merupakan garis yang sama. Konsekwensinya, kedua kendala
anggaran akan bersinggungan dengan kurva indiferensi di titik yang sama. Kuantitas X dan Y
yang dipilih individu ketika menghadapi kendala pada persamaan 3.3 adalah sama dengan
jika individu itu menghadapi kendala pada persamaan 3.4

Permintaan individu dikatakan sebagai homogen (homogeneous) jika terjadi


perubahan yang secara proporsional sama di semua tingkat harga dan pendapatan. Orang
tidak akan menderita karena adanya inflasi harga jika pendapatannya naik dengan proporsi
yang sama. Mereka akan memiliki kurva indiferensi yang sama persis antara sebelum dengan
sesudah inflasi. Hanya jika mengakibatkan kenaikan pendapatan secara lebih cepat atau lebih
lambat daripada perubahan harga-harga, maka inflasi akan berpengaruh pada kendala
anggaran, pada kuantitas barang diminta, dan pada tingkat kesejahteraan orang.

Perubahan-perubahan dalam Pendapatan

Ketika pendapatan seseorang meningkat, dengan asumsi harga-harga tidak berubah, kita
mungkin mengharapkan kuantitas yang dibeli untuk setiap barang juga akan meningkat.
Situasi ini diilustrasikan pada gambar 3.1.

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 2


Jika pendapatan meningkat dari I1 ke I2 lalu ke I3, kuantitas X yang diminta meningkat dari X1
ke X2 lalu ke X3. Dan kuantitas Y yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 ke Y3. Garis
anggaran I1, I2 dan I3 secara keseluruhannya adalah sejajar karena perubahan hanya terjadi
pada pendapatan bukan pada harga relative X dan Y. Slope kendala anggaran ditentukan oleh
rasio harga kedua barang tersebut, dan harga-harga ini tidak berubah sepanjang analisis ini.
Namun demikian, kenaikan pendapatan akan memungkinkan orang yang pendapatannya naik
tersebut untuk mengkomsumsi lebih banyak; kenaikan daya beli ini dicerminkan oleh
pergeseran kendala anggaran ke kanan dan kenaikan keseluruhan utilitas.

- Barang Normal
Gambar 3.1 menunjukkan kenaikan kedua barang X dan Y, jika pendapatan
meningkat. Barang-barang yang mengikuti kecenderungan demikian disebut barang normal
(normal goods). Sebagian besar barang emrupakan barang normal-jika pendapatan
meningkat, dalam prakteknya orang cenderung untuk membeli lebih banyak barang. Tentu
saja, sebagaimana ditunjukkan di gambar 3.1 permintaan untuk barang-barang mewah
(luxury)akan meningkat lebih cepat jika pendapatan naik (seperti barang Y), tetapi
permintaan barang untuk keperluan sehari-hari (necessity) akan meningkat lebih lambat
(seperti barang X). Hubungan antara pendapatan dengan jumlah berbagai barang yang dibeli
telah diteliti secara luas oleh para ekonom, sebagaimana yang ditunjukkan dalam aplikasi
3.1 : Hukum Engel. bahwa bagian pendapatan yang digunakan untuk belanja makanan
cenderung menurun jika pendapatannya meningkat. Penemuan ini pertama kali ditemukan
oleh seorang ekonom Prusia, Ernest Engel (1821-1896) Tabel 1 memberikan ilustrasi data
yang digunakan Engel. Data ini menunjukkan dengan jelas bahwa keluarga yang lebih kaya
membelanjakan bagian yang lebih kecil pendapatannya untuk membeli makanan.

- Barang Inferior
Permintaan untuk beberapa barang yang sifatnya tidak biasa mungkin akan turun jika
pendapatan seseorang meningkat. Beberapa contoh dari barang ini misalnya gaplek, kentang
dan baju bekas. Barang-barang sejenins ini biasanya disebut barang inferior (Inferior Goods).
Bagaimana respon permintaan barang inferior jika pendapatan meningkat ditunjukkan dalam
gambar 3.2.

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 3


Barang Z adalah inferior karena individu memilih mengurangi komsumsinya jika
pendapatannya meningkat. Barang Z dikatakan bersifat inferior hanya dalam hal
hubungannya dengan barang lain (disini adalah barang Y), bukan karena kualitas dari barang
Z itu sendiri Pembelian gaplek akan turun jika pendapatan naik, contohnya, karena individu
mampu untuk membeli barang yang lebih mahal (misalnya nasi)

Perubahan Pada Harga Sebuah Barang

Jika harga satu jenis barang berubah, perubahan ini memiliki dua efek yang berbeda pada
pilihan-pilihan seseorang. Dengan Efek Substitusi (substitution effect), meskipun individu
tetap bertahan pada pada kurva indiferens yang sama, komsumsinya harus diubah adar MRS-
nya sama dengan rasio harga yang baru dari kedua barang. Dengan efek pendapatan (income
effect), karena perubahan harga berarti perubahan daya beli riil, orang akan berpindah ke
kurva indiferens baru yang konsisten dengan daya beli ini.

Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Penurunan Harga

Marilah kita melihat bagaimana perubahan komsumsi barang X sebagai respon adanya
penurunan harga barang tersebut. Situasi ini di ilustrasikan dalam gambar 3.3.

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 4


Pada tahap awal, individu memaksimumkan utilitasnya dengan memilih kombinasi
X*, Y*. Anggaplah bahwa harga X turun. Sekarang garis anggaran bergeser kearah luar pada
kendala anggaran yang baru seperti ditunjukkan dalam gambar tersebut. Ingatlah bahwa,
kedua kendala anggaran tersebut akan bertemu di sumbu Y pada titik dimana seluruh
pendapatan yang tersedia dibelanjakan untuk barang Y. Karena, baik pendapatan orang itu
maupun harga barang Y tidah berubah, intersep Y ini akan tetap sama untuk kedua garis
kendala anggaran tersebut. Intersep X yang baru akan bergerak ke kanan menjauhi intersep X
yang sebelumnya karena harga X yang lebih rendah yang berarti bahwa, dengan harga yang
lebih rendah, lebih banyak barang X yang mampu dibeli. Bentuk slope yang lebih landai pada
garis kendala anggaran ini menunjukkan bahwa harga relative X terhadap Y (yaitu, P X/PY)
mengalami penurunan

1. Efek Substitusi
Dengan adanya perubahan kendala anggaran ini, posisi utilitas maksimum yang baru adalah
pada titik X**, Y**. Di titik ini, garis anggaran akan bersinggungan dengan kurva U 2.
Perpindahan ke titik pilihan barang yang baru ini diakibatkan oleh dua efek yang berbeda.
Pertama, perubahan pada slope kendala anggaran akan memberikan dorongan individu untuk
berpindah ke titik B jika individu ini tetap menggunakan kurva indiferens U 1. Garis putus-
putus dalam gambar 3.3 memiliki slope yang sama dengan kendala anggaran yang baru,
tetapi tetap bersinggunan dengan U1 karena kita menganggap pendapatan riil (juga berarti

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 5


utilitas) tetap konstan. Harga yang relative rendah pada barang X menyebabkan individu
berpindah dari X*. Y* ke B jika kesejahteraannya tidak lebih baik sebagai akibat harga yang
lebih rendah. Perpindahan ini disampaikan dalam grafik sebagai efek substitusi. Meskipun
keadaan individu ini tidak lebih baik, perubahan harga tersebut masih tetap menyebabkan
perubahan pola pemilihan konsumsi.

2. Efek Pendapatan
Perpindahan lebih lanjut dari titik B ke pilihan komsumsi akhir X**. Y** adalah identik 3.1
pada perubahan pendapatan. Karena penurunan harga X meskipun pendapatan nominal (I)
individu tetap sama, individu akan memiliki pendapatan riil yang lebih besar dan dapat
mencapai tingkat utolitas yang lebih tinggi (U 2). Jika X adalah barang normal, individu
sekarang akan memintanya dalam jumlah yang lebih banyak. Kondisi ini merupakan efek
pendapatan.Seperti terlihat pada gambar, efek substitusi dan efek pendapatan menyebabkan
individu memilih lebih banyak X jika harga barang X turun.

3. Kombinasi Kedua Efek


Dalam dunia nyata, orang tidak berpindah dari X*, Y* ke titik B dan kemudian ke X**, Y**
ketika terjadi penurunan harga barang X. Karena kita tidak dapat melihat secara tepat letak
titik B, hanya dua pilihan actual X*, Y* dan X**, Y** yang dicerminkan oleh perilaku orang
tersebut. Tetapi analisis efek substitusi dan efek pendapatan akan tetap bermanfaat karena
menunjukkan bahwa perubahan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta dari suatu
barang melalui dua cara yang secara konseptual berbeda.

Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Kenaikan Harga

Kita dapat menggunakan analisis serupa untuk melihat apa yang terjadi jika harga barang X
meningkat. Garis anggaran dalam Gambar 3.4 akan bergeser ke kiri akibat adanya kenaikan
harga X. IntersepY pada garis kendala anggaran tetap tidak berubah meskipun terdapat
perubahan pendapatan maupun PY. Slope kendala anggaran sekarang menjadi lebih curam,
karena untuk membeli X memerlukan biaya lebih banyak daripada sebelumnya.

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 6


Perpindahan dari titik maksimisasi utilitas awal X*,Y* ke titik baru X**,Y**, sekali lagi,
disebabkan oleh dua kekuatan. Pertama, jika individu tetap bertahan pada kurva indiferens
awal (U2), ia akan mensubstitusikan Y untuk X dan berpindah sepanjang U2, ke titik B. Pada
titik ini, garis patah - patah (dengan slope yang sama seperti kendala anggaran baru) akan
bersinggungan dengan kurva indiferens U2, Perpindahan dari X*,Y* ke B sepanjang U2
adalah efek substitusi. Karena daya beli menjadi berkurang sebagai akibat kenaikan harga X
(jumlah pendapatan tetap konstan tetapi harga X menjadi lebih tinggi), orang itu harus
berpindah ke tingkat utilitas yang lebih rendah, yang mana merupakan efek pendapatan yang
disebabkan oleh harga yang lebih tinggi. Pada Gambar 3.4, antara efek substitusi dan
pendapatan akan bekerja secara bersama dan menyebabkan kuantitas X yang diminta akan
turun sebagai respon terhadap kenaikan harga barang itu.

Efek Substitusi dan Efek Pendapatan untuk Barang Normal: Rangkuman

Gambar 3.3 dan 3,4 menunjukkan bahwa, untuk barang horinal, efek substitusi dan
efek pendapatan bekerja pada arah yang sana untuk menghasilkan dampak yang diperkirakan:
Orang memilih untuk meningkatkan konsumsi barang yang harganya menurun dan
mengurangi komsumsi barang yang harganya meningkat. Seperti pada illustriasi berikut
perilaku tersebut dapat menjelaskan mengapa kurva permintaan digambarkan dengan slope
menurun. Jika faktor-faktor lain tidak berubah, harga dan kuantitas akan bergerak dengan
arah saling berlawanan sepanjang kurva tersebut. Pemahaman bahwa bagaimana perubahan
harga memiliki efek subtitusi dan efek pendapatan, juga dapat membantu dalam menganalisis

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 7


besar kecilnya efek tersebut. Umumnya, perubahan harga yang menyebabkan efek substitusi
yang besar atau yang memiliki efek yang besar pada daya beli (karena barang-barang tersebut
merupakan komponen penting dalam anggaran seseorang) akan memiliki efek yang besar
pula pada kuantitas yang diminta. Perubahan harga yang tidak menyebabkan dampak
substitusi yang banyak antara dua barang atau memiliki efek yang ringan bagi daya beli, akan
memiliki efek yang kecil juga pada kuantitaa yang diminta.

Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Bagi Barang-barang Inferior

Dalam beberapa kasus yang relative langka mengenai barang inferior, kita tidak dapat
membuat pernyataan tertentu tentang efek perubahan harga. Dalam kasus ini, efek substitusi
dan efek pendapatan sebagai dua kekuatan yang berlawanan. Efek netto dari perubahan harga
terhadap kuantitas yang diminta akan bersifat mendua. Di sini kita akan menunjukkan tentang
sifat mendua yang terjadi pada kasus kenaikan harga

Gambar 3.5 menampilkan efek pendapatan dan efek substitusi dari kenaikan harga P X dan
X adalah barang inferior. Jika harga X meningkat, efek substitusi akan membuat individu
mengurangi kuantitas X. Efek substituisi ini diperlihatkan oleh pergerakan dari titik awalnya,
X*, Y* ke titik B di dalam kurva indiferens awal, U 2. Gerakan ini tepat sama seperti yang
terlihat di Gambar 3.4 untuk barang-barang normal. Akan tetapi, karena PX telah meningkat
sekarang individu memiliki pendapatan riil yang lebih rendah dan harus pindah ke kurva
indiferens yang lebih rendah, U1. Individu akan memilih X**, Y**. Pada X**, lebih banyak
kuantitas X yang dipilih ketimbang pada titik B. Hal ini terjadi karena barang X adalah
barang inferior. Jika pendapatan menurun seperti yang terjadi dengan barang normal. Akan
tetapi di Gambar 3.5, X** lebih kecil daripada X*, lebih sedikit X yang dibutuhkan sebagai
tanggapan dari kenaikan harganya.

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 8


Paradoks Giffen

Jika efek pendapatan dan perubahan harga cukup kuat, perubahan harga PX dan hasil
perubahan pada kuantitatif X yang diminta nyatanya dapat bergerak pada arah yang sama.
Pernah diteliti oleh ekonom Inggris Robert Giffen pada abad XIX di Irlandia-jika harga
kentang naik, orang-orang dilaporkan mengkomsumsi lebih banyak kentang. Hasil yang aneh
ini dapat dijelaskan dengan melihat ukuran besarnya efek pendapatan dari perubahan harga
kentang. Kentang selain merupakan barang inferior juga menghabiskan porsi terbesar dari
pendapatan orang Irlandia. Kenaikan harga kentang akan mengurangi pendapatan riil secara
substansial. Orang Irlandia akan mengurangi komsumsi makanan lain untuk membeli lebih
banyak kentang. Meskipun sumbangan peristiwa dalam sejarah ini seakan tidak masuk akal,
kemungkinan adanya kenaikan kuantitas yang diminta sebagai respon dari kenaikan harga
suatu barang pernah muncul dan dikenal sebagai Paradoks Giffen (Giffen Paradox).

Prinsip Lump-sum

Para ekonom sejak lama telah menaruh perhatian pada analisis pajak. Kita akan
membahas analisis seperti itu dalam beberapa tempat dibuku ini. Di sini, kita menggunakan
model pilihan individu untuk menunjukkan bagaimana pajak mempengaruhi utilitas. Tentu
saja, hal ini tampaknya sudah jelas (bila kita tidak memperhatikan jasa-jasa pemerintahan
yang dibiayai pajak) bahwa membayar pajak berarti mengurangi utilitas individu karena
berkurangnya daya beli. Namun, dengan memanfaatkan efek pendapatan dan efek substitusi,
kita dapat menunjukkan bahwa besarnya kesejahteraan individu yang hilang ini akan
tergantung pada struktur pajak. Khususnya pajak-pajak yang dibebankan pada daya beli
komoditi secara umum akan memiliki ongkos kesejahteraan yang lebih kecil daripada pajak
yang dibebankan untuk komoditi-komoditi tertentu saja. "Prinsip lump-sum ini merupakan
foks utama dalam stdi ilmu ekonomi mengenai perpajakan.

Analisis Grafis

Bukti grafis dari prinsip lump-sum ditimpilkan pada Gambar 3.6. Pada tahap awal, individu
memiliki I dolar untuk dibelanjakan dan memilih untuk mengkonsumsi X* dan Y*.
Kombinasi ini menghasilkan tingkat utilitas U3, Pajak pada X saja akan meningkatkan harga
X, dan kendala anggaran akan menjadi lebih curam. Dengan kendala anggaran tersebut
(ditunjukkan sebagai garis I` dalam gambar), seseorang terpaksa menerima tingkat utilitas
yang lebih rendah (UI) dan akan memilih untuk mengkonsumsi kombinasi X1,Y1,

Anggaplah sekarang pemerintah memutuskan untuk memberlakukan pajak

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 9


penghasilan secara umum yang akan meningkatkan penerimaan dari pajak sebanyak
penerimaan pajak pada barang tunggal. Keputusan ini akan menggeser kendala anggaran
individu ke I. Fakta bahwa I melewati titik X 1,Y1, menunjukkan bahwa kedua sistem pajak
ini akan meningkatkan penerimaan pajak dalam jumlah yang sama. Dengan pajak
penghasilan pada kendala anggaran I", orang akan memilih untuk mengkonsumsi pada titik
X2, Y2, (daripada X1,Y1). Meskipun individu membayar pajak dalam jumlah yang sama untuk
kedua macam kewajiban pajak itu, kombinasi yang dipilih dengan adanya pajak penghasilan
akan memberi utilitas yang lebih tinggi (U2) daripada pajak untuk komoditi tunggal.

Penjelasan secara intuitif dari hasil ini adalah bahwa pajak untuk komoditi tunggal
akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dengan dua jalan. Pajak ini mengurangi daya beli
umum (sebagai efek pendapatan) dan mengurangi konsumsi komoditi tertentu yang terkena
pajak (efek substitusi). Sedangkan, pajak penghasian hanya mengandung pengaruh pertama
dan dengan peningkatan penerimaan pajak yang sama, individu akan lebih sejahtera daripada
saat dikenakan pajak untuk satu komoditi saja, disamping itu pajak tunggal ini juga akan
menghasilkan distorsi pada komsumsi.

Perubahan pada Harga Barang Lain

Sejauh ini, pengujian analisis kita secara hati-hati akan menunjukkan bahwa
perubahan dalam harga barang X juga memiliki efek pada kuantitas barang lain (Y) yang
diminta. Dalam Gambar 3.3, sebagai contoh, penurunan harga X tidak hanya menyebabkan
kuantitas permintaan X saja yang meningkat, tetapi kuantitas Y yang diminta juga akan
meningkat. Kita dapat menjelaskan dampak ini dengan melihat efek substitusi dan efek

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 10


pendapatan pada permintaan barang Y yang dihubungkan dengan penurunan harga barang X.

Pertama, seperti kita lihat dari Gambar 3.3, efek substitusi menyebabkan penurunan
permintaan Y. Dalam pergerakan menelusuri kurva indiferens U1 di X*,Y* ke titik B, X
disubstitusikan untuk Y karena rasio P x/Py yang lebih rendah menuntut adanya penyesuaian
pada MRS. Dalam gambar ini, efek pendapatan dari penurunan harga barang X cukup kuat
untuk itu membalikkan (melawan) hasil dari efek subtitusi ini. Karena Y merupakai barang
normal, dan pendapatan riil meningkat, akan lebih banyak Y yang diminta. Individu
berpindah dari-titik B ke X**,Y**. Di sini terlihat Y** lebih besar daripada Y*, dan efek
total perubahan harga meningkatkan Y.

Perbedaan kecil dari kurva-kurva indiferens ini (berarti pula, perbedaan antara dua
pilihan) dapat menunjukkan hasil yang berbeda. Gambar 3.7 memperlihatkan bentuk kurva
indiferens yang relatif lebih mendatar di mana efek subtitusi dari penurunan harga X adalah
sangat besar. Dalam perpindahan dari titik X*,Y* ke titik B, terdapat sejumlah besar kuantitas
X yang men-substitusi Y. Efek pendapatan pada Y tidak cukup kuat untuk membalik efek
substitusi ini. Dalam kasus ini, kuantitas Y yang akhirnya dipilih pada Y** lebih rendah
daripada kuantitas sebelumnya. Efek penurunan harga satu barang terhadap kuantitas
permintaan barang-barang lain bersifat mendua; ini tergantung pada preferensi seseorang,
sebagaimana dicerminkan oleh peta kurva indiferensnya. Kita harus mengkaji dengan hati-
hati efek substitusi dan efek Pendapatan yang (paling tidak untuk kasus dua barang) berjalan
dengan arah berlawanan.

Substitusi dan Komplemen


Ekonom menggunakan kata substitusi dan komplemen untuk menggambarkan cara orang
melihat hubungan antar barang. Barang komplemen adalah barang barang yang berjalan
seiring dalam arti bahwa orang akan meningkatkan komsumsi kedua barang tersebut secara
BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 11
simultan. Contoh barang komplemen dapat berupa kopi dan keju, ikan dengan garam,
mentega dan roti atau bensin dan mobil. Substitusi, di lain sisi, adalah barang-barang yang
dapat menggantikan satu sama lain. The dan kopi, Honda dan Pontiacs, atau rumah sewa
dengan rumah milik sendiri adalah barang-barang yang sadin menggantikan atau bersubstitusi
satu dengan lainnya.

Hubungan permintaan satu barang dengan kenaikan harga barang lain ditentukan oleh
efek pendapatan dan efek substitusi. Contohnya adalah, secara teoritis adalah mungkin bahwa
X adalah komplemen Y dan sekaligus Y merupakan substitusi X. Kebingungan ini telah
menyebabkan beberapa ekonom lebih menyukai definisi barang substitusi dan barang
komplementer yang hanya memperhitungkan arah efek substitusi saja.

Pembentukan Kurva Permintaan Individu

Kurva permintaan individu (Individual demand curve) menunjukkan hubungan ceteris


paribus antara kuantitas barang yang diminta (katakanlah Q) dengan harganya P X. Tidak
hanya preferensi saja yang dianggap konstan dibawah asumsi ceteris paribus, tetapi juga
faktor ekonomi lainnya dalam fungsi permintaan (yaitu harga barang P dan pendapatan I)
dianggap tidak berubah

Pergeseran Kurva Permintaan Individu

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 12


Kurva permintaan individu merangkum hubungan antara harga X an kuantitas permintaan
X jika seluruh faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi permintaan dianggap tidak
berubah. Efek pendapatan dan efek substitusi dari perubahan harga itu menyebabkan orang
untuk bergerak sepanjang kurva permintaannya. Jika salah satu dari faktor-faktor (harga Y,
pendapatan, atau preferensi) yang semula kita anggap konstan berubah, seluruh kurva akan
bergeser. Kurva permintaan akan tetap di tempat hanya jika asumsi ceteris paribus berlaku.
Gambar 3.9 nenunjukkan beberapa jenis pergeseran kurva permintaan. Panel a menunjukkan
efek pada barang X akibat kenaikan pendapatan. Dengan asumsi bahwa barang X adalah
barag normal, kenaikan pendapatan menyebabkan lebih banyak permintaan X untuk setiap
tingkat harga. Pada harga PI, sebagai contoh, kuantitas X yang diminta meningkat dari X1, ke
X2). Ketika pendapatan meningkat orang akan lebih banyak membeli lebih banyak X jika
harganya tidak berubah. Gambar 3.9 menunjukkan dua efek yang mungkin terjadi akibat
kenaikan harga Y terhadap permintaan barang X.

KESIMPULAN

Bab ini menampilkan model pilihan individu untuk menguji bagaimana orang memberikan
reaksi bila terjadi perubahan pendapatan ataupun perubahan harga harga. Kita dapat
memberikan beberapa kesimpulan penting tentang permintaan sebuah barang

Setiap perubahan yang besarnya proporsional antara harga dan pendapatan tidak
mempengaruhi pilihan seseorang karena perubahan-perubahan itu tidak menggeser
kendala anggaran

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 13


Jika hanya factor pendapatan saja yang meningkat, permintaan sebuah barang
akana meningkat, kecuali jika barang itu adalah inferior

Perubahan harga suatu barang memiliki efek substitusi dan efek pendapatan yang
keduanya secara bersama-sama menyebabkan perubahan pilihan-pilihan
konsumen. Kecuali sebagaimana kasus yang tidak bisa seperti pada paradox
Giffen. Pengurangan harga barang akan menyebabkan lebih banyak barang yang
diminta. Peningkatan harga akan menyebabkan permintaan pernurunan jumlah
barang yang diminta

Perubahan harga suatu barang biasanya akan mempengaruhi permintaan barang


lain. Jika barang bersifat komplemen, kenaikan harga salah satu barang itu akan
mengurangi permintaan barang yang satunya lagi. Jika dua barang itu
bersubstitusi, kenaikan harga salah satu barang akan meningkatkan permintaan
barang yang lainnya

Permintaan suatu barang juga dipengaruhi oleh faktor prederensinya. Pada analisis
teoritis, preferensi biasanya dianggap konstan dibawah asumsi cateris paribus
tetapi perubahan pilihan di dunia riil dapat menyebabkan pengaruh yang penting
pada fungsi permintaan

Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga dan kuantitas diminta jika
factor-faktor penentu permintaan menganggap factor pendapatan konstan.

BAB 3- PERMINTAAN INDIVIDU 14

Anda mungkin juga menyukai