Anda di halaman 1dari 8

STUDI ANALISIS PERANCANGAN TRANSMISI DC PADA SALURAN

BAWAH LAUT
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta yang dibimbing oleh
Drs. Tasma Sucita, S.T., M.T.

disusun oleh:

Yossef Kurnia Saputra

1301665

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

STUDI ANALISIS PERANCANGAN TRANSMISI DC PADA SALURAN


BAWAH LAUT

1.2 Latar Belakang

Sistem transmisi energi listrik yang umumnya digunakan adalah transmisi AC.
Tetapi berkat perkembangan komponen elektronika daya, maka mulai digunakan
transmisi DC.Transmisi DC lebih menguntungkan dari transmisi ac karena
membutuhkan dua kabel penghantar untuk sistem bipolar dan satu kabel
penghantar untuk sistem monopolar. [1]
Di Indonesia, kondisi geografis yang terbagi atas beberapa pulau mendukung
dibuat saluran transmisi dc bawah laut. Transmisi dc bawah laut digunakan agar
palau-pulau yang kekurangan daya listrik bisa mendapat tambahan daya listrik
dari pulau yang kelebihan daya listrik seperti pulau Sumatra dan pulau
Kalimantan.Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem
transmisi dc pada saluran transmisi bawah laut yang menghubungkan listrik antar
pulau.
Berkat perkembangan komponen elektronika daya, maka mulai digunakan
transmisi dc untuk mentransmisi energi listrik. Transmisi dc lebih menguntungkan
dari transmisi ac karena membutuhkan dua kabel penghantar untuk sistem dc
linkbipolar dan satu kabel penghantar untuk sistem dc link monopolar. Untuk
transmisi dc yang menggunakan sistem dc link terdiri dari dua konverter yaitu
rectifier dan inverting. Di Indonesia, kondisi geografis yang terbagi atas beberapa
pulau mendukung dibuat saluran transmisi dc bawah laut. Transmisi dc bawah laut
digunakan agar palau-pulau yang kekurangan daya listrik bisa mendapat tambahan
daya listrik dari pulau yang kelebihan daya listrik. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk merancang sistem transmisi dc pada saluran transmisi bawah laut
yang menghubungkan listrik antar pulau.
Transmisi DC yang digunakan terdiri dari mode rectifiying di bagian sisi
pengirim dan inverting di bagian sisi penerima. Dari perhitungan diketahui besar
tegangan dc pada saluran transmisi ditentukan oleh sudut picu rectifier yang
diberikan. [4]

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dikaji pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagamimana prinsip kerja dari transmis DC?


2. Komponen apa yang dipakai dalam transmisi DC?
3. Bagaimana analisis sistem pada saluran transmisi DC?

1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui prinsip kerja dari transmis DC


2. Komponen apa yang dipakai dalam transmisi DC
3. Mengetahui analisis sistem pada saluran transmisi DC

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai prinsip kerja dari
transmis DC
2. Menambah wawasan dan mengetahui komponen apa yang dipakai dalam
transmisi DC
3. Menambah ilmu tentang analisis sistem pada saluran transmisi DC
4. Pembaca dapat mengetahui sistem transmisi DC

1.6 Struktur Organisasi Skripi


Struktur organisasi dalam penulisan ini mengacu pada Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2016, yaitu dibagi dalam
tiga bab. Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Pada Bab II
menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian mengacu pada penelitian
ini. Selanjutnya pada Bab III akan dijelaskan langkah-langkah dalam melakukan
penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Saluran transmisi arus searah dapat diklasifikasi menjadi 3 menurut DC link:
A. Monopolar link
B. Bipolar link
C. Homopolar link
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
A. Monopolar link
Monopolar link adalah sistem dc link yang menggunakan satu konduktor dengan
arus balik melalui tanah atau air laut. Satu konduktor pada monopolar link
mengalirkan tegangan dengan polaritas positif atau polaritas negatif.Monopolar
link sering digunakan untuk transmisi saluran bawah laut karena jarang terjadi
kerusakan pada konduktor yang tertanam permanen di bawah laut. Hal ini
menyebabkan tidak menggunakan dua konduktor seperti bipolar link atau
homopolar link yang bertujuan apabila satu konduktor mengalami gangguan
konduktor yang lain masih bisa beroperasi. Dilihat dari segi ekonomis monopolar
link lebih murah bila dibandingkan dengan sistembipolar link dan homopolar link
karena menggunakan satu konduktor dan memerlukan dua konverter.Sistem
monopolar link dapat dilihat pada gambar dibawah. [3]

Gambar 1. HVDC monopolar link


B. Bipolar link
Bipolar link adalahsistem dc link yang menggunakan dua konduktor yang
mengalirkantegangandengan polaritas positif dan polaritas negatif. Setiap terminal
pada sistem bipolar link memiliki dua konverter yang terhubung seri dan tidak ada
arus ke tanah. Namun, bila salah satu konduktor mengalami gangguan maka
konduktor yang lain dapat beroperasi dengan arus balik melalui tanah. Hal ini
menjadi kelebihan dari sistem bipolar link yang mampu beroperasi dengan arus
balik melalui tanah apabila salah satu konduktor mengalami gangguan. Dilihat
dari sisi ekonomis sistem bipolar link lebih mahal daripada sistem monopolar link
karena menggunakan dua konduktor dan 4 konverter. Sistem bipolar link dapat
dilihat pada Gambar dibawah [2]

Gambar 2. HVDC bipolar link


C. Homopolar link
Homopolar link adalahsistem dc link yang menggunakan dua atau lebih
konduktor yang mengalirkan tegangan dengan polaritas sejenis yaitu polaritas
positif atau polaritas negatif.Setiap terminal pada sistem homopolar link memiliki
dua konverter yang terhubung seri dengan arus kembali dari masingmasing
terminal melalui tanah. Jika salah satu konduktor mengalami gangguan, maka
terminal yang lain dapat beroperasi dengan arus kembali melalui tanah. Dilihat
dari sisi ekonomis
sistem homopolar link lebih mahal daripada sistem monopolar link karena
menggunakan dua atau lebih konduktor dan konverter.Sistem hompolar link
dapat dilihat pada Gambar dibawah [5]

Gambar 3. HVDC homopolar link

BAB III
METODOLOGI PENELIIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini rencana akan dilaksanakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, PLN dan Indonesia Power. Sebagian data yang akan diambil akan
berasal dari lembaga tersebut.data-data yang dapat dipakai dalam penelitian ini,
data tersebut akan dianalisis dan menjadi rekam jejak dari input sumber energy
menjadi output berupa energy listrik. Ada juga berbgai macam alat yang
digunakan dalam penelitian ini, alat inipun sudah disediakan oleh pihak lembaga
dan hanya perlu untuk dijalankan saja. Adapun perangkat lunak yang mungkin
akan saya pakai adalah MATLAB, PSIM dan ETAP. Antara performance,
manajemen, dan kontrol akan dianalisis lebih lanjut berdasarkan fakta yang ada
ketika melakukan survey lapangan. Metode-metode yang dapat digunakan ada
banyak, namun pada analisis kali ini akan lebih berfokus pada Monopolar link
dengan sistem kontrol dan manajemen yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bradley, D. A. 1988. Power Electronics. UK: ELBS.


[2] Chapman, J. S. 1985. Electric Machinery Fundamentals.New York: Tata
McGraw-Hill.
[3] Rasyid, Muhammad. 1993. Elektronika Daya. Jakarta: Prenhallindo.
[4] Sen, PC. 1987. Power Electronics. New Delhi: Tata McGraw-Hill.
[5] Stevenson, W. D. Elements of Power System Analysis. 3rd Ed.

Anda mungkin juga menyukai