Disusun oleh:
Hanindia Ayu Kinasih ( 030.11.121 )
Meiria Sari ( 030.11.186 )
Pembimbing :
dr. Oktavianus Ch Salim, M.Kes
Dr. Setiya Ratri
Penulis
2
DISUSUN SEBAGAI PERSYARATAN TUGAS
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE APRIL JUNI 2017
Disusun Oleh :
MeiriaSari
030.11.186
Penguji
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
2
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................
3
DAFTAR
ISI.................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.......................................................................................
... 5
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................25
LAMPIRAN...............................................................................................
....26
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan
telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir
sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.1
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain
mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun
penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap tingginya biaya
pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di
rumah sakit dan / atau penggunaan obat jangka panjang.2
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena
alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silentkiller. Tanpa disadari
penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun
ginjal. 2
Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit
kepala, seringkali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah
mencapai angka tertentu yang bermakna. 2
Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNESIII); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan
hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah
140/90 mmHg.3 Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih
rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan
yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. 2 HealthyPeople2010for
Hypertensionmenganjurkan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan intensif
guna mencapai pengontrolan tekanan darah secara optimal.2
5
Osteoarthritis (OA) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari arthron yang berarti
sendi dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan.4 Osteoartritis yang juga dikenal
sebagai penyakit sendi degeneratif atau artritis degeneratif atau artritis hipertrofi atau
osteoartrosis merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerap kali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). Osteoartitis (OA) dapat didiagnosis secara
berlebihan atau dianggap remeh; penyakit ini sering diobati secara berlebihan
(overtreatment) atau kurang ditangani sebagaimana mestinya (undertreatment). Dampak
fungsional OA terhadap kualitas hidup penderitanya, khususnya yang berusia lanjut,
kerapkali tidak dipedulikan.5,6
OA merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak dijumpai terutama
pada orang-orang di atas 40 tahun di seluruh penjuru dunia. Banyak orang tua tidak
dapat berjalan sendiri dari tempat tidur ke kamar mandi karena OA.7 Pada suatu survei
radiografi pada wanita di bawah 40 tahun hanya 2% mempunyai OA; akan tetapi pada
usia 45-60 tahun angka kejadiannya 30% sementara pada orang-orang di atas 61 tahun
angka kejadiannya lebih dari 65%.7,8
B. Masalah
Seorang perempuan berusia 47 tahun dengan hipertensi disertai
osteoartritis.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Sebagai bentuk pengaplikasian dalam menilai masalah
kesehatan salah satu penderita hipertensi dan diabetes melitus
secara holistik.
2. Tujuan khusus
a) Identifikasi dari hipertensi dan diabetes melitus yang diderita
pasien.
b) Mengetahui dan mengidentifikasi faktor pemicu
masalah/penyakit tersebut.
c) Memberikan edukasi mengenai penyakit, faktor pemicu dan
cara mengatasinya.
d) Memantau status kesehatan pasien .
6
e) Memberikan masukan mengenai peran pasien, keluarga dan
lingkungan dalam menanggulangi hipertensi dan
osteoartritis pada pasien.
D. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat bagi Penulis
a) Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat.
b) Melatih kemampuan analisis dan pemecahan
masalah/penyakit dengan peran keluarga serta
lingkungannya.
2. Manfaat bagi Puskesmas
a) Membantu puskesmas Kelurahan Pejaten Barat II dalam
mengontrol penyakit yang diderita pasien.
3. Manfaat bagi Masyarakat
a) Membantu sebuah keluarga dalam memahami penyakitnya.
b) Membantu sebuah keluarga dalam mengidentifikasi faktor
pemicu penyakit pada dirinya dan lingkungan.
c) Pasien dan keluarga dapat memahami pola hidup sehat.
7
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
8
3 Pemanfaatan waktu luang :
- Olah raga : Tidak
- Rekreasi : Tidak
- Melakukan hobi : Tidak
- Aktivitas Sosial di Lingkungan pemukiman : Tidak
-Pertemuan RT : Tidak
-Organisasi : Tidak
-Lain-lain : Tidak
II PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
Kedudukan
L/ Umur Tempat
No Nama dalam Pedidikan Pekerjaan Keterangan
P (tahun) Tinggal
Keluarga
Pejaten Barat
1. Ny. J Ibu P 45 SMP Pedagang Sakit
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
2. Tn. K Ayah L 60 STM Montir Sehat
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
3. Ny. L Anak I P 31 S1 Apoteker Sehat
RT 15 RW 01
Karyawan Pejaten Barat
4. Tn. A Anak II L 26 S1 Sehat
Swasta RT 15 RW 01
Pejaten Barat
5. Tn.R Anak III L 20 Kuliah Mahasiswa Sehat
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
6. Nn.S Anak IV P 14 SMP Pelajar Sehat
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
7. An. D Anak V L 12 SD Pelajar Sehat
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
9. An.A Cucu I P 6 SD Siswa Sehat
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
10. An.L Cucu II L 5 TK Siswa Sehat
RT 15 RW 01
Pejaten Barat
11. An.H Cucu III L 3 Paud Siswa Sehat
RT 15 RW 01
1 2 3 4
5 6
7 12 8 13 9 10 11
14 15 16
Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien
Keterangan :
1 Kakek dari Ayah meninggal dunia
2 Nenek dari Ayah meninggal dunia
3 Kakek dari Ibu meninggal dunia, riwayat hipertensi
4 Nenek dari Ibu meninggal dunia, riwayat Ca mammae
5 Pasien sakit
6 Suami sehat
7 Anak I sehat
8 Anak II sehat
9 Anak III sehat
10 Anak IV sehat
11 Anak V sehat
12 Menantu I sehat
13 Menantu II sehat
14 Cucu I sehat
15 Cucu II sehat
16 Cucu II sehat
III RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN
10
Pasien datang ke Puskesmas dan dilakukan dengan autoanamnesa pada tanggal 26
April 2017
A Keluhan Utama
Nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu.
B Riwayat Penyakit Saat Datang ke Balai Pengobatan Umum Puskesmas
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri
kepala yang dirasakan seperti nyut-nyutan yang dirasakan semakin
memberat. Pasien merasakan bahwa kepala terasa berat, dan mengganggu
aktifitas sehari-harinya. Pasien sering mengalami gejala seperti ini
sebelumnya, selalu berobat ke Puskes atau klinik swasta. Pasien juga
mengeluh 1 minggu ini kedua lutut terasa sakit kalau berjalan lama dan pegal-
pegal. Tidak pernah mengeluh nyeri dada, sesak napas, dan kesemutan.
C Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu, namun tidak
rutin meminum obat anti hipertensi.
Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis.
Pasien memiliki alergi terhadap udara dingin, kulit menjadi gatal dan
bersin pada pagi hari sudah jarang kambuh dan selalu kontrol bila ada
keluhan.
Asthma (-)
D Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat kanker payudara.
Ayah pasien memiliki riwayat darah tinggi.
Kencing manis (-)
Alergi (-)
Asthma (-)
E Riwayat Kebiasaan
Pasien makan 3x sehari, setiap makan mengandung nasi/mie, gemar
makanan asin, gorengan, dan jarang mengkonsumsi buah.
Pasien jarang berolahraga.
11
Pasien tidak pernah merokok.
Pasien memiliki pola tidur yang baik.
Pada waktu senggang, pasien menghabiskan dirumah mengurus keluarga,
jarang melakukan aktifitas di luar rumah.
12
Abdomen I : Buncit
Pa : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)
Pe : Timpani
Au : Bising usus (+) normal
Lingkar Pinggang: 95 cm (Obesitas sentral)
Ekstremitas Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Krepitasi -/-
F Pemeriksaan Laboratorium
-
G Diagnosa Kerja
Hipertensi grade II
Susp Osteoartritis
H Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan :
a) Terapi medikamentosa :
Captopril 3x25mg
Na. Diklofenak 3x25mg
B Complex 3x100mg
b) Terapi edukasi :
Menjaga pola makan, dengan mengurangi makanan yang mengandung
tinggi gula (nasi, roti), dan mengurangi makanan asin yang mengandung
tinggi garam. Dan lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat seperti
sayur dan buah.
Olahraga rutin dan meningkatkan aktifitas fisik sehari-hari, seperti
berjalan kaki di pagi hari di sekitar rumah.
Rutin ke Puskesmas untuk mengontrol tekanan darah dan melanjutkan
pengobatan hipertensi secara teratur.
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri di rumah.
13
Mencoba datang rutin mengikuti Posbindu untuk mengontrol tekanan
darah, asam urat, kolestrol, dan kadar gula darah secara teratur.
B Fungsi Psikologis
Pasien tinggal di rumah bersama anggota keluarga yang berjumlah 4 orang.
Pasien memiliki pola tidur yang baik. Hubungan penderita dengan keluarga baik.
Hubungan dengan tetangga baik.
C Fungsi Ekonomi
Pasien adalah ibu dari kepala keluarga. Suami pasien bekerja dengan
penghasilan tidak menentu sekitar Rp3.000.000,- per bulan untuk seluruh
14
anggota keluarga. 2 anak pasien sudah berkeluarga dan tidak tinggal dirumah. 1
Sudah bekerja dan tinggal sendiri dikosan dekat tempat kerja.
D Fungsi Pendidikan
Tingkat pendidikan pasien adalah tamat SD.
E Fungsi Religius
Pasien beragama Islam dan rajin menunaikan ibadah sholat dan mengaji.
F Fungsi Sosial Budaya
Penderita tinggal di tempat pemukiman penduduk yang padat. Hubungan
penderita dengan tetangga baik. Sosialisasi dengan tetangga baik.
Penjelasan :
Frekuensi makan rata rata setiap harinya 3x/hari saat makan pagi, makan siang dan
makan malam dengan variasi makanan sebagai berikut : nasi, mie, lauk (tempe,tahu dan
ikan), sayur dan jarang memakan buah. Menu nasi dan sayuran merupakan menu yang
lebih sering ada di rumah pasien.
15
Frekuensi pola makan pasien adalah 3x/hari. Pasien cukup sering memasak di
rumah. Pasien jarang membeli makanan diluar rumah. Pasien tidak pernah
berolahraga. Jika ada anggota keluarga sakit, maka akan langsung dibawa ke
Puskesmas Kelurahan Pejaten Barat II yang jaraknya tidak jauh dari rumah
pasien. Cucu pasien yang berjumlah 3 orang tinggal di rumah anaknya yang
berbeda 3 rumah dari pasien sehingga sering bertemu. Pasien masih mengurusi
kedua anaknya yang masih SMP dan SD. Suami pasien jarang pulang kerumah
bila sedang ada pekerjaan.
B Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan rumah adalah Puskesmas
Kelurahan Pejaten Barat II yang berjarak 500 meter dari rumah pasien. Hal ini
cukup berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika
ada anggota keluarga yang sakit.
16
E Faktor Perilaku
Pasien kurang patuh mengkonsumsi obat yang diberikan
Pasien kurang patuh menerapkan pola hidup sehat dengan jalan pagi
Pasien belum terlalu bisa mengatur pola makannya
F Faktor Non Perilaku
Tidak ada masalah
Lantai 1 1 5 5 4
2 6
17
Lantai 2
10 8 9
18
10. Pembagian ruangan rumah :
- Ruang tamu : ada, ukuran 5 x 3 m
- Ruang makan : tidak ada
- Ruang keluarga : tidak ada
- Ruang tidur : ada, ukuran 3 x 2,5 m
- Dapur : ada, ukuran 3 x 3 m
- Kamar mandi : ada, ukuran 2 x 2 m
9. Jendela rumah : ada, 2 buah, keduanya berukuran 1,5 x 1 m
- Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu : 70% : 50%
- Kamar tidur pasien : 70% : 50%
10. Penerangan di dalam rumah (dinilai setelah membandingkan luas jendela dengan
lantai dan kesan subjektif saat membaca tulisan di dalam rumah) : baik
11. Listrik di rumah : ada, 800 watt
12. Lubang ventilasi :
- Ruang tamu : ada
- Dapur : tidak ada
- Ruang makan : tidak ada
- Ruang keluarga : tidak ada
- Ruang tidur : ada
13. Kelembaban dalam rumah : terasa lembab
14. Kesan ventilasi dalam rumah : kurang
15. Kebersihan dalam rumah : kurang
16. Sumber air minum dari : air minum galon isi ulang
17. Limbah rumah tangga : di alirkan ke got (saluran limbah)
18. Tempat sampah di luar rumah : ada, tertutup
19. Jalan di depan rumah : lebar 2 meter, terbuat dari aspal
20. Kesan kebersihan lingkungan : kurang
Pelayanan
Status
kesehatan Lingkungan
Kesehatan
Frekuensi makan teratur, tetapi jenis Kebersihan rumah
makanan belum baik, masih sering kurang baik, penataan
mengkonsumsi makanan yang tinggi
Puskesmas Kelurahan. dan kerapihan rumah
garam.
Pejaten Barat II (500m) juga masih kurang.
Dapat
Klinik menjaga
24 jamkebersihan
(1000m) rumah, Perilaku
tetapi Lingkungan sekitar
penataan dan kerapihan barang di dalam rumah cukup bersih.
rumah kurang baik. Ventilasi udara dan
Jarang berolahraga, pada waktu cahaya yang masuk ke
senggang lebih sering menghabiskan rumah kurang baik di
aktivitas dirumah saja. 19
lantai 2.
Jarang untuk mengontrol tekanan darah. Rumah berada di
Tidak mengonsumsi obat hipertensi wilayah padat
teratur. penduduk.
X TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA
20
3. Pasien tidak rutin Manjelaskan kepada pasien gejala Pasien rutin mengontrol
mengontrol tekanan dan komplikasi yang dapat dialami tekanan darah di
darah di Puskesmas pasien jika tidak rutin Puskesmas. Pasien rutin
dan tidak mengikuti mengonsumsi obat dan mengontrol mengkonsumsi obat
kegiatan Posbindu. tekanan darah dan gula darahnya. hipertensi.
Menganjurkan kepada pasien untuk Pasien tetap tidak
mengontrol tekanan darah di mengikuti kegiatan
Puskesmas dan ikut kontrol di Posbindu.
Posbindu setiap bulan.
Menganjurkan kepada pasien untuk
rutin mengonsumsi obat sesuai
anjuran dokter dan segera ke
Puskesmas jika obat habis, untuk
melanjutkan pengobatan.
21
dialami pasien, terutama osteoartritis.
dalam mengonsumsi obat.
10 Mei Evaluasi mengenai keluhan Pasien dan Keluhan Pasien
2017 yang dirasakan pasien. keluarga nyeri kepala mengikuti
Evaluasi mengenai pola dan kaki anjuran
makan dan aktifitas fisik berkurang, mengkonsum
yang dianjurkan, serta mulai minum si obat
rutinitas konsumsi obat obat teratur, teratur, pola
hipertensi. Meminta suami namun sulit diet yang
pasien untuk kontrol mengurangi baik, dan
kesehatan karena sudah nasi dan melakukan
masuk usia lanjut. belum mau aktifitas fisik
olahraga
karena lelah.
TD: 140/90
mmhg
Keluarga Indikator
Tanggal Hasil
Kegiatan yang Dilakukan yang evaluasi
kunjungan Kegiatan
Terlibat kegiatan
18 Mei Evaluasi pola hidup sehat Pasien dan Pasien mulai Pasien mulai
2017 yang dianjurkan yaitu pola keluarga dapat rutin untuk
makan, aktifitas fisik, merubah pola berjalan di
mengonsumsi obat secara makan. pagi hari
teratur, penurunan berat Pasien mulai selama 30
badan, pengukuran tekanan melakukan menit, 2-3
darah di Puskesmas secara aktifitas kali tiap
teratur. Mengkaji kesulitan seperti jalan minggu,
yang dihadapi pasien dan pagi hari menghabiska
keluarga dalam mengubah selama 15 n aktifitas
perilaku, memberikan menit, 2-3 fisik di dalam
motivasi, serta memberikan kali tiap maupun di
saran alternatif pilihan minggu. luar rumah.
untuk menanggulangi TD: 130/80
masalah tersebut mmhg
22 Mei Evaluasi pola hidup sehat Pasien dan Pasien Konsumsi
2017 pasien, mengatur pola keluarga memahami obat rutin.
makan untuk menurunkan penjelasan Kontrol
berat badan, menghindari yang tekanan darah
makanan yang tinggi garam diberikan dan secara rutin,
dan tetap menerapkan menjalankan Tekanan
edukasi yang telah diberikan saran yang darah stabil.
22
dari segi pola makan, diberikan Berat badan
aktifitas fisik, rutinitas TD: 130/80 berkurang.
mengkonsumsi obat seumur mmhg.
hidup walaupun sudah BB : 70kg
normal dan mengontrol
tekanan darah agar
mengurangi risiko
komplikasi penyakit yang
berkaitan dengan hipertensi
dan osteoartritis.
23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DEPAN RUMAH
24
RUANG BELAKANG
DAPUR
KAMAR MANDI KAMAR TIDUR
RUANG TENGAH
25