Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN


Persiapan untuk Pemeriksaan USG

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI
2015

1
Disusun Oleh:
1. Ajeng Liontin (14E21400)
2. Desy Kusuma Dewi (14E21410)
3. Dwi Intan Sari (14E21413)
4. Gianthy Damar (14E21415)
5. Intan Diana (14E21417)
6. Ita Krisna Dewi (14E21420)
7. Lisa Pramitha (14E21421)
8. Meliani Tiopriana (14E21426)
9. Mentari Putri (14E21427)
10. Miska Agustina (14E21428)
11. Moona Masniari (14E21429)
12. Narasanti (14E21430)
13. Niasariutami (14E21432)
14. Nila Cahaya (14E21433)
15. Sri Dewinta Intan (14E21445)
16. Suwitri (14E21447)
17. Tri Ayu Chandra Sari (14E21448)
18. Widyawati (14E21449)

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nyalah kami boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Persiapan Untuk
Pemeriksaan USG yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Denpasar, 16 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

3
Halaman

COVER ........................................................................................................................................i
NAMA KELOMPOK..ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....2
2.1 Pengertian Pemeriksaan USG...2
2.2 Indikasi Pemeriksaan USG...2
2.3 Tujuan Pemeriksaan USG.3
2.4 Cara Pemeriksaan USG.3
2.5 Jenis Pemeriksaan USG4
2.6 Persiapan Dalam Pemeriksaan USG.5
2.7 Contoh Persiapan & Pelaksanaan Pemeriksaan USG...7

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9

3.1. Kesimpulan .........................................................................................................................9


3.2.Saran.....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................10

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat
struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan
diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam
jaringan.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk endeteksi berbagai kelainan yang ada pada
abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga
dpaat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada kehamilan cairan amnion
dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat
mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid
dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu :

1. Apa pengertian dari USG ?


2. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan USG ?
3. Apa saja persiapan- persiapan dalam pemeriksaan USG ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembahasan tentang Gaya Belajar dan Cara Mengajar adalah :
1. Mengetahui pengertian dari pemeriksaan USG
2. Mengetahui tujuan dalam pemeriksaan USG
3. Mengetahui dan memahami persiapan-persiapan dalam pemeriksaan USG

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan USG


USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz)
yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG
diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya
sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang
ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas.
Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang
ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser.
Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk
tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG
berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal
sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka
(non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian
hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi
dasar bekerjanya peralatan MI.

2.2 Indikasi Pemeriksaan USG


1) Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG
dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 14
minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 20 minggu), dan pemeriksaan
tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.

2
2) Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan
kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya
kelainan tersebut.
3) Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari
kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien
dengan gangguan haid.
4) Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu
lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ
ginekologi dll.

2.3 Tujuan pemeriksaan USG


Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada setiap
trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG. Dijelaskan olehnya, pada
kehamilan trimester pertama tujuan USG adalah meyakinkan adanya kehamilan, menduga usia
kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi, menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan
kelainan bawaan, menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda
(misalnya kehamilan ektopik), menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim,
menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin, dan mendiagnosis
adanya janin kembar.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air ketuban,
menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat
pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta
untuk melihat kemungkinan adanya tumor.

2.4. Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:


1) Pervaginam
a) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
b) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
c) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
d) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
e) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

3
f) Tidak menyebabkan keguguran.
2) Perabdominan
a) Probe USG di atas perut.
b) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
c) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru
menembus rahim.

2.5 Jenis Pemeriksaan USG


1) USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang
baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2) USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.
Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh
janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3) USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak
(live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4) USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi: Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit), Tonus (gerak
janin), Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm), Doppler arteri umbilikalis,
Reaktivitas denyut jantung janin.

4
2.6 Persiapan persiapan dalam pemeriksaan USG
A. Persiapan alat
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik.
Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tata cara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat
peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat
mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan
operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-
turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator
tegangan listrik dan UPS.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan
dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan
transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang
tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin
USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan
kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin
USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari
siraman air atau zat kimia lainnya. Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang
sebagai penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.

B. Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh
informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi
penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara
pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui
penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan
pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan
persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.

5
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia
seorang nova atau nyonya?, Jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang
baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah,
hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat
yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk
menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh
"Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat bawaan janin atau ada
kista indung telur? USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang
kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan
dapat diketahui lebih tepat dan cepat.

C. Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan
USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat,
misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang
nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang
ada, kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik
yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah
bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya
kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan
tertulis dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan
penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin
banyaknya seks bebas dan pemakaian narkoba.
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur
mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau

6
pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik
seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang
dilakukannya

D. Persiapan Pemeriksaan Lingkungan


Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak
dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti
dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan infeksi
kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana
infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu
pemeriksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa
vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan.
Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi
menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai
memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan
sekali pakai dibuang.
Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak
dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal
memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi).
Resiko penularan ringan ter adi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit
intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup dibersihkan dengan
alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak,
fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air.

2.7 Contoh persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan USG :


1. Lakukan informed consent
2. Anjurkan untuk puasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aortaabdomen, kandung empedu, hepar, limpa dan pankreas.
3. Oleskan jeli konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG

7
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakkan ke depan dan ke belakang di atas
permukaan kulit.
5. Lakukan anatra 10-30 menit
6. Premedikasi jarang dilakukan hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.
8. Bila pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan kedua), pelvis dan ginjal
pasien dianjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh berkemih sementara untuk
trimester ketiga, pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih
kosong.
9. Bila pada otak lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.
10. Bila pada jantung anjurkan untuk bernapas perlahan dan menahan setelah inspirasi
dalam.
11. Bereskan alat
12. Melepas APD dan cuci tangan
13. Evaluasi
14. Dokumentasi

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000
kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan
alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun
setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai
diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini
pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.

3.2 Saran
Dari makalah ini kita dapat mengetahui tentang pemeriksaan USG. Maka dari
pada itu penulis menyarankan agar para pembaca bisa mengetahui dan lebih memahami
tentang konsep dasar pemeriksaan USG, indikasi dan tujuan pemeriksaan USG.

9
DAFTAR PUSTAKA

Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat, 2006, Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika

10

Anda mungkin juga menyukai