SPEKTROFOTOMETRI VIS
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
2017
I. TUJUAN
1. Menentukan konsentrasi Fe menggunakan metode Fenantrolin.
2. Dapat mengoperasikan alat spektometer VIS (labo)
3. Dapat membuat larutan induk Fe2+ 1000 ppm.
4. Dapat membuat larutan standar Fe2+ 100 ppm.
5. Dapat menentukan panjang gelombang pada serapan maksimum.
6. Menentukan konsentrasi larutan dengan menginterpolasikan
absorbansi ke dalam kurva kalibrasi, sehingga dihasilkan konsentrasi
yang tidak diketahui.
Io
A=log
It
1
A=log
T
y = bx + a
molar)
k = tetapan perbandingan
I0/I = transmisi (T)
Menggojog labu
Mengencerkan takar sampai larutan
sampai tanda batas
homogen
Memasukan kuvet
Mengatur
yang berisi larutan Mengatur skala %T
gelombang yang
blanko ke dalam pada 100%
diinginkan
alat
Mengganti larutan
Mengubah panjang
blanko dengan Mencatat %T pada
gelombang sesuai
larutan standar alat yang tertera
larutan yang
konsentrasi pada alat
diukur
sedang
Membuat kurva
VS absorbansi dan
menentukan
panjang
gelombang max.
b) Penentuan kurva kalibrasi dan konsentrasi cuplikan
Mngganti larutan
blanko dengan Mengulangi
larutan standar langkah ke-2
Mengulangi yang dengan mengganti
langkah (a) 3 - 6 berkonsentrasi larutan standar
paling rendah dan yang berbeda
mencatat nilai %T- konsentrasi
nya
Menginterpolasikan
nilai absorbansi
cuplikan ke dalam
kurva
V. KESELAMATAN KERJA
1. Menggunakan APD lengkap saat praktikum.
2. H2SO4 dan HNO3 bersifat korosif dan mengakibatkan iritasi.
3. Gunakan sarung tangan saat menyentuh cairan asam atau basa pekat.
4. Gunakan jaslab saat memasuki laboraturium.
5. Membaca dan memahami prosedur kerja dengan baik.
VI. DATA PENGAMATAN
Prosedur Percobaan Pengamatan
Larutan standar Fe3+ 100ppm Larutan tidak berwarna (bening)
Penambahan larutan KSCN 10% Warna larutan standar berubah menjadi
orange kecuali larutan balnko (tetap
bening). Warna larutan standar semakin
menunjukkan kepekatan dengan
bertambahnya volume larutan Fe3+
Penambahan larutan HNO3 4 N Warna larutan standar tetap berwarna
orange ke coklatan
Penambahan H2SO4 Warna larutan tetap
Penanda batasan (diencerkan) Warna larutan menjadi tidak terlalu pekat
karena penambahan aquadest
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 Absorbansi
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
350 400 450 500 550
2
f(x) = 0.14x - 0.02
R = 1
1.5
Absorbansi
Axbsorbansi Linear (Absorbansi)
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10121416
Konsentrasi (ppm)
b. Kadar sampel 2
- Reaksinya dengan zat yang dianalisis yaitu besi(Fe) selektif dan sensitif
yaitu membentuk kompleks besi (III) tiosianat yang berwarna merah bata.
- Warna yang ditimbulkan yaitu merah bata, stabil untuk jangka waktu yang
lama, sehingga serapannya tidak berubah-ubah hingga akhir analisis.
- Tidak membentuk warna dengan zat-zat lain yaitu ion H+, Cl- dan
NO3- yang ada dalam larutan.
Selain itu, pada percobaan ini juga yang diukur bukan langsung nilai
Absorbansi, namun nilai % transmitan. Detektor yang ada pada alat
spektrofotometri lebih peka untuk mendeteksi sinar dan mengkomunikasikannya
dalam bentuk angka digital dari pada menghitung nilai absorbansi larutan dengan
menggunakan % transmitan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghasilkan
pengukuran yang lebih akurat, kita menggunakan nilai % transmittan yang
kemudian kita bisa mendapatkan nilai absorbansi dari nilai % transmittan itu
sendiri.
VIII. KESIMPULAN
1. Menentukan kadar Fe3+ dengan metode spektrometri vis menggunakan
alat spektrofotometer.
2. Panjang gelombang maksimum dari Fe3+ adalah 470 nm.
3. Persamaan yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah:
y = Bx + A
= 0,143x 0.0229
X. LAMPIRAN