Penelitian Ekonomi Teknik Dalam Ihs Konstruksi Beton Mutu Tinggi
Penelitian Ekonomi Teknik Dalam Ihs Konstruksi Beton Mutu Tinggi
Kazan Gunawan
Dosen FT Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta
kazan_gunawan@yahoo.co.id
Abstract
This research is connected with index unit price which is used in the process
of design and construction of setting up high quality concrete building in
accordance with Law No. 28/2002. Method of research used is by utilizing
nomenklatur of building accompanied with identification of primary elements,
encompassing remuniration, dominant material and method of
accomplishment. Then, conduct identification for verification along with the
result of field survey which is further continued with analysis of index unit
price. The result of engineering economy research denotes that from 3 types
of researched buildings acquires rate of percentage toward AHS:
remuniration = 21,5 %, material = 75,9% and method of accomplishment =
2,6%. The result of this research also reveals 4 types of materials which
determines cost of material, that is: concrete, steel, bricks, and wood. This
research concludes that cost of material still dominates cost of construction.
In other word, understanding sensitivity of cost for material will influence cost
of construction.
Kata Kunci: Ekonomi Teknik, Indeks Harga Satuan, Konstruksi Bangunan,
Beton Mutu TInggi.
utama dalam penetapan harga satuan parameter dalam analisis harga satuan
adalah keterbatasan sediaan jaringan yang dapat dimanfaatkan dengan cepat
informasi antar pelaku analisis harga dan tepat. Adapun konteks pembahasan
satuan, akibatnya pelaku analisis harga Beton Mutu Tinggi dilakukan mengingat
satuan cenderung akan memulai peker- tren penggunaan bahan ini yang makin
jaannya dari tahap awal dan sangat lama makin banyak dipakai di Indonesia
tergantung pada harga pasar sesaat dan dengan penggunaan substitusi abu
lokasi pembangunan konstruksi, bukan terbang terhadap berat semen (Hanafiah,
dengan metoda sistematis dan rasional 1996).
yang dapat dimanfaatkan secara mak-
simal dan dibedakan hanya dengan Lingkup dan Metode Penelitian
indeks yang tergantung dari lokasi Indeks Harga Satuan
pembangunan konstruksi. Upaya untuk Guna diperolehnya hasil yang
memperoleh indeks ini telah diupayakan optimal secara ilmiah, dalam penelitian
pemerintah sejak tahun 1990 namun ini dilakukan pembatasan pada jenis
masih terbatas hanya untuk bangunan konstruksi gedung (sesuai definisi UU
pemerintah, terakhir dituangkan dalam No. 28/2002), serta perhitungan indeks
Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/ dilakukan dengan data konstruksi yang
2002, 21 Agustus 2002. ada di suatu propinsi yang dipilih
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Beton Mutu
adalah untuk mengembangkan indeks Tinggi dengan pendayagunaan Abu
harga satuan material beton, khususnya Terbang dari PLTU Suralaya.
beton mutu tinggi, dengan fokus Adapun diagram alir yang
berdasarkan pengaruh lokasi pemba- dipakai sebagai metodologi penelitian
ngunan konstruksi. Diharapkan hasil adalah seperti tampak pada gambar 2
kajian dari penelitian ini dapat menjadi
Pemahaman Campuran
Beton Mutu Tinggi
membangun gedung, kemudian dilaku- riil dari pasar, upah dan metoda
kan verifikasi, identifikasi dengan hasil pelaksanaan yang ada dilapangan. Boleh
survei lapangan dengan menggunakan jadi verifikasi dilakukan terhadap
pencacahan data tertulis dan kemudian beberapa kota dalam 1 propinsi dengan
dilanjutkan dengan analisis indeks harga terlebih dahulu menetapkan kota tertentu
satuan. Khusus tentang pencacahan data, sebagai basis dan biasanya penetapan
digunakan metode interview langsung kota basis adalah ibukota propinsi.
dan kompilasi melalui kuesioner.
Batasan lingkup analisis bangu- Beton Mutu Tinggi
nan gedung yang dipilih dari nomen- Dalam konteks mikromekanik,
klatur yang tersebut dalam UU No. material beton dapat digolongkan
28/2002 adalah bangunan yang cukup sebagai bahan komposit dengan 2 fase
berimbang sumber pendanaannya dari utama adalah agregat kasar dan mortar.
sektor pemerintah yang berada dari Sedangkan dalam konteks makrome-
DIPA dan bantuan luar negeri, yaitu kanik, material beton digolongkan
jenis gedung : Pendidikan (khususnya sebagai bahan yang pembuatannya
Perguruan Tinggi), Perkantoran dan mempengaruhi kekuatannya dan sangat
Layanan Kesehatan (kelas A dan B), dipengaruhi oleh kualitas interface
selain itu 3 sektor ini adalah sektor antara 2 fase utama tersebut.
unggulan dalam RPJM 04-09. Pemilihan Fase ke-1 berupa agregat kasar
ketiga jenis bangunan ini adalah yang mendominasi hampir 71% volume
berdasarkan alokasi DIPA tahun 2005 beton terkandung batuan alami yang
yang menyatakan mayoritas DIPA dari karakteristiknya dipengaruhi oleh gra-
suatu propinsi yang ditinjau didominasi dasi, bentuk permukaan dan permeabi-
untuk 3 sektor tersebut. Metode litasnya (Hanafiah, 1996). Fase ke-2
analisis yang digunakan adalah berupa mortar adalah produk reaksi
pengembangan yang telah dilakukan hidrasi dari semen, air dan pasir (S.
(Budi Primantoro, 2005), di mana Mindes and Young, 1981). Interaksi
dalam analisis indeks harga satuan, di antara kedua fase terjadi akibat sebagian
nilai dengan penetapan urutan 3 unsur air sisa dari reaksi hidrasi yang melekat
utama dari 3 jenis gedung tersebut pada permukaan agregat kasar dan
yang diurutkan sesuai peringkat dari mengikat kedua fase tersebut dengan
data Rancangan Anggaran Biaya tegangan permukaan dilapisan air yang
(RAB) khususnya dari data Analisis terletak pada interface di antara kedua
Harga Satuan (AHS) yang meliputi fase tersebut.
unsur material, upah dan metoda Perlu digarisbawahi, perkem-
konstruksi/alat bantu. Unsur utama bangan teknologi beton sangat dipenga-
adalah nilai tertinggi dari tiap unsur ruhi oleh kualitas dari interface atau
AHS yang selanjutnya dari seluruh dengan perkataan lain tergantung pada
unsur pekerjaan gedung diurutkan kemampuan merancang jumlah air atau
kegiatan yang tertinggi sampai terendah, penggunaan substitusi penggantian par-
inilah data yang akan memberikan sial semen agar interface tersebut dapat
karakter unsur dominan dari ketiga jenis lebih sempurna kualitasnya. Ada 2
gedung tersebut. bahan substitusi utama yang dapat
Mengacu pada metoda yang digunakan yaitu Condensed Silica Fume
dikembangkan tentang perhitungan (CSF) dan Abu Terbang (AT) dalam
indeks harga agregatif tertimbang (Ibid, perkembangan teknologi beton (Neville
2005), dilakukan perhitungan Weighted and Brooks, 1981). Dari kedua jenis ini,
Aggregates Price Index (WAPI) untuk material AT yang paling layak digu-
selanjutnya diverifikasi terhadap harga nakan di Indonesia karena AT
Jika harga jenis material dalam nilai ini dibandingkan dengan nilai fisik
tabel 5 disubstitusikan pada volume kontrak dalam RAB, sehingga diperoleh
yang tersebut pada kontrak RAB ke 7 nilai koreksi. Perbandingan nilai koreksi
bangunan tersebut dan dibagi terhadap dari nilai basis (ibukota) terhadap nilai
koefisien unsur dominan yaitu material lokasi (kabupaten) akan menghasilkan
yang disebutkan sebelumnya yaitu nilai indeks pengaruh lokasi, tabulasi
sebesar 75,9%, maka diperoleh nilai perhitungan dari penjelasan ini dapat
fisik material WAPI yang selanjutnya dilihat pada Tabel 6.
P-2 Kabupaten 3400 3900 120 1800 2914 2840 2051 594 1,17 1,37 0,06 3,03
K-1 Ibukota 4150 6400 135 1760 4177 4191 3029 1852 0,99 1,53 0,05 0,95
Propinsi
K-2 Kabupaten 2910 3150 94 1050 3115 3064 2280 1558 0,93 1,03 0,04 0,67
K-3 Kabupaten 1810 2050 103 971 1612 1652 1368 531 1,12 1,24 0,08 1,83
LK-1 Ibukota 6200 8415 310 2415 7090 5765 4064 2297 0,87 1,46 0,08 1,05
Propinsi
LK-2 Kabupaten 4100 5900 165 1045 3844 3172 2211 972 1,07 1,86 0,07 1,07