Anda di halaman 1dari 8

Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

PENELITIAN EKONOMI TEKNIK DALAM IHS


KONSTRUKSI BETON MUTU TINGGI

Kazan Gunawan
Dosen FT Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta
kazan_gunawan@yahoo.co.id

Abstract
This research is connected with index unit price which is used in the process
of design and construction of setting up high quality concrete building in
accordance with Law No. 28/2002. Method of research used is by utilizing
nomenklatur of building accompanied with identification of primary elements,
encompassing remuniration, dominant material and method of
accomplishment. Then, conduct identification for verification along with the
result of field survey which is further continued with analysis of index unit
price. The result of engineering economy research denotes that from 3 types
of researched buildings acquires rate of percentage toward AHS:
remuniration = 21,5 %, material = 75,9% and method of accomplishment =
2,6%. The result of this research also reveals 4 types of materials which
determines cost of material, that is: concrete, steel, bricks, and wood. This
research concludes that cost of material still dominates cost of construction.
In other word, understanding sensitivity of cost for material will influence cost
of construction.
Kata Kunci: Ekonomi Teknik, Indeks Harga Satuan, Konstruksi Bangunan,
Beton Mutu TInggi.

Pendahuluan pembangunan ditunjukkan dalam


Dalam perencanaan konstruksi gambar 1.
bangunan beton mutu tinggi pada
umumnya lebih didasarkan pada faktor DETAIL DISAIN
REKAYASA
besaran kekuatan struktur dari bangunan PRADISAIN
(Harga satuan untuk
(Harga satuan oleh
sekelompok ahli
akomodasi dan kelayakan
itu sendiri. Namun demikian, ide)
perancangan untuk
diperolehnya harga
implementasi ide)
dihadapkan pada aspek efisiensi,
penelitian ekonomi teknik terhadap
PROCUREMENT
indeks harga satuan juga merupakan PELAKSANAAN (Harga satuan oleh
sekelompok ahli
(Harga satuan oleh
salah satu determinan dalam peren- pelaksanaan untuk dan
optimasi)
pelaksanaan untuk
diperlolehnya harga rill
ide)
canaan konstruksi bangunan beton mutu
tinggi.
Perhitungan indeks harga satuan Sumber: Hasil Pengolahan Data
adalah suatu bagian pekerjaan analisis Gambar 1. Kemanfaatan Harga Satuan
biaya yang digunakan dalam proses
perancangan dan pembangunan suatu Dari diagram tersebut tampak
konstruksi. Perhitungan ini digunakan jelas bahwa harga satuan sangatlah
untuk memperoleh alternatif-alternatif penting guna tercapainya ketepatan dari
disain konstruksi agar diperoleh hasil perhitungan biaya konstruksi sehingga
yang optimal dari aspek waktu dan ide dari penggagas dapat secara eko-
biaya. Diagram kemanfaatan harga nomis menguntungkan dalam konteks
satuan dari proses perancangan sampai skala makroekonomi maupun strategi
investasi. Kondisi saat ini, kendala

32 Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

utama dalam penetapan harga satuan parameter dalam analisis harga satuan
adalah keterbatasan sediaan jaringan yang dapat dimanfaatkan dengan cepat
informasi antar pelaku analisis harga dan tepat. Adapun konteks pembahasan
satuan, akibatnya pelaku analisis harga Beton Mutu Tinggi dilakukan mengingat
satuan cenderung akan memulai peker- tren penggunaan bahan ini yang makin
jaannya dari tahap awal dan sangat lama makin banyak dipakai di Indonesia
tergantung pada harga pasar sesaat dan dengan penggunaan substitusi abu
lokasi pembangunan konstruksi, bukan terbang terhadap berat semen (Hanafiah,
dengan metoda sistematis dan rasional 1996).
yang dapat dimanfaatkan secara mak-
simal dan dibedakan hanya dengan Lingkup dan Metode Penelitian
indeks yang tergantung dari lokasi Indeks Harga Satuan
pembangunan konstruksi. Upaya untuk Guna diperolehnya hasil yang
memperoleh indeks ini telah diupayakan optimal secara ilmiah, dalam penelitian
pemerintah sejak tahun 1990 namun ini dilakukan pembatasan pada jenis
masih terbatas hanya untuk bangunan konstruksi gedung (sesuai definisi UU
pemerintah, terakhir dituangkan dalam No. 28/2002), serta perhitungan indeks
Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/ dilakukan dengan data konstruksi yang
2002, 21 Agustus 2002. ada di suatu propinsi yang dipilih
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Beton Mutu
adalah untuk mengembangkan indeks Tinggi dengan pendayagunaan Abu
harga satuan material beton, khususnya Terbang dari PLTU Suralaya.
beton mutu tinggi, dengan fokus Adapun diagram alir yang
berdasarkan pengaruh lokasi pemba- dipakai sebagai metodologi penelitian
ngunan konstruksi. Diharapkan hasil adalah seperti tampak pada gambar 2
kajian dari penelitian ini dapat menjadi

Klasifikasi Jenis Bangunan Gedung Yang dikaji


(sesuai definisi UU 28/2002)

Pemahaman Campuran
Beton Mutu Tinggi

Perhitungan Indeks Harga Satuan


(Berdasarkan Komponen Konstruksi)

Verifikasi Perhitungan Indeks Dengan Data


Iterasi Untuk Aktual Lapangan
Pemutakhiran (Berdasarkan Metode Pencacahan Data)
Pengolahan Hasil
Pencacahan Data
Analisis Indeks Harga Satuan

Sumber: Hasil Pengolahan Data


Gambar 2. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan gedung yang dilanjutkan dengan


adalah dimulai dengan mendayagunakan identifikasi unsur utama yang meliputi
terminologi standar yang ada di UU No. remunerasi, bahan dominan dan metoda
28/2002 tentang nomenklatur untuk pelaksanaan yang digunakan untuk

Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006 33


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

membangun gedung, kemudian dilaku- riil dari pasar, upah dan metoda
kan verifikasi, identifikasi dengan hasil pelaksanaan yang ada dilapangan. Boleh
survei lapangan dengan menggunakan jadi verifikasi dilakukan terhadap
pencacahan data tertulis dan kemudian beberapa kota dalam 1 propinsi dengan
dilanjutkan dengan analisis indeks harga terlebih dahulu menetapkan kota tertentu
satuan. Khusus tentang pencacahan data, sebagai basis dan biasanya penetapan
digunakan metode interview langsung kota basis adalah ibukota propinsi.
dan kompilasi melalui kuesioner.
Batasan lingkup analisis bangu- Beton Mutu Tinggi
nan gedung yang dipilih dari nomen- Dalam konteks mikromekanik,
klatur yang tersebut dalam UU No. material beton dapat digolongkan
28/2002 adalah bangunan yang cukup sebagai bahan komposit dengan 2 fase
berimbang sumber pendanaannya dari utama adalah agregat kasar dan mortar.
sektor pemerintah yang berada dari Sedangkan dalam konteks makrome-
DIPA dan bantuan luar negeri, yaitu kanik, material beton digolongkan
jenis gedung : Pendidikan (khususnya sebagai bahan yang pembuatannya
Perguruan Tinggi), Perkantoran dan mempengaruhi kekuatannya dan sangat
Layanan Kesehatan (kelas A dan B), dipengaruhi oleh kualitas interface
selain itu 3 sektor ini adalah sektor antara 2 fase utama tersebut.
unggulan dalam RPJM 04-09. Pemilihan Fase ke-1 berupa agregat kasar
ketiga jenis bangunan ini adalah yang mendominasi hampir 71% volume
berdasarkan alokasi DIPA tahun 2005 beton terkandung batuan alami yang
yang menyatakan mayoritas DIPA dari karakteristiknya dipengaruhi oleh gra-
suatu propinsi yang ditinjau didominasi dasi, bentuk permukaan dan permeabi-
untuk 3 sektor tersebut. Metode litasnya (Hanafiah, 1996). Fase ke-2
analisis yang digunakan adalah berupa mortar adalah produk reaksi
pengembangan yang telah dilakukan hidrasi dari semen, air dan pasir (S.
(Budi Primantoro, 2005), di mana Mindes and Young, 1981). Interaksi
dalam analisis indeks harga satuan, di antara kedua fase terjadi akibat sebagian
nilai dengan penetapan urutan 3 unsur air sisa dari reaksi hidrasi yang melekat
utama dari 3 jenis gedung tersebut pada permukaan agregat kasar dan
yang diurutkan sesuai peringkat dari mengikat kedua fase tersebut dengan
data Rancangan Anggaran Biaya tegangan permukaan dilapisan air yang
(RAB) khususnya dari data Analisis terletak pada interface di antara kedua
Harga Satuan (AHS) yang meliputi fase tersebut.
unsur material, upah dan metoda Perlu digarisbawahi, perkem-
konstruksi/alat bantu. Unsur utama bangan teknologi beton sangat dipenga-
adalah nilai tertinggi dari tiap unsur ruhi oleh kualitas dari interface atau
AHS yang selanjutnya dari seluruh dengan perkataan lain tergantung pada
unsur pekerjaan gedung diurutkan kemampuan merancang jumlah air atau
kegiatan yang tertinggi sampai terendah, penggunaan substitusi penggantian par-
inilah data yang akan memberikan sial semen agar interface tersebut dapat
karakter unsur dominan dari ketiga jenis lebih sempurna kualitasnya. Ada 2
gedung tersebut. bahan substitusi utama yang dapat
Mengacu pada metoda yang digunakan yaitu Condensed Silica Fume
dikembangkan tentang perhitungan (CSF) dan Abu Terbang (AT) dalam
indeks harga agregatif tertimbang (Ibid, perkembangan teknologi beton (Neville
2005), dilakukan perhitungan Weighted and Brooks, 1981). Dari kedua jenis ini,
Aggregates Price Index (WAPI) untuk material AT yang paling layak digu-
selanjutnya diverifikasi terhadap harga nakan di Indonesia karena AT

34 Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

merupakan produk sampingan pemba- Rancangan Campuran


karan batu bara di PLTU yang ada di Perancangan campuran yang di
Indonesia, sedangkan CSF hampir tidak pakai adalam penelitian ini adalah
ada, karena belum banyaknya industri menggunakan metoda ACI-211 dan di
elektronic chip di Indonesia. hitung variasi komposisi sesuai dengan
Secara teknis kehadiran AT Variasi Substitusi Parsial semen oleh
ditujukan untuk 2 fungsi ganda, yaitu AT dengan presentasi 15% dan 20%
sebagai bahan pozolan dengan adanya yang sering di pakai di lapangan.
Kalsium Oksida agar air yang ada di Diperoleh hitungan seperti pada Tabel 1.
interface lebih mengikat terhadap agre-
gat kasar dan mortar yang dikenal Tabel 1. Rancangan Campuran Beton
sebagai lubricating effect, dan fungsi Mutu Tinggi
yang kedua adalah dari shape effect Perancangan
A (AT = 15%) B (AT = 20%)
untuk memperluas bidang tegangan Bahan Dasar
permukaan. Semen (kg) 476 448
Dalam penelitian yang dilaku- AT (kg) 84 112
kan ini, juga dilakukan analisis Air (kg) 100,5 100,5
pencampuran beton mutu tinggi yang Pasir (kg) 760,8 760,8
akan digunakan sebagai basis dari Agregat 4,8-9,5 (kg) 439,4 439,4
pemilihan jenis beton mutu tinggi yang Agregat 9,5-19,5 (kg) 581,7 581,7
ada di lapangan dan harganya tertuang Sumber: Hasil Pengolahan Data
dalam AHS. Penelitian dilakukan di
Balai Pengujian Mutu Konstruksi dan Guna meningkatkan kelecakan
Lingkungan (Dinas TRP Jabar) pada digunakan Superplasticizer 13,44 kg
bulan Maret 2006 untuk mencapai untuk kedua perancangan tersebut dan
kekuatan tekan beton di atas 42 MPa tampak dalam tabel I, perancangan
yang merupakan standar minimal Beton dihitung untuk menghindarkan keru-
Mutu Tinggi (ACI Committee, 1993). mitan di lapangan, yaitu hanya membuat
1 variasi berat AT dan Semen tanpa
Material Dasar merubah komposisi bahan dasar lainnya.
Dalam uji laboratorium di pilih
semen tipe 1 dengan pertimbangan jenis Nomenklatur Benda Uji dan Hasil
semen ini banyak di pakai untuk Uji Tekan
bangunan tanpa spesifikasi ketahanan Dalam merancang nomenklatur
tertentu. Untuk membuat material benda uji metoda ujinya, digunakan
mortar, digunakan pasir galunggung ASTM C-192 dengan bentuk benda uji
dengan modulus kehalusan 2,789, adalah silinder dengan diameter 150 mm
sedangkan AT yang digunakan adalah dan tinggi 300 mm untuk masing-
dari PLTU Suralaya yang memiliki masing nomenklatur digunakan 3 buah
kadar SiO2 = 56,3% dan Al2O3 = benda uji. Variabel lainnya yang ditinjau
29,36%. selain prosentase substitusi AT adalah
Agregat kasar yang dipakai unsur pengujian, yaitu umur 3 hari, 7
adalah batuan dari Banjaran dengan hari dan 28 hari, dengan alasan bahan
kekuatan tekan 1987 kg/cm2 yang umur 28 hari adalah acuan kekuatan
digolongkan sebagai batuan Andesit beton konvensional dan umur 3 hari dan
Pirokseen, untuk perencanaan campuran 7 hari adalah umur kekuatan beton yang
beton mutu tinggi digunakan 2 fraksi banyak di pakai di lapangan untuk
agregat kasar dengan ukuran 4,8 9,5 mencapai 90% kekuatan. Mesin tekan
mm dan 9,5 19,5 mm. yang di pakai adalah UTM (Universal
Testing Machine) 300 ton dengan

Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006 35


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

kecepatan pembebanan 3,415 kg/ cm2/ 1. Data difokuskan untuk bangunan di


detik. propinsi yang ditinjau dengan
Adapun hasil yang diperoleh nomenklatur sebagai berikut :
adalah seperti pada tabel 2.
Tabel 3. Target Sesuai Bangunan
Tabel 2. Hasil Uji Tekan Benda Uji No Jenis Sumber Lokasi Data AHS
Kuat Tekan Kode Bangunan Dana
No Benda Kuat Tekan
Rata-Rata
Uji Aktual (MPa)
(MPa) P-1 Perguruan DIPA-LN Ibu Kota Lengkap
A-3-1 52,7 Tinggi Propinsi
A-3-2 53,1 51,9
P-2 Perguruan DIPA- Kabupaten Lengkap
A-3-3 49,9
Tinggi Murni
A-7-1 63,7
A-7-2 63,0 63,2 K-1 Kantor DIPA- Ibu Kota Lengkap
Murni Propinsi
A-7-3 62,8
A-28-1 81,1
K-2 Kantor DIPA- Kabupaten Lengkap
A-28-2 81,4 81,3 Murni
A-28-3 81,3
K-3 Kantor DIPA- Kabupaten Lengkap
B-3-1 46,3
Murni
B-3-2 45,8 47,7
B-3-3 45,1 LK-1 Layanan DIPA-LN Ibu Kota Lengkap
Kesehatan Propinsi
B-7-1 58,0
Kelas A
B-7-2 58,2 57,4
B-7-3 56,1 LK-1 Layanan DIPA- Kabupaten Lengkap
Kesehatan Murni.
B-28-1 74,6
Kelas B
B-28-2 76,9 75,6
Sumber: Hasil Pengolahan Data
B-28-3 75,4
Catatan :
Sumber: Hasil Pengolahan Data P = Gedung Pendidikan
K = Gedung Perkantoran
Dengan catatan : A-X-Y adalah LK = Gedung Layanan Kesehatan
Data AHS = Lengkap, artinya ada data
benda uji dengan 15% substitusi AT
tentang remunerasi, material,
terhadap semen (tabel 1) yang di ukur metoda pelaksanaan
pada umur X hari dan Y adalah nomor
benda uji dalam kelas yang sama. Dari Dengan menggunakan metoda
hasil uji tekan disimpulkan bahan presentasi dalam (Budi Primantoro,
rancangan campuran jenis A dan B 2005), diperoleh histrogram prosentase
dapat di pakai sebagai acuan dalam data unsur dalam AHS terhadap nilai
memilih jenis konstruksi untuk analisis kontrak seperti gambar 3.
Prosentase
harga satuan.
R e m u n e r a si
76.5 76.5 76 76 77.8
74.8
Hasil Penelitian 73.9
Mat erial

Tinjauan Unsur Utama dalam M e t oda


Harga Satuan P e l a k sa n a a n

Tinjauan unsur utama harga


satuan dilakukan dengan memilih 3 jenis
24,5% 23,2% 22,9%
bangunan yang disebutkan terdahulu 22% 21,8%
17%
19%

yang menggunakan beton mutu tinggi 6.1


5.2
sesuai kriteria yang kekuatan tekan 1.8 1.7 1.6 0.8 1.1
J e ni s
betonnya 42 MPa dan mempunyai P- 1 P- 2 K- 1 K- 2 K- 3 LK- 1 LK- 2
Ge d u n g

komposisi perancangan yang tidak jauh Sumber: Hasil Pengolahan Data


berbeda dengan komposisi perancangan Gambar 3. Histrogram Komposisi % Unsur
beton seperti yang tersebut dalam Tabel Utama AHS

36 Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

Dari ke 3 jenis gedung yang menentukan jumlah harga material yang


ditinjau, untuk sumber dana baik dari ditunjukkan dalam tabel 4.
DIPA Murni maupun DIPA Bantuan
Luar Negeri baik di lokasi ibu kota Tabel 4. Jenis Material Dominan dalam
propinsi dan kabupaten lain, peringkat Aspek AHS Material
Jenis
prosentasi terhadap AHS adalah Material
remunerasi = 21,5%, Material = 75,9%, Beton Baja Bata Kayu
(%)
metoda Pelaksanaan = 2,6%. Dapat di No. Kode
lihat dari perbandingan rata-rata, untuk P-1 26,3 32,1 18,4 9,4
pekerjaan gedung LK unsur metoda P-2 31,4 30,6 22,1 6,4
pelaksanaan mempunyai nilai yang lebih K-1 29,1 29,2 21,1 12,9
besar dari rata-rata, hal ini diakibatkan K-2 30,6 30,1 22,4 15,3
diperlukan pekerjaan dengan ke K-3 28,4 29,1 24,1 9,3
presisian yang relatif tinggi di banding LK - 1 32,1 26,1 18,4 10,4
jenis gedung lain. Lain halnya untuk LK - 2 33,2 27,4 19,1 8,4
gedung pendidikan, diperlukan material (Catatan: Konstribusi Jenis Material di bawah
yang relatif lebih baik dibanding jenis 5% diabaikan).
gedung lainnya. Namun demikian Sumber: Hasil Pengolahan Data
mengingat nilai rata-rata konstruksi
material lebih dari 3 kali unsur Dari tabel 4 tampak bahwa dari
remunerasi, ke 3 jenis bangunan yang ditinjau
Maka dalam penelitian ini tampak prioritas penggunaan jenis
dipilih unsur utama adalah material yang material tergantung peruntukan
akan mendominasi analisis Indeks lokasi bangunan. Jika dilihat jenis bangunan
dari Harga Satuan. LK, tampak bahwa prosentasi jenis
material beton relatif tinggi dibanding 2
Tinjauan Pengaruh Lokasi Pada jenis bangunan lain, hal ini dikarenakan
Indeks Harga Satuan banyaknya fasilitas di LK yang memiliki
Dalam tinjauan ini akan dikaji spesifikasi teknis tertentu yang terkait
tentang pengaruh lokasi pembangunan dengan peralatan. Lain halnya dengan
gedung terhadap unsur utama dominan jenis bangunan K, diperlukan kayu yang
yang diperoleh dari pembahasan relatif banyak yang dikarenakan dalam
sebelumnya, yaitu aspek material dalam perkantoran diperlukan fasilitas akses
arti luas. Pengaruh lokasi cukup yang lebih besar (seperti pintu, jendela,
signifikan mengingat karakter dll).
penyediaan material pada suatu lokasi Dari hasil pencacahan data yang
tertentu yang tergantung pada dilakukan terhadap suplier di ibukota
infrastruktur transportasi, sehingga propinsi dan kabupaten, diperoleh
dalam pencacahan data yang dilakukan perbandingan harga seperti pada tabel 5.
telah didatangi beberapa suplier untuk
memberikan data harga pada saat Tabel 5. Hasil Survei Harga Satuan Jenis
bangunan-bangunan yang diteliti Material Dominan
Hasil Survai Rata-rata 3 Suplier
dibangun. Untuk Harga Satuan Jenis
Mencermati hasil yang No Lokasi Material Dominan (x Rp 1000)*
diperoleh pada pembahasan sebelumnya, Beton Baja Bata Kayu
yaitu tentang dominannya pengaruh 1 Ibukota 430 3,8 0,21 1609
unsur utama material, maka dari data Propinsi
jenis material yang ada dari 7 bangunan 2 Kabupaten 441 3,84 0,195 1621
yang ditinjau dan diperoleh 4 jenis *) Satuan Beton (M3), Baja (kg), Bata (buah) dan
material yang dominan yang kayu (m3).
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006 37


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

Jika harga jenis material dalam nilai ini dibandingkan dengan nilai fisik
tabel 5 disubstitusikan pada volume kontrak dalam RAB, sehingga diperoleh
yang tersebut pada kontrak RAB ke 7 nilai koreksi. Perbandingan nilai koreksi
bangunan tersebut dan dibagi terhadap dari nilai basis (ibukota) terhadap nilai
koefisien unsur dominan yaitu material lokasi (kabupaten) akan menghasilkan
yang disebutkan sebelumnya yaitu nilai indeks pengaruh lokasi, tabulasi
sebesar 75,9%, maka diperoleh nilai perhitungan dari penjelasan ini dapat
fisik material WAPI yang selanjutnya dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan Nilai Indeks Pengaruh Lokasi


No. Lokasi Nilai Fisik WAPI (xRp 1 jt) Nilai Fisik Kontrak (x Rp 1 jt) Nilai Koreksi Basis Nilai WAPI
Kode (3) (4) terhadap Nilai Fisik (3/4)

(1) (2) Bt Bjs Ba Ky Bt Bjs Ba Ky Bt Bjs Ba Ky


P-1 Ibukota 5600 7300 300 4200 5411 6604 3785 1934 1,04 1,10 0,08 2,17
Propinsi

P-2 Kabupaten 3400 3900 120 1800 2914 2840 2051 594 1,17 1,37 0,06 3,03
K-1 Ibukota 4150 6400 135 1760 4177 4191 3029 1852 0,99 1,53 0,05 0,95
Propinsi

K-2 Kabupaten 2910 3150 94 1050 3115 3064 2280 1558 0,93 1,03 0,04 0,67
K-3 Kabupaten 1810 2050 103 971 1612 1652 1368 531 1,12 1,24 0,08 1,83
LK-1 Ibukota 6200 8415 310 2415 7090 5765 4064 2297 0,87 1,46 0,08 1,05
Propinsi

LK-2 Kabupaten 4100 5900 165 1045 3844 3172 2211 972 1,07 1,86 0,07 1,07

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 6 dapat dirata-ratakan nilai


koreksi dari tiap jenis material dalam Tabel 8. Nilai Indeks Harga Satuan Jenis
tiap bangunan dan tiap lokasi yang Material Jenis Bangunan Kantor
Jenis Indeks Harga Satuan
selanjutnya dapat dihitung nilai indeks Material Lokasi Dengan Basis Harga
harga satuan jenis material dominan Dominan Ibukota Propinsi
seperti yang ditunjukan dalam tabel 7 - 9
untuk ketiga jenis bangunan. Ibukota Propinsi 1
Beton
Kabupaten ((0,93 + 1,12)/2)/0,99 = 1,5
Tabel 7. Nilai Indeks Harga Satuan Jenis
material Jenis Bangunan Pendidikan Ibukota Propinsi 1
Jenis Lokasi Indeks Harga Satuan Baja
Material Dengan Basis Harga Kabupaten ((1,03 + 1,24)/2)/1,53 = 1,44
Dominan Ibukota Propinsi
Ibukota Propinsi 1
Beton Ibukota Propinsi 1 Bata
Kabupaten ((0,08 + 0,04)/2)/0,05 = 1,2
Kabupaten 1,17/1,04 = 1,125
Ibukota Propinsi 1
Baja Ibukota Propinsi 1 Kayu
Kabupaten 1,37/1,1 = 1,245 Kabupaten ((1,83 + 0,67)/2)/0,95 = 1,32
Bata Ibukota Propinsi 1 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Kabupaten 0,06/0,08 = 0,75
Kayu Ibukota Propinsi 1
Kabupaten 3,03/2,17 = 1,4
Sumber: Hasil Pengolahan Data

38 Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006


Penelitian Ekonomi Teknik dalam IHS Konstruksi Beton Mutu Tinggi

Tabel 9. Nilai Indeks Harga Satuan Jenis Menkimpraswil dengan parameter


Material Jenis Bagian Layanan luas layanan. Akan lebih baik jika
Kesehatan diklasifikasikan menurut jenis
Jenis Lokasi Indeks Harga
Material Satuan Dengan bangunan dalam UU No. 28/2002
Dominan Basis Harga untuk tiap jenis material dominan
Ibukota Propinsi dan dievaluasi berkala sesuai harga
Beton Ibukota 1 pasar.
Propinsi 4. Indeks harga untuk kabupaten tidak
Kabupaten 1,07 / 0,86 = 1,23 selalu lebih tinggi dibanding ibukota
Baja Ibukota 1 propinsi, utamanya material yang
Propinsi lebih mudah dibuat diluar ibukota,
Kabupaten 1,86 / 1,46 = 1,27
seperti batu bata.
Bata Ibukota 1
Propinsi
Kabupaten 0,07 / 0,08 = Daftar Pustaka
0,875 ACI Comitte 211.4.R, ACI, Detroit,
Kayu Ibukota 1 Michigan, 1993.
Propinsi
Kabupaten 1,07 / 1,05 = 1,02
ASTM C 618, ASTM, Philadelphia,
Sumber: Hasil Pengolahan Data
1995.
Tabel 7 - 9 memberikan nilai Hanafiah, Persamaan Konstitutif Beton
indeks harga satuan jenis material Kinerja Tinggi Dengan Abu
dominan untuk lokasi diluar ibukota Terbang Sebagai Substitusi
propinsi untuk tiap jenis bangunan. Parsial Semen, disertasi, ITB,
1996.
Kesimpulan
1. Dalam pelaksanaan konstruksi, Mindes, S and Young, J.K,Concrete
harga material masih mendominasi Prentice Hall, Inc. Englewood
harga konstruksi. Dalam kasus yang Cliffs, 1981.
ditinjau nilainya 75,9% dan terjadi
ditiap jenis bangunan yang ditinjau. Nevile, AM and Brooks, J.,Concrete
Berdasarkan hal ini, maka pema- Technology, Longman,
haman tentang sensitifitas harga London, 1981.
material akan sangat mempengaruhi
harga konstruksi. Primantoro, Budi, Pengembangan
2. Jenis material yang dominan digu- Indeks Lokasi Pada Estimasi
nakan adalah beton, baja, bata dan Biaya Konseptual Konstruksi
kayu di mana ke 4 jenis material ini Bangunan Gedung, Thesis,
sangat tergantung pada bahan alami Prodi MRK-ITB, 2005.
yang makin lama akan makin mahal
dan berakibat secara langsung me-
ningkatnya harga konstruksi.
Kenyataan ini diharapkan akan
memacu penggunaan material arti-
fisial atau material dengan basis
sumber daya alam yang belum
terekploitasi maksimal.
3. Indeks harga satuan kurang tepat
jika digeneralisasikan dalam bentuk
seperti yang ada dalam Kep.

Jurnal Inovisi Vol. 5, No. 1, April 2006 39

Anda mungkin juga menyukai