Laporan Bedah Kastrasi INTERNET

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Laporan Bedah Kastrasi

Ditulis pada 20 November 2010 oleh annahlipb


Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa dan
hormone-hormon reproduksi, khususnya testosteron. Saat dewasa kelamin testis turun dari rongga perut
ke dalam skrotum melalui kanalis inguinalis. Contoh tindakan bedah yang dilakukan terhadap testis
adalah kastrasi. Kastrasi atau orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa
pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan untuk sterilisasi
(mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif, serta salah satu pilihan terapi
dalam menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum. Kasus-kasus yang sering ditemukan
antara lain: oedema scrotalis, tumor scrotalis, orchitis (peradangan pada testis), tumor testis (sertoli cell
tumor), monorchyde, cryptorchyde, dermatitis scrotalis (exzeem scrotalis). Pada hewan yang muda
kastrasi dilakuklan dengan maksud mengurangi sifat agresif dan menggemukkan hewan, sedangkan pada
hewan tua kastrasi cenderung dilakukan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan senilitas pada testis.

Secara anatomis, lapisan yang membungkus testis dari superficial ke profundal adalah kulit dan
subkutan (scrotum), tunika dartos, dan tunika vaginalis communis. Berdasarkan penyayatan pada
lapisan-lapisan ini, dikenal dua metode dalam kastrasi, yaitu metode terbuka dan tertutup. Pada metode
tertutup, sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika
vaginalis communis. Pengikatan dan penyayatan dilakukan pada funniculus spermaticus. Pada metode
terbuka, sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi
terbungkus. Pengikatan dan penyayatan dilakukan langsung terhadap ductus deferens, saraf, dan
pembuluh darah. Oleh karena itu, metode ini lebih baik dalam meminimalisasi resiko terjadinya
perdarahan.

Nama Hewan : Kristian


Jenis : Anjing
Ras : Golden Retriver
Warna : Kuning
Seks : Jantan
Umur : 1 tahun
Berat badan : 25 kg
Pemilik : Nesa Dical
Alamat : Bogor
ANAMNESE

Testis membesar
Ada luka di testis
Jalan kaki belakang agak dibuka
KONDISI UMUM

Perawatan : Baik
Habitus/tingkah laku : Jinak
Gizi : Baik
Pertumbuhan badan : Baik
Sikap berdiri : Tegak pada keempat kaki
Suhu Tubuh : 39,40 C
Frekuensi nadi : 100 x/menit
Frekuensi nafas : 32 x/menit
STATUS PRESENT

Kerontokan bulu : Tidak rontok


Kebotakan : Tidak ada
Turgor kulit : Kembali dalam 2 detik
Permukaan kulit : Halus
Bau kulit : Bau khas anjing
Mukosa mulut : Rose
Lidah : Rose, basah, halus, tidak ada kerusakan permukaan
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Jantung : Tidak ada kelainan
ictus cordis, ritme sedang teratur, intensitas sedang
Respirasi : Tipe pernafasan costalis, ritme teratur, batuk tidak ada, lapangan paru-paru tidak
ada kelainan, gema perkusi nyaring
GEJALA KLINIS
Terjadi pembesaran testis

DIAGNOSA
Dermatitis scrotalis

PROGNOSA
Fausta
TINDAKAN DAN TERAPI
Bedah kastrasi

MATERI DAN METODE

Bahan yang digunakan antara lain: xylazine 2% dengan dosis 2 mg/kg BB, ketamin 10% dengan dosis
10 mg/kg BB, alkohol 70%, Iodium tincture, NaCl fisiologis, antibiotik penicillin cair 50000 IU,
oxytetracylin dosis 14 mg/kg, dan amoxycilin dosis 20 mg/kg BB.

Alat yang digunakan pada operasi kali ini adalah stetoskop, termometer, pinset sirugis, pinset anatomis,
towel clamp, gunting bengkok, gunting lurus tumpul tajam dan gunting lurus tajam-tajam, scalpel,
needle holder, needle (round dan cutting), syringe 1 cc, tampon dan kapas, plester dan verband, tang
arteri, silk 3/0.

Metode Operasi
Persiapan Operasi : Pre-operative (Premedikasi) Atropin = 25 x 0,02 = 2 ml, (Anasthesi) Xylazin 2% =
25 x 1 = 1,25 ml, Ketamin 10% = 25 x 10 = 2,5 ml

Teknik Operasi

Hewan (anjing) yang akan dioperasi harus dalam kondisi sehat dan umur yang cukup (testis sudah turun
ke ruang scrotum). Hal ini dapat diketahui dengan melakukan preparasi pada hewan, berupa:
signalement, anamnesa, status present, keadaan umum, keadaan kulit dan rambut, selaput lendir, serta
kelenjar pertahanan. Sebelum dioperasi hewan harus dipuasakan sehari sebelum operasi.
Anastetikum dipersiapkan, yaitu kombinasi dari Xylazine 2% dan Ketamine 2% yang diaplikasikan intra
muscular (IM) diantara m. semimembranosus dengan m. semitendinosus atau di m. gluteus.
Setelah hewan teranaesthesi, dilakukan desinfeksi hewan dengan cara mencukur rambut dan
membersihkan rambut bekas cukuran di sekitar titik orientasi kemudian diusap dengan alkohol 70% dan
setelah kering diolesi dengan iodium tincture 3%.
Anjing diletakkan pada meja operasi dan keempat kaki diikat dengan simpul tomfool pada meja.
Selanjutnya ditutup dengan duk (harus dalam posisi yang tepat sehinga titik orientasi, yaitu pada testis
dapat terlihat dengan jelas). Duk dan kulit difiksasi dengan menggunakan towel clamp.
Penyayatan dilakukan langsung pada bagian ventral dari kedua testis (dua sayatan). Panjang sayatan
tergantung dari ukuran testis.
Untuk tipe tertutup, tunica vaginalis communis tidak ikut tersayat. Sayatan hanya sampai pada tunica
dartos.
Pada daerah funniculus spermaticus dijepit dengan dua tang arteri (atas dan bawah), kemudian pada
bagian cranial diikat dengan benang silk (3/0).
Pemotongan dilakukan diantara kedua tang arteri. Apabila ikatan sudah kuat (dicirikan dengan tidak
adanya darah yang keluar) maka tang arteri dilepaskan.
Pada tipe terbuka, tunica vaginalis communis ikut disayat, testis dilepaskan dari ligament
penggantungnya (unsur yang disayat hanya pembuluh darah, syaraf, dan ductus deferent).
Setelah testis tersayat, diberi Penicillin secara topikal.
Tunica dan scrotum dijahit dengan simple suture menggunakan catgut.
Daerah sekitar jahitan diolesi dengan iodium tincture.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Present Hewan, Selama operasi berlangsung, status present hewan berupa nadi, nafas, dan suhu
diamati setiap 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan tubuh hewan selama operasi. Hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Hasil Pemeriksaan Fisik Selama Operasi


Waktu (menit) Suhu (oC) Frekuensi nafas (x/menit) Frekuensi nadi (x/menit)
0 37,8 20 96
15 36.6 20 88
30 36.5 20 88
45 36.5 16 92
60 37.0 20 92

Suhu tubuh normal anjing berkisar 38-39.5oC. Kisaran nafas normal anjing 15-30x/menit. Denyut
jantung normal anjing berkisar 100-130x/menit. Sesaat setelah pemberian anastetikum, suhu tubuh,
frekuensi nafas, dan denyut jantung masih dalam kisaran normal. Lima belas menit kemudian terlihat
adanya penurunan suhu tubuh, dan denyut jantung (Tabel 1) hal tersebut terjadi karena adanya reaksi
dari obat bius yang mendepres sistem syaraf pusat. Operasi ini berlangsung selama 60 menit, pada saat
operasi berakhir kondisi fisiologis anjing telah kembali pada keadaan semula (Tabel 1). Hal ini juga
diikuti dengan keadaan kucing yang sudah kembali kesadarannya.

Tabel Hasil Pemeriksaan fisik post-operatif


Hari ke- 1 2 3 4 5
Suhu (oC) 38,9 38,0 38,4 38.0 37.9
Frekuensi nafas (x/menit) 28 28 24 28 32
Frekuensi nadi (x/menit) 108 100 100 96 96
Makan + ++ ++ ++
Minum + + + + +
Defekasi + + + + +
Urinasi + + + + +

Tabel diatas menunjukan bahwa pasca operasi keadaan fisiologis hewan masih berada dalam keadaan
normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada infeksi yang terjadi akibat tindakan bedah yang telah
dilakukan. Selain itu, nafsu makan, minum, defekasi dan urinasi tidak menunjukan adanya kelainan.
Gambaran fisiologis hewan hingga hari ke-5 pasca operasi menunjukan hasil yang baik.
Kastrasi atau orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa pengambilan atau
pemotongan testis dari tubuh. Anjing yang akan dikebiri harus dalam keadaan sehat. Menurut anamnese
dan keadaan secara umum, anjing (Kristian) dalam kondisi yang baik, sehingga dapat dilakukan tindak
bedah kastrasi. Kastrasi yang dilakukan pada anjing Kristian bertujuan untuk mengurangi rasa sakit/
tidak nyaman dan perusakan jaringan/ organ yang lebih parah lagi akibat dari peradangan pada testis.
Peradangan testis yang dialami oleh Kristian sudah cukup parah dan membuat fungsi dari testis untuk
menghasilkan sperma sudah tidak dapat berfungsi normal kembali. Setelah dilakukan tindak bedah
kastrasi, anjing Kristian diberikan antibiotik amoxicillin, seprodin Talk, prednison, dan Adena. Kristian
kelihatan lebih baik dari hari ke hari dan jalannya sedikit demi sedikit kembali normal lagi.

KESIMPULAN

Tindakan bedah kastrasi dilakukan untuk mengurangi tingkah laku agresif akibat rasa sakit dan
mencegah terjadinya infestasi sekunder yang lebih parah/ sistemik serta gangguan pada prostat pada
anjing. Prognosa yang dapat diambil dari operasi ini adalah fausta. Selama periode pasca operasi anjing
menunjukkan kemajuan yang baik, didukung dengan nafsu makan-minum yang baik dan temperatur,
frekuensi jantung dan frekuensi napas masih dalam kisaran normal.

DAFTAR PUSTAKA

Colville T, Bassert J. 2002. Clinical Anatomy & Physiology For Veterinary Technicians. St. Louis:
Mosby, Inc
Handoko T. 2005. Anestetik Umum. Ganiswara SG: Editor. Di dalam: Farmokologi dan Terapi. Ed ke-4.
Jakarta: UI Press
Hosgoog, G, et al. 1998. Small Animal Paediatric Medicine and Surgery. Oxford: Butterworth-
heinemann.
Thorex M. 1938. Modern Surgical Technic. 4th Ed. London: J.B. Lippincott Company

Anda mungkin juga menyukai