Anda di halaman 1dari 7

Pada jalan setapak antara Dowo dan puncak Pendul, 53 m dari pinggir utara desa

Dowo terdapat...

b.

Apa yang diamati


Ini merupakan gambaran garis besar dari obyek geologi utama yang ada di tempat
itu, misalnya

Singkapan batupasir...

Suatu daerah perbukitan...

Suatu gosong melintang (transversal bar), di tengah sungai...

Kenampakan sesar yang memisahkan tubuh andesit dengan batupasir.

c.

Dalam keadaan bagaimana


obyek yang diamati tersebut, misalnya :

Sebagian besar segar berlapis baik.

Lapuk lanjut menjadi soil berwarna coklat.

Singkapan batuan sebagian segar sebagian lapuk, berwarna hitam.

Segar berwarna abu-abu kecoklatan, terkekarkan.

Batuan terkekarkan dan terlipat kuat.

Sesar bersifat lurus, tertutup dan terisi gerusan halus.

Berpuncak runcing, terbiku kuat.

d.

Tersusun oleh apa


obyek

tersebut : Pertanyaan ini menyangkut tentang segi kualitatip komponen batuan atau
obyek geologi lain, misainya struktur, tekstur, kemas dan sebagainya, sebagai
contoh :

Tersusun oleh kuarsa dan ortoklas yang holokristalin

Tersusun oleh partikel meruncing yang bersifat grain-supported

Terdiri dari lanau gampingan dan napal berlapis baik dengan foraminifera besar

Perulangan gradasi normal antara batupasir menjadi serpih

Tersusun oleh fragmen andesit, kuarsa dan filit yang membundar tanggung.

e.

Seberapa :
Pertanyaan ini menyangkut segi kuantitatip kornponen batuan atau obyek geologi
yang lain, misainya :

kuarsa 35 %, mika 25 %, partikel sebagian besar terdiri dari bioklast (> 70 %)


sedang sisanya berupa ooid dan litoklast.

Lebar singkdpan 60 m, sedang total ketebalan batuan 45 m.

Lereng dari perbukitan kerucut berkisar antara 35

di sebelah timur, semakin ke arah barat semakin curam hingga mencapai 43


.

Tebal perlapisan batupasir dibagian bawah rata-rata 45 cm, semakin keatas


menebal menjadi rata-rata 95 cm.

f.

Bagaimana / kapan terjadinya :


Pertanyaan ini menyangkut waktu geologi nisbi terjadinya obyek geologi tersebut
dibandingkan dengan obyek lain yang berada di dekatnya, misalnya :

Breksi menumpang secara tidak selaras di alas napal.

Batupasirnya menumpang selaras di atas balulempung.

Batugamping tufan diterobos oleh tubuh diorit porfir.

Napal merupakan xenolith dalam basalt.


g.

Apa potensinya:
Potensi positip:

Bagian yang segar dan setengah lapuk dari breksi autoklastik di utara Gejayan
berpotensi untuk ditambang sebagai sumber batupecah.

Dataran di selatan desa Pengkol dikelilingi perbukitan di bagian barat, utara dan
timur, dengan kondisi airtanah dangkal (sumur gali kedalaman airnya hanya
berkisar dari 2 hingga 5 meter) yang potensiil sebagai sumberdaya air irigasi.
Potensi negatip :

Bagian atas tebing jalan di selatan desa Cengklik tersusun oleh breksi yang lapuk
lanjut menjadi soil yang tebainya berkisar antara 5 hingga 7 meter, tanpa
pelindung sehingga pada saat hujan sangat mudah longsor.
Selain tujuh pertanyaan tersebut di atas tentu saja pengamat boleh mengajukan
pertanyaan yang lain yang berkaitan. Yang pasti adalah bahwa semua bentuk
aspek geologi dari obyek pengamatan harus tidak boleh terlewatkan. Hal ini sangat
memerlukan pengalaman teknik pengamatan, seringnya melakukan pengamatan,
serta sangat tergantung dari kelengkapan dan tingkat pemahaman dasar ilmu
geologi yang dimiliki oleh pengamat. Kecermatan dari pengamatan sangat
menentukan kelengkapan dari rekaman dan catatan data lapangan tersebut.
2.

Tempat yang layak untuk melakukan Pengamatan

Suatu lintasan diharapkan dapat memberikan data yang lengkap dan teliti dari
daerah yang diteliti. Untuk itu, setiap titik pengamatan atau stasiun pengamatan
perlu dipilih secara tepat pula. Adapun kriteria dari titik-titik di lapangan yang
layak untuk dijadikan Stasiun Pengamatan (STA) atau Lokasi Pengamatan (LP =
bagian dari suatu STA yang lokasinya masih terlalu dekat dengan STA sehingga
tidak bisa diberdirilkan sebagai suatu STA) adalah : a.

Tempat dimana dijumpai


kontak antara dua macam/jenis batuan :

Kontak seperti ini boleh jadi merupakan kontak antara dua satuan batuan, ataupun
sekedar menunjukkan variasi yang dijumpai pada satu satuan batuan. b.

Tempat. dimana dijumpai


perubahan morfologi yang mendadak:

Tempat seperti ini boleh jadi merupakan kontak antara dua satuan batuan (selaras,
tidak selaras, intrusi) atau adanya strukrtur kekar atau sesar pada daerah perubahan
morfologi tersebut. c.

Tempat dimana
dijumpai struktur yang cukup jeias,

misalnya sesar, kekar, lipatan dan sebagainya. d.

Tempat dimana dijumpai


singkapan batuan yang jelas,

walau tidak ada kontak, perubahan morfologi maupun struktur. e.

Tempat dimana dijumpai


proses
alam
atau
kegiatan manusia yang bersangkutan dengan potensi geologi.

Daerah teralterasi hydrotherrnal yang memungkinkan adanya mineralisasi logam.

Daerah yang rentan longsor, walau belum terjadi.

Daerah yang tersusun seluruhnya oleh batugamping dengan kadar kalsit tinggi. f.

Tempat dimana dari titik itu


bisa diamati dan diukur kondisi bentang alam

sekitar tempat. seperri ini misalnya di puncak suatu bukit dimana justru

tidak ada singkapan batuan maupun struktur tetapi justru dari situ bisa dibuat
sketsa morfologi daerah sekitar. g.

Tempat yang letaknya di peta topografi yang digunakan sebagai dasar kerja, sudah
lebih dari 4 cm dari STA terdekat.

PROSEDUR KERJA PENGAMATAN DAN PEREKAMAN DATA

1.

Prosedur Kerja di suatu tempat Pengamatan.


a.

Penetapan tempat yang akan diamati.


Tentukan lokasi pengamatan di lapangan berdasar kenampakan yang ada di
sekitamya. Lokasi tersebut dicoba dicari letaknya di peta dasar kerja. b.

Tetapkan kriteria kelayakan titik tersebut.


Pastikan bahwa calon titik pengamatan tersebut memenuhi satu atau lebih dari 7
kriteria kelayakan suatu titik pengamatan. c.
Dekati calon titik pengamatan tersebut.
Amati dengan seksama segala unsur, gejala dan proses geologi yang ada di tempat
itu, periksa apa yang ada di sekelilingnya untuk melihat kemungkinan pelamparan
gejala yang ada. d.

Jauhi calon titik pengamatan.


Kalau mungkin ke tempat yang lebih tinggi agar pandangan ke arah titik tersebut
serta daerah sekitamya menjadi lebih lapang/jelas. Dari jauh perhatikan apakah
titik yang dijauhi tersebut sudah merupakan lokasi yang terbaik, ataukah ada titik
lain yang labih baik atau lebih lengkap. Kalau ada coba dari jauh diusahakan untuk
menentukan hubungan antara apa yang ada di titik pertama dan titik kedua. e.

Datangi titik kedua yang lebih baik tadi.

Amati dengan teliti sernua gejala geologi yang ada. Pengamatan ini harus
dilakukan secara menerus hingga mencapai titik pertama. f.

Kalau masih ada keraguan tentang gejala geologi yang ada,


u l a n g i prosedur menjauhi dan mendekati kembali
tersebut, sehingga diperoleh gambaran yang lengkap tentang apa yang sedang
dihadapi. g.

Setelah diperoleh keyakinan,


kembalilah ke titik pengamatan yang t e r p i l i h ,

betulkan posisinya di peta topografi dan mulai melakukan pengamatan dan


pengukuran secara teliti dan cermat. h.

Amati semua fakta yang ada.

Anda mungkin juga menyukai