a. PENJELASAN UMUM
1. Pemberian pekerjaan meliputi :
Hal tersebut diatas juga dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan pekerjaan
harus dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
2. Lingkup Pekerjaan/Pembangunan yang dilaksanakan :
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini : Pembangunan Tempat Parkir dan Selasar
Dengan Lingkup Pekerjaan pekerjaan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan seperti yang telah
ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Gambar Kerja dan Berita acara
penjelasan pekerjaan (Berita acara aanwijzing), termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah
Pembuatan Sarana dan Prasarana Penunjang yang terdiri dari :
a. Terlebih dahulu penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pembersihan lahan atau tanah
kosong yang akan di gunakan pekerjaan tersebut .
b. Pekerjaan Pembersihan di lakukan dengan membersikan lahan,dari pohon pohon ,semang
belukar dan barang barang lain nya yang kira nya bisa menggangu proses pembangunan
tersebut.
c. Pembangunan Tempat Parkir dan Selasar, dan tata ruang didalam sesuai dengan gambar
rencana.
d. Diwajibkan kepada Penyedia jasa untuk membuat pagar pembatas di-lokasi pekerjaan dari
bahan bambu sesek atau bahan seng, hal ini dimaksudkan agar segala kegiatan pekerja tidak
mengganggu pandangan maupun kegiatan yang ada .
e. Ketentuan-2 dan persyaratan-2 teknis yang harus ditaati oleh Penyedia jasa menyangkut
pekerjaan tersebut diatas ini berlaku persayaratan-2 teknis berikut ini :
b. SARANA PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Penyedia Jasa harus menyediakan :
1. Minimal personil yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah :
a. 1 (dua) orang Tenaga Pelaksana minimal STM dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun
dan memiliki SKT yang masih berlaku.
b. 1 (dua) orang Tenaga Logitik minimal STM dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun dan
memiliki SKT yang masih berlaku.
c. 1 (satu) orang Tenaga Logistik minimal STM/SLTA dengan pengalaman minimal 5 (lima)
tahun.
2. Penyediaan peralatan alat-alat bantu yang dipersyaratkan minimal mempunyai :Beton mollen,
pompa air, alat pengangkut, mesin tumbuk (stamper), Las listrik dan peralatan-peralatan lainnya
yang digunakan harus selalu tersedia dilapangan dengan jumlah sesuai kebutuhan dan dalam
kondisi tidak rusak.
3. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dalam jumlah yang cukup sehingga tidak
mengakibatkan terlambatnya pekerjaan, Kualitas bahan bangunan harus sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dalam RKS, Gambar maupun Berita acara aanwijzing.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah disusun.
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya:
a. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012.
b. Undang-Undang RI No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Peraturan Beton bertulang Indonesia 19 - '89 dan atau Pedoman Beton Indonesia 1989
(PBI 1989).
e. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Paku dan kawat paku ; SNI 03-0323-1989
g. Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-1989
h. Agregat beton : SNI 03-1750-1990
i. Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-0394-1989
j. Pedoman mendirikan bangunan : SNI 03-1728-1989
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No.: 08.
l. Peraturan Umum tentang Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan Perusahaan Air
Minum.
m. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
n. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F
o. Genteng Keramik: SNI 03 2095 - 1991
p. Kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
q. Mutu Kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
r. Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991
s. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991
t. Tata cara pengerjaan asbes semen untuk langit-langit rumah ; SNI 03-2839-1992
u. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.
v. Peraturan muatan Indonesia.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disyahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Penyedia Jasa dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas/ Pengguna Anggaran tentang penunjukan Penyedia Jasa.
f. Surat Perintah Mulai Kerja (S.P.M.K.).
g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
e. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan halaman/lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membersihkan tanah bekas galian
pondasi pada tahapan pekerjaan Tahap I (satu) yang masih tertimbun dilokasi pekerjaan sampai
sebatas permukaan atas Sloof, serta harus menyingkirkan segala sesuatu yang kemungkinan
akan dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat menjaga lingkungan agar tidak
terganggu oleh jalannya Pekerjaan.
3. Penyedia Jasa harus memasang nama Proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu. Redaksi papan
nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan ukuran minimal 1,00m x 0,80 m.
4. Penyedia Jasa harus membuat bangsal kerja/brak kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang-barang dengan luas yang cukup dan dapat dikunci.
5. Untuk pelaksanaan pembangunan Penyedia Jasa harus mempersiapkan dalam hal penyediaan air
kerja, air yang digunakan adalah air tawar, bersih dan bebas mineral zat organik, bebas lumpur dll.
sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
6. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan atau penggunaan diesel pembangkit tenaga listrik.
7. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan penggunaan air selama pelaksanaan pembangunan
adalah beban Penyedia Jasa.
8. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9. Tempat/lokasi bangsal kerja harus sesuai petujuk Direksi agar tidak mengganggu lokasi
sekitarnya.
f. PAPAN BOUWPLANK
1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II / terentang diserut rata dan terpasang waterpass
dengan peil + 0,00 setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran
5/7 cm. Sumbu-sumbu dinding harus dichek ulang dan diberi tanda dengan menggunakan cat
yang tidak luntur oleh panas/hujan atau diberi tanda- tanda yang jelas.
2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar agar tidak mengganggu
pelaksanaan serta tidak menjadi rusak oleh lalu lalangnya pekerja.
3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pelaksana wajib memintakan pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari Direksi.
G. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan tanah halaman.
a. B a h a n
Tanah padas atau tanah urug yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus, bebas
sampah, bebas dari bahan organisme dan lain-lain sesuai dengan petunjuk dengan
konsultan pengawas.
b. Macam pekerjaan.
Pemerataan tanah dan pengurugan tanah dilakukan pada daerah seperti yang telah
ditentukan dalam gambar detail pekerjaan pengeprasan dan pengurugan (cut and fill) tanah.
c. Menyusun rencana kerja secara grafis yang disertai dengan penjelasan-penjelasan sejenis
tentang jenis, kualitas equipment yang akan digunakan, metode kerja, cara pengangkatan
dan distribusi tanah, tempat-tempat penimbunan dan penyimpanan, lokasi gedung-gedung,
los kerja dan sebagainya dari jumlah tenaga kerja yang digolongkan dalam tingkat
ketrampilan.
d. Mengerjakan penyaluran (stripping) dan drainage sementara untuk menanggulangi erosi,
memperbaiki keadaan tanah bangunan (grading) menurut garis-garis kedalaman, ketinggian
dan kemiringan sesuai dengan gambar rencana.
e. Mengadakan koordinasi kerja sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain yaitu :
i. Urugan tanah peninggian lantai.
ii. Pekerjaan galian/urugan tanah untuk utilitas.
2. Pekerjaan galian
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya
dibawah tanah seperti yang tertera dalam gambar pengadaan.
b. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian seperti
akar atau tunas pohon, sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya
harus dikeluarkan dan disingkirkan.
c. Pada lokasi pekerjaan diperlukan kehati-hatian dalam pekerjaan galian dengan mempelajari
benar-benar kondisi lapangan serta persiapan peralatan pembantu agar selalu tersedia
dilapangan, seperti pompa air dlsb.
d. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor pemborong harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain. Kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah menjadi tanggungan kontraktor.
3. Urugan tanah.
a. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin konsultan pengawas
setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
b. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran, tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah ladang atau
berpasir atau tidak terlalu basah).
Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan pada dasarnya akan ditentukan sesuai
gambar atau minimal dibawah pengawasan konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalaman
yang diperlukan. Pelaksanaannya harus dilakukan dengan stamper dan diawasi oleh konsultan pengawas.
H. PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah pondasi Foot plat setempat beton
bertulang dan pondasi lajur batu belah sesuai dengan gambar rencana.
a. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out bangunan secara
menyeluruh dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan gambar yang ada dan telah disetujui
oleh direksi.
b. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap benarnya penempatan, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai ijin
dari direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.
c. Pelaksana harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke-sloof dan
sparring pipa plumbing yang kemungkinan ada yang menembus pondasi.
2. Pekerjaan pondasi foot plat setempat.
Penggalian tanah sampai kepada lapisan yang digunakan sebagai dasar meratakan perletakan.
Lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5 ) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal
tidak kurang dari 5 cm, di bawah lantai kerja diberi lapisan sesuai dengan gambar detail yang
ada.
3. Pekerjaan pondasi batu belah
a. Batu belah disusun satu persatu dengan penyangga mortar/spesi 1pc : 6 ps
b. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
Batu yang dipasang harus batu belah, bukan batu blondos.
4. Pekerjaan Trucuk bambu
Pekerjaan trucuk dilaksanakan setelah galian tanah pondasi foot plat selesai atau pile sesuai
gambarnya dan di lakukan pemancangan trucuk bambu sesuai gambar yang ada.
a. Bahan bambu yang digunakan Bambu yang diameternya lebih dr 10 cm
b. Jarak pemasangan sesuai gambar.
j. PEKERJAAN HALAMAN