Anda di halaman 1dari 9

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

a. PENJELASAN UMUM
1. Pemberian pekerjaan meliputi :

Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan


semua alat-alat bantu dan lain sebagainya yang pada umumnya langsung atau tidak langsung
termasuk didalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan
sempurna dan lengkap.

Hal tersebut diatas juga dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan pekerjaan
harus dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
2. Lingkup Pekerjaan/Pembangunan yang dilaksanakan :
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini : Pembangunan Tempat Parkir dan Selasar
Dengan Lingkup Pekerjaan pekerjaan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan seperti yang telah
ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), Gambar Kerja dan Berita acara
penjelasan pekerjaan (Berita acara aanwijzing), termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah
Pembuatan Sarana dan Prasarana Penunjang yang terdiri dari :
a. Terlebih dahulu penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pembersihan lahan atau tanah
kosong yang akan di gunakan pekerjaan tersebut .
b. Pekerjaan Pembersihan di lakukan dengan membersikan lahan,dari pohon pohon ,semang
belukar dan barang barang lain nya yang kira nya bisa menggangu proses pembangunan
tersebut.
c. Pembangunan Tempat Parkir dan Selasar, dan tata ruang didalam sesuai dengan gambar
rencana.
d. Diwajibkan kepada Penyedia jasa untuk membuat pagar pembatas di-lokasi pekerjaan dari
bahan bambu sesek atau bahan seng, hal ini dimaksudkan agar segala kegiatan pekerja tidak
mengganggu pandangan maupun kegiatan yang ada .
e. Ketentuan-2 dan persyaratan-2 teknis yang harus ditaati oleh Penyedia jasa menyangkut
pekerjaan tersebut diatas ini berlaku persayaratan-2 teknis berikut ini :

b. SARANA PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Penyedia Jasa harus menyediakan :
1. Minimal personil yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah :
a. 1 (dua) orang Tenaga Pelaksana minimal STM dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun
dan memiliki SKT yang masih berlaku.
b. 1 (dua) orang Tenaga Logitik minimal STM dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun dan
memiliki SKT yang masih berlaku.
c. 1 (satu) orang Tenaga Logistik minimal STM/SLTA dengan pengalaman minimal 5 (lima)
tahun.
2. Penyediaan peralatan alat-alat bantu yang dipersyaratkan minimal mempunyai :Beton mollen,
pompa air, alat pengangkut, mesin tumbuk (stamper), Las listrik dan peralatan-peralatan lainnya
yang digunakan harus selalu tersedia dilapangan dengan jumlah sesuai kebutuhan dan dalam
kondisi tidak rusak.
3. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dalam jumlah yang cukup sehingga tidak
mengakibatkan terlambatnya pekerjaan, Kualitas bahan bangunan harus sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dalam RKS, Gambar maupun Berita acara aanwijzing.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah disusun.

c. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya:
a. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012.
b. Undang-Undang RI No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Peraturan Beton bertulang Indonesia 19 - '89 dan atau Pedoman Beton Indonesia 1989
(PBI 1989).
e. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Paku dan kawat paku ; SNI 03-0323-1989
g. Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-1989
h. Agregat beton : SNI 03-1750-1990
i. Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-0394-1989
j. Pedoman mendirikan bangunan : SNI 03-1728-1989
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No.: 08.
l. Peraturan Umum tentang Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan Perusahaan Air
Minum.
m. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
n. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F
o. Genteng Keramik: SNI 03 2095 - 1991
p. Kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
q. Mutu Kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
r. Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991
s. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991
t. Tata cara pengerjaan asbes semen untuk langit-langit rumah ; SNI 03-2839-1992
u. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.
v. Peraturan muatan Indonesia.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disyahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Penyedia Jasa dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas/ Pengguna Anggaran tentang penunjukan Penyedia Jasa.
f. Surat Perintah Mulai Kerja (S.P.M.K.).
g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

d. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK


1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan m, kecuali ukuran besi
yang dinyatakan dalam mm.
2. Permukaan atas lantai (P + 0,00) disesuaikan dengan gambar rencana yang ada dari halaman
atau akan ditentukan kemudian pada saat Uitzet/bouwplank.
3. Ukuran penduga mengacu pada halaman parkir Masjid yang ada didepan lokasi pembangunan ini
dengan mengambil permukaan halaman paving. Ukuran penduga tersebut merupakan titik ikat
tetap yang harus dibuat pelaksana dibawah pengamatan Direksi lapangan dan dipelihara selama
pelaksanaan.
4. Ketentuan letak bangunan baru disesuaikan dengan tahapan pekerjaan sebelumnya, pengecekan
ulang tentang siku-2 bangunan harus di bawah pengawasan Direksi dengan patok-patok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisi bagian atas dan diberi . Pelaksana harus
menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang pembantu pelaksana yang menguasai mulai dari hal
pengukuran untuk menentukan peil datar dan bidang siku-siku sampai seluruh jenis pekerjaan
yang lain hingga selesainya pekerjaan ini.

e. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan halaman/lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus membersihkan tanah bekas galian
pondasi pada tahapan pekerjaan Tahap I (satu) yang masih tertimbun dilokasi pekerjaan sampai
sebatas permukaan atas Sloof, serta harus menyingkirkan segala sesuatu yang kemungkinan
akan dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat menjaga lingkungan agar tidak
terganggu oleh jalannya Pekerjaan.
3. Penyedia Jasa harus memasang nama Proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu. Redaksi papan
nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan ukuran minimal 1,00m x 0,80 m.
4. Penyedia Jasa harus membuat bangsal kerja/brak kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang-barang dengan luas yang cukup dan dapat dikunci.
5. Untuk pelaksanaan pembangunan Penyedia Jasa harus mempersiapkan dalam hal penyediaan air
kerja, air yang digunakan adalah air tawar, bersih dan bebas mineral zat organik, bebas lumpur dll.
sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
6. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan atau penggunaan diesel pembangkit tenaga listrik.
7. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan penggunaan air selama pelaksanaan pembangunan
adalah beban Penyedia Jasa.
8. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
9. Tempat/lokasi bangsal kerja harus sesuai petujuk Direksi agar tidak mengganggu lokasi
sekitarnya.
f. PAPAN BOUWPLANK
1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II / terentang diserut rata dan terpasang waterpass
dengan peil + 0,00 setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran
5/7 cm. Sumbu-sumbu dinding harus dichek ulang dan diberi tanda dengan menggunakan cat
yang tidak luntur oleh panas/hujan atau diberi tanda- tanda yang jelas.
2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar agar tidak mengganggu
pelaksanaan serta tidak menjadi rusak oleh lalu lalangnya pekerja.
3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pelaksana wajib memintakan pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari Direksi.
G. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan tanah halaman.
a. B a h a n
Tanah padas atau tanah urug yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus, bebas
sampah, bebas dari bahan organisme dan lain-lain sesuai dengan petunjuk dengan
konsultan pengawas.
b. Macam pekerjaan.
Pemerataan tanah dan pengurugan tanah dilakukan pada daerah seperti yang telah
ditentukan dalam gambar detail pekerjaan pengeprasan dan pengurugan (cut and fill) tanah.
c. Menyusun rencana kerja secara grafis yang disertai dengan penjelasan-penjelasan sejenis
tentang jenis, kualitas equipment yang akan digunakan, metode kerja, cara pengangkatan
dan distribusi tanah, tempat-tempat penimbunan dan penyimpanan, lokasi gedung-gedung,
los kerja dan sebagainya dari jumlah tenaga kerja yang digolongkan dalam tingkat
ketrampilan.
d. Mengerjakan penyaluran (stripping) dan drainage sementara untuk menanggulangi erosi,
memperbaiki keadaan tanah bangunan (grading) menurut garis-garis kedalaman, ketinggian
dan kemiringan sesuai dengan gambar rencana.
e. Mengadakan koordinasi kerja sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain yaitu :
i. Urugan tanah peninggian lantai.
ii. Pekerjaan galian/urugan tanah untuk utilitas.
2. Pekerjaan galian
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya
dibawah tanah seperti yang tertera dalam gambar pengadaan.
b. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian seperti
akar atau tunas pohon, sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya
harus dikeluarkan dan disingkirkan.
c. Pada lokasi pekerjaan diperlukan kehati-hatian dalam pekerjaan galian dengan mempelajari
benar-benar kondisi lapangan serta persiapan peralatan pembantu agar selalu tersedia
dilapangan, seperti pompa air dlsb.
d. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor pemborong harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain. Kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah menjadi tanggungan kontraktor.
3. Urugan tanah.
a. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin konsultan pengawas
setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
b. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran, tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah ladang atau
berpasir atau tidak terlalu basah).
Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan pada dasarnya akan ditentukan sesuai
gambar atau minimal dibawah pengawasan konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalaman
yang diperlukan. Pelaksanaannya harus dilakukan dengan stamper dan diawasi oleh konsultan pengawas.

H. PEKERJAAN PONDASI

1. Pondasi yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah pondasi Foot plat setempat beton
bertulang dan pondasi lajur batu belah sesuai dengan gambar rencana.
a. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out bangunan secara
menyeluruh dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan gambar yang ada dan telah disetujui
oleh direksi.
b. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap benarnya penempatan, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai ijin
dari direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.
c. Pelaksana harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke-sloof dan
sparring pipa plumbing yang kemungkinan ada yang menembus pondasi.
2. Pekerjaan pondasi foot plat setempat.
Penggalian tanah sampai kepada lapisan yang digunakan sebagai dasar meratakan perletakan.
Lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5 ) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal
tidak kurang dari 5 cm, di bawah lantai kerja diberi lapisan sesuai dengan gambar detail yang
ada.
3. Pekerjaan pondasi batu belah
a. Batu belah disusun satu persatu dengan penyangga mortar/spesi 1pc : 6 ps
b. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
Batu yang dipasang harus batu belah, bukan batu blondos.
4. Pekerjaan Trucuk bambu
Pekerjaan trucuk dilaksanakan setelah galian tanah pondasi foot plat selesai atau pile sesuai
gambarnya dan di lakukan pemancangan trucuk bambu sesuai gambar yang ada.
a. Bahan bambu yang digunakan Bambu yang diameternya lebih dr 10 cm
b. Jarak pemasangan sesuai gambar.

I. PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG


1. Lingkup pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pondasi Foot plat, Sloof, Kolom, Balok Struktur, Balok
Anak, Plat Beton/Plat-dak Lantai, Ring balk, Balok latai, plat dan balok tangga dan seluruh
bagian-bagian lain yang telah tertera dan ditentukan dalam gambar.
b. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
i. Neut-neut dibawah kusen setinggi 10 cm (untuk jenis kusen-kusen kayu).
ii. Rabat beton tumbuk tepi/keliling bangunan/perkerasan halaman lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan/material
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah portland cement menurut SNI 8 atau
menurut ASTM, memenuhi S 400 menurut standard cement portland yang digariskan oleh
Asosiasi Cement Indonesia.
b. Seluruh pasir menggunakan pasir Muntilan dan harus bermutu baik serta tidak
mengandung bahan organis, kandungan lumpur maksimal 5% (lima prosen). Kecuali untuk
pekerjaan pengurugan diperbolehkan mengunakan jenis pasir lokal yang bermutu baik
menurut penilaian direksi.
c. Koral yang digunakan mempunyai ukuran maksimum 2-3 cm dan dapat memenuhi
persyaratan PBI-1971 NI-2.
d. Air yang dipakai harus air tawar yang bersih, bebas dari zat-zat kimia yang merusak mutu
beton, sesuai PBI 1971.
e. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat dan lain-
lain yang dapat merusak, besi yang dipakai produk berlabel SII, semua tulangan
menggunakan tulangan baja U.24 polos untuk, 12 mm sesuai dengan gambar dan
tulangan baja U 32 ulir untuk 12 mm, toleransi dimensi baja sesuai standart SNI.
f. Untuk mengetahui tegangan baja yang ada, maka perlu dilakukan test tarik baja dan biaya
atau pekerjaan ini menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
3. Bekisting
a. Bahan bekisting untuk kolom, balok dan plat lantai, plat topi-topi dan plat atap dak
disarankan menggunakan MULTIPLEKS dengan ketebalan memenuhi persyaratan (tebal
menyesuaikan keperluan), untuk penggunaannya harus dengan persetujuan direksi.
b. Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan
gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting
harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.
c. Celah-celah yang ada harus rapat agar pada waktu mengecor air tidak merembes keluar.
sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.
4. Adukan/mutu beton
a. Adukan beton bertulang dengan perbandingan 1 pc : 2 ps : 3 kr harus dilaksanakan pada
pondasi foot plat, kolom-kolom, sloof, ring balk, balok latiu dan pekerjaan-pekerjaan yang
lain yang berupa beton bertulang. Sedangkan adukan beton bertulang dengan perbandingan
1pc : 1,5 ps : 2,5 kr khusus untuk plat dak atap dan plat topi-topi.
b. Mutu beton yang harus dicapai adalah K225 untuk beton,plat dak, footplat, balok beton dan
K175 untuk beton non struktur (kolom praktis, sloof praktis,balok latei) atau sesuai dengan
aturan PBI 1971.
5. Test mutu beton
Test mutu beton harus dilakukan oleh pelaksana dengan diawasi direksi lapangan. Pelaksana
harus menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat
diawasi dengan baik dan mudah selama periode pelaksanaan pembangunan/proyek
berlangsung. Semua prosedur pengambilan sample harus sesuai dan mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam PBI 1971.
a. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15x15x15 cm, dimana cetakan untuk
benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji yang sempurna.
b. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test).
c. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran.
d. Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI 1971.
e. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang disyaratkan,
maka direksi lapangan berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut: pembongkaran
hasil pengecoran yang tidak sesuai persyaratan, untuk itu penyedia jasa harus
menggantinya sesuai spesifikasi yang dimaksud dan merupakan tanggung jawab penyedia
jasa.
f. Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan perbaikan dan
pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung
jawab pihak penyedia jasa/pelaksana.
g. Pada bangunan adukan beton ready mix, penyedia jasa/pelaksana harus mendapat ijin
terlebih dahulu dari direksi lapangan dengan terlebih dahulu mangajukan calon nama dan
alamat supplier untuk beton ready mix tersebut. Dalam hal penyedia jasa/pelaksana tetap
bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang di-supply benar-benar memenuhi syarat-
syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu pada
setiap pengiriman. Segala test kubus yang harus dilakukan dilapangan harus tetap
dijalankan sesuai PBI 1971 dan direksi lapangan akan menolak supply beton ready mix
bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut
diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
h. Pengambilan test benda uji menggunakan beton 5 m3 sebanyak 1 buah.
6. Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan.
Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan
bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan
dengan tebal selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan. Hubungan sloof dan pondasi
batu kali dan kolom dengan dinding harus dipasang angkur (stek) setiap jarak 100 cm
sesuai dengan gambar.
b. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan, baik arah
vertikal maupun horisontal.
c. Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan dan
minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor.
d. Pemborong harus menyiapkan vibrator dalam cukup untuk masing-masing ukuran yang
yang diperlukan untuk menjamin pemadatan yang baik.
e. Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan tulangan diameter 16 ujung bulat
dengan diselingi pengecoran secara perlahan-lahan.
f. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan, sisa adukan yang
mengeras tidak boleh dipakai.
g. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami periode pengerasan
sesuai dengan PBI 1971/seijin direksi.
h. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya Penyedia jasa.
i. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas dari segala macam
kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.
Curing beton harus dilakukan dengan cara menyiram air dan atau menutup dengan karung-
karung basah untuk menjaga pengeringan yang mendadak/dilindasi beton.

j. PEKERJAAN HALAMAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi :


1. Membersihkan halaman disekitar bangunan apabila pengguna jasa menggunakan halaman lain
diluar ketentuan tersebut maka penyedia jasa wajib membersihkan segala kotoran bekas-bekas
pekerjaan, pembuangan berangkal keluar kompleks.
K. LAIN-LAIN
1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, kontraktor diwajibkan pula mengadakan
pengurusan-pengurusan antara lain :
a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah harus diproses dan dilaksanakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
b. Perihal Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ini segala pembiayaan yang diperlukan untuk
pembuatan PJM sampai dengan selesai DIBIAYAI sepenuhnya oleh Penyedia jasa
(Besarnya biaya pengurusan PJM tidak dimunculkan dalam RAB penawaran, namun
Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan sejak awal perihal biaya PJM ini dengan
mencari informasi ke Instansi terkait).
c. Bill of Quantity (BQ) yang disampaikan Konsultan Perencana kepada peserta lelang
TIDAK MENGIKAT, hanya sebagai ancar-ancar dalam menghitung, peserta lelang harus
menghitung kembali RAB berdasarkan gambar, RKS serta perubahan-perubahan yang
tertuang dalam BA. Penjelasan Pekerjaan (BA. Aanwijzing).
d. Peserta lelang diperbolehkan untuk menambah item pekerjaan, volume pekerjaan dan lain
sebagainya yang dirasa perlu yang mungkin pekerjaan-pekerjaan dimaksud belum termasuk
dalam BQ yang dibuat oleh Konsultan Perencana.
e. Peserta Lelang disarankan untuk melihat lokasi pekerjaan agar dalam perhitungan volume
pekerjaan dapat lebih akurat dan sesuai dengan Gambar Kerja dan BQ.
2. Penyedia jasa diharuskan menyiapkan dalam jumlah yang cukup peralatan dan pengamanan
penunjang lapangan yang diperlukan seperti : topi proyek, sepatu proyek, jas hujan dan P3K.
3. Sebelum penyerahan pertama, penyedia jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
4. Meskipun dibawah pengawasan direksi dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
5. Kebersihan lingkungan dan terjadinya kerusakan lingkungan/bangunan yang sudah ada akibat
pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggungan kontraktor pelaksana.
a. Semua kerusakan bangunan lingkungan yang terjadi akibat pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab kontraktor dan harus diperbaiki sebelum pekerjaan diserah terimakan.
b. Selama masa pemeliharaan, penyedia jasa wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke-II (Kedua)
dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
c. Pada masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, Penyedia jasa
setiap 2 (dua) bulan sekali menjadualkan pertemuan dengan pihak Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Demak, pengawas dan unsur teknis terkait untuk
mengadakan rapat guna mengevaluasi pekerjaan apabila terjadi perubahan akibat
pemilihan bahan yang kurang tepat atau akibat penyusutan bahan, maka dibuatkan berita
acara untuk perbaikannya.

Semarang, Pebruari 2015


Pejabat Pembuat Komitmen

Drs. R BUDI SANTOSA, MM


Pembina Tk. I
NIP. 19620528 198503 1 011

Anda mungkin juga menyukai