Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS CA MAME (KANKER PAYUDARA)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Identitas

keseluruhannya meningkat sampai 54% dalam 40 tahun, antara tahun 1950 sampai 1989 angka

insidens meningkat secara konstan sampai 1% setiap tahun, hingga 1980-an. Ketika angka

tersebut melonjak hingga 4% selama tahun 1970 dan 1980-an insiden keseluruhan kanker

payudara meningkat hingga 21% diantara wanita dan terus meningkat sampai 42% akibat kanker

payudara tetap tidak berubah selama 40 tahun, yang menunjukkan bahwa pengobatan terbaru

dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi hanya menghasilkan perbaikan kecil untuk

kelangsungan hidup.
Sekarang ini tidak ada penyembuhan untuk kanker payudara, karena insidennya yang terus

meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak adanya penyembuhan. Penasehat dan

aktivis telah menarik perhatian social dan politik dan telah menjadikannya sorotan nasional,

aktivitas telah menuntut dan mendapatkan bantuan federal yang meningkat untuk program

kanker payudara nasional yang ditujukan untuk menentukan penyembuhan.


Statistic terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker

payudara adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Melihat hal

diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi judul Asuhan Keperawatan

Pada Ny. R dengan Gangguan Sistem Reproduksi Ca Mammae.


1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system

repsoduksi kanker mammae adalah agar penyusun dan pembaca dapat menggambarkan,
mengerti, dan mendisksuikan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system

repsoduksi Ca Mammae di ruangan R2 Bedah RSUP H. Adam Malik Medan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari para penulis asuhan keperawatan Ny. R dengan gangguan system

reproduksi Ca Mammae adalah :

Mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi : Ca Mammae.
Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca

Mammae.
Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan yang sesuai pada Ny. R dengan gangguan

system reproduksi Ca Mammae.


Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap Ny. R dengan gangguan system reproduksi

Ca Mammae.
Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatn yang telah diberikan pada Ny. R dengan

gangguan system reproduksi Ca Mammae.


1.3 Sistem Penulisan
System penulisan makalah ini terdiri dari empat bab yaitu :

a. BAB I : Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, tujuan, dan system penulisan.

b. BAB II : Landasan teoritis Medis dan Keperawatan.

c. BAB III : Tinjauan kasus.

d. BAB IV : Kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Landasan Teoritis Medis

2.1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh

berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu

tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian

tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang

belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.

(Erik T, 2005, hal: 39-40)


Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang

berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-2005,

sumber : Harianto, dkk).


Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvansi

jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin,

hal. 96).

2.1.2 Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor

resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:

1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara sebelahnya.

2. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan

lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetic (DNA) pada

sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

3. Masa reproduksi yang relative panjang

Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..


Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone esterogen relative

lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4. Kehamilan dan menyusui


Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

5. Riwayat tumor payudara.

6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30 tahun.

7. Kontrasepsi oral.

8. Wanita gemuk (obesitas)

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

9. Preparat hormone estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

10. Factor genetic

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau

saudara kandungnya menderita kanker payudara.

11. Alcohol.

12. Tidak pernah melahirkan anak.

13. DES (dietilstilbestrol).

Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita

kanker payudara.

14. Stres hebat

(Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Brunner & Suddarth ; 1958)

(Erik T, 2005, hal : 43-46)

2.1.3 Anatomi Fisiologi

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,

ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke
aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan

ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah

mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan

menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan

juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan

menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi berikutnya

terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama

beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan

fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto

mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,

semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi

besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh

sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus keputing susu.
Gambar : Anatomi Fisiologi Mammae

2.1.4 Insiden

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah

kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati.

Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar

kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker

nasofaring (Anaonim, 2004).


Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir

menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2

tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

2.1.5 Patofisiologi

Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal

Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali

Takut & koping tidak efektif


Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya
Neoplasma ganar mengenai payudara

- Klien sering bertanya tentang penyakitnya


- Wajah cemas
- Klien sering melamun

Obstruksi sirkulasi Infiltrasi ke pemb. Limfe Peningkatan kebutuhan jaringan

Hipoksia pada sel kanker Bendungan pada limfe setempat Hipermetabolisme jaringan

Nekrosis Edema sekitar tumor Penurunan massa otot dan BB

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Ukuran pada permukaan payudara Peau dorange
o

Gangguan rasa nyaman : nyeri


Pori-pori kulit membesar
o Kulit menebal
o Keras dengan batas yang tidak normal
o Tidak dapat digerakkan
o Perubahan warna kulit

Kerusakkan lategritas kulit


2.1.6 Manifestasi Klinis

- Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil kemudian

menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki pinggiran yang tidak

teratur,

- Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu tidak

sedang hamil,

- Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,

- Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,

- Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,

- Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,

- Rasa tidak enak dan tegang,

- Retraksi puting,

- Pembengkakan local,

- Konsistensi payudara yang keras dan padat,

- Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini

belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.

- Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada

areola mammae.

- Edema dengan peant dorange (keriput seperti kulit jeruk),


- Pengelupasan papilla mammae,

- Ditemukan lessi pada pemeriksaan mammografi,

- Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan

atau ulserasi kulit.

2.1.7 Klasifikasi Kanker Payudara


o Tumor primer (T)
o Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
o To : Tidak terbukti adanya tumor primer
o Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
o T1 : Tumor < 2 cm
o T1a : Tumor < 0,5 cm
o T1b : Tumor 0,5 1 cm
o T1c : Tumor 1 2 cm
o T2 : Tumor 2 5 cm
o T3 : Tumor diatas 5 cm
o T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
o Nodus limfe regional (N)
o Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
o N0 : Tidak teraba kelenjar axila
o N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
o N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada
jaringan sekitarnya.
o N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
o Metastase jauh (M)
o Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
o M0 : Tidak ada metastase jauh
o M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

2.1.8 Stadium Kanker Payudara


1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor
kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm
tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN
terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua
tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam

serum/plasma, pemeriksaan sitologis.


2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini

mendeteksi secara dini tumor atau kanker.


3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain.
5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran

darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.

2.1.10 Penatalaksanaan

Pembedahan

1. Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).


Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas

dengan kulit yang terkena)


2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral

otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksial.
- Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
- Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

Non Pembedahan

1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;

pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.


Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi

kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual. Radiasi penyinaran eksternal

dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri setiap hari selama > 45 minggu dari

seluruh ragio payudara pasca radiasi.


Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah pengobatan

komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis payudara yang jarang terjadi.
2. Kemotrapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kombinasi obat-

obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan

perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja

hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel

kanker di seluruh tubuh.


Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan , methorexate (m),

fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah cmf atau CAF.

Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya

dalam percobaan klinik.


Efek samping : Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis,

keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.


3. Terapi hormone dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi

adrenalektomi hipofisektomi.
Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen.

Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.


Preparat yang digunakan :
Temoxifen
Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.
Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.
Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH dan FSH.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam).
Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.
Efek samping : ruam, frasitus.

2.1.11 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan hati.

2.1.12 Tindakan Pencegahan


Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan.
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering

mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai,

sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi

resiko terjadinya kanker payudara.


6. Lakukan olahraga secara teratur.
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
2.2 Landasan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Aktivitas Istirahat
Data subjek : Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan kebersihan

diri/personal hygiene.
Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang mempengaruhi

tidur, ansietas.
Data objek : Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB turun.
an/Cairan
Data subjek : Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, bahan pengawet.
Data objek : Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya massa

otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual, muntah.


as Ego
Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda mencari

pengobatan.
Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating.
Data objek : Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan control.
ensori
Data subjek : Pusing, sinkope.
Data objek : Kesadaran menurun.
Kenyamanan
: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi pada

keganasan dini).
Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan

payudara.
Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan

penyakit fibrokistik.
nan
Data subjek : Pemajanan kimia toksik, karsiogen.
Data objek ; Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit sekitar.

si Sosial
Data subjek : Kekuatan system pendukung.
Data objek : Rasa bersalah, menarik diri, marah.
itas
Data subjek : Perubahan pada tingkat kepuasan.
Data objek : Nuligravida lebih besar dari 30 tahun.
Multigravida.
ITAS KEPERAWATAN

1. Membantu pasien/orang terdekat menerima stress situasi/prognosis.

2. Mencegah komplikasi.

3. Membuat program rehabilitasi individual.

4. Memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

TUJUAN PEMULANGAN
1. Menerima situasi secara nyata.
2. Komplikasi dicegah/minimal.
3. Program latihan dilakukan.
4. Proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis, dan program terapi dipahami.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


1. Diagnosa Keperawatan :
Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, pengobatan, dan

prognosisnya.
Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
- Penurunan stress emosional, ketakutan, dan ansietas.
- Klien dapat mengerti tentang penyakitnya.

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Mulai lakukan persiapan emosional pasien
1) Hal ini memberdayakan pasien untuk

(dan pasangannya) secepat setelah ia mengerahkan respons koping.

diinformasikan tentang diagnosis tentative.


2) Kaji : 2) Factor-faktor ini sangat mempengaruhi
Pengalaman pribadi klien dan pengetahuan
perilaku dan kemampuan pasien menghadapi
tentang kanker payudara.
Mekanisme koping saat krisis diagnosis, pembedahan, dan pengobatan
System pendukung
tindak lanjut. Jika pasien mempunyai saudara
Perasaan mengenal diagnosis.
atau teman dekat yang meninggal akibat

kanker payudara, kemungkinan ia akan

berespons secara berbeda dari pasien yang


3) Informasikan pasien tentang riset terakhir dan
mempunyai teman yang selamat dari kanker
modalitas pengobatan terbaru mengenai
kanker payudara. payudara dan mempunyai kualitas hidup yang

sangat baik.
3) Pilihan-pilihan yang meningkat dan

perbaikan hasil baik secara statistic maupun


4) Uraikan pengalaman-pengalaman yang akan
secara kosmetik sangat mengurangi ketakutan
dialami pasien untuk mengajukan pertanyaan.
5) Lengkapi pasien dengan sumber-sumber dan meningkatkan penerimaan rencana

yang tersedia untuk memfasilitasi pengobatan.


4) Ketakutan akan ketidaktahuan menurun.
penyembuhan.

5) Informasi tentang prostetik baru, spesialis

rekonstruksi, dan sumber-sumber lainnya

menguatkan bahwa perhatian yang besar telah

diberikan pada metode pengobatan terbaru

untuk kanker payudara.

2. Diagnosa Keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,

infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker.

Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :


- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas.
- Melaporkan nyeri yang dialaminya.
- Mengikuti program pengobatan.
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin.

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi,
1) Informasi memberi data dasar untuk

durasi intensitas. mengevaluasi kebutuhan/keefektifan

2) Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi, intervensi.


2) Ketidaknyamanan tentang luas adalah umum
kemoterapi. tergantung pada proseduryang digunakan.
3) Meningkatkan relaksasi dan membantu

memfokuskan kembali perhatian.


3) Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi,
4) Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi
gosokkan punggung dan aktivitas hiburan).
4) Dorong penggunaan keterampilan secara aktif dan meningkatkan rasa control.
5) Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum
manajemen nyeri.
dengan pengaruh minim pada aksila.
5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai aturan obat

bila perlu.

3. Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor, ulkus pada

permukaan payudara.
Kriteria Hasil yang diharapkan :
- Ulkus tidak membesar.
- Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Anjurkan menggunakan pakaian lembut dan
1) Kulit sangat sensitive selama pengobatan dan

longgar pada area tersebut, anjurkan untuk setelahnya.

tidak memakai bra jika menimbulkan tekanan.


2) Cuci kulit dengan segera memakai sabun dan

air bila agen antineoplastik tercecer pada kulit


2) Mengencerkan obat menurunkan risiko iritasi
yang tidak terlindungi.
3) Ganti balutan/beri perawatan pada kulit yang kulit/luka bakar kimia.

terkena serta indikasi. 3) Penggantian balutan atau perawatan kulit

untuk menghindari kerusakan lebih

lanjut/infeksi mempertahankan area bersih

meningkatkan penyembuhan dan

4) Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi kenyamanan.


luka ; peningkatan edema nyeri. 4) Mengganggu penyembuhan dimana dapat

memperlambat karena perubahan disebabkan

oleh kanker.

4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik

berkenaan dengan kanker.


Hasil yang diharapkan :
- Diet yang disajikan habis.
- BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Pantau intake makanan setiap hari. 1) Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.
2) Membantu dalam identifikasi malnutrisi
2) Timbang dan ukur BB, TB, dan ketebalan
protein-kalori, khususnya bila BB kurang dari
lipatan kulit trisep. Pastikan penurunan berat
normal.
badan saat ini. Timbang BB setiap hari atau
3) Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan
sesuai indikasi.
3) Dorng klien untuk makan diet tinggi kalori begitu juga cairan (untuk menghilangkan

kaya nutrien dengan intake cairan yang produk sisa). Suplemen dapat memainkan

adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan peran penting dalam mempertahankan

makan sering dengan porsi kecil dan sedang. masukan kalori dan protein adekuat.
4) Keefektifan penilaian diet sangat individual

dalam menghilangkan mual pascaterapi.


4) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah
Pasien harus mencoba untuk menemukan
pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum
solusi/kombinasi terbaik.
atau 1 jam setelah makan. 5) Dapat mencegah mual muntah, distensi

5) Kontrol factor lingkungan, seperti bau busuk berlebihan, dispepsia yang menyebabkan
atau bising. penurunan nafsu makan serta mengurangi

stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan

ansietas.
6) Untuk menimbulkan perasaan ingin

makan/membangkitkan selera makan.


6) Anjurkan teknik relaksasi visualisasi

bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum


7) Mual muntah paling menurun kemampuan
makan.
7) Beri antimetik pada jadwal regular dan efek samping psikologis kemotrapi yang

sebelum/selama dan setelah pemberian agen menimbulkan stress.


8) Individu berespons secara berbeda-beda pada
antineoplasma dan sesuai.
8) Evaluasi keefektifa antimetik. semua otot-otot, antimetik mungkin tiidak

bekerja, memerlukan perubahan atau

Kolaborasi : kombinasi terapi obat.


9) Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai
9) Membantu mengidentifikasi derajat

indikasi jumlah limfosit, serum transfenin, ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi dan

dan albumin. mempengaruhi intervensi diet.


10) Beri obat sesuai indikasi. 10) - Antimetik bekerja untuk mempengaruhi
Fenotiazin, proklomperazin,
stimulasi pusat muntah dan kemoresptur.
antidopaminergik : metoklorpamid. - Mencegah kekurangan karena penurunan
Vitamin : A, D, E, B6
Antacid abserpsi vitamin larut dalam lemak.
- Meminimalkan iritasi lambung dan

mengurangi resiko ulserasi mukosa.


BAB III

TINJAUAN KASUS

I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 02 Februari 1968
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Setia Budi No. 88
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register : 212
Ruangan/Kamar : Rindu/B2 bedah
Golongan darah : O
Diagnose Medis : Ca Mammae
Tanggal Masuk RS : 01/07/2010
Jam : 10.15 WIB
Tanggal Pengkajian : 02/07/2010

B. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A. Saleh
Hubungan dengan klien : Suami klien
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Setia Budi No. 88

II. Keluhan Utama


Pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri.
III. Resume
Pasien masuk RS 01 Juli 2010 pada pukul 10.15 WIB dengan keluhan pembengkakan, nyeri, dan

luka yang luas pada payudara kiri. TTV: TD: 110/60 mmHg, RR: 24x/i, Pols: 112x/i, T: 37oC.

IV. Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Factor Pencetus : Benjolan di payudara kiri

2. Lamanya keluhan : 7 hari

3. Timbulnya Keluhan : Bertahap

4. Bagaimana dirasakan :

Pasien merasakan nyeri di seluruh bagian payudara sebelah kiri dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu makan.

5. Bagaimana dilihat :

Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara sebelah kiri tampak

membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah sehingga mengalami ulkus yang

meluas dan tampak memperberat aktivitas pasien dengan sedikit bergerak, badan tampak lemah,

skala nyeri 5-6 (sedang).

6. Factor yang memperberat :

Anggota tubuh yang mengalami benjolan atau pembengkakan (payudara sebelah kiri).

7. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri :

Istirahat.
8. Upaya yang dilakukan oleh orang lain :

Membawa ke Rumah Sakit.

9. Diagnose Medik : Ca Mammae

V. Riwayat Kesehatan yang lalu

1. Penyakit yang pernah dialami

a. Masa kanak-kanak : Demam tinggi


b. Riwayat kecelakaan : Tidak ada
c. Pernah dirawat/penyakit : Tidak pernah
d. Operasi : Tidak pernah

2. Riwayat alergi

a. Tipe alergi : Tidak ada


b. Reaksi : Tidak ada
c. Tindakan : Tidak ada

3. Imunisasi : Lengkap

VI. Kebutuhan Dasar

1. Pola Nutrisi

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Diet tipe MB MB TKTP
b. Pola diet Diet yang disajikan Diet yang disajikan

habis 1 porsi habis porsi


c. Kehilangan selera makan Tidak ada Berkurang (anoreksia)
d. Mual dan Muntah Tidak ada Ada
e. Frekuensi makan 3x1 3x1
f. Makanan yang disukai Tidak ada yang khusus Tidak ada yang khusus
g. Jumlah makanan 1400 kkal 1000 kkal
h. BB/TB 65kg/170cm 58kg/170cm
2. Kebutuhan Cairan

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Jumlah minum 1500-2500cc 1000-2000cc
b. Pola minum 5-8 gelas 4-6 gelas
c. Jenis minum Air putih Air putih
d. Minuman yang disukai Teh manis Teh manis

3. Pola Eliminasi

a. BAB

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Frekuensi 2x1 2x1
b. Waktu Pagi/Malam Pagi/Malam
c. Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
d. Konsistensi Lunak Lunak
b. BAK

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Frekuensi 6x1 hari 5x1 hari
b. Warna Kuning jernih Kuning jernih
c. Bau Khas Khas
d. Jumlah 1500cc 1500cc
4. Pola Istirahat dan Tidur

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Waktu siang 14.00-16.00 WIB 15.00-15.30 WIB
(2 jam) ( jam)
b. Waktu malam 22.00-05.30 WIB 24.00-05.00 WIB
(7,5 jam) (5 jam)
c. Lama tidur/hari 9,5 jam 5 jam
d. Kesulitan tidur Tidak ada Suara berisik
e. Cara mengatasi Tidak ada Ruangan harus tenang
5. Kebersihan dan Personal Hygiene

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Pemeliharaan badan (mandi) 2x1 hari 1x1 hari
b. Pemeliharaan gigi dan mulut 2x1 hari 1x1 hari
c. Pemeliharaan kuku 2x1 minggu 1x1 minggu
d. Pemeliharaan rambut 1x2 hari 1x3 hari
e. Hambatan dalam melakukan Tidak ada Adanya luka yang

personal hygiene dibalut oleh perban

6. Pola Kegiatan/Aktivitas

No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit


a. Olahraga/jenis/frekuensi Tidak ada Tidak ada
b. Kegiatan waktu luang Mengurus pekerjaan Istirahat, makan,

rumah nonton TV
c. Jenis pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
d. Jumlah jam kerja Tidak tentu -
e. Kesulitan/keluhan dalam hal Tidak ada Adanya pembengkakan

di payudara kiri

memberatkan pasien

beraktiivitas dengan

sedikit bergerak.

VII. Riwayat Keluarga


Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

Keterangan genogram : Yang tinggal 1 rumah

VIII. Riwayat Lingkungan


a. Kebersihan lingkungan rumah : Bersih
b. Bahaya : Jauh dari bahaya
c. Polusi : Tidak ada polusi

IX. Riwayat/Keadaan Psikososial

1. Psikologis

Persepsi terhadap penyakit : Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.


Konsep diri : Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Emosi : Stabil
Adaptasi : Dapat beradaptasi pada lingkungan.

2. Social

Hubungan antara keluarga : Baik


Hubungan dengan orang lain : Baik
Perhatian terhadap lawan bicara : Baik
Kegemaran : Tidak ada
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

3. Spiritual

Pola ibadah : - Sebelum masuk RS : kadang-kadang


- Sesudah masuk RS : semakin sering
Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.
X. Pengkajian Fisik
Tanda-tanda Vital : TD : 110/60 mmHg
RR : 112x/i
Pols : 80x/i
Temp : 37oC
TB : 170 cm
BB : 58 kg
Kepala : Bentuk : Lonjong
Ukuran : Normal
Posisi : Tegak
Warna dan bentuk rambut : Hitam dan ikal
Kebersihan kulit kepala : Kurang bersih
Mata/penglihatan : Bentuk : Simetris
Sclera : Icterus
Konjungtiva : Anemis
Pupil : Tidak ada kelainan
Posisi : Simetris kanan kiri
Ketajaman penglihatan : Baik, normal 6/6 artinya seorang dapat

melihat dengan sebelah mata dengan jarak 6 meter.


Pemakaian alat bantu : Tidak ada
: Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Polip/sumbatan : Tidak ada
Fungsi penciuman : dapat membedakan bau-bauan.
: Bentuk : Normal
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Baik
Pemakaian alat bantu : Tidak ada
: Bibir : Normal
Mukosa gigi : Normal
Lidah : Kotor
Gigi : Lengkap dan tidak ada karies
Tonsil/faring : Tidak membesar
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Kebersihan : Kurang
Bau : Tidak ada bau khas
Fungsi pengecapan : Dapat merasakan manis, asam, pahit
Kemampuan menelan : Baik
: Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar tiroid : Tidak membesar
Vena jugularis : Tidak ada peningkatan
Kekakuan : Tidak ada
: Bentuk rongga : Simetris
Bunyi napas : Bronchial
Irama pernapasan : Tidak teratur
Bunyi jantung : Normal lup-lup
Nyeri dada : Nyeri pada dada sebelah kiri
Produksi sputum : Tidak ada
: Bentuk : Baik
Hepar : Tidak ada pembesaran
Lien : Tidak ada kelainan
Ginjal : Tidak ada kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada
Bising usus : Normal 12x/i
: Kesadaran : Compos Mentis
Status orientasi : Waktu (), tempat (), orang ()
Memori saat ini : Pasien masih ingat memori saat ini
Memori masa lalu : Pasien masih ingat memori yang lain
: Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak ada
Haemoroid : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Alat genetalia : Bersih
: Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
Rentang gerak : Terbatas
Reflek : Baik
: Bentuk dan kekuatan : Simetris dan lemah
Rentang gerak : Terbatas
Reflek : Baik
: Pola BAB : 2 kali dengan konsistensi feses lunak.
Riwayat perdarahan : Tidak ada
Pola BAK : 5x1 dengan frekuensi : 300cc 1 kali

BAK
Jumlah urin : 1500cc
Retensi urin : Tidak mengalami retensi urin
Karakter urin : Kuning jernih
: Warna : Sawo matang
Integritas : Jelek disekitar payudara sebelah kiri
Kelainan pada kulit : Mengalami ulkus disekitar payudara

sebelah kiri.
XI. Data Penunjang Lain
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,1 gr/dl
Albumin : 2,08 gr/dl
2. Pada foto thorax : bentuk normal/tidak tampak kelainan.
3. USG : korteks/medulla baik, pelvio balik tidak melebar, tidak tampak batu.
4. Pemberian terapi :
Antibiotic (amoxin) 3x500mg
Anti analgetik (as. Mefenamat) 3x500mg
Anti ulsecaria/cimelidin 3x500mg
Sulfas ferosus 2x1
Vit C 2x2
Vitamin : A, D, E, B6
Antacid
Inj. RL 5/5 D5%

ANALISA DATA
N Symptom Etiologi Problem

o.
1. DS : Pasien mengatakan tidak nafsu Penurunan massa otot Perubahan nutrisi :

makan, mual, dan muntah. dan penurunan BB kurang dari kebutuhan

DO : Pasien tampak lemah. tubuh

Diet yang disajikan habis porsi


BB sebelum sakit 65 kg
BB setelah sakit 58 kg

DS : Pasien mengatakan merasa nyeri

diseluruh bagian payudara sebelah


2. Ulkus pada Nyeri
kiri.
permukaan payudara
DO : Payudara sebelah kiri tampak

membengkak melebihi yang kanan

dan lama kelamaan pecah.

Mengalami ulkus yang meluas


Skala nyeri 5-6 (sedang)

DS : Pasien mengatakan daerah ulkus

mengeluarkan bau yang tidak sedap.

3. DO : Tampak ulkus yang meluas Kerusakan permukaan Kerusakan integritas


disekitar payudara sebelah kiri. kulit/jaringan disekitar kulit

Integritas kulit disekitar payudara payudara kiri

sebelah kiri jelek

DS : Pasien mengatakan takut

mengahadapi perubahan dalam


tubuhnya.

4. DO : Pasien tampak gemetar, Ancaman perubahan Takut dan koping

ketakutan, dan gelisah. pada status kesehatan tidak efektif


DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara ditandai dengan pasien mengatakan

merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. Pasien tampak meringis kesakitan,

payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah.

Mengalami ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang).


2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan massa otot dan

penurunan BB ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah, pasien

tampak lemah. Diet yang disajikan habis porsi, BB sebelum sakit 65 kg, BB setelah sakit 58

kg.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit/jaringan disekitar

payudara kiri ditandai dengan pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau yang tidak

sedap. Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri. Integritas kulit disekitar

payudara sebelah kiri jelek.


4. Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan

ditandai dengan pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam tubuhnya. Pasien

tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R

DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : CA MAMMAE

DIRUANG DI RUANG RINDU B2 (BEDAH) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Dx Medis : Ca Mammae

Nama Klien : Ny. R


Ruang : Rindu B2 (bedah)

No Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Jam Impl

Keperawatan
1. 01 Dx I Rasa nyeri 1) Tentukan riwayat Informasi memberi 08.00 Menentuk

Juli teratasi. nyeri : lokasi, data dasar untuk nyeri : lok


08.30
2010 KH : frekuensi, durasi mengevaluasi payudara
Nyeri
intensitas. kebutuhan/keefektifan frekuensi
berkurang/hil
intervensi. 09.00 melakuka
ang.
durasi inte

2) Evaluasi terapi : Ketidaknyamanan pergeraka


10.00 Mengeva
pembedahan, tentang luas adalah
pembedah
radiasi, kemoterapi. umum tergantung
dalam per
3) Beri tindakan pada proseduryang
radiasi tid
kenyamanan dasar digunakan.
Meningkatkan 11.30 benjolan.
(reposisi, gosokkan Memberi
relaksasi dan
punggung dan kenyaman
membantu
aktivitas hiburan). (reposisi,
memfokuskan 12.00
punggung
kembali perhatian.
4) Dorong aktifitas h

penggunaan posisi sem


12.30
keterampilan massasse

manajemen nyeri. Memungkinkan mendenga


Mendoron
5) Evaluasi pasien untuk
pengguna
penghilangan berpartisipasi secara
keterampi
2. Dx II nyeri. aktif dan 09.15
manajeme
01 meningkatkan rasa
Kebutuhan 09.30 relaksasi (
Juli Kolaborasi : kontrol. Mengeva
nutrisi 6) Nilai aturan obat Tujuannya adalah
2010 penghilan
terpenuhi. sesuai indikasi. kontrol nyeri
nyeri dise
KH : maksimum dengan 10.00
- Diet yang sebelah ki
pengaruh minim pada
disajikan
aksila. Menilai a
habis 1 porsi.
- BB tidak Membantu sesuai ind
Antibioti
menurun mempercepat
3x500mg)
(meningkat mengurangi rasa Analgetik
sesuai TB). 1) Pantau masukan nyeri. 10.30 Mefenam
makanan setiap

hari.
Memanta
2) Ukur BB dan
makanan
ketebalan lipatan
1000 kkal
kulit trisep.

11.15 Menguku
ketebalan
Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi trisep :

3) Dorong pasien nutrisi. BB sebelu


Membantu dalam
untuk makan diet BB setela
identifikasi malnutrisi
tinggi kalori Mendoron
protein-kalori,
dengan masukan untuk mak
khususnya bila BB 12.30
cairan adekuat, kalori den
kurang dari normal.
dorong penggunaan Kebutuhan jaringan cairan ade

suplemen dengan metabolic pengguna

porsi kecil dan ditingkatkan begitu dengan po

sedang. juga cairan (untuk 13.00 sedang : d

menghilangkan konsumsi

4) Nilai diet produk sisa). Vit C 2x2

sebelumnya dan Suplemen dapat


01.15
segera setelah memainkan peran
pengobatan. penting dalam Menilai d

Berikan cairan 1 mempertahankan sebelumn


jam sebelum atau 1 masukan kalori dan setelah pe
jam setelah makan. protein adekuat. sebelum p
Keefektifan penilaian
diet yang
diet sangat individual
habis p
dalam menghilangkan
5) Kontrol factor pengobata
mual pascaterapi.
3. Dx III lingkungan. 09.00 disajikan
Pasien harus mencoba Mengontr

untuk menemukan lingkunga


01 solusi/kombinasi bersih dan

Juli terbaik. tenang.


Dapat mencegah mual
2010
muntah, distensi

berlebihan, dispepsia 09.30

yang menyebabkan

penurunan nafsu Mendoron

makan serta pengguna


10.00
mengurangi stimulus relaksasi,

berbahaya yang dapat sedang se


6) Dorong
meningkatkan makan : m
penggunaan teknik
ansietas. dalam sam
relaksasi , latihan Untuk menimbulkan
membaya
sedang sebelum perasaan ingin makan/ 10.15
yang inda
makan. membangkitkan selera
Meninjau
makan.
laboratori

indikasi ju

Membantu gr/dl dan


Kolaborasi :
mengidentifikasi gr/dl.
7) Tinjau
derajat
4. Dx IV pemeriksaan 09.00
ketidakseimbangan Memberi
laboratorium sesuai
biokimia/malnutrisi indikasi :
indikasi Hb dan
dan mempengaruhi
01 albumin. proklomp
intervensi diet. 09.45
Juli 8) Beri obat sesuai - Antimetik bekerja antidopam

2010 indikasi. untuk mempengaruhi metoklorp


Vitamin :
stimulasi pusat Antacid.

muntah dan

kemoresptur.
- Mencegah
10.15
kekurangan karena

penurunan abserpsi

vitamin larut dalam

lemak.
- Meminimalkan iritasi 11.00

lambung dan

Integritas mengurangi resiko

kulit kembali ulserasi mukosa. mengguna


Kulit sangat sensitive
normal. lembut
selama pengobatan
pada ar
dan setelahnya.
KH : menganju

- Ulkus tidak tidak mem

membesar. menimbul
- Tidak 1) Anjurkan

menimbulkan menggunakan

bau yang pakaian lembut dan


Mencuci
tidak sedap. longgar pada area
segera
tersebut, anjurkan
antineopla
untuk tidak Mengencerkan obat
memakai bra jika menurunkan risiko pada kul

menimbulkan iritasi kulit/luka bakar terlindung

tekanan. kimia. sabun dan


2) Cuci kulit dengan Mengg

segera bila agen member

antineoplastik pada kulit

tercecer pada kulit Penggantian balutan serta in

yang tidak atau perawatan kulit seluruh

terlindungi. untuk menghindari payudara


3) Ganti balutan/beri
kerusakan lebih ganti balu
perawatan pada
lanjut/infeksi
kulit yang terkena
mempertahankan area Mengaw
serta indikasi.
bersih meningkatkan untuk tand

penyembuhan dan luka :

kenyamanan. edema n
Mengganggu
payudara
penyembuhan dimana
4) Awasi semua sisi dapat memperlambat

untuk tanda atau karena perubahan


infeksi luka. disebabkan oleh

kanker.
Mulai

persiapan

pasien (da

segera

Hal ini diinforma

memberdayakan diagnose t
Men
Takut hilang1) Mulai lakukan pasien untuk
pasien t
dan koping persiapan mengerahkan respons
terakhir d
tidak efektif emosional pasien koping.
pengobata
berkurang. (dan pasangannya).
mengenai

payudara
KH : Pilihan-pilihan yang
mastektom
- Klien dapat 2) Informasikan meningkat dan
mengerti pasien tentang riset perbaikan hasil baik

tentang terakhir dan secara statistic


penyakit. modalitas maupun secara

pengobatan terbaru kosmetik sangat
pengalam
mengenai kanker mengurangi ketakutan
pengalam
payudara. dan meningkatkan
dialami
penerimaan rencana
mengajuk
pengobatan.
Ketakutan akan pertanyaa
3) Uraikan
ketidaktahuan
pengalaman-
Meleng
menurun.
pengalaman yang dengan s

akan dialami yang te

pasien untuk memfasili

mengajukan penyembu

pertanyaan.
4) Lengkapi pasien
Informasi tentang
dengan sumber-
prostetik baru,
sumber yang
spesialis rekonstruksi,
tersedia untuk
dan sumber-sumber
memfasilitasi
lainnya menguatkan
penyembuhan.
bahwa perhatian yang

besar telah diberikan

pada metode

pengobatan terbaru

untuk kanker

payudara.
CATATAN PERKEMBANGAN I

No Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


1. 02 Dx I 08.00 Mengajari pasien S :
Pasien masih merasakan
Juli mengurangi nyeri dengan
nyeri di bagian payudara
2010 menarik napas dalam dan
08.15 sebelah kiri.
mengeluarkan pelan napas O :
Klien cooperative dengan
dalam melalui mulut.
08.30 Menganjurkan pasien untuk teknik distraksi yang

berimajinasi dengan tidak diajarkan.


A:
memfokuskan pikiran Masalah belum teratasi.
P:
dengan rasa nyeri. Intervensi dilanjutkan.
Menjelaskan pada pasien
2. Dx II 09.00
bahwa jika pasien masih
02 09.30
mampu mentoleransi
Juli 09.45 S:
nyerinya maka tidak perlu Pasien mengatakan tidak
2010
diberikan obat pada nyeri nafsu makan.
O:
10.00 karena akan menimbulkan Diet yang disajikan habis

adikasi. porsi.
A:
3. Dx III 11.00 Masalah belum teratasi.
Memantau makanan setiap
P:
11.30 Intervensi dilanjutkan.
hari.
02 11.45 Mengukur BB pasien setiap

Juli hari. S:
12.00 Menjelaskan pada pasien Pasien mengatakan luka
2010
bahwa perlu makanan yang mengeluarkan bau tidak

tinggi kalori, kaya nutrisi sedap.


4. Dx IV 12.30 O:
dengan masukan cairan
adekuat. Ulkus yang makin
Menganjurkan pasien
membesar.
makan porsi kecil tetapi A :
Masalah belum teratasi.
02 sering. P:
Intervensi dilanjutkan.
Juli Menganjurkan pasien
S:
2010 mamakai pakaian longgar Pasien sering bertanya
Mengeringkan daerah
tentang penyakitnya.
sekitar luka. O:
Pasien tampak gemetar,
Menjelaskan kepada pasien
ketakutan, dan gelisah.
bahwa daerah luka tidak
A:
Masalah belum teratasi.
boleh digaruk.
P:
Mengganti balutan setiap Intervensi dilanjutkan.

hari.

Menganjurkan kepada

pasien agar selalu berdoa.


Memberi penjelasan tentang

penyakitnya.
Memberi

semangat/motivasi kepada

pasien.
Mengatakan pada pasien

bahwa bukan ia saja yang

mengalami penyakit
tersebut, tetapi masih

banyak wanita lain.

CATATAN PERKEMBANGAN II

No Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)


1. 03 Dx I 08.00 Menilai skala nyeri. S:
08.30 Mengatur posisi pasien Pasien mengatakan nyeri
Juli
09.00 senyaman mungkin. yang dialaminya berkurang.
2010 Memberikan asam O :
Pasien tidak meringis lagi.
mefemanat 500mg oral. A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dilanjutkan.
2. Dx II 09.15
S:
03 Pasien mengeluh kurang
09.30
Juli nafsu makan.
O:
2010 Diet yang disajikan habis

09.45 porsi.
Menjelaskan kepada pasien
A:
Masalah belum teratasi.
dan keluarga manfaat
P:
10.00 Intervensi dilanjutkan.
nutrisi.
Menganjurkan keluarga
11.00
memberi makanan

3. Dx III 11.30 tambahan dari luar, mis :

susu, daging yang sesuai


11.45 S:
03 indikasi. Pasien mengatakan bau
Menganjurkan kepada
Juli tidak sedapnya berkurang.
2010 keluarga supaya O :
Ulkus tidak basah.
memperhatikan kebersihan A :
4. Dx IV 12.00 Masalah teratasi sebagian.
12.15 mulut. P:
Menganjurkan kepada Intervensi dilanjutkan.

keluarga memberikan S :
03 Pasien tidak sering bertanya
makanan selingan.
Juli Observasi porsi makanan tentang penyakitnya.
O:
2010 yang disajikan. Pasien tidak gemetar,

Menganjurkan kepada ketakutan, dan gelisah lagi.


A:
pasien memakai baju yang Masalah teratasi sebagian.
P:
ada kancing depan. Intervensi dilanjutkan.
Menganjurkan kepada

pasien memakai baju yang

lembut.

Mengajak bicara pasien.


Memberi semangat bahwa

pasien akan sembuh.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengkajian pada pasien Ca Mammae yaitu Ny. R dilakukan dengan adanya kerjasama yang baik

antara pasien, keluarga pasien, dan penyusun sehingga permasalahan-permasalahan dapat

ditemukan.
Perencanaan pada Ca Mammae juga melibatkan pasien dan keluarga pasien dimana mereka

diajak bersama-sama merencanakan tindakan dan keperawatan yang akan dilakukan pasien.

Ternyata pasien dan keluarga pasien mempunyai respoon yang baik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan.


Pada pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah pasien Ca Mammae

didasarkan atas rencana keperawatan yang telah ditetapkan.


Evaluasi pada pasien Ca Mammae sebagian masalah dapat teratasi.

4.2 Saran
untuk dapat berhasil dan berdaya guna, asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Ca

Mammae perlu motivasi untuk tetap berusaha membuat catatan perkembangan dari klien dan

melanjutkan tindakan keperawatan.


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu adanya hubungan interpersonal yang terbuka

antara mahasiswa, perawat, pasien/keluarga pasien, dokter maupun tim kesehatan lainnya,

sehingga terjalin kerjasama dalam peningkatan mutu keperwatan.

Anda mungkin juga menyukai