Anda di halaman 1dari 163

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru

mengetahui tentang materi yang akan diajarkan sehingga dapat mengajarkan

materi tersebut dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Demikian halnya pembelajaran matematika di sekolah dasar, guru SD perlu

memahami bagaimana karateristik matematika dan karateristik siswa SD sehingga

guru dapat mengajarkan matematika SD secara baik dengan mempertimbangkan

karateristik matematika dan siswa yang belajar.

Pada dasarnya secara indvidual manusia itu berbeda-beda, demikian pula

dalam memahami konsep-konsep abstrak akan tercapai melalui tingkat belajar

yang berbeda. Namun suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata

sebagai perantaranya. Bahkan tidak sedikit pula orang dewasa yang umumnya

suah memahami konsep abstrak, tetapi pada situasi-situasi tertentu masih

memerlukan benda-benda perantara. Sedangkan anak usia SD sedang mengalami

perkembangan dalam tingkat berpikirnya. Tetapi tahap berpikirnya belum formal

dan relatif masih konkret.

Pada umumnya anak usia SD berumur sekitar 6/7 12 tahun. Menurut

Piaget (Piajetng, 2006 : 27) menyatakan bahwa.

Anak yang berumur 6/7 12 tahun berada pada periode operasional


konkret. Periode ini disebut operasional konkret sebab berpikir logikanya
didasarkan pada manipulasi fisik objek-objek. Anak yang masih berada pada
periode ini untuk berpikir abstrak masih membutuhkan bantuan benda-

1
2

benda manipulasi objek-objek konkret atau pengalaman-pengalaman


langsung yang dialaminya.

Teori yang dikemukakan Piaget di atas menyarankan agar dalam

menanamkan konsep matematika di SD perlu menggunakan benda-benda

manipulatif.

Pembelajaran matematika di SD disusun dan dirancang agar siswa dapat

berpikir secara sistematis logis, berpikir konkret hingga berpikir abstrak, dapat

menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan komunikasi

menggunakan simbol dan diagram yang dikembangkan melalui pembelajaran

yang dilkaukan secara bertahap dan berkesinambungan. Pelaksanaan

pembelajaran matematika tidak mungkin terselenggrakan dengan baik bilamana

guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak didukung oleh sumber belajar

yang diperlukan. Salah satunya adalah penggunaan alat peraga dalam proses

belajar-mengajar.

Penggunaan alat peraga untuk menanamkan konsep matematika dapat

berupa benda-benda konkret yang dapat diotak-atik atau dimanipulasi.

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika disukung pula oleh

Jerome S. Bruner (Ruseffendi, 1992 : 109) yang menyatakan bahwa.

Dalam proses belajar-mengajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk


memanipulasi benda. Benda-benda manipulatif ini merupakan benda-benda
konkret yang dirancang khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam
usaha memahami suatu konsep matematika.

Dalam pembelajaran matematika, sesungguhnya bukan saja proses

pemerolehan ilmu pengetahuan saja, tetapi harus dipikirkan juga bagaimana


3

membelajarkan siswa untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan melalui sebuah

proses. Dengan demikian tugas guru adalah harus mampu merancang model dan

menggunakan alat peraga dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika

sehingga benar-benar dapat melibatkan siswa secara aktif, kreatif, dan

menyenangkan.

Dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas III SD Negeri Padasuka

IV dalam menjelaskan konsep pecahan tentang perbandingan dengan

menggunakan pendekatan konvensional seperti ceramah dan drill. Pendekatan

secara konvensional ini menyebabkan siswa kelas III tumbuh dan berkembang

tanpa inisiatif, kondisi seperti ini tidak akan menumbuhkembangkan keaktifan

siswa di kelas.

Pendekatan konvensional seperti ceramah, yaitu dalam menjelaskan materi

memaparkan bebrapa contoh berupa gambar yang dibuat di papan tulis, dan siswa

memperhatikan contoh-contoh yang dijelaskan guru. Contoh-contoh gambar yang

dibuat guru tersebut tidak teratur gambarnya, artinya gambar tersebut tidak sama

besar dan tidak sama panjangnya sehingga siswa merasa kesulitan untuk

membedakan nilai besaran kedua pecahan tersebut. Disamping itu gambar yang

dibuat guru tidak dapat diraba dan tidak dapat diotak-atik oleh siswa. Pendekatan

yang dilakukan guru dalam menjelaskan konsep dasar perbandingan pecahan

ternyata bertolak belakang dengan karateristik anak SD itu sendiri. Menurut

Piaget Anak usia SD itu berada pada tahap operasional konkret, sebab berpikir

logikanya didasarkan pada manipulasi fisik objek-objek konkret jadi, anak yang
4

masih usia SD untuk berpikir abstrak masih membutuhkan benda-benda

manipulatif.

Melalui observasi yang peneliti lakukan di kelas III SD Negeri Padasuka

IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang pada bulan 27 Agustus

2011, dalam pelaksanaan proses pembelajaran dalam menanamkan konsep

pecahan tentang perbandingan tidak menggunakan alat peraga dalam membantu

materi tersebut, sehingga berdampak pada siswa kelas III SD Negeri Padasuka IV

yang mengalami kesulitan dalam membandingkan pecahan.

Contoh :

1 1
.....
4 8

1 1
Dari contoh di atas sebagian siswa menjawab lebih kecil dari pada .
4 8

Sebab sebagian besar siswa beranggapan bahwa apabila ada angka yang nilainya

lebih besar dari kedua pecahan tersebut, maka nilai pecahannya itu pasti nilainya

lebih besar. Sebagai gambaran yang dapat peneliti jelaskan tentang hasil tes

belajar siswa berdasarkan data awal yang berhasil peneliti kumpulkan dengan

menggunakan instrumen pengumpul data (tes) bila dirata-ratakan mencapai

36,36% siswa yang sudah masuk pada kategori tuntas. Data ini diperoleh dengan

cara melakukan tes setelah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konvesional yang dilakuakan di kelas III SD Negeri Padasuka IV dan data ini

merupakan data awal dalam melaksanakan tindakan.

Data awal kemampuan siswa dalam membandingkan pecahan sederhana

dapat terlihat pada tabel berikut.


5

Tabel 1
Data Awal Kemampuan Siswa Dalam Membandingkan Pecahan

No Soal Yang Benar Jumlah Ket


No Nama Siswa Nilai
Skor
1 2 3 4 5 T TT
1 Adi 1 0 0 0 0 1 10
2 Andini 0 2 0 0 0 2 20
3 Anggi 0 0 0 0 0 0 0
4 Dkimas 0 2 2 0 0 2 20
5 Diana 1 2 2 0 3 5 50
6 Diani 1 2 2 0 3 8 80
7 Entat 1 0 0 0 0 1 10
8 Fadya 1 2 2 0 3 8 80
9 Firman 1 0 0 2 3 6 60
10 Gumilar 1 0 0 2 0 3 30
11 Herliana 1 2 2 2 3 10 100
12 Ilman 0 2 2 0 0 4 40
13 Maulana 0 2 2 0 0 4 40
14 Moh Rizki 1 2 2 0 0 5 50
15 Prita 1 2 2 0 0 5 50
16 Ramadhan 1 0 0 0 0 1 10
17 Rega 1 2 0 0 0 3 30
18 Regi 1 2 0 0 0 3 30
19 Tami Azka 1 2 2 0 0 5 50
20 Tami Nur 1 2 2 2 3 10 100
Thutfatussala
21 1 2 2 0 0 5 50
mah
Jumlah 91 910 5 16

Prosentasi (%) 43,3 43,3 23,8 76,2


6

Deskriptor penilaian

Jumlah soal 5

Soal No. 1 : Skor 1

Soal No. 2 : Skor 2

Soal No. 3 : Skor 2

Soal No. 4 : Skor 2

Soal No. 5 : Skor 3

Skor Ideal : 10

Jumlah Skor yang Diperoleh


Nilai Akhir : x 100
Skor Ideal (10)

Hasil ini tentu belum menggembirakan, karena masih tergolong nilai

rendah dan apabila dipersentasikan dalam pencapaian target dengan menggunakan

kriteria ketuntasan mengajar (KKM) menentukan batas minimum ketuntasannya

adalah 60,01. hasil tes inilah yang menjadi alasan peneliti untuk melaksanakan

tindakan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran tentang konsep

perbandingan pecahan.

Berdasarkan permasalahan yang dialami siswa kelas III SD Negeri

Padasuka IV, maka peneliti dapat membantu kesulitan siswa dengan

menggunakan alat peraga blok pecahan dalam menjelaskan konsep dasar

perbandingan pecahan di mana alat peraga dapat membantu mempermudah siswa

dalam mengurutkan dan membandingkan nilai pecahan dengan harapan mampu

membedakan nilai dua pecahan, dalam arti siswa kelas III SD Negeri Padasuka IV

dapat memahami dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Dengan alat peraga blok pecahan yang dapat dimanipulasi oleh siswa, peneliti
7

berkeyakinan dapat membantu kesulitan siswa dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Keyakinan peneliti didukung oleh teori Edgar Dale yang

menjelaskan bahwa pengalaman langsung dalam pembelajaran akan lebih cepat

dimengerti siswa dan akan lebih bermakna dibandingkan anak hanya pasif dalam

pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka judul ini adalah

penggunaan media blok pecahan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

memahami konsep pecahan tentang Perbandingan Di Kelas III SD Negeri

Padasuka IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti pada siswa kelas

III SD Negeri Padasuka IV dalam proses dan hasil belajar matematika tentang

perbandingan pecahan ternyata hasilnya jauh dari memuaskan dan belum

memenuhi target pencapaian minimal kurikulum yang ditetapkan sedangkan

persentase rata-rata ketuntasan siswa kelas III SD Negeri Padasuka IV adalah

36,36%. Dengan demikian peneliti simpulkan bahwa dalam proses pembelajaran

konsep pecahan tentang perbandingan perlu dilakukan perbaikan.

Secara umum masalah yang ingin dikaji adalah sebagai berikut.

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

alat peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan siswa untuk memahami

konsep tentang perbandingan di kelas III SD Negeri Padasuka IV?


8

b. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan siswa

memahami konsep dasar tentang perbandingan pecahan di kelas III SD

Negeri Padasuka IV?

c. Bagaimanakah kinerja guru dalam pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan siswa

memahami konsep dasar tentang perbandingan pecahan di kelas III SD

Negeri Padasuka IV?

d. Bagaimanakah peneingkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran perbandingan pecahan sederhana setelah menggunakan alat

peraga blok pecahan di kelas III SD Ngeri Pakuwon?

2. Pemecahan Masalah

Masalah yang ditemui pada saat proses pembelajaran matematika dengan

materi pecahan tentang perbandingan adalah berkenaan dengan penggunaan alat

peraga yang digunakan guru dalam menanamkan konsep pecahan tentang

perbandingan di kelas III, yaitu tidak menggunakan media namun hanya

menggunakan pembelajaran konvensional dan gambar yang ditulis guru di papan

tulis. Media tersebut tidak dapat dimanipulasi oleh siswa sehingga sebagian besar

siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pecahan tentang

perbandingan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka salah satu alternatif tindakan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan


9

menggunakan media blok pecahan, dimana blok pecahan ini mempunyai peranan

yang sangat penting dalam menanamkan konsep pecahan tentang perbandingan.

Menurut DR. Higginis dan DR. Suydan (Ruseffendi, 1991) menyimpulkan bahwa.

1) Penggunaan alat peraga dalam mengajarkan matematika itu


berhasil/efektif dalam mendorong prestasi belajar siswa, 2) Sekitar 60%
lawan 10% menunjukkan keberhasilan meyakinkan dari yang belajar
dengan menggunakan alat peraga terhadap yang tidak menggunakan alat
peraga, 3) Ditemukan sedikit bukti memanipulasi alat peraga itu hanya
berhasil di tingkat yang lebih rendah.

Alasan yang mendasari penelitian menggunakan media blok pecahan

dalam menanamkan konsep pecahan tentang perbandingan yaitu : Memahami

tentang karakteristik dari pelajaran matematika tentang konsep pecahan itu sendiri

yang memerlukan pembuktian bukan sekedar teoritis atau hapalan. Dengan

karakteristik tersebut alangkah baiknya jika dalam proses pembelajaran

menggunakan alat peraga untuk membantu siswa. Maka dari itu, digunakan alat

peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan

hasil belajar pada konsep perbandingan pecahan sederhana. Alat peraga blok

pecahan dapat dimanipulasi oleh siswa sehingga membuat aktif siswa dalam

proses pembelajaran. Dengan adanya alat peraga blok pecahan yang dapat

dimanipulasi oleh siswa, peneliti berkeyakinan alat peraga blok pecahan dapat

membantu kesulitan belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam konsep perbandingan pecahan sederhana di kelas III SD.

Adapun proses pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi dalam menanamkan konsep pecahan tentang perbandingan sederhana

adalah.
10

a. Setelah anak dikelompokan berikan potongan panjang

styrofoam yang kira-kira masing-masing potongan mempunyai panjang 20cm

sebanyak lima potongan kepada setiap kelompok yang telah di bentuk, selain

itu berikan pada setiap kelompok potongan styrofoam yang telah di potong

sesuai besar pecahan yang ditentukan oleh guru.

b. Jelaskan pada siswa satu potongan dari dua potongan yang

sama disebut setengah dengan lambang pecahan , begitu pula dengan

pecahan-pecahan lainnya.

c. Masing-masing kelompok telah memiliki lima potong

styrofoam pangjang dan potongan styrofoam yang sudah berbentuk pecahan.

Setelah itu jelaskan pada anak cara permainan yang akan dilakukan, ada dua

babak permainan yang harus dilaksanakan.

d. Permainan babak pertama masing-masing kelompok harus

membuat kombinasi potongan pecahan dari styrofoam panjang dengan

membandingkan dengan potongan styrofoam yang telah berbentuk pecahan.

Contoh :

1/2 1/4 1/8 1/8

Lalu potong styrofoam panjang tersebut dengan menggunakan cutter sesuai

dengan kombinasi yang telah dibuat tersebut, begitupun dengan kombinasi-

kombinasi pecahan yang lainnya.


11

e. Dalam waktu 15 menit anak harus dapat membuat

kombinasi dari lima potongan styrofoam sebanyak mungkin, kelompok yang

berhasil membuat kombinasi pertandingan pecahan dari styrofoam panjang

itulah kelompok yang menang.

f. Setelah permainan babak pertama selesai, untuk

menanamkan konsep pertandingan pecahan, maka dilaksanakan babak kedua.

Anak diberikan soal tentang pertandingan pecahan. Misalnya bandingkan

bilangan pecahan dengan .

g. Ambilah potongan styrofoam yang bertuliskan dan

yang dibuat oleh anak pada saat permainan pertama tadi, lalu kedua potongan

pecahan styrofoam tersebut dekatkan, misal:

1/2

1/4

h. Tanyakan pada anak dari pecahan styrofoam yang telah

didekatkan mana bilangan pecahan yang lebih panjang (besar). Kemudian

tanyakan kembali mana pecahan yang lebih pendek (kecil). Setelah itu anak

melakukan sendiri bersama kelompoknya. Kelompok yang berhasil

menjawab semua pertanyaan paling cepat kelompok merekalah yang berhasil

memenangkan permainannya.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
12

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan siswa

untuk memahami konsep pecahan tentang perbandingan di kelas III SD

Negeri Padasuka IV.

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga pecahan dalam mengatasi kesulitan siswa dalam

memahami konsep dasar pecahan tentang perbandingan di kelas III SD

Negeri Padasuka IV.

c. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah

menggunakan alat peraga blok pecahan di kelas III SD Negeri Padasuka IV

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SD.

2) Meningkatkan inovasi bagi sekolah dalam hal pembelajaran.

b. Manfaat Bagi Guru

1) Dapat membantu kesulitan belajar siswa.

2) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang mengajarkan matematika.

3) Mampu menciptakan media dan menggunakannya dalam pembelajaran.

c. Manfaat Bagi Siswa

1) Mempermudah siswa dalam memahami konsep pecahan.


13

2) Melibatkan siswa dalam penggunaan media.

3) Membuat siswa belajar dengan aktif karena adanya alat peraga yang dapat

dimanipulasi oleh mereka.

1) Membantu siswa mengerjakan soal yang

dianggap sulit.

D. Batasan Istilah

a. Media adalah perantara atau pengantar.

b. Media pembelajaran adalah segala sesuatu

atau suatu alat untuk mengkonkretkan konse matematika yang abstrak, seperti

kertas, gambar, alat peraga, dan sebagainya.

c. Alat peraga blok pecahan adalah media yang

dibuat dari styrofoam yang disesaikan dengan ukuran masing-masing,

berbentuk persegi panjang.

d. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga

dimensi yang merupakan pengganti dari benda yang sebagai pengganti dari

benda yang sebenarnya.

e. Konsep perbandingan adalah

membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan

dinyatakan dengan cara yang sederhana.

f. Perbandingan pecahan adalah

membandingkan dua nilai pecahan sederhana menggunakan simbol <, >, dan

=.
14
15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD

a. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthein yang

berarti mempelajari. Berikut beberapa definisi tentang matematika.

1) Matematika itu terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak

didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang

membuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif

(Ruseffendi, 1989, dalam Subarinah, 2006 : 1).

2) Matematika merupakan pola pikir, pola ,mengorganisasi

pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi, memuat: sifat-

sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang dibuktikan

kebenarannya (Ruseffendi, 1989, dalam Subarinah, 2006).

b. Fungsi Matematika

Fungsi matematika adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental,

yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi,

dalam sistem proses belajar mengajara untuk mencapai tujuan.

14
16

c. Tujuan Matematika

1) Tujuan Umum

Sejalan dengan fungsi matematika sekolah, maka tujuan umum diberikan

matematika di jenjang pendidikan dasar adalah sebagai berikut:

a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi

perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang

melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,

cermat, jujur, dan efektif.

b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

2) Tujuan Khusus

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD), tujuan khusus pelajaran matematika

adalah untuk:

(a). Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan

berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.

(b). Menumbuhkan kemampuan siswa yang dialihgunakan

memalui kegiatan matematika.

(c). Mengembangkan dasar matematika sebagai bekal belajar

lebih lanjut di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

(d). Membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat, dan

disiplin.
17

Sedangkan menurut kurikulum yang berlaku sekarang yaitu Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006 : 30), mata pelajaran matematika

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan

karateristik natar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasar dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model dan menafsirkan solusi yang dipeoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika

dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan peraya diri dalam pemecahan

masalah.

d. Ruang Lingkup Materi Kelas III

Kelas III, Semester 1

Bilangan

Standar Kompetensi

1.Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka


18

Kompetensi Dasar

Menentukan letak bilangan pada garis bilangan

Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka

Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga

angka dan pembagian bilangan tiga angka

Melakukan operasi hitung campuran

Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang

berkaitan dengan uang

Geometri dan Pengukuran

Standar Kompetensi

Menggunakan pengu-kuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar

Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan,

atau jam)

Menggunakan alat ukur dalam pemecahan masalah

Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan

antar satuan berat

Kelas III, Semester 2

Bilangan

Standar Kompetensi

Memahami pecahan sederhana dan penggu-naannya dalam pemecahan masalah


19

Kompetensi Dasar

Mengenal pecahan sederhana

Membandingkan pecahan sederhana

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana

Geometri dan Pengukuran

Standar Kompetensi

Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana

Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta

penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat

atau unsurnya

Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut

Menghitung keliling persegi dan persegi panjang

Menghitung luas persegi dan persegi panjang

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas

persegi dan persegi panjang

2. Konsep Pecahan

a. Pengertian Pecahan
20

Subarinah (2006 : 80) berpendapat bahwa Pecahan adalah bagian-bagian

yang sama dari keseluruhan. Berdasarkan pendapat tersebut, pecahan digunakan

untuk menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Jumlah

seluruh bagian yang sama ini, bersama-sama membentuk satuan (unit). Dalam hal

ini perlu adanya penekanan pada konsep keseluruhan sebagai satuan dan konsep

sama pada bagian. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Haruman (2007 : 43) yang menyatakan bahwa, Pecahan dapat diartikan sebagai

bagian dari sesuatu yang utuh.

Bilangan pecahan dapat diragakan atau ditunjukkan sebagai

perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan suatu

benda atau himpunan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu

himpunan. Pecahan melambangkan perbandingan bagian yang sama dari suatu

benda terhadap keseluruhan benda tersebut (Karim dan Widagdo, 2001 : 64).

Artinya, suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama maka

perbandingan setiap bagian dengan keseluruhan bendanya menciptakan lambang

dasar pecahan.

b. Definisi, Istilah, dan

Pelambangan

Suatu bilangan pecahan didefinisikan sebagai perbandingan dua bilangan

cacah dengan pembagi bukan nol, dengan kata lain suatu bilangan pecahan

adalah sembarang bilangan yang dapat diberi nama a/b dengan a dan b bilangan-

bilangan cacah dan b tidak sama dengan nol. Suatu pecahan dapat didefinisikan
21

a
sebagai lambang bilangan pecahan yang berbentuk dengan a dan b nama
b

bilangan cacah dan b tidak sama dengan nol.

Dalam pemberian nama bilangan yang lambangnya dinotasikan dengan

a
; a disebut dengan pembilang dan b disebut dengan penyebut. Karena bilangan
b

a
pecahan yang namanya didefinisikan sebagai perbandingan dua bilangan
b

bulat yaitu b tidak sama dengan nol, maka b disebut juga pembagi dan a disebut

1
juga yang dibagi. Berikut ini contoh pecahan, yaitu dibaca satu per dua atau
2

setengah. Dimana angka 1 disebut pembilang dan angka 2 disebut penyebut.

c. Penulisan Pecahan

Setelah siswa paham akan arti pecahan sederhana, maka langkah

selanjutnya adalah mengajak siswa untuk memahami penulisan pecahan.

Pengenalan penulisan pecahan ini menggunakan model-model alat peraga

sederhana seperti alat peraga blok pecahan.

Pada penulisan pecahan perlu ditekankan adanya pembilang dan penyebut,

serta adanya ruas garis yang membatasi antara pembilang dan penyebut. Untuk

lebih memahami penulisan pecahan, mintalah siswa untuk menuliskan pecahan

sebanyak-banyaknya.

d. Pecahan Senilai
22

Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang penulisannya berbeda

tetapi mewakili bagian-bagian atau daerah yang sama (Subarinah, 2006 : 83).

Sehingga pecahan-pecahan senilai dapat menggunakan alat peraga blok pecahan.

Tentukan ukuran kayu yang mewakili satu, kemudian bagilah daerah kayu sesuai

dengan pecahan yang diinginkan. Mulailah dengan pecahan-pecahan yang

1 1 1 1 3 1
sederhana , , , , , , dan sebagainya pecahan senilai dapat
2 3 4 5 4 8

diperoleh dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan tak nol

yang sama.

Jika suatu pecahan yang diperoleh dari pecahan yang lain dengan cara

mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan asli yang sama, maka

diperoleh pecahan yang senilai. Dengan demiian a, b, n bilangan-bilangan bulat,

a an
maka pecahan dan pecahan senilai.
b bn

e. Perbandingan pecahan

sederhana

Penanam konsep perbandingan pecahan sederhana dengan alat peraga

menggunakan konsep lebih panjang. Artinya pecahan yang diwakili oleh

styroform yang lebih panjang maka pecahan tersebut nilainya lebih besar. Setelah

konsep ini tertanam, bimbinglah siswa untuk memahami perbandingan pecahan

sederhana tanpa alat peraga. Bahwa untuk membandingkan dua pecahan dengan
23

pembilang sama cukup dibandingkan pembilangnya saja, yaitu pecahan yang

lebih besar adalah pecahan dengan pembilangnya lebih kecil.

Adapun simbol yang digunakan untuk memberi tanda bahwa pecahan itu

lebih besar atau lebih kecil atau sama nilainya yaitu: simbol > menunjukan lebih

besar, < menunjukan kurang dari atau lebih kecil dari dan simbol = menunjukan

nilainya sma besar.

Membandingkan dua pecahan secara langsung sangatlah sulit dilakukan,

kecuali kedua pecahan tersebut senama. Adapun langkah-langkah untuk

membandingkan nilai dua pecahan tanpa menggunakan alat peraga adalah :

1). Jika kedua pecahan tersebut senama maka pecahan

diurutkan sesuai dengan urutan dari pembilang, yaitu pecahan dengan

pembilang yang kecil akan lebih dari pecahan yang pembilangny lebih besar.

2). Jika kedua pecahan tersebut tidak senama, maka dengan

bentuk KPK carilah pecahan senilai dari kedua pecahan tersebut. Yaitu carilah

pecahan yang senilai dari setiap pecahan sehingga diperoleh dua pecahan

senama dengan penyebut KPK dari penyebut kedua pecahan tersebut.

3. Media dan Alat Peraga Dalam suatu Pembelajaran

a. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

medium, secara harfiah berarti perantara atau pengantar makna umumnya

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi

kepada penerima informasi.


24

AECT (2003 : 9) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne

(2003 : 10) menyatakan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang mereka untuk belajar.

Senada dengan itu, Briggs (2003) mengatakan bahwa media sebagai alat

bantu untuk memberikan rangsangan pada siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung agar terjadi proses pembelajaran yang lebih baik.

b. Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran Pada Awal Sejarah

Pendidikan

Guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran.

Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar bertambah dengan adanya

buku Johan Amos Comenius, orang pertama yang menulis buku bergambar.

Sekitar pertengahan abad 20, Verbal


pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi
Simbol
dengan peralatan audio. Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan
Visual
pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai paling abstrak yang
Radio
dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Egdar Dale
Film
menggambarkannya seperti di bawah ini :
TV

Wisata

Demonstrasi

Partisipasi

Observasi

Pengalaman Langsung
25

c. Manfaat Media

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus dan rinci,

ada beberapa manfaat media menurut Kemp dan Dayton (2003 : 15)

mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu :

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.


26

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja.

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar.

8) Merubah peran guru ke arah yang lebih baik, positif, dan produktif,

Selain beberapa manfaat media seperti dikemukakan Kemp dan Dayton,

ada beberapa manfaat praktis media pembelajaran diantaranya :

1) Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih

konkrit.

2) Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu.

3) Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia.

4) Media juga dapat menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa

langka dan bebahaya ke dalam kelas.

d. Jenis Media

Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media.

Rudy Bretz (2003 : 21) misalnya mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan

tiga unsur pokok yaitu secara suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur

tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok, yaitu :

1) Media audio

2) Media cetak

3) Media visual diam

4) Media visual gerak

5) Media semi gerak


27

6) Media audio semi gerak

7) Media audio visual diam

8) Media audio visual gerak

Sementara itu, dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan

dalam pembelajaran, Henich, dkk (2003 : 23) membuat klasifikasi media lebih

sederhana sebagai berikut :

1) Media yang tidak diproyeksikan

2) Media yang diproyeksikan

3) Media audio

4) Media video

5) Media berbasis komputer

6) Multi Media Kit

e. Karakteristik Media

Setiap jenis media mempunyai karakteristik tertentu yang berbeda-beda

satu sama lain.

1) Media Tidak Diproyeksikan

Kelompok media ini sering disebut media pameran. Jenis media ini antara

lain realia, model, grafis.

2) Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan

bagian-bagian pokok tanpa detail.

3) Diagram/Skema
28

Diagram/skema merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan

garis-garis dan simbol-simbol.

4) Bagan/chart

5) Grafik

6) Media proyeksi

7) Media audio

8) Media video

f. Kriteria Pemilihan Media

Memilih media seharusnya tidak melakukannya secara sembarangan,

melainkan didasarkan pada kriteria tertentu. Secara umum, kriteria yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai

berikut :

1) Tujuan dari pembuatan media sesuai dengan tujuan pembelajaran umum

dan khusus.

2) Sasaran didik.

3) Karakteristik media yang bersangkutan.

4) Waktu

5) Biaya

6) Ketersediaan

7) Konteks penggunaan

8) Mutu teknis
29

g. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media

Ada beberapa prinsip umum yang perlu kita perhatikan dalam

pemanfaatan media pembelajaran yaitu :

1) Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kekurangan.

2) Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi perlu.

3) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif.

4) Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang.

5) Hindari penggunaan media yang hanya sebagai selingan.

6) Harus senantiasa dilakukan persiapan sebelum penggunaan media

4. Alat peraga Dalam Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga adalah alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru dalam

berkomunikasi dengan para siswa (deodikbud 1976 : 28). Alat peraga dapat

berupa benda ataupun perilaku. Benda dapat berupa benda langsung seperti daun-

daunan, bunga atau pensil. Dapat juga benda-benda tiruan seperti alat peraga blok

pecahan, bola dunia, gajh-gajahan. Dapat juga benda-benda tak langsung misalnya

papan tulis, kapur, tape rcorder, atau film.

Setiap konsep abstrak dalam pembelajaran matematika yang baru

dipahami oleh siswa perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap,


30

melekat, dan tahan lama tertanam sehingga timbul kebermaknaan pada dirinya.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika di SD diperlukan alat peraga

sebagai alat bantu pembelajaran. Ruseffendi (1992 :141) mendefinisikan bahaw

Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep

matematika. Alat peraga dapat menurunkan keabstrakan dari konsep sehingga

siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Alat peraga

merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-

konsep yang dipelajari. Alat peraga dapat menyajikan hal-hal yang abstrak dalam

bentuk benda-benda atau fenomena-fenomena konkret yang dapat dilihat,

dipegang, dan diubah-ubah sehingga hal-hal abstrak lebih mudah untuk dipahami.

Dengan melihat, meraba dan memanipulasi alat peraga, maka siswa mempunyai

pengalaman sendiri dalam kehidupan sehari-hari tentang arti sebuah konsep.

b. Kapan Penggunaan Alat Peraga

Alat peraga merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran. Oleh

karena itu, penggunaan alat peraga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam

pengajaran itu sendiri supaya siswa dapat belajar lebih berarti. Faktor tersebut bisa

berupa guru, bahan pelajaran, keadaan siswa, waktu berlangsungnya pelajaran.

Namun demikian, penggunaan alat peraga itu sangat membantu dalam hal-hal

berikut:

1) Memperkenalkan suatu masalah atau unit atau suatu pokok bahasan


yang baru kepada anak-anak. Sesuatu yang masih asing bagi siswa
terutama bagi siswa yang masih dalam taraf berfikir konkret, penggunaan
alat peraga sangat menolong, sehingga tanpa mengenal penjelasan guru,
anak-anak dapat mengenal, menganalisa, atau menafsirkan suatu masalah.
2) Mengembangkan atau memperjelas suatu masalah atau pokok
31

persoalan. 3) Menafsirkan suatu masalah atau pokok persoalan yang


dikemukakan atau yang diterangkan. 4) menyigkat atau menyederhanakan
suatu pokok persoalan atau masalah yang diterangkan. (Depdikbud, 1979 :
31).

c. Fungsi dan Manfaat Alat Peraga

Menurut Ruseffendi dkk (1992 : 13), ada beberapa fungsi dan manfaat dari

penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika diantaranya sebagai

berikut:

1) Dengan adanya alat peraga, siswa akan lebih banyak mengikuti


pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam
mempelajari matematika sangat besar.
2) Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret,
maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah
memahami dan mengerti.
3) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan
benda-benda yang ada disekitranya.

d. Alat peraga clok pecahan

Alat peraga blok pecahan adalah media yang dibuat dari styrofoam yang

disesaikan dengan ukuran masing-masing, berbentuk persegi panjang.

5. Teori Belajar

a. Teori Piaget

Pada umumnya anak SD berumur 6/7 12 tahun menurut Piaget (Pitajeng,

2006 : 27), anak seumur ini berada pada periode operasi konkret sebab berpikir

logikanya didasarkan pada manipulasi fisik objek-objek konkrit atau pengalaman-

pengalaman yang langsung dialaminya.


32

Menurut Piaget (Pitajeng, 2006 : 28), perkembangan belajar matematika

anak dalam operasi konkrit melalui empat tahap, yaitu :

a. Tahap konkrit
Pada tahap konkret, kegiatan yang dilakukan anak adalah untuk
mendapatkan pengalaman langsung atau memanipulasi objek-objek
konkret.
b. Tahap semi konkrit
Pada tahap semi konkret sudah tidak perlu memanipulasi objek-objek
konkret lagi seperti pada tahap konkret, tetapi cukup dengan gambaran
dari objek-objek yang dimaksud.
c. Tahap semi abstrak
Pada tahap semi abstrak, kegiatan yang dilakukan anak adalah
memanipulasi/melihat tanda sebagai pengganti gambar untuk dapat
berfikir abstrak.
d. Tahap abstrak
Pada tahap abstrak, anak sudah mampu berfikir secara absrak dengan
melihat lambang/simbol atau membaca/mendengar secara verbal tanpa
kaitan dengan objek-objek konkret.

b. Teori Belajar Richard Skem

Teori belajar Richard Skem tidak seperti teori belajar Jean Piaget yang

membagi perkembangan anak ke dalam tahapan-tahapan belajar terpisah menjadi

dua tahap. Tahap pertama dengan memanipulasi benda-benda akan memberikan

basis bagi siswa untuk belajar lebih lanjut dan menghayati ide-ide. Pada tahap ini,

siswa berinteraksi dengan objek-objek fisik selama tahap-tahap awal mempelajari

konsep. Pengalaman awal ini akan membentuk dasar belajar berikutnya yaitu

pada tingkat yang abstrak atau disebut tahap kedua (Richard Skem, dalam Karim,

dkk, dalam Beny, 2008 : 32-33).

c. Teori Belajar Jerome S. Bruner

Teori perkembangan belajar yang dikemukakan oleh teori belajar Jerome

S. Brunner (Subarinah, 2006 : 3) menekankan bahwa : Proses belajar


33

menggunakan model mental, yaitu individu yangbelajar mengalami sendiri apa

yang dipelajarinya agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya dengan

cara sendiri.

Menurut Brunner (Subarinah, 206 : 4), proses belajar tersebut dibagi

dalam tiga tahapan, yaitu :

1) Tahap kegiatan (enactive)

2) Tahap gambar bayangan (iconic)

3) Tahap simbolik (simbolic)

Dalam mempelajari matematika, seorang guru perlu secara langsung diberi

kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkrit dengan penggunaan benda-

benda konkrit tersebut dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep.

6. Macam-macam Metode Pembelajaran Matematika di SD

a. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak di

pakai, hal ini mungkin dianggap sebagai metode mengajar yang paling mudah

dilaksanakan.

Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode ceramah paling populer

dikalangan guru. Sebelum meyode lain yang dipakai untuk mengajar, metode

ceramah yang paling dulu digunakan. Bagi kita bukanlah metode ceramah itu

harus dihilangkan sama sekali, melainkan bagaimana menggunakan metode


34

ceramah yang efektif dan efisien. Menurut Sagala (2006 : 202) sebaiknya guru-

guru menikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan

dengan cara sebagai berikut:

a) Menjelaskan tujuan terlebih dahulu kepada peserta

didik mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat

membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan meraka.

b) Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi

yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik melihat

luasnya baha pelajaran yang akan dipelajarinya.

c) Memancing pengalaman peserta didi yang cocok

dengan materi yang akan dipelajarinya. Caranya ialah dengan pertanyaan-

pertanyaan yang menarik perhatian mereka.

2) Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-

faktor sebagai berikut:

a) Perhatikan peserta didik dari awal sampai akhir

pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar memberi batuan

sepenuhn ya dalam memlihara perhatian peserta didik kepada

pelajarannya.

b) Menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit-

belit, dan tidak meloncat-loncat.

c) Kegiatan belajar mengajar dociptakan secara variatif,

jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi


35

beri kesempatan untuk berfikir, dan berbuat. Misalnya pelatihan

mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdikusikan atau melihat

peragaan.

d) Memberikan ulangan pelajaran kepada responsi.

Jawaban yang salah dan benar secara terus menerus selama pelajaran

beralngsung. Motivasi belajar akan selalu tumbuh jika situasi belajar

menyenangkan Menggunakan media pelajaran yang variatif yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

3) Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan yang

perlu diperhatikan pada penutup itu adalah sebagai berikut:

a) Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang

telah diberikan, dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru.

b) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai

hubungan dengan pelajaran lain.

c) Melaksankan penilaian secara komprehensif untuk

mengukur perubahan tingkah laku. (Sagala, 2006 : 202).

b. Metode Tanya Jawab

Menurut Sagala (2006 : 203), Metode tanya jawab adalah cara penyajian

pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada

siswa, tetapi dapat juga dari siswa kepada guru. Melalui tanya jawab peserta

didik didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan meuaskan.
36

Dalam mencari dan menemukan itu ia berfikir menghubung-hubungkan bagian

pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pelajaran itu. Jawaban yang ingin

segera diperoleh jika pertanyaan banyak berkaitan dengan pengetahuan yang ada

pada dirinya. Jika jawaban yang diminta belum siap dimilikinya, maka hal ini

mendorong untuk menemukannya. Ia akan menjelajahi dat-data jawaban melalui

berbagai cara.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana

dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Dengan metode

demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan

secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik digunakan untuk

mendapat gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan

proses mengatur sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau

menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk, membandingkan suatu

cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat sesuatu.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai dengan menggunakan media telah banyak dilakukan.

Berikut ini hasil penelitian yang menggunakan bahwa media dapat membantu

guru dan siswa dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.
37

1. Iis Istikomah (2008). Meneliti tentang penerapan

pendekatan konstektual untuk meningkatkan pemahaman konsep pecahan

pada siswa kelas III SD. Hasil penelitian tersebut setelah menggunakan

pendekatan konstektual telah mengalami perubahan yang lebih baik daripada

sebelumnya.

2. Ida Farida (2008). Meneliti tentang penggunaan

media bangun datar lingkaran dalam upaya mengatasi kesulitan penjumlahan

pecahan campuran berpenyebut tidak sama kelas IV SD. Hasil penelitian

tersebut media lingkaran dapat mengatasi kesulitan siswa dalam penjumlahan

pecahan campuran berpenyebut tidak sama.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan sebuah

hipotesa sebagai berikut: jika menggunakan media (alat peraga) blok pecahan

dalam menanamkan konsep dasar tentang perbadingan pecahan di kelas III SD

Negeri Pakuwon, maka akan mempermudah siswa memahami konsep tersebut

dan meningkatkan hasil belajar siswa.


38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat peneliti mengadakan penelitian adalah Sekolah Dasar

Negeri Padasuka IV Sumedang yang terletak di Kelurahan Regolwetan

Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Adapun pertimbangan

peneliti memilih lokasi penelitian tersebut adalah bahwa berdasarkan penelitian,

kemampuan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III Sekolah Dasar

Negeri Padasuka IV Sumedang masih tergolong rendah, sehingga perlu dilakukan

sebuah upaya untuk meningkatkannya.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 3

bulan terhitung mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011.

c. Subjek Penelitian

SD Negeri Padasuka IV pada saat ini dipimpin oleh Bapak Yayat

Ruchiat,S.Pd. Adapun tenaga pengajar yang ada di SD Negeri Padasuka IV

berjumlah 11 orang, 7 orang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3 orang

sukarelawan, dan 1 orang penjaga sekolah. Adapun daftar tenaga pengajar di SD

Negeri Padasuka IV dapat dilihat pada tabel berikut.

36
39

Tabel 3.1
Tenaga Kerja (Guru) di SD Padasuka IV

Jabatan Tugas
No. Nama NIP
Guru Mengajar
1. Yayat Ruchiat, S.Pd. 195512011978061001 Kepala Sekolah -
2. Yuyu Yuhanah 195401141977032001 Guru Kelas I
3. Ai Sukaenah 195909071979122004 Guru Kelas III
4. Jaenah 196101141982012002 Guru Kelas IV
5. A.W. Hernawati, S.Pd.I 195508101984122001 Guru Kelas Agama
6. Maman Surahman 195604171986031009 Guru Kelas II
7. Nanan 196503311987032005 Guru Kelas Penjas
8. Yuyu Surtiani 196610021986102003 Guru Kelas VI
9. Mulyani K., S.S. Sukwan B.Inggris I-VI
10. E. Pauji Ramdani, S.Pd. Sukwan Guru Kelas V
11. Megafika H.Putri, S.Pd. Sukwan Matematika I / VI
12. Deny Susena Windaya - Penjaga -

Sedangkan jumlah siswa SD Negeri Padasuka IV secara keseluruhan

sebanyak 148 orang, terdiri dari 74 orang laki-laki dan 74 orang perempuan.

Daftar jumlah siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2
Jumlah Murid di SD Padasuka IV

Jenis Kelamin
No
Kelas Perempua Jumlah
.
Laki-laki n
1 I 15 8 23
2 II 10 11 21
3 III 8 18 26
4 IV 11 10 21
5 V 17 19 36
6 VI 13 8 21
Jumlah 74 74 148
40

Alasan pemilihan subjek penelitian ini adalah bahwa kemampuan siswa

dalam perbandingan pecahan sederhana merupakan kemampuan yang harus

dimiliki oleh siswa kelas III Sekolah Dasar karena pecahan atau perbandingan

pecahan sederhana akan digunakan dan dipelajari kembali di kelas berikutnya

bahkan di jenjang sekolah yang lebih tinggi.

d. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa action research.

Penelitian tindakan klelas ini merupakan salah satu penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang difokuskan kepada situasi kelas atau lazim disebut classroom

action research. Hal ini didasarkan atas masalah dan tujuan penelitian yang

menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi dilapangan. Hasilnya

akan dikaji dan ditindak lanjuti secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif.

Esensi penelitian tindakan kelas merupakan kajian terhadap kontak situasi sosial

yang dicirikan adanya unsir temapt, pelaku, dan kegiatan dalam waktu tertentu

untuk meningkatkan kualitas tindakan.

Dengan mengacu pada pendapat beberapa ahli bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan bentuk tindakan kualitatif yang dilakukan di kelas dengan tujuan

memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga penelitian

tindakan kelas terfokus pada permasalahan yang sifatnya praktis dalam arti

ketidaksesuaian/penyimpangan pada proses pembelajaran seperti suasana kelas

yag kurang kolaboratif, metode pembelajaran seperti suasana kelas, media atau
41

alat peraga pembelajarannya kurang mendukung atau sistem penilaiannya yang

kurang tepat.

Maka dari itu, bidang kajian penelitian ini terfokus pada penggunaan alat

peraga dalam menunjang proses pembelajaran matematika tentang pecahan

perbandingan di kelas III SD.

e. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan model spiral. Dalam model spiral ini menurut

Kemmis dan Mc Taggard (Wiriaatmaja, 2005: 65). Menggunakan empat

komponen penelitian tindakan kelas, diantaranya: perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi dalam suatu sistem spiral yang saling terkait.

Dengan komponen tersebut di atas terjadi siklus, yaitu rencana, tindakan,

observasi, refleksi, dan revisi rencana, tindakan, observasi, refleksi, dan

seterusnya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan dengan tindakan yang

paling efektif.

Tahapan yang dilakukan pada model spiral ini yaitu, perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi kemudian melaksanakan perencanaan kembali.

Berikut ini adalah gambar model Kemmis dan Mc Taggard dapat dilihat pada

gambar 3.3 berikut ini.


42

R
E
F
L Plan
E
C A
OBSERVE T C
I T
F I
O
R N
E
F Reseved
L Plan
E
C A
OBSERVE T C
I T
F I
O
N

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart


(Wiriaatmadja, 2005 : 66

Pertama, pada tahap perencanaan yaitu penelitian membuat rencana

tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana tersebut kemudian,

melaksanakan tindakan. Ketiga, bersama dengan dilakukannya tindakan, peneliti

mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan hasil observasi

peneliti melakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan. Kemudian dari hasil

refleksi, peneliti mengkaji ulang hasil pengamatannya yang pertama malalui

diskusi denganguru kelas dan kepala sekolah, untuk dijadikan pertimbangan

sebagai perencanaan berikutnya.


43

B. Prosedur Penelitian

Desain dan model penelitian ini menggunakan pola penelitian tindakan

kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan

tindakan kelas, 3) observasi, dan 4) refleksi dalam setiap siklus.

Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan prosedur penelitian yang

di tempuh sebagai brikut.

a. Tahapan Perencanaan Tindakan

Perencanaan penelitian berkaitan dengan identifikasi, analisis, dan rencana

pemecahan permasalahan penelitian. Kegiatan tersebut dilakukan dengan

merencanakan tindakan sebagai berikut.

1) Mengadakan penelitian awal dalam rangka mengidentifikasi

permasalahan yang dialami siswa kelas III dalam pembelajaran matematika

tentang pecahan perbandungan. Dalam tahapan ini penelitian melakukan

observasi terhadap proses pembelajaran dan hasiol tes belajar siswa dalam

membandingkan pecahan serta mewawancarai guru dan siswa kelas III

tersebut.

2) Peneliti bersama guru melakukan curah pendapat mengenai cara

melakukan tindakan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan.

3) Merancang model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi

masalah pembelajaran tersebut.

4) Merancang alat peraga blok pecahan dalam rangka mempermudah

pemahaman siswa mengenai konsep tentang perbandingan pecahan sederhana.

5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


44

6) Merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan siswa setelah

menggunakan alat peraga blok pecahan yaitu: Lembar Kerja Siswa (LKS),

lembar tes (soal), dan lembar penilaian sikap siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

7) Menyusun instrumen atau pengumpul data, seperti observasi,

wawancara, dan catatan lapangan.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Pra KBM

o Mempersiapkan alat peraga atau media blok pecahan

o Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

o Mempersiapkan alat evaluasi

o Menata ruang kelas

2) Kegiatan Awal ( 5 Menit)

o Berdoa

o Mengabsen kehadiran siswa

o Mengkondisikan siswa

o Memberikan apersepsi kepada siswa

3) Kegiatan Inti ( 60 Menit)

o Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

o Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pecahan

o Siswa bertanya pada guru tentang materi pecahan


45

o Siswa dibagi 5 (lima) kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang tiap

kelompok

o Siswa mengerjakan tugas dari guru per kelompok

o Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

o Siswa secara individu mengerjakan lembar tes (soal)

4) Kegiatan Akhir ( 5 Menit)

o Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tentang

penulisan, pengurutan, dan membandingkan bilangan pecahan dengan

simbol <, >, dan =.

o Siswa diberikan tindak lanjut berupa PR

o Menutup pembelajaran

o Berdoa

c. Tahapan Observasi

Observasi yaitu kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk mengamati

proses pelaksanaan tindakan tersebut untuk mengetahui kesesuaiannya dengan

rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan tersebut diharapkan dapat menuju

ketercapaiannya perubahan yang diinginkan serta untuk mencatat peristiwa situasi

yang berkaitan dengan aktivitas dan perilaku siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.
46

d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi, evaluasi hasil

pembelajaran dan evaluasi diri serta meminta masukan dari siswa dan guru

tentang proses pembelajaran matematika mengenai pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana setelah menggunakan alat peraga blok pecahan. Hasil refleksi

digunakan untuk memperbaiki dan menguatkan rencana tindakan pada siklus

berikutnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data

diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti dapat

terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengumpulkan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap objek atau situasi yang

diteliti. Menurut Sumarno (1996 : 25), bahwa definisi observasi adalah sebagai

berikut :

Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan proses


pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana
tindakan, dan seberapa pelaksanaan tindakan tersebut dapat diharapkan
menuju ke tercapainya perubahan yang diinginkan.

Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui kesesuaian

pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan serta untuk mengetahui bagaimana


47

pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan

menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini menggunakan observasi terbuka. Pada observasi

terbuka, kehadiran peneliti atau observer dalam menjalankan tugasnya berada di

tengah-tengah kegiatan siswa dan diketahui secara terbuka, sehingga antara siswa

dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar.

Dengan menggunakan observasi dalam peneltian ini, maka peniliti dapat

mengetahui bagaimana objek dan situasi yang akan diteliti, apakah layak untuk

dilakukan penelitian ataukah tidak layak.

2. Wawancara

Menurut Denzin (Wiriatmadja, 2005 : 117) menjelaskan bahwa

wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap memberikan informasi atau penjelasanhal-hal

yang dipandang perlu. Wawancara adalah percakapan atau tanya jawab untuk

memperoleh data. Percakapan atau tanya jawab tersebut dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan

dari wawancara adalah untuk mengumpulkan atau memperbanyak informasi yang

dibutuhkan. Wawancara dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada siswa,

teman sejawat, serta semua pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.
48

Dengan adanya wawancara, maka peneliti dapat memperbanyak informasi

yang dibutuhkan dalam memutuskas layak atau tidaknya objek dan situasi yang

akan diteliti untuk peneliti adakan penelitian.

Wawancara juga dilakukan kepada guru dan juga kepada siswa, mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran perbandingan pecahan

sederhana sederhana. Materi wawancara yang diberikan kepada guru berkaitan

dengan kesan-kesan yang timbul, kelebihan dan kekurangan, kesulitan yang

dirasakan, manfaat yang bisa diambil, respon siswa serta pengaruhnya terhadap

kemampuan siswa dalam proses pembelajaran perbandingan pecahan sederhana

sederhana dengan menggunakan alat peraga blok pecahan . Sedangkan wawancara

yang dilakukan terhadap siswa berkaitan dengan tanggapan siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran perbandingan pecahan sederhana sederhana (senang

atau tidak, sulit atau tidak, dan mampu atau tidak) dengan menggunakan alat

peraga blok pecahan. Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan lembar

wawancara dengan mengacu pada pedoman wawancara untuk mengetahui hasil

dari wawancara tersebut.

3. Tes

Tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalm membandingkan suatu

pecahan sederhana. Pada proses untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa,

peneliti menggunakan soal untuk menguji kemampuan siswa dalam materi

perbandingan pecahan sederhana tersebut. Setelah data terkumpul melalui soal,

maka data tersebut diolah dengan menggunakan kriteria ketuntasan mengajar


49

sehingga akan menhasilkan nilai dari skor yang didapat dengan nilai 60 sebagai

batas tuntas siswa belajar.

D. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi

Teknik pengolahan data proses dilakukan dengan menggunakan pedoman

observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan. Pedoman observasi digunakan

untuk mengamati secara langsung objek penelitian dalam keadaan sebenarnya.

Hal-hal yang diamati adalah mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses

pembelajaran, baik kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun aktivitas siswa,

serta melihat situasi atau keadaan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

Data yang diperoleh melalui pedoman ini adalah data yang berupa

perkataan dan aktivitas, yaitu komunikasi atau interaksi antara guru dengan siswa,

siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru secara langsung pada saat

berlangsungnya proses belajar-mengajar.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan sepanjang

penelitian berlangsung. Data yang diolah adalah dari skor LKS dan skor tes hasil

belajar siswa. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini mengacu pada

pengolahan data dari Moleong (2002 : 190), yaitu Data mentah yang diperoleh

dari berbagai sumber, baik dari wawancara maupun dari pengamatan yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan lalu data tersebut direduksi yang sebelumnya

telah dipelajari.
50

Reduksi data dilakukan dengan jalan merangkum data yang telah diperoleh.

Kemudian data dikategorikan sambil membuat koding, hal tersebut dilakukan

guna memudahkan peneliti dalam mengolah data. Data-data yang telah

dikategorikan kemudian diperiksa keabsahan datanya melalui validasi data yang

sesuai dengan permasalahan penelitian

Sedangkan Untuk menetapkan kelulusan siswa dalam hasil pembelajaran

adalah menggunakan penetapan kriteria ketuntasan minimal dengan rambu-rambu

sebagai berikut :

a) KKM ditetapkan sebelum pembelajaran di mulai

b) Nilai KKM dinyatakan bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100

c) Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

d) Kriteria ditetapkan untuk batas kelulusan siswa adalah >60

e) Kriteria penetapan KKM :

1) Kompleksitas indikator (kesulitan &

kerumitan).

2) Daya dukung (sarana/prasarana,

kemampuan guru, lingkungan, dan biaya).

3) Intake siswa (masukan kemampuan

siswa).

Peneliti menggunakan kriteria intake siswa sebagai langkah dalam

menentukan kelulusan hasil belajar siswa dalam perbandingan pecahan sederhana

sederhana, dengan menentukan rentang nilai pada setiap kriteria sebagai berikut :

Tinggi = 81 100
51

Sedang = 61 80

Rendah = 0 60

Data skor yang diperoleh diubah ke dalam bentuk nilai dengan rumus

Jumlah Skor yang Diperoleh


Nilai Akhir = x 100, maka dengan demikian akan
Skor Ideal (10)

menghasilkan nilai yang akan menentukan ketuntasan siswa dalam pembelajaran.

Siswa tuntas apabila mendapatkan nilai lebih dari 60 atau mendapatkan kriteria

sedang.
52

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Awal

Paparan data yang diperoleh adalah paparan data tentang proses

pembelajaran dan data hasil pelaksanaan tes hasil belajar matematika anak pada

materi pecahan tentang perbandingan di kelas III SD Negeri Padasuka IV yang

diperoleh sebelum tindakan dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan dengan cara observasi,

wawancara serta melaksanakan tes awal pada proses pembelajaran, di dapat

bahwa proses pembelajaran matematika dengan materi pecahan tentang

perbandingan pecahan sederhana dilaksanakan sebagai berikut.

1. Guru menjelaskan metari pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana dengan cara memberikan contoh gambar balok pecahan

yang dibuat dipapan tulis, bentuk gambar balok pertama dibagi menjadi dua

1
bagian setelah itu ditulis dengan angka , selanjutnya balok yang ke dua
2

1
dibagi menjadi sepertiga bagian setelah itu ditulis dengan angka , dan
3

1
seterusnya sampai gambar balok yang dibagi menjadi bagian. Ketika guru
7

50
53

1
membagi-bagi balok menjadi bagian ternyata besarnya tidak sama
4

panjang dan sama besarnya.

2. Dalam menyampaikan materi pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana guru tidak di dukung oleh alat peraga guna membantu

mempermudah pemahaman anak terhadap materi pecahan tentang

perbandingan.

3. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah di

bahas dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak, ketika guru

mengadakan tana jawab sebagian besaranak terdiam disebabukan karena

kurang mcmahami materi tersebut,

4. Anak kurang terlibat selama proses petti belajaran, anak hanya

menerima penjelasan dari gurur, schingga anak kurang aktif di kelas.

5. Dari hasil observasi terlihat bahwa masih banyak kinerja guru

dan aktivitas anak di kelas, yang bdum dilaksanakan sepcnuhnya. Hasil

observasi dan tes awal selama proses pembelajaran sebelum dilaksanakan

tindakan:

Tabel 4.1
Data Hasil Observasi Awal Kinerja Guru

Lembar Penilaian Rencana Pembelajaran


No
PBM Ya Tidak
1 Merumuskan tujuan pembelajaran
2 Merancang dampak pengiring
Menggambarkan dan mengorganisasikan materi
3
pelajaran
4 Menentukan dan mengembangkan alat bantu
5 Memiliki sumber belajar
6 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
54

7 Menyusun langkah-langkah pembelajaran


8 Melaksanakan Pra KBM
9 Melaksanakan KBM
10 Menentukan prosedur penilaian
11 Menentukan jenis penilaian
12 Membuat alat penilaian
13 Membuat kunci jawaban
14 Melaksanakan evaluasi
Jumlah 7 7
50 50
Persentase (%)
% %

Tabel 4.2
Data Hasil Observasi Awal Aktivitas Anak

Lembar Penilaian Rencana Pembelajaran


No
PBM Ya Tidak
1 Kesungguhan anak dalam mengikuti proses

pembelajaran
2 Perhatian anak dalam proses pembelajaran
3 Keterlibatan anak dalam pembelajaran
4 Keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran
5 Ketelitian anak dalam mengerjakan tugas
Jumlah 2 3
Persen (%) 40% 60%

6. Guru melaksanakan tes secara individual, jumlah soal yang

diberikan kepada anak pada akhir pelajaran adalah lima soal. Dari lima soal

yang diberikan guru ternyata masih banyak anak yang belum mampu

mengerjakan soal dengan baik sehingga hasil tesnya pun tidak sesuai dengan

yang diharapakan.

Berdasarkan data awal yang diperoleh dalam pembelajaran matematika

dengan materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana sebagian besar

anak masih belum memahami. Pertama pada saat menjelaskan materi pecahan
55

tentang perbandingan pecahan sederhana guru tidak di dukung dengan

penggunaan alat peraga sehingga pada saat menjelaskan konsep pecahan tentang

perbandingan pecahan sederhana anak sulit untuk membandingkan dua pecahan

serta anak kurang terlibat interaksi langsung dengan materi yang sedang

dipelajarinya. Dari permasalahan tersebut di atas maka perlu untuk mengadakan

perbaikan terhadap praktek pembelajaran matematika dengan materi pecahan

tentang perbandingan pecahan sederhana yaitu dengan menggunakan alat peraga.

Dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan alat peraga blok pecahan untuk

mengtasi masalah tersebut.. untuk mengatasi masalah tersebut tidak

melakukannya sendiri tetapi kolaboratif dengan guru kelas III untuk melakukan

perbaikan terhadap praktek pembelajaran yaitu dengan menggunakan alat peraga

blok pecahan yang diterapkan pada penelitian tindakan kelas.dalam hal ini peneliti

sebagai observer dan guru kelas II sebagai pengajar atau pelaksanan

pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menawarkan cara

baru dalam mengajar materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana di

kelas III, sehingga diharapkan dapat memperbaiki praktek pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar anak.

B. Paparan Data Tindakan

1. Paparan Data Tindakan Siklus I

a. Paparan Data

Perencanaan
56

Berdasarkan deskripsi data awal di peroleh dari hasil tes belajar anak

sebelum tindakan, maka peneliti menyusun rencana tindakan untuk memecahkan

kesulitan anak dalam memahami materi pecahan tentang perbandingan pecahan

sederhana. Peneliti mengusulkan untuk mengatasi masalah anak kelas III tersebut

dengan menggunakan alat peraga blok pecahan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah membuat

perencanaan tindakan untuk mengatasi masalah teersebut. Perencanaan tersebut

terdiri dari:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2) Menyusun alat tes. Alat tes yang dugunakan berupa soal untuk

kelompok dan soal untuk individu.

3) Menyusun Lembar Kerja Anak (LKS).

4) Menyiapkan bahan pelajaran.

5) Menyiapkan alat peraga blok pecahan.

6) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran.

7) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang materi pecahan.

8) Anak bertanya pada guru tentang materi pecahan.

9) Anak dibagi 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang

tiap kelompok

a) Setelah anak di bagi kelompok, masing-masing kelompok

di bagi 5 potongan styrofoam dengan panjang tiap styrofoam 30cm.

b) Guru menjelaskan yang harus dilakukan terhadap

styrofoam tersebut.
57

c) Setelah semua anak paham apa yang harus dikerjakannya,

mereka mulai mengerjakan tugas tersebut secara berkelompok dan bekerja

sama.

d) Guru berkeliling untuk memberikan motivasi dab

bimbingan kepada seluruh anak baik secara kelompok maupun individu.

e) Jika anak telah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru

memeriksa hasil pekerjaan anak perkelompok.

f) Setelah selesai guru menyuruh anak untuk mengerjakan

soal yang ada pada lembaran LKS.

g) Anak mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

h) Anak secara individu mengerjakan lembar tes (soal)

10) Menyusun instrumen atau alat pengumpul data.

11) Mengalokasikan waktu agar pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana sesuai tepat

pada waktunya.

b. Paparan Data Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus pertama, dalam pembelajaran matematika

dengan materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana menggunakan

alat peraga blok pecahan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari kamis 11

Agusus 2011 pukul 10.00 11.20 WIB.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan dalam proses belajar

mengajar adalah sebagi berikut. Pertama guru mempersiapkan segala keperluan


58

dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan materi pecahan tentang

perbandingan pecahan sederhana diantaranya menyiapkan alat peraga blok

pecahan, menyiapkan RPP, instrumen pengumpul data dan alat evaluasi serta

menata ruangan kelas. Adapun tahapannya yaitu: tahap pertama dimana guru pada

awal pembelajaran menyiapkan fasilitas pembelajaran berupa alat peraga blok

pecahan, kater, spidol serta mengkondisikan anak untuk belajar seperti mengecek

kehadiran anak, berdoa, menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang

hendak di capai anak, dan mengadakan apersepsi.

Tahap penyajian dimana guru dalam siklus pertama menerangkan metari

pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana dengan menggunakan alat

peraga blok pecahan yang dalam penyampaiannya menggunakan metode

demonstrasi dengan tujuan agar anak bisa menuliskan dan menyebutkan bilangan

pecahan sebelum anak mempelajarai pengurutan dan perbandingan pecahan

dengan menggunakan simbol <, >, dan =.

Dalam siklus pertama guru dalam menerangkan materi pecahan tentang

perbadingan pecahan sederhana menggunakan alat peraga blok pecahan yang

dalam penyampaiannya menggunakan metode demostrasi dengan tujuan anak

memahami terlebih dahulu cara penulisan pecahan dan penekanan antara

pembilang dan penyebut serta membandingkan bilangan pecahan. Dengan

menggunakan alat peraga blok pecahan. Proses pembelajaran dilaksanakan secara

klasikal, dalam menjelaskan metari tentang perbandingan pecahan sederhana gutu

1
mendemonstrasikan cara membagi dan memotong styrofoam menjadi bagian
2
59

1 1
sampai bagian kemudian potongan styrofoam di tulis dengan angka dan
4 2

1
bagiannya lagi ditulis dengan huruf.
2

Contoh :

1/2 Seper dua

Gambar 4.1 Blok Pecahan

Setelah menuliskan pecahan selesai guru melakukan tanya jawab dengan

anak tentang materi yang sudah dijelaskanm pada saat penyajian materi masih ada

anak yang kurang memperhatikan penjelasan guru seperti mengobrol dengan

teman sebangkunya. Setelah diadakan tanya jawab, anak dikelompokan

berdasarkan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya, pengelompokan

tersebut dilaksanakan secara heterogen yang beranggotakan 5 orang.

Setiap kelompok diberi alat peraga blok pecahan dan soal dalam bentuk

LKS, selama anak melakukan kegiatan mengotak-atik blok pecahan guru

memantau serta membimbing anak dengan seksama. Kegiatan anak kurang tertib

dikarenakan pada saat menata ruang kelas untuk dibuat kelompok banyak anak

yang ribut.

Setelah anak selesai mengerjakan tugas dalam kelompoknya, masing-

masing kelompok ditugaskan untuk mempersentasikan hasil kerjanya. Guru

melakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok yang sudah dipersentasikan di

depan kelas. Setelah selesai mempersentasikan kemudian LKS hasil diskusi

dikumpulkan. Setelah semua LKS sudah dikumpulkan, guru bersama anak


60

membahas jawaban yang benar dari setiap soal yang ada pada LKS tersebut.

Setelah anak dianggap mengerti guru memberikan tes yang berupa soal untuk

lebih memantapkan pengetahuan anak tanpa bantuan alat peraga blok pecahan

lagi. Tes dilaksanakan selama 15 menit setelah selesai anak mengumpulkan hasil

pekerjaannya dimeja guru.

c. Paparan Data Hasil

Berdasarkan penelitian siklus pertama, hasil dari tindakan siklus pertama

menunjukan adanya peningkatan terhadap pemahaman anak. Hal tersebut terlihat

dari hasil tes belajar anak dan rata-rata kelas yang juga mengalami peningkatan

dari 43,3 sebelum dilakukan tindakan menjadi 59,5 setelah dilaksanakan tindakan.

Berikut ini akan dipaparkan mengenai data hasil pelaksanaan tindakan siklus

pertama. Data yang disajikan diperoleh dari observasi, wawancara, catatan

lapangan, lembar kerja anak, tes hasil belajar anak yang dilakukan secara

individual, dan kinerja guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran.

1) Paparan Data Perencanaan

APKG 1

Tabel 4.3
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I

Lembar Penilaian Rencana Pembelajaran


No
PBM 1 2 3 4
1 Merumuskan tujuan pembelajaran
2 Merancang dampak pengiring
3 Menggambarkan dan mengorganisasikan materi pelajaran
61

4 Menentukan dan mengembangkan alat bantu


5 Memiliki sumber belajar
6 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
7 Menyusun langkah-langkah pembelajaran
8 Melaksanakan Pra KBM
9 Melaksanakan KBM
10 Menentukan prosedur penilaian
11 Menentukan jenis penilaian
12 Membuat alat penilaian
13 Membuat kunci jawaban
14 Melaksanakan evaluasi
Jumlah - 8 9 28
Rata-rata 3,2
Persentase (%) 80,3

2) Paparan Data Kinerja Guru APKG

Tabel 4.4
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I

Lembar Penilaian Kemampuan Mengajar


No
PBM 1 2 3 4
a. Menyiapkan alat bantu belajar, dan sumber belajar
b. Memulai kegiatan belajar
Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
c.
anak, situasi, dan lingkungan
d. Menggunakan alat bantu pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang
e.
logis
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,
f.
kelompok, atau klasikal
g. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
h. Mengelola interaksi kelas
Menanamkan konsep matematika melalui kegiatan
i.
manipulatif
j. Menguasai simbol-simbol matematika
62

Memberikan latihan penggunaaan konsep matematika


k.
dalam kehidupan sehari-hari
l. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
m. Keefektipan proses pembelajaran
Jumlah 10 9 20
Rata-rata 2,78
Persentase (%) 69,6

3) Paparan Data Aktivitas Anak

Berikut data hasil pengamatan terhadap aktivitas anak selama proses

pembelajaran berlangsung disajikan dalam tabel 4.5

Tabel 4.5
Lembar Aktivitas Anak

Aspek yang di nilai


No Nama Anak Kerja Ketepatan Rata-rata
Keaktifan
Sama Manipulasi
1 Adi 1 1 1 1
2 Andini 2 3 3 2,6
3 Anggi 1 3 1 1,6
4 Dhima 3 3 3 3
5 Diana 3 4 4 3,6
6 Diani 3 4 4 3,6
7 Entat 2 3 2 2,3
8 Fadya 2 3 3 2,6
9 Firman 2 2 2 2
10 Gumilar 1 2 2 1,6
11 Herliana 2 3 3 2,6
12 Ilman 1 2 2 1,6
13 Maulana 2 2 2 2
14 Moh Rizki 2 2 2 2
15 Prita 3 3 2 2,6
16 Ramadhan 3 3 2 2,6
63

Aspek yang di nilai


No Nama Anak Kerja Ketepatan Rata-rata
Keaktifan
Sama Manipulasi
17 Rega 1 1 1 1
18 Regi 1 1 1 1
19 Tami Azka 3 4 4 3,6
20 Tami Nur 3 4 4 3,6
21 Thutfatussalamah 4 4 4 4
Jumlah 45 57 52 50,5
Rata-rata 2,1 2,7 2,4 2,4
Persentase 53,6 67,9 61,9 60,1

Dari hasil lembar aktivitas anak pada tabel 4.4 keaktivan anak belum

spenuhnya anak aktif yaitu hanya 56,6% anak yang aktif, untuk kerja sama anak

dalam kerja dan diskusi kelompok mencapai 67,9%, sedangkan ketepatan anak

dalam memanipulasi alat peraga blok pecahan mencapai 61,9%. Sebagian anak

masih terlihat pasif dan hanya bermain dengan teman sekelompoknya bahkan

mengganggu kelompok lain, dalam hal ini guru kurang dalam mengelola kelas

sehingga hal tersebut terjadi.

4) Hasil Tes Belajar Anak siklus I

Dari pelaksanaan tindakan siklus pertama, pembelajaran materi pecahan

tentang perbandingan pecahan sederhana dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan, dari hasil tes belajar anak diperoleh dari tes individu yang diberikan guru

setelah proses belajar mengajar, dan penilaian yang dilakukan secara

berkelompok.

Adapun hasil nilai tes belajar anak pada pembelajaran matematika dengan

materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana secara umu dapat dilihat

pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6
64

Hasil Belajar Anak Siklus I

No Soal
Ket
No Nama Anak Yang Benar Jml Skor Nilai
1 2 3 4 5 T TT
1 Adi 1 0 0 0 0 1 10
2 Andini 1 0 0 2 0 3 30
3 Anggi 0 0 0 0 0 0 0
4 Dhima 1 2 2 0 0 5 50
5 Diana 1 2 2 2 3 10 100
6 Diani 1 2 2 2 3 10 100
7 Entat 1 2 2 0 0 5 50
8 Fadya 1 2 2 0 3 8 80
9 Firman 1 2 2 2 3 10 100
10 Gumilar 1 2 2 0 0 5 50
11 Herliana 1 2 2 2 3 10 100
12 Ilman 1 0 0 2 0 3 30
13 Maulana 1 2 2 0 0 5 50
14 Moh Rizki 1 2 2 2 3 10 100
15 Prita 1 2 2 0 3 8 80
16 Ramadhan 1 0 0 0 0 1 10
17 Rega 0 0 0 2 0 2 20
18 Regi 1 0 0 2 0 3 30
19 Tami Azka 1 2 2 2 3 10 100
20 Tami Nur 1 2 2 2 3 10 100
Thutfatussala
21 1 2 0 0 3 6 60
mah
Jumlah 125 1250 10 11
Prosentasi (%) 47,6 52,4

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata

kelas dan individu. Dari data awal rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 43,3

meningkat menjadi 59.5 pada siklus pertama. Jumlah yang tuntas pada siklus

pertama juga menglami peningkatan, dari nilai tes awal sebelum dilakukan

tindakan jumlah anak yang tidak tuntas mencapai 16 anak atau 75,2%. Setelah

dilaksanakan tindakan jumlah anak yang tidak tuntas menurun menjadi 11 anak

atau 52,4%, sehingga ada peningkatan jumlah anak yang tuntas sebanyak 5 anak

atau 23,8% dan anak yang masih belum tuntas sebanyak 5 anak atau 23,8%.
65

d. Analisis dan Refleksi

Setelah melaksanakan diskusi balikan atas hasil yang diperoleh dari proses

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok pecahan dalam mengatasi

kesulitan anak untuk memahami konsep dasar perbandingan pecahan sederhana

pada pelaksanaan siklus pertama, maka diperoleh temuan mengenai kinerja guru

dan aktivitas anak sebagai berikut.

1) Analisis dan Refleksi Data Perencanaan APKG 1 Siklus I

Dari data tabel di atas masih ada beberapa rencana guru dalam pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang harus diperbaiki, diantaranya guru

hanya terfokus pada satu sumber belajar yaitu nuku paket yang digunakan sehari-

hari, guru kurang menentukan jenis kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran

tidak terfokus pada satu jenis kegiatan, selain itu guru tidak sepenuhnya

melaksanakan kegiatan pra KBM karena kurang penentuan dalam jenis kegiatan

yang akan dilaksanakan.

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru

Dari data tabel di atas dapat dilihat masih ada beberapa aspek pembelajaran

yang belum tercapai, diantaranya guru kurang dalam memulai pembelajaran,

pembelajaran masih luring diurutkan secara logis, pengelolaan kelas dan interaksi di

kelas dengan anak dirasakan masih kurang efektif sehingga banyak anak yang ribut,

dan guru kurang memberikan konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari anak. Dengan demikian, pada siklus berikutanya aspek tersebut harus lebih
66

ditingkatkan agar semua konsep dapat tertanam dengan menyeluruh pada pikiran

anak sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan

baik dan sempurna.

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Anak

Dari data tabel di atas dapat di analisis ketiga aspek aktivitas anak masih

belum memenuhi target atau mencapai target yaitu 75%. Aspek keaktifan anak

hanya mencapai 53,60%, aspek kerja sama anak dalam kelompok mencapai

67,90%, sedangkan aspek ketepatan memanipulasi alat peraga nlok pecahan

mencapai 61,90%. Dari ketiga aspek tersebut hanya aspek kerja sama yang hampir

mencapai target, maka dari itu pada siklus berikutnya ketiga aspek tersebut harus

dapat ditingkatkan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk dapat

memanipulasi alat peraga blok pecahan sesuai dengan kesepakatan kelompok

masing-masing tetapi masih ada pada koridor pembelajaran yang akan

disampaiakan.

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Anak

Dari tabel di atas dapat dilihat ketuntasan anak dalam pembelajaran

matematika dengan materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana di

kelas III masih belum mencapai target ketuntasan. Anak yang dinyatakan sudah

tuntas hanya 47,60% sedangkan anak yang belum tuntas mencapai 52,40. maka

dari itu, pada siklus 2 pembelajaran pecahan tentang perbandingan pecahan harus

lebih ditingkatkan dengan lebih membuat proses pembelajaran lebih

menyenangkan dan anak dapt lebih memanipulasi alat peraga blok pecahan agar

konsep perbandingan pecahan lebih tertanam diingatan anak.


67

2. Paparan Data Tindakan Siklus II

a. Paparan Data Perencanaan

Berdasarkan penelitian dan refelksi pada siklus pertama dengan melihat

hasil yang telah dicapai oloeh anak, maka dilakukan perumusan tindakan yang

akan dilakukan pada siklus kedua. Adapun rencana pembelajaran tidaj jauh

berbeda dengan siklus pertama, yaitu:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Menyusun alat tes. Alat tes yang akan digunakan berupa soal untuk

kelompok dan soal untuk individu

3) Menyusun Lembar Kerja Anak (LKS). LKS berfungsi sebagai

bahan diskusi yang harus dikerjakan anak bersama kelompok masing-masing

4) Menyiapkan bahan pelajaran

5) Menyusun instrumen pembelajaran

a) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

b) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang materi pecahan

c) Anak bertanya pada guru tentang materi pecahan

d) Anak dibagi 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang tiap

kelompok

e) Setelah anak di bagi kelompok, masing-masing kelompok di bagi 5

potongan styrofoam dengan panjang tiap styrofoam 30cm.

f) Guru menjelaskan yang harus dilakukan terhadap styrofoam tersebut.


68

g) Setelah semua anak paham apa yang harus dikerjakannya, mereka mulai

mengerjakan tugas tersebut secara berkelompok dan bekerja sama.

h) Pada saat berkelompok anak berlomba untuk menyelesaikan pemberian

simbol pada styrofoam yang telah di potong sesuai besar pecahan yang

1
telah ditentukan yaitu dari 1 sampai
10

i) Kelompok yang telah selesai memberikan simbol pada styrofoam

kemudian mengerjakan soal yang terdapat pada LKS dengan

menggunakan styrofoam (alat peraga blok pecahan)

j) Guru berkeliling untuk memberikan motivasi dab bimbingan kepada

seluruh anak baik secara kelompok maupun individu.

k) Jika anak telah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru memeriksa hasil

pekerjaan anak perkelompok.

l) Setelah selesai guru menyuruh anak untuk mengerjakan soal yang ada

pada lembaran LKS.

(1). Anak mengerjakan tugas dari guru per kelompok

(2). Anak mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

(3). Anak secara individu mengerjakan lembar tes (soal)

6) Mengelola ruang kelas secara terbuka

b. Paparan Data Pelaksanaan

Berdasarkan penelitian dan refleksi pada siklus pertama, dengan melihat

hasil yang telah dicapai oleh guru dan anak, maka dilakukan perumusan tindakan
69

yang akan dilkukan pada siklus kedua. Adapun rencana pembelajarannya tidak

jauh berbeda dengan siklus pertama, yaitu:

Kegiatan awal pada siklus kedua dilakukan dengan cara guru mengecek

kehadiran anak, menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan

melakukan apersepsi, yaitu tanya-jawab antara guru dan anak untuk mengingatkan

kembali tentang pembelajaran tentang materi pecahan dengan sub tema

perbandingan pecahan sederhana.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, pembelajarannya tidak jauh berbeda

dengan siklus pertama. Pada siklus kedua materi disajikan dengan metode

demonstrasi sebagai penanaman konsep dasar pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana dimana guru menjelaskan cara mengurutkan bilangan pecahan

dari yang terbesar sampai yang terkecil dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan yaitu dengan menempel kertas bilangan yang sudah diatur sedemikian

rupa pada blok pecahan yang terbuat dari styrofoam. Setelah semua tertempel

pada blok pecahan tersebut lalu disusun kebawah sesuai dari yang terbesar nilai

pecahannya sampai yang terkecil nilai pecahannya.

Setelah anak paham tentang cara mengurutkan bilangan pecahan dari yang

terbesar sampai yang terkecil dan memahami bilangan pecahan yang nilainya

sama. Langkah selanjutnya guru menjelaskan cara membandingkan bilangan

pecahan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan, sebelum anak

mempelajari dengan menggunakn simbol. Guru menjelaskan cara

1 1
membandingkan bilangan pecahan dengan contoh dengan yaitu dengan
2 5
70

1
cara mengambil potongan styrofoam yang ada tulisan kemudian bandingkan
2

1
dengan styrofoam yang memiliki tulisan , maka anak akan mengetahui
5

1 1
perbandingan antara dengan . Tahap selanjutnya guru menjelaskan cara
2 5

membandingkan bilangan dengan menggunakan simbol <, >, dan =. Guru

menjelaskan bahwa lambang < menunjukan lebih kecil, lambang > menunjukan

lebih besar, dan lambang = menunjukan sama dengan atau sama besar. Setelah

guru menjelaskan materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana

kemudian mengadakan tanya-jawab dengan anak, tahap selanjutnya guru

menugaskan anak mengerjakan soal yang ada pada LKS.

Pembelajaran dilanjutkan dengan proses berkelompok seperti

pembelajaran dalam siklus pertama. Anak berkelompok mengerjakan tugas yang

diberikan guru dalam bentuk LKS dalam kelompoknya masing-masing. dalam

pelaksanaan proses berkelompok, guru berkeliling kelas untuk membimbing anak

secara individual maupun kelompok, guru mengarahkan anak agar aktif dalam

diskusi dan mau bekerja sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Paparan Data Hasil

Data mengenai hasil pelaksanaan tindakan siklus kedua diperoleh melalui

pelaksanaan observasi, catatan lapangan, Lembar Kerja Anak (LKS), tes hasil

belajar, pengamatan kinerja guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran.

Berikut ini akan dipaparkan data-data pelaksanaan tindakan siklus kedua.


71

1) Paparan Data Perencanaan APKG 1

Tabel 4.7
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II

Lembar Penilaian Rencana Pembelajaran


No
PBM 1 2 3 4
A Merumuskan tujuan pembelajaran
B Merancang dampak pengiring
Menggambarkan dan mengorganisasikan materi
C
pelajaran
D Menentukan dan mengembangkan alat bantu
E Memiliki sumber belajar
F Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
G Menyusun langkah-langkah pembelajaran
H Melaksanakan Pra KBM
I Melaksanakan KBM
J Menentukan prosedur penilaian
K Menentukan jenis penilaian
L Membuat alat penilaian
M Membuat kunci jawaban
n Melaksanakan evaluasi
Jumlah - 4 6 36
Rata-rata 3,35
Persentase (%) 82,14

2) Paparan Data APKG 2

Tabel 4.8
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II

Lembar Penilaian Kemampuan Mengajar


No
PBM 1 2 3 4
Menyiapkan alat bantu belajar, dan sumber
a
belajar
b Memulai kegiatan belajar
Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan
c
tujuan, anak, situasi, dan lingkungan
d Menggunakan alat bantu pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam
e
urutan yang logis
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
f
individual, kelompok, atau klasikal
g Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
72

h Mengelola interaksi kelas


Menanamkan konsep matematika melalui
i
kegiatan manipulatif
j Menguasai simbol-simbol matematika
Memberikan latihan penggunaaan konsep
k
matematika dalam kehidupan sehari-hari
l Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
m Keefektipan proses pembelajaran
Jumlah 10 9 20
Rata-rata 2,78
Persentase (%) 69,6

3) Paparan Data Aktivitas Anak

Berikut data hasil pengamatan terhadap aktivitas anak selama proses

pembelajaran berlangsung disajikan dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9
Lembar Aktivitas Anak

Aspek yang Dinilai


No Nama Anak Ketepatan Rata-rata
Keaktifan Kerjasama
Manipulasi
1 Adi 2 2 2 2
2 Andini 4 4 4 4
3 Anggi 2 2 2 2
4 Dhima 3 4 3 3,3
5 Diana 4 4 4 4
6 Diani 4 4 4 4
7 Entat 3 4 3 3,3
8 Fadya 4 3 3 3,3
9 Firman 2 2 2 2
10 Gumilar 3 2 2 2,3
11 Herliana 4 4 4 4
12 Ilman 1 2 2 1,6
13 Maulana 2 3 3 2,6
14 Moh Rizki 1 2 2 1,6
15 Prita 3 3 3 3
16 Ramadhan 2 2 2 2
17 Rega 1 2 2 1,6
18 Regi 1 2 2 1,6
19 Tami Azka 4 4 4 4
20 Tami Nur 4 4 4 4
73

21 Thutfatussalamah 4 4 4 4
Jumlah 58 63 61 60,2
Rata-rata 2,7 3 2,9 2,8
Persentase (%) 69,0 75 72,6 71,7

Dari hasil lembar aktivitas anak pada tabel 4.10 keaktifan anak pada siklus

II sudah ada peningkatkan dari siklus I yaitu dari 56,6% menjadi 60,0%, negitu

pula untuk kerja sama terjadi peningkatkan persentase dari siklus I ke siklus II

yaitu 67,9% menjadi 75%, dan untuk aspek ketepatan manipulasi alat peraga

terjadi pula peningkatan persentase yang pada siklus I hanya mencapai 61,9%

pada siklus II meningkat menjadi 72,6%. Pada umumnya anak sudah mulai aktif,

mau bekerja sama dengan teman sekelompoknya, dan sudah bisa memanipulasi

alat peraga degan tepat, namun masih terdapat beberapa anak yang belum begitu

terlihat perubahan sikap dan kemampuan pada saat proses pembelajaran

berlangsung sehingga masih ada hal yang harus diperbaiki hingga seluruh target

dapat tercapai yaitu setiap anak memiliki rata-rata nilai minimal 2.5.

4) Hasil Tes Belajar Anak Siklus II

Pada pelaksanaan tindakan siklus kedua, pembelajaran materi pecahan

tentang perbandingan pecahan sederhana dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan, dari hasil tes belajar anak diperoleh dari tes individu yang diberikan guru

setelah proses belajar mengajar, dan penilaian yang dilakukan secara berkelompok

telah terjadi peningkatan nilai dari siklus pertama.

Adapun hasil nilai tes belajar anak pada pembelajaran matematika dengan

materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana secara umum dapat

dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.


74

Tabel 4.10
Hasil Belajar Anak Siklus II

No Soal Yang
Jumlah Ket
No Nama Anak Benar Nilai
Skor
1 2 3 4 5 T TT
1 Adi 0 0 0 2 2 4 40
2 Andini 0 0 2 2 2 6 60
3 Anggi 0 0 2 2 2 6 60
4 Dhima 2 2 2 2 2 10 100
5 Diana 2 2 2 2 2 10 100
6 Diani 2 2 2 2 2 10 100
7 Entat 0 0 2 2 2 6 60
8 Fadya 2 2 2 0 2 8 80
9 Firman 2 2 2 2 2 10 100
10 Gumilar 0 0 2 2 2 6 60
11 Herliana 2 0 2 2 2 8 80
12 Ilman 0 0 2 0 2 4 40
13 Maulana 2 0 2 2 2 8 80
14 Moh Rizki 2 0 2 2 2 8 80
15 Prita 0 0 2 2 2 6 60
16 Ramadhan 2 2 2 2 2 10 100
17 Rega 0 0 2 2 2 6 60
18 Regi 0 0 0 0 2 2 20
19 Tami Azka 2 2 2 2 2 10 100
20 Tami Nur 2 2 2 2 2 10 100
21 Thutfatussalamah 2 0 2 2 2 8 80
Jumlah 156 1560 18 3
Prosentasi (%) 74,2 74,2 85,7 17,3

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata

kelas dan individu. Pada siklus pertama rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 59,5%

meningkat menjadi 74,2% pada siklus kedua. Jumlah yang tuntas pada siklus

kedua pin mengalami peningkatan, dari nilai tes pada siklus pertama jumlah anak

yang tidak tuntas mencapai hanya 16 anak atau 75,2%. Setelah dilaksanakan

perbaikan dan dilaksanakannya siklus kedua jumlah anak yang tuntas mengalami

peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada siklus pertama anak yang
75

dikategorikan tuntas hanya mencapai 10 anak atau 47,6%, mengalami penigkatan

pada siklus kedua yaitu menjadi 18 anak atau 85,7% yang dapat dikategorikan

sudah tuntas dalam pembelajaran materi pecahan tentang perbandingan pecahan

sederhana. Target ketuntasan telah tercapai pada siklus kedua yaitu 75% dan pada

siklus kedua telah mencapai 58,7%, namun masih terdapat 3 anak yang belum

dapat dikategorikan tuntas karena masih memiliki nilai di bawah 60 yang menjadi

kriteria ketuntastan minimal belajar anak. Maka dari itu, masih ada perbaikan

yang harus dilaksanakan sebagai tindakan agar seluruh anak dapat dikategorikan

tuntas sebagaimana yang diharapakan yaitu 100% anak tuntas dalam

pembelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

Setelah melaksanakan diskusi balikan dan bimbingan atas hasil yang

diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan alat

peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan anak untuk memahami konsep

dasar perbandingan pecahan sederhana pada pelaksanaan siklus pertama, maka

diperoleh temuan mengenai kinerja guru dan aktivitas anak sebagai berikut.

1) Analisis dan Refleksi Data Perencanaan APKG 1 Siklus II

Dari data grafik di atas setelah dilaksanakan siklus II dan perbaikan masih

ada beberapa rencana guru dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang masih harus diperbaiki, yaitu guru masih terfokus pada satu sumber

belajar yaitu buku paket yang digunakan sehari-hari dalam proses pembelajaran

dan guru masih kurang dalam melakukan kegiatan pra KBM sehingga anak
76

kurang mendapatkan apersepsi tentang pembelajaran sebelumnya yang sudah

dilaksanakan, sehingga dua aspek tersebut harus diperbaiki kembali dengan tujuan

semua aspek dapat tercapai dengan baik.

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru

Setelah melakukan perbaikan dari siklus pertama dan dilaksanakannya

siklus kedua, masih ada beberapa aspek penilaian guru mengajar yang harus

diperbaiki karena belum mencapai target yaitu 3. diantaranya aspek-aspek tersebut

yaitu guru kurang mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari anak

sehingga dampak pengiring kurang tercapai, urutan pelaksanaan pembelajaran

kurang disusun dengan logis sehingga alur pembelajaran tidak menentu dan

membuat anak kurang memahami pembelajaran, pengelolaan waktu kurang

efisien sehingga menyita waktu mata pelajaran setelahnya, interaksi kelas kurang

dikelola terlihat banyak pertanyaan anak yang diabaikan oleh guru sehingga anak

merasa tidak dianggap dalam proses pembelajaran dan guru tertuju pada anak

yang dianggap kurang, dan satu aspek yang masih dirasakan kurang yaitu guru

tidak memberikan latihan konsep matematika yang dihubungkan dengan

kehidupan sehari-hari dan hanya terpaku pada latuhan yang terdapat pada LKS

dan buku paket yang pada saat itu dipakai sebagai sember belajar satu-satunya.

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Anak

Dari data grafik di atas dapat di lihat hanya satu aspek yang sudah

mencapai target yaitu aspek kerja sama anak dalam melaksanakan tugas

kelompok, namun itu pun masih dalam batas ketuntasan yaitu 75%. Sedangkan

dua aspek lain yang menjadi penilaian aktivitas anak masih belum mencapai target
77

maskipun telah tejadi peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan siklus

pertama. Sehingga penglolaan interkasi kelas dan pada kelompok masih harus

diperbaiki agar seluruh aspek dapat tercapai dengan baik

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Anak

Dari data tabel di atas sudah nampak peningkatan hasil belajar anak

setelah dilaksanakan siklus kedua. Peningkatan hasil belajar anak tersebut

dirasakan cukup signifikan yaitu pada siklus pertama anak yang tuntas baru

mencapai 10 anak atau 47,60%, terjadi peningkatan drastis pada siklus kedua

yaitu meningkat menjadi 18 anak atau 85.70% anak yang telah dinyatakan tuntas

dalam pembelajaran matematika dengan materi pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana di kelas III SDN Padasuka IV. namun masih terdapat 3 anak

atau 17,30% anak yang belum dinyatakan tuntas. Meskipun target minimal

ketuntasan kelas telah tercapai yaitu 75%, namun pembelajaran dirasakan belum

tuntas karena masih adanya anak yang belum dapat dinyatakan tuntas, sehingga

masih ada yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran matematika dengan materi

pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana sehingga pembelajaran dapat

dinyatakan benar-benar tuntas dan berhasil dengan mencapai 100% anak dapat

dinyatakan tuntas. Dengan demikian, akan dilaksanakan siklus tiga dengan tujuan

perbaikan siklus dua dan dengan fokus kepada anak yang belum dinyatakan

tuntas, sehingga konsep pecahan tentang perbandingan pecahan dapat tertanam

pada setiap individu anak dengan baik terutama pada anak yang belum dapat

dinyatakan tuntas.
78

3. Paparan Data Tindakan Siklus III

a. Paparan Data Perencanaan

Berdasarkan penelitian dan refleksi pada siklus kedua dengan melihat hasil

yang telah dicapai oleh anak, maka dilakukan perumusan tindakan yang akan

dilakukan pada siklus ketiga. Adapun rencana pembelajaran tidak jauh berbeda

dengan siklus sebelumnya, yaitu:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyusun alat tes. Alat tes yang akan digunakan berupa

soal untuk kelompok dan soal untuk individu.

3) Menyusun Lembar Kerja Anak (LKS). LKS berfungsi

sebagai bahan diskusi yang harus dikerjakan anak bersama kelompok masing-

masing.

4) Menyiapkan bahan pelajaran.

5) Menyusun instrumen pembelajaran

a) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang

tujuan pembelajaran.

b) Anak mendengarkan penjelasan guru tentang

materi pecahan.

c) Anak bertanya pada guru tentang materi

pecahan.

d) Anak dibagi 4 (empat) kelompok yang terdiri

dari 5 (lima) orang tiap kelompok


79

- Setelah anak di bagi kelompok, masing-masing kelompok di bagi 5

potongan styrofoam dengan panjang tiap styrofoam 30cm.

- Guru menjelaskan yang harus dilakukan terhadap styrofoam

tersebut.

- Setelah semua anak paham apa yang harus dikerjakannya, mereka

mulai mengerjakan tugas tersebut secara berkelompok dan bekerja

sama.

- Pada saat berkelompok anak berlomba untuk menyelesaikan

pemberian simbol pada styrofoam yang telah di potong sesuai besar

1
pecahan yang telah ditentukan yaitu dari 1 sampai
10

- Kelompok yang telah selesai memberikan simbol pada styrofoam

kemudian mengerjakan soal yang terdapat pada LKS dengan

menggunakan styrofoam (alat peraga blok pecahan)

- Guru berkeliling untuk memberikan motivasi dab bimbingan

kepada seluruh anak baik secara kelompok maupun individu.

- Jika anak telah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru memeriksa

hasil pekerjaan anak perkelompok.

- Setelah selesai guru m,enyuruh anak untuk mengerjakan soal yang

ada pada lembaran LKS.

e) Anak mengerjakan tugas dari guru per

kelompok.
80

f) Anak mengumpulkan hasil kerja

kelompoknya.

g) Anak secara individu mengerjakan lembar tes

(soal).

h) Mengelola ruang kelas secara terbuka

b. Paparan Data Pelaksanaan

Berdasarkan penelitian dan refleksi pada siklus kedua dengan melihat hasil

yang telah dicapai anak, maka dilakukan perumusan tindakan yang akan

dilakukan pada siklus ketiga. Rencana pembelajarannya pada siklus tiga tidak jauh

berbeda dengan siklus dua, yaitu:

Kegiatan awal pada siklus dua dilakukan dengan cara guru mengecek

kahadiran anak, menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan

melakukan apersepsi, yaitu tanya-jawab antara guru dan anak untuk meningkatkan

kembali tentang pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan inti, pembelajarannya

tidak jauh berbeda dengan siklus kedua. Pada siklus ketiga materi disajikan tidak

dengan metode demonstrasi sebagai penanaman konsep dasar pecahan tentang

perbandingan dimana guru menjelaskan cara membandingkan bilangan dengan

menggunakan simbol <, >, dan =. Guru menjelaskan bahwa lambang <

menunjukan lebih kecil, lambang > menunjukan lebih besar, dan lambang =

menunjukan sama dengan atau sama besar. Setelah guru menjelaskan materi

pecahan tentang perbandingan kemudian mengadakan tanya jawab dengan anak,


81

tahap selanjutnya guru menugaskan anak untuk mengerjakan soal yang ada dalam

LKS.

Pembelajaran dilanjutkan dengan proses berkelompok seperti

pembelajaran dalam siklus kedua disini pengelolaan ruangan dilakukan seperti

biasanya dengan menyatukan kursi untuk membuat sebuah kelompok yang sudah

dibagi. Anak berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam bentuk

LKS dalam kelompok masing-masing. Dalam kegiatan kelompok masing-masing

kelompok menggunakan alat peraga blok pecahan untuk mengerjakan semua soal

yang ada dalam LKS. Dalam kegiatan kelompok maing-masing kelompok

membuat pertanyaan untuk dilemparkan kepada kelompok lain, dan kelompok

yang menerima pertanyaan harus bisa memjawab dengan menggunakan alat

peraga blok pecahan. Dalam kegiatan kelompok nampaknya terdapat kemajuan

yang dilakukan oleh anak seperti anak sudah mulai mau bekerja sama dengan

anggota kelompok masing-masing. Dalam proses pelaksanaan kelompok, guru

berkeliling kelas untuk membimbing anak agar aktif dalam diskusi dan mau

bekerja sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Paparan Data Hasil

Data mengenai hasil pelaksanaan tindakan siklus ketiga diperoleh melalui

pelaksanaan observasi, catatan lapangan, Lembar Kerja Anak (LKS), tes hasil
82

belajar, pengamatan kinerja guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran.

Berikut ini akan dipaparkan data-data pelaksanaan tindakan siklus kedua.

1) Paparan Data Perencaan APKG 1

Tabel 4.11
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III

Lembar Penilaian Rencana Pembelajaran


No
PBM 1 2 3 4
a Merumuskan tujuan pembelajaran
b Merancang dampak pengiring
Menggambarkan dan mengorganisasikan materi
c
pelajaran
d Menentukan dan mengembangkan alat bantu
e Memiliki sumber belajar
f Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
g Menyusun langkah-langkah pembelajaran
h Melaksanakan Pra KBM
i Melaksanakan KBM
j Menentukan prosedur penilaian
k Menentukan jenis penilaian
l Membuat alat penilaian
m Membuat kunci jawaban
n Melaksanakan evaluasi
Jumlah - - 9 44
Rata-rata 3,8
Persentase (%) 98,1

2) Paparan Data APKG 2

Tabel 4.12
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III

No Lembar Penilaian Kemampuan Mengajar


83

PBM 1 2 3 4
a Menyiapkan alat bantu belajar, dan sumber belajar
b Memulai kegiatan belajar
Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
c
anak, situasi, dan lingkungan
d Menggunakan alat bantu pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan
e
yang logis
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,
f
kelompok, atau klasikal
g Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
h Mengelola interaksi kelas
Menanamkan konsep matematika melalui kegiatan
i
manipulatif
j Menguasai simbol-simbol matematika
Memberikan latihan penggunaaan konsep matematika
k
dalam kehidupan sehari-hari
l Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
m Keefektipan proses pembelajaran
Jumlah 15 32
Rata-rata 3,61
Persentase (%) 90,4

3) Paparan Data Aktivitas Anak

Berikut data hasil pengamatan terhadap aktivitas anak selama proses

pembelajaran berlangsung disajikan dalam tabel 4.15

Tabel 4.13
Lembar Aktivitas Anak

Aspek yang Dinilai


Rata-rata
No Nama Anak Kerja Ketepatan
Keaktifan Tiap Anak
Sama Manipulasi
1 Adi 2 2 3 2,3
2 Andini 4 4 4 4
3 Anggi 2 2 3 2,3
4 Dhima 4 4 3 3,6
5 Diana 4 4 4 4
6 Diani 4 4 4 4
7 Entat 3 4 3 3,3
8 Fadya 4 3 3 3,3
84

Aspek yang Dinilai


Rata-rata
No Nama Anak Kerja Ketepatan
Keaktifan Tiap Anak
Sama Manipulasi
9 Firman 3 4 3 3,3
10 Gumilar 3 3 3 3
11 Herliana 4 4 4 4
12 Ilman 2 2 3 2,3
13 Maulana 2 3 3 2,6
14 Moh Rizki 3 3 3 3
15 Prita 3 3 3 3
16 Ramadhan 2 3 2 2,3
17 Rega 2 2 3 2,3
18 Regi 2 2 3 2,3
19 Tami Azka 4 4 4 4
20 Tami Nur 4 4 4 4
21 Thutfatussalamah 4 4 4 4
Jumlah 65 68 69 66,9
Rata-rata 3,15 3,23 3,35 3,25
Persentase (%) 77,4 80,9 82,1 79,6

Dari hasil lembar aktivitas anak pada tabel 4.15 keaktifan anak pada siklus

III sudah ada peningkatkan dari siklus II yaitu dari 60,0% menjadi 77,4%, negitu

pula untuk kerja sama terjadi peningkatkan persentase dari siklus II ke siklus III

yaitu 75,0% menjadi 80,9%, dan untuk aspek ketepatan manipulasi alat peraga

terjadi pula peningkatan persentase yang pada siklus II hanya mencapai 72,6%

pada siklus III meningkat menjadi 79,6%. Pada umumnya anak sudah mulai aktif,

mau bekerja sama dengan teman sekelompoknya, dan sudah bisa memanipulasi

alat peraga degan tepat, dari data tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa

penggunaan alat peraga blok pecahan sudah berhasil, dilihat dari seluruh target

sudah tercapai.

4) Hasil Tes Belajar Anak Siklus III


85

Pada pelaksanaan tindakan siklus ketiga, pembelajaran materi pecahan

tentang perbandingan pecahan sederhana dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan, dari hasil tes belajar anak diperoleh dari tes individu yang diberikan guru

setelah proses belajar mengajar, dan penilaian yang dilakukan secara berkelompok

telah terjadi peningkatan nilai dari siklus kedua.

Adapun hasil nilai tes belajar anak pada pembelajaran matematika dengan

materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana secara umum dapat

dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.14
Hasil Belajar Anak Siklus III

No Soal
Jumlah Ket
No Nama Anak Yang Benar Nilai
Skor
1 2 3 4 5 T TT
1 Adi 0 0 2 2 2 6 60
2 Andini 0 2 2 2 2 8 80
3 Anggi 0 0 2 2 2 6 60
4 Dhima 2 2 2 2 2 10 100
5 Diana 2 2 2 2 2 10 100
6 Diani 2 2 2 2 2 10 100
7 Entat 2 2 2 2 2 10 100
8 Fadya 2 2 2 0 2 8 80
9 Firman 2 2 2 2 2 10 100
10 Gumilar 0 0 2 2 2 6 60
11 Herliana 2 0 2 2 2 8 80
12 Ilman 0 0 2 2 2 6 60
13 Maulana 2 0 2 2 2 8 80
14 Moh Rizki 2 0 2 2 2 8 80
15 Prita 0 0 2 2 2 6 60
16 Ramadhan 2 2 2 2 2 10 100
17 Rega 0 0 2 2 2 6 60
18 Regi 0 0 2 2 2 6 60
19 Tami Azka 2 2 2 2 2 10 100
20 Tami Nur 2 2 2 2 2 10 100
21 Thutfatussalamah 2 0 2 2 2 8 80
Jumlah 170 1700 21 0
Prosentasi (%) 80,9 80,9 100 0
86

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata

kelas dan individu. Pada siklus kedua rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 74,5%

meningkat menjadi 80,5% pada siklus ketiga. Jumlah yang tuntas pada siklus

kedua pin mengalami peningkatan, dari nilai tes pada siklus kedua jumlah anak

yang tidak tuntas mencapai 3 anak atau 14,3%. Setelah dilaksanakan perbaikan

dan dilaksanakannya siklus ketiga jumlah anak yang tuntas mengalami

peningkatan yang signifikan yaitu pada siklus keuda anak yang dikategorikan

tuntas hanya mencapai 18 anak atau 85,7%, mengalami penigkatan pada siklus

ketiga yaitu menjadi 21 anak atau 100%. Pembelajaran sudah dapat dikategorikan

berhasil dengan seluruh anak dikatakan tuntas dan melebihi target ketuntasan

yaitu 75%, pada siklus ketiga ketuntasan belajar anak mencapai 100% atau

seluruh anak sudah dapat dikateorikan atau dikatan tuntas dalam pembelajaran

matematika dengan materi tentang pecahan sederhana.

d. Analisis dan Refleksi

Setelah melaksanakan diskusi balikan dan bimbingan atas hasil yang

diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan alat

peraga blok pecahan dalam mengatasi kesulitan anak untuk memahami konsep

dasar perbandingan pecahan sederhana pada pelaksanaan siklus pertama, maka

diperoleh temuan mengenai kinerja guru dan aktivitas anak sebagai berikut.

1) Analisis dan Refleksi Data Perencanaan APKG 1 Siklus III


87

Dari data grafik di atas setelah dilaksanakan siklus III guru dalam

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah dapat dikatakan baik

terlihat semua spek meningkat dan telah mencapai target minimal yaitu 3. Masih

ada yang masih harus ada ditingkatkan namun dengan tercapainya target sehingga

rencana pelaksanaan pembelajaran telah dapat dikatakan baik.

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru

Setelah melakukan perbaikan dari siklus kedua dan dilaksanakannya siklus

ketiga, sebenarnya masih ada beberapa aspek penilaian guru mengajar yang harus

diperbaiki karena dengan tujuan mencapai nilai empat. Namun, dengan

tercapainya nilai tiga dan tidak adanya aspek bernilai dua sehingga pelaksanaan

pembelajaran telah dapat dikatan baik dan berhasil. Adapun, aspek-aspek yang

harus ditingkatkan hanya sebatas agar melebihi target minimal dan mencapai nilai

empat secara keseluruhan.

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Anak

Dari data grafik di atas dapat di lihat hanya satu aspek yang sudah

mencapai target yaitu aspek kerja sama anak dalam melaksanakan tugas

kelompok, namun itu pun masih dalam batas ketuntasan yaitu 75%. Sedangkan

dua aspek lain yang menjadi penilaian aktivitas anak masih belum mencapai target

maskipun telah tejadi peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan siklus

pertama. Sehingga penglolaan interkasi kelas dan pada kelompok masih harus

diperbaiki agar seluruh aspek dapat tercapai dengan baik.

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Anak


88

Dari grafik 4.8 di atas sudah nampak peningkatan hasil belajar anak

setelah dilaksanakan siklus kedua. Peningkatan hasil belajar anak tersebut

dirasakan cukup signifikan yaitu pada siklus pertama anak yang tuntas baru

mencapai 10 anak atau 47,60%, terjadi peningkatan drastis pada siklus kedua

yaitu meningkat menjadi 18 anak atau 85.70% anak yang telah dinyatakan tuntas

dalam pembelajaran matematika dengan materi pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana di kelas III SDN Padasuka IV. namun masih terdapat 3 anak

atau 17,30% anak yang belum dinyatakan tuntas. Meskipun target minimal

ketuntasan kelas telah tercapai yaitu 75%, namun pembelajaran dirasakan belum

tuntas karena masih adanya anak yang belum dapat dinyatakan tuntas, sehingga

masih ada yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran matematika dengan materi

pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana sehingga pembelajaran dapat

dinyatakan benar-benar tuntas dan berhasil dengan mencapai 100% anak dapat

dinyatakan tuntas. Dengan demikian, akan dilaksanakan siklus tiga dengan tujuan

perbaikan siklus dua dan dengan fokus kepada anak yang belum dinyatakan

tuntas, sehingga konsep pecahan tentang perbandingan pecahan dapat tertanam

pada setiap individu anak dengan baik terutama pada anak yang belum dapat

dinyatakan tuntas.

B. Pembahasan

Pada bagian pembahasan akan dipaparkan mengenai hasil analisis tentang

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan hasil pembelajaran perbandingan

pecahan sederhana. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan mulai


89

siklus I sampai siklus III. Pada perencanaan siklus I, II, dan III siswa belajar

berkelompok (5 orang),. Dalam tahap perencanaan, ketepatan pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat penting karena guru harus membuat

rencana pembelajaran disesuaikan dengan materi, metode pembelajaran dan

kekurangan-kekurangan yang muncul pada pembelajaran sebelumnya. Misalnya,

pada pembelajaran sebelumnya siswa kurang berhasil dalam membandingkan

pecahan sederhana, maka guru harus merancang kegiatan untuk membangkitkan

siswa agar menyimak lebih baik dan dapat membandingkan pecahan dengan tepat,

Untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran maka dalam

pelaksanaan RPP ini sebelumnya dilaksanakan curah pendapat mengenai cara

melaksanakan tindakan penerapan alat peraga blok pecahan dan fasilitas maupun

instrumen pengumpul data.

Pada tahap pelaksanaan, seorang guru harus menyelesaikan materi dengan

teknik mengajar yang menarik, menyampaikan tujuan pembelajaran,

mengumpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan, memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang mendorong siswa memahami konsep yang sedang dipelajari,

memusatkan perhatian siswa pada materi yang diajarkan, membimbing siswa

selama proses pembelajaran dan menyimak, dan membantu siswa ketika

menemukan kesulitan. Pada tahap pelaksanaan ini aktivitas guru mulai dari siklus

I sampai siklus III sudah berjalan dengan baik.

Selama proses pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan petunjuk

guru, tidak bermain-main saat guru menjelaskan materi pembelakajaran, dan tidak

ngobrol. Semua kegiatan dilakukan agar siswa dapat menyimak dengan baik..
90

Pembelajaran perbandingan pecahan dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan yang dapat dimanipulasi oleh anak lebih menarik, terpusat,

menyenangkan siswa, hal ini sesuai dengan teori kerucut Edgard Dale yang

menyatakan bahwa pengalaman langsung dan anak dapat memanipulatif benda

dapat mempermudah anak untuk menyerap semua materi pembelajarajan, sesuai

dengan yang dijelaskan oleh Bruner bahwa : Proses belajar menggunakan model

mental, yaitu individu yang belajar mengalami sendirir apa yang dipelajarinya

agar proses tersebut yang direkam dalam pikirannya dengan cara sendiri. (Jerome

S. Bruner, Subarinah, 2003 : 3). Dan dengan adanya media (alat peraga)

pembelajaran yang dapat dimanipulatif anak, maka anak akan lebih tertarik dan

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena anak kelas III sekolah dasar

(SD) masih dalam tahap operasi konkret. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget

yang menyatakan bahwa : Anak yang berumur 6/7 - 12 tahun berada pada

periode operasional konkret. Periode ini disebut operasional konkret sebab

berpikir logikanya didasarkan pada manipulasi fisik objek-objek. Anak yang

masih berada pada periode ini untuk nerpikir abstrak masih membutuhkan

bantuan benda-benda manipulasi objek-objek konkret atau pengalaman-

pengalaman langsung yang dialaminya. (Piaget, Petajeng, 2006 : 27).

Peningkatan-peningkatan yang terjadi tiap siklus mulai dari APKG 1

sampai nilai tes hasil belajar siswa dapat dilihat dari grafik-grafik berikut ini.

Grafik 4.1
Grafik Peningkatan Nilai Perencanaan APKG 1
91

Dari grafik di atas dapat dilihat peningkatkan perancanaan guru dalam

pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada data awal pencapaian

penilaian kinerja guru hanya mencapai 50%, pada siklus pertama terjadi

peningkatan yang cukup besar yaitu menjadi 80,3%, pada siklus kedua menjadi

82,1% dan pada siklus ketiga terjadi kenaikan yang cukup besar yaitu mejadi

98,1%.

Penilaian kinerja guru dinilai menggunakan APKG 2, pada setiap

siklusnya terjadi peningkatan. Data tersebut dapat dilihat dari dari grafik 4.10 di

bawah ini.

Grafik 4.2
Grafik Peningkatan Kinerja Guru APKG 2
92

Data grafik di atas menjelaskan adanya peningkatan kinerja guru yang di

nilai dengan menggunakan APKG 2. Pada siklus pertama dan siklus kedua tidak

terjadi peningkatan yaitu mencapai 70%. Namun, pada kinerja guru namun pada

siklus ketiga terjadi peningkatan menjadi 90%. Dengan demikian target yang

diingingkan telah tercapai dan perbaiakn yang dilakukan setiap siklus berjalan

sebagai mestinya sehingga target yang ingin dicapai dapat ditempuh dengan baik.

Dalam tindakan tiap siklus dilakukan penilaian aktivitas anak dengan

mengacu pada tiga aspek, yaitu aspek keaktifan, kerja sama, dan ketepatan dalam

memanipulasi alat perga blok pecahan. Pada grafik 4.11 dapat dilihat terjadinya

peningkatan yang terjadi pada aktivitas anak di setiap siklus.


93

Grafik 4.3
Grafik Peningkatan Aktivitas Anak

Dalam pembelajaran tiap siklus dilakuakan penilaian aktivitas anak.

Grafik 4.11 di atas menunjukan terjadinya peningkatan yang terjadi pada

penilaian aktivitas anak dari data awal sampai siklus ketiga. Terjadi peningkatan

yang signifikan dari sata awal ke siklus pertama pada setiap aspek yang dinilai.

Dari siklus pertama sampai siklus ketiga terus terjadi penignkatan namun tidak

begitu tinggi pada setiap aspek yang diniai yaitu aspek keaktifan, aspek kerja

sama, aspek ketepatan manipulasi.

Dalam evaluasi, hasil belajar anak terhadap konsep pecahan tentang

perbandingan pecahan sederhana terjadi peningkatan dan dengan demikian

penanaman konsep materi tersebut dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan dapat dikatakan berhasil. Data peningkatan hasil belajar anak dapat

dilihat pada grafik 4.12 di bawah ini.


94

Grafik 4.4
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Anak

Grafik 4.12 menjelaskan adanya peningkatan hasil belajar anak mulai dari

data awal sampai siklus ketiga. Pada data awal hasil belajar anak mencapai

23,80% anak yang dinyatakan tuntas, pada siklus pertama mhasil belajar anak

meningkat menjadi 47,60%. Hasil belajar anak pada siklus kedua meningkat

menjadi 85,70% ,dengan angka tersebut target keberhasilan anak dalam

pembelajaran matematika dengan materi pecahan tentang perbandingan pecahan

sederhana telah mencapai target namun tiga anak belum dinyatakan tuntas

sehingga dilakukan perbaikan pada siklus ketiga dan hasil belajar anak pada

siklus ketiga semua anak telah dapat dinyatakan tuntas dalam pembelajaran

matematika dengan materi pecahan tentang perbadingan pecahan sederhana

dengan mencapai 100% anak tuntas.


95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran matematika materi dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan dapat mengatasi dan meningkatkan pemahaman anak dalam memahami

konsep dasar pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana untuk anak kelas

III SD Negeri Padasuka IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Dalam merencanakan pembelajaran guru sudah merencanakan pembelajaran

dengan baik adapun langkah yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan anak

dalam memahami konsep dasar pecahan tentang perbandingan pecaha

sederhana adalah merumuskan tujuan khusus/indikator, merancang dampak

pengiring, mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran,

menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran, menentukan cara-

cara pengorganisasian anak agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran, merencanakan prosedur jenis dan menyiapkan alat penilaian

sesuai dengan tujuan. Alat penilaian kemampuan guru dalam merencanakan

pembelajaran matematika dengan materi pecahan tentang perbandingan

pecahan sederhana apabila dirata-ratakan mencapai 3,5 ini menunjukan bahwa

setiap komponen sudah dilakukan dengan baik

2. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika

dengan materi pecahan tentang perbandingan di kelas III SD Negeri Padasuka

92
96

IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang dengan menggunakan

alat peraga blok pecahan dapat meningkatkan pemahaman anak sehingga

pembelajaran terasa menyenagkan dan memberikan pengalaman langsung

bagi anak, serta memberikan minat dan motivasi bagi anak untuk belajar,

untuk mecapai hal itu guru dalam kegiatan pembelajaran harus melaksanakan

dan menyediakan fasilitas pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan

baik, menggunakan alat peraga blok pecahan, menerapkan strategi

pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan urutan yang logis,

dapat menguasai materi dengan baik, melakukan evaluasi pembelajaran.

Adapun penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran

matematika dengan materi pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana

apabila dirata-ratakan mencapai 3,12 ini menunjukan bahwa setiap komponen

pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan dengan cukup baik.

3. Keaktifan anak dalam proses pembelajaran matematika dengan materi

pecahan tentang perbandingan pecahan sederhana pada awalnya terlihat pasif

dan hanya memperhatikan guru saat menjelaskan materi, namun dengan

adanya alat peraga blok pecahan yang dapat dimanipulsi oleh anak,

pembelajaran menjadi lebih aktif dan anak pun terlihat lebih aktif karena

dapat memanipulasi sendiri alat peraga blok pecahan dalam mengerjakan soal-

soal dalam LKS yang diberikan oleh guru.

4. Dari tes akhir dapat diketahui bahwa pemecahan masalah dengan

menggunakan alat peraga blok pecahan dapat memberikan pengaruh positif

terhadap pemahaman anak dalam memahami konsep dasar pecahan tentang


97

perbandingan pecahan sederhana di kelas III SD Negeri Padasuka IV

menunjukan adanya peningkatan kemampuan anak. Peningkatan tersebut

tampak pada perubahan rata-rata kelas yang diperoleh pada data awal sebesar

4,33. Setelah dilaksanakan tindakan siklus pertama mengalami peningkatan,

yaitu mencapai rata-rata 5,95, kemudian pada pelaksanaan siklus kedua

mengalami peningkatan dengan rata-rata 7,42. Dan pada siklus ketiga rata-rata

kelas meningkat menjadi 81,5.

B. Saran/Rekomendasi

Saran ini disampaikan untuk.

1. Sekolah

Alat peraga blok pecahan dapat menjadi alternatif tindakan yang dapat

digunakan sekolah khususnya pada pelajaran matematika dengan materi pecahan

tentang perbandingan pecahan sederhana. Dengan menggunakan alat peraga blok

pecahan terbukti dapat meningkatan pemahaman anak.

2. Rekan Sejawat

Dalam mengajarkan konsep matematika seorang guru harus paham betul

karateristik matematika itu sendiri, kedua seorang guru SD harus mengetahui taraf

perkembangan anak, dimana anak usia SD terutama kelas rendah taraf berfikirnya

masih konkret atau semi abstrak. Sehingga ketika ingin menanamkan konsep

dasar pecahan tentang perbandingan akan lebih cepat dipahami oleh anak jika

dalam pembelajaran menggunakan alat perantara yaitu benda-benda manipulatif.


98

3. Anak

Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya anak memperhatikan

sungguh-sungguh apa yang dijelaskan dan melaksanakan apa yang harus

ditugaskan oleh guru

4. Kepala Sekolah

Dalam meningkatkan profesionalisme guru, selaku pimpinan dapat

memberikan dukungan berupa dana atau anggaran untuk mendukung proses

pembelajaran. Disamping itu kepala sekolah harus memberikan penghargaan bagi

guru yang berprestasi.

5. Peneliti

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dalam rangka

memneperbaiki proses pembelajaran sebaiknya menggunakan alat peraga untuk

mengatasi kesulitan belajar anak yang ditemukan saat proses pembelajaran

berlangsung.
99

DAFTAR PUSTAKA

Amizuhri. (2008). Konsep Dasar Media Pembgelajaran. [online]. Tersedia:


http://Amizuhri.Blogspot.Com/2008/09/Konsep-Dasar-Media-
Pembelajaran.Html. [15 Desember 2008].

Danim, Sudarman. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.

Eprint. (1805). Teori Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://Eprint.Utm.My/


1805/ [2 Desember 2008].

Fathoni, Prof. DR. H. Abdurahman, M.Si. (2005). Metodologi Penelitian dan


Teknik Penyusunan Skripsi. Garut: Rineka Cipta.

Kasbolah,Kasihani.(1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Khalid, M dan Suyati.(2007). Matematika untik SD kelas III. Jakarta : Erlangga.

Moleong, Lexi. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Rahardi, Aristo. (2003). Media Pembelajaran. Jakarata : Depdikbud.

Ruseffendi, E. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Depdikbud.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipat.

Subarinah, Sri. (2006). Inovasi pembelajaran matematika sekolah dasar. Jakarta:


Depdiknas.

Suchaini. (2009). Teori Pembelajaran. [online]. Tersedia :


http://suchaini.wordpress.com/tag/teori-pembelajaran. [5 Desember
2008]

Sudrajat, Akhmad. (2008). konsep dasar media pembelajaran. [online]. Tersedia:


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/
[20 Desember 2008].

Sugiyono. (2005). Memahami Penalitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta.

Sumantri, Muryani dan Permana, Johar. (1999). Strategi Belajar Mengajar.


Jakarta : Depdikbud.

Sutawidjadaja, Akbar. (1993). Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Depdikbud.


100

Syamsuddin, AR. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

TN. (2009). Alat Peraga Matematika. [online]. Tersedia:


http://p4tkmatematika.org/alat-peraga-matematika/ ( 2 November 2009).

Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. (2008). Pecahan. [online]. Tersedia :


www.p4tkmatematika.org/downloads/SD/pecahan.pdf. (5 Desember
2008).
101

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

(RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III / 2

Pertemuan Ke : -

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Standar kompetensi : Mengurutkan dan membandingkan

pecahan

Kompetensi Dasar : Mengenal pecahan sederhana

Indikator : Mengurutkan pecahan, memban-

dingkan pecahan termasuk dengan

simbol <, > dan =

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendengarkan dan melihat contoh pengerjaan soal, tanya jawab, dan

penugasan, anak dapat :

a. Mengurutkan pecahan dari yang terkecil sampai yang terbesar nilainya,

serta sebaliknya

b. Membandingkan pecahan dengan simbol <, > dan =

II. Dampak Pengiring

Anak dapat menerapkan konsep dasar pecahan dalam kehidupan sehari-hari


102

III. Materi Pembelajaran

a. Bilangan Pecahan

a Pembilang
Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut :
b Penyebut

Setelah anak paham akan arti pecahan sederhana, maka langkah

selanjutnya adalah mengajak anak untuk menggunakan media blok

pecahan.

1 1
2 2

1 1 1 1
4 4 4 4

1 1 1
3 3 3

Jika menggunakan media blok pecahan, maka dapat membagi-bagi

daerah tersebut menjadi bagian-bagian tertentu. Berikut contoh beberapa

pecahan.

1 1
2 2
1 1 1
3 3 3
1 1 1 1
4 4 4 4
1 1 1 1 1 1
6 6 6 6 6 6
1 1 1 1 1
5 5 5 5 5

b. Membandingkan Pecahan

Simbol yang digunakan dalam membandingkan pecahan yaitu :

< : Kurang dari


103

> : Lebih dari

= : Sama dengan atau sama besar

IV. Media, Metode dan Sumber

a. Media

- Buku Paket

- Papan tulis

- Blok pecahan

b. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

- Penugasan

c. Sumber

- KTSP 2006 Kelas III

- Buku Matematika SD Kelas III B Penerbit Erlangga Tahun 2007

Halaman 1 20

V. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Pra KBM

- Mempersiapkan alat peraga atau media blok pecahan

- Mempersiapkan alat evaluasi

- Menata ruang kelas

b. Kegiatan Awal ( 5 Menit)

- Berdoa

- Mengabsen kehadiran anak


104

- Mengkondisikan anak

- Apersepsi

c. Kegiatan Inti ( 60 Menit)

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang materi pecahan

- Anak bertanya pada guru tentang materi pecahan

- Anak dibagi 5 (lima) kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang tiap

kelompok

- Setelah anak di bagi kelompok, masing-masing kelompok di bagi 5

potongan styrofoam dengan panjang tiap styrofoam 30cm.

- Guru menjelaskan yang harus dilakukan terhadap styrofoam tersebut.

- Setelah semua anak paham apa yang harus dikerjakannya, mereka

mulai mengerjakan tugas tersebut secara berkelompok dan bekerja

sama.

- Guru berkeliling untuk memberikan motivasi dab bimbingan kepada

seluruh anak baik secara kelompok maupun individu.

- Jika anak telah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru memeriksa

hasil pekerjaan anak perkelompok.

- Setelah selesai guru m,enyuruh anak untuk mengerjakan soal yang ada

pada lembaran LKS.

- Anak mengerjakan tugas dari guru per kelompok

- Anak mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

- Anak secara individu mengerjakan lembar tes (soal)


105

d. Kegiatan Akhir ( 5 Menit)

- Menyimpulkan materi pelajaran

- Anak diberikan tindak lanjut berupa PR

- Menutup pembelajaran

- Berdoa

VI. Evaluasi

Proses : Post Tes

Jenis : Tes Tulis

Bentuk : Kelompok dan Individu

Alat : Soal

Soal

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1
1) ditulis .
8

2) Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

1 1 1 1 2 1 2 1 1
, , , , , , , ,
2 5 8 7 8 10 6 6 9

3) Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

1 1 2 1 1 2 1 1 1
, , , , , , , ,
5 9 6 8 10 4 4 7 6

B. Berilah tanda <, >, atau = untuk soal di bawah ini!

1 2
1. ..
3 6

1 1
2. ..
2 4

Kunci Jawaban!
106

A. 1. Satu perdelapan

1 1 1 1 1 1 2 2 1
2. , , , , , , ,
10 9 8 7 6 5 8 6 2

2 2 1 1 1 1 1 1 1
3. , , , , , , , ,
4 6 4 5 6 7 8 9 10

B. 1. =

2. >

Deskriptor penilaian

Jumlah soal 5

Soal No. 1 : Skor 1

Soal No. 2 : Skor 2

Soal No. 3 : Skor 2

Soal No. 4 : Skor 2

Soal No. 5 : Skor 3

Skor Ideal : 10

Jumlah Skor yang Diperoleh


Nilai Akhir : x 100
Skor Ideal (10)
107

Lampiran 2

Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran


(APKG 1)

Lembar Penilaian Rencana Pembelajaran


No
PBM 1 2 3 4
a Merumuskan tujuan pembelajaran
b Merancang dampak pengiring
Menggambarkan dan mengorganisasikan materi
c
pelajaran
d Menentukan dan mengembangkan alat bantu
e Memiliki sumber belajar
f Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
g Menyusun langkah-langkah pembelajaran
h Melaksanakan Pra KBM
i Melaksanakan KBM
j Menentukan prosedur penilaian
k Menentukan jenis penilaian
l Membuat alat penilaian
m Membuat kunci jawaban
n Melaksanakan evaluasi
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)
108

Kriteria Penilaian lembar observasi kinerja guru

a. 1. Rumusan tujuan tidak jelas dan tidak lengkap

2. Rumusan tujuan jelas tetapi tidak lengkap

3. Rumusan tujuan jelas dan lengkap

4. Rumusan tujuan jelas, lengkap dan disusun secara logis

b. 1. Tidak dicantumkan dampak pengiring

2. Dicantumkan dampak pengiring tetapi tidak sesuai dengan kegiatan

pembelajaran

3. Dicantumkan dampak pengiring yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran tetapi tidak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak

4. Dicantumkan dampak pengiring yang operasional dan sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan anak

c. 1. Cakupan materi (keleluasaan dan kedalaman) yang sesuai dengan GBPP

2. Sistematika materi

3. Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa

4. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam

bidangnya)

Penjelasan

1. Satu deskriptor tampak

2. Dua deskriptor tampak

3. Tiga deskriptor tampak

4. Semua deskriptor tampak

d. 1. Direncanakan penggunaan satu media tetapi tidak dengan tujuan


109

2. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan

tujuan

3. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan

4. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media yang sesuai dengan tujuan

e. 1. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan

2. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan anak

3. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan diajarkan

4. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan anak

Penjelasan

1. Satu deskriptor tampak

2. Dua deskriptor tampak

3. Tiga deskriptor tampak

4. Empat deskriptor tampak

f. 1. Sesuai dengan tujuan

2. Sesuai dengan perkembangan anak

3. Sesuai dengan bahan yang diajarkan

4. Sesuai dengan waktu yang tersedia

5. Sesuai dengan saran dan atau lingkungan yang tersedia

6. Bervariasi

7. Memungkinkan terbentuknya dampak pengiring yang direncanakan

8. Memungkinkan keterlibatan anak

Penejelasan

1. Satu sampai dua deskriptor tampak


110

2. Tiga sampai empat deskriptor tampak

3. Lima sampai enam deskriptor tampak

4. Tujuh sampai delapan deskriptor tampak

g. 1. Langkah-langkah pembelajaran tidak jelas

2. Langkah-langkah pembelajaran sudah ada tapi kurang jelas

3. Langkah-langkah pembelajaran sudah ada dan jelas

4. Langkah-langkah pembelajaran sudah ada dan jelas urutan logis

h. 1. Pengatur pngorganisasian (individu, kelompok)

2. Penugasan

3. Alur dan cara kerja

4. Kesempatan bagi anak untuk mendiskusikan hasil tugas

Penjelasan

1. Deskriptor a tampak

2. Deskriptor a dan b tampak

3. Deskriptor a, b dan c tampak

4. Semua Deskriptor tamapak

i. 1. Tidak memberikan motivasi

2. Memberikan motivasi hanya kepada anak tertentu

3. Memberikan motivasi secara keseluruhan

4. Memberikan motivasi secara keseluruhan dan kelompok

j. 1. Membuat pertanyaan tidak disusun sesuai dengan urutan yang logis

2. Membuat pertanyaan disusun dengan urutan yang kurang logis

3. Membuat pertanyaan disusun dengan urutan yang logis


111

4. Membuat pertanyaan disusun sesuai dengan urutan yang sangat logis

k. 1. Menata ruang belajar sesuai dengan strategi pembelajaran yang ditetapkan

2. Ketersediaan alat tulis

3. Media alat bantu pembelajaran tersedia

4. Sumber belajar sesuai dengan keperluan pembelajaran

Penjelasaan

1. Satu deskriptor tampak

2. Dua deskriptor tampak

3. Tiga deskriptor tampak

4. Empat deskriptor tampak

l. 1 Memulai Pembelajaran

2. Menggunakan media

3. Menetapkan strategi pembelajaran

4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan yang logis

4. Menunjukan penguasaan materi yang baik

5. Mengelola waktu yang baik

6. Mengelola interaksi pembelajaran

7. Memperhatikan pertanyaan dan respon anak

Penjelasan

1. Deskriptor a, b, c dan d tampak

2. Deskriptor a, b, c, d dan e tampak

3. Deskriptor a, b, c, d, s dan f tampak

4. Semua deskriptor tampak


112

m. 1. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan

tujun

2. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan

3. Tercantum prosedur atau jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai

dengan tujuan

4. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan

n. 1. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian

2. Alat penilaian ada tetapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak

lengkap

3. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap

4. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap


113

Lampiran 3

Lembar Observasi Kinerja Guru


(APKG 2)

Lembar Penilaian Kemampuan Mengajar


No
PBM 1 2 3 4
Menyiapkan alat bantu belajar, dan sumber
a
belajar
b Memulai kegiatan belajar
Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai
c
dengan tujuan, anak, situasi, dan lingkungan
d Menggunakan alat bantu pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam
e
urutan yang logis
Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
f
individual, kelompok, atau klasikal
g Mengelola waktu pembelajaran secara efisien
h Mengelola interaksi kelas
Menanamkan konsep matematika melalui
i
kegiatan manipulatif
j Menguasai simbol-simbol matematika
Memberikan latihan penggunaaan konsep
k
matematika dalam kehidupan sehari-hari
l Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar
m Keefektipan proses pembelajaran
Jumlah
Rata-rata
Persentase (%)

Kriteria Penilaian lembar observasi kinerja guru:

a. 1. Alat bantu (media)

pembelajaran yang diperlukan tersedia

2. Sumber balajar yang diperlukan tersedia

3. Alat bantu (media) pembelajaran diletakan di tempat yang mudah

dijangkau.
114

4. Sumber belajar mudah dimanfaatkan

Penjelasan

1. Deskriptor a atau b tampak

2. Deskriptor a dan c atau a,b dan d tampak

3. Deskriptor a, b, dan c atau a, b, dan d tampak

4. Deskriptor a, b, c dan d tampak

b. 1. Guru tidak memulai

kegiatan pembelajaran

2. Guru dapat menarik perhatian anak tetapi tidak memotifasi

3. Guru dapat menarik perhatian anak dan memotifasi anak untuk belajar

4. Guru dapat menarik perhatian anak, memotifasi anak dan mengaitkan

materi pembelajaran dengan pengalaman anak

c. 1. Kegiatan pembelajaran hanya

sesuai tujuan

2. Kegaiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan perkembangan dan

kebutuhan anak

3. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan, perkembangan dan

kebutuhan anak dan terkoordinasi dengan baik

4. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan, perkembangan dan

kebutuhan anak, terkoordinasi dengan baik dan sesuai dengan situasi dan

lingkungan belajar

d. 1. Guru menggunakan sendiri alat

bantu pembelajaran
115

2. Anak dilibatkan dalam penggunaan alat bantu pembelajaran

3. Anak dikelompokan untuk menggunakan alat bantu pembelajaran

4. Menggunakan alat bantu pembelajaran secara kelompok atau individu

e. 1. Kegiatan disajikan dari mudah

ke sukar

2. Kegiatan disajikan dari mudah ke sukar dan berkaitan satu dengan yang

lain

3. Kegiatan disajkan dari mudah ke sukar, berkaitan satu dengan yang lain,

dan bermuara pada kesimpulan

4. Kegiatan disajkan dari mudah ke sukar, berkaitan satu dengan yang lain,

bermuara pada kesimpulan, dan ada tindak lanjut yang dapat berupa

pertanyaan, tugas-tugas, atau PR pada akhir pelajaran

f. 1. Pelaksanaan kegiatan klasikal,

kelompok atau individual sesuai dengan tujuan/materi/kebutuhan anak

2. Pelaksanaan kegiatan klasikal, kelompok atau individual sesuai dengan

waktu dan fasilitas

3. Perubahan dari kegiatan kelompok, klasikal, ke kelompok atau sebaliknya

berlangsung dengan lancar

4. Dalam setiap (klasikal, kelompok

Penjelasan

1. Deskriptor a atau b tampak

2. Deskriptor a dan c atau a,b dan d tampak

3. Deskriptor a, b, dan c atau a, b, dan d tampak


116

4. Deskriptor a, b, s dan d tampak

g. 1. Pembelajaran dimulai tepat

waktu

2. Pembelajaran dilaksanakan sampai habis waktu yang telah dialokasikan

3. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran

4. Tidak terjadi penyimpangan yang tidak diperlukan selama pembelajaran

Penjelasan

1. Satu deskriptor tampak

2. Dua deskriptor tampak

3. Tiga deskriptor tampak

4. Empat deskriptor tampak

h. 1. Pengelolaan dan interaksi tidak

dilaksanakan

2. Pengelolaan dan interaksi kelas kurang baik

3. Pengelolaan dan interaksi kelas cukup baik

4. Pengelolaan dan interaksi kelas sudah sangat baik

i. 1. Penanaman konsep melalui satu jenis kegiatan dengan manipulasi sejenis

benda

2. Penanaman konsep melalui satu jenis kegiatan dengan manipulasi dua

benda

3. Penanaman konsep melalui satu jenis kegiatan dengan tiga manipulasi

benda

4. Penanaman konsep malalui satu jenis kegiatan dengan berbagai benda


117

j. 1. Membaca simbol matemateka dengan benar

2. Menggunakan simbol matematika dengan benar

3. Berbahasa matematika dengan benar

4. Penyelesaian masalah matematika dengan menggunakan simbol

matematka

k. 1. Memberikan contoh penerapan konsep matematika dalam kehidupan

sehari-hari

2. Mendorong anak mencari contoh penerapan konsep matematika dalam

kehidupan sehari-hari

3. Menunjukan adanya keterkaitan matematika dengan mata pelajaran lain

4. Menyelesaikan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari secara

praktis dengan menggunakan konsep matematika

l. 1. Guru memberikan tes akhir

tetapi tidak sesuai dengan tujuan

2. Sebagian kecil soal tes akhir sesuai dengan tujuan

3. Sebagian besar soal tes akhir sesuai dengan tujuan

4. Semua soal tes akhir sesuai dengan tujuan

m. 1. Pembelajaran lancar

2. Suasana kelas terkendali sesuai dengan rencana

3. Suasana kelas terkendali melalui penyesuaian

4. Mengarah kepada terbentuknya dampak pengiring

Penjelasan

1. Deskriptor a tampak
118

2. Deskriptor a dan b tampak

3. Deskriptor a, b, dan c tampak

4. Deskriptor a, b, c dan d tampak


119

Lampiran 4

LEMBAR AKTIVITAS ANAK

Aspek yang di nilai Rata-rata


Nama
No Kerja Ketepatan Tiap
Anak Keaktifan
Sama Manipulasi Anak
1 Adi
2 Andini
3 Anggi
4 Dhima
5 Diana
6 Diani
7 Entat
8 Fadya
9 Firman
10 Gumilar
11 Herliana
12 Ilman
13 Maulana
14 Moh Rizki
15 Prita
16 Ramadhan
17 Rega
18 Regi
19 Tami Azka
20 Tami Nur
21 Thutfatussalamah
Jumlah
Rata-rata
Persentase

Krtiteria Penilaian:

1. Keaktifan

Skor 4 : Anak sangat aktif dalam pembelajaran

Skor 3 : Anak aktif dalam pembelajaran

Skor 2 : Anak kurang aktif dalam pembelajaran

Skor 1 : Anak pasif dalam pembelajatran


120

2. Kerja Sama

Skor 4 : Anak sangat bekerja sama dengan teman satu kelompoknya

Skor 3 : Anak mau bekerja sama dengan teman satu kelompoknya

Skor 2 : Anak kurang bekerja sama

Skor 1 : Anak tidak bekerja sama

3. Ketepatan Memanipulasi

Skor 4 : Anak mampu memanipulasi alat peraga dan tepat

Skor 3 : Anak kurang tepat memanipulasi alat peraga

Skor 2 : Anak tidak tepat memanipulasi alat peraga

Skor 1 : Anak tidak mampu memanipulasi alat peraga


121

Lampiran 5

LEMBAR HASIL BELAJAR ANAK

No Soal
Jml Ket
No Nama Anak Yang Benar Nilai
Skor
1 2 3 4 5 T TT
1 Adi
2 Andini
3 Anggi
4 Dhima
5 Diana
6 Diani
7 Entat
8 Fadya
9 Firman
10 Gumilar
11 Herliana
12 Ilman
13 Maulana
14 Moh Rizki
15 Prita
16 Ramadhan
17 Rega
18 Regi
19 Tami Azka
20 Tami Nur
21 Thutfatussalamah
Jumlah
Prosentasi (%)
122

Lampiran 6

SOAL EVALUASI SIKLUS 1

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1
1. ditulis .
6

2. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

1 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
2 5 8 7 4 10 3 6 9

3. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

1 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
5 9 3 8 7 4 10 2 6

B. Berilah tanda >, <, atau = untuk soal di bawah ini!

1 2
1. ..
3 5

2 5
2. ..
4 10

Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
123

Lampiran 7

LEMBAR KERJA ANAK SIKLUS 1


(LKS)

A. Tujuan : Untuk menuliskan, mengurutkan nilai pecahan dari yang terkecil

sampai yang terbesar dan sebaliknya, dan membandingkan

bilangan pecahan dengan menggunakan simbol <, >, dan =.

B. Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1
1. ditulis .
7

2. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

1 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
4 2 3 7 8 5 10 6 9

3. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

1 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
2 10 4 8 5 7 6 9 3

2 3
4. ..
4 6

1 1
5. .. Nama Kelompok : ............................
2 6
Ketua : ............................
Anggota : ............................
............................
............................
............................
124

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III / 2

Pertemuan Ke : -

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Standar kompetensi : Mengurutkan dan membandingkan

pecahan

Kompetensi Dasar : Mengenal dan menggunakan konsep

bilangan

Indikator : Mengurutkan pecahan, memban-

dingkan pecahan termasuk dengan

simbol <, > dan =

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendengarkan dan melihat contoh pengerjaan soal, tanya jawab, dan

penugasan, anak dapat :

a. Mengurutkan pecahan dari yang terkecil sampai yang terbesar nilainya,

serta sebaliknya dengan benar

b. Membandingkan pecahan dengan simbol <, > dan =


125

II. Dampak Pengiring

Anak dapat menerapkan konsep dasar pecahan tentang perbandingan dalam

kehidupan sehari-hari.

III. Materi Pembelajaran

a. Bilangan Pecahan

a Pembilang
Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut :
b Penyebut

Setelah anak paham akan arti pecahan sederhana, maka langkah

selanjutnya adalah mengajak anak untuk menggunakan media blok

pecahan.

1 1
2 2

1 1 1 1
4 4 4 4

1 1 1
3 3 3

Jika menggunakan media blok pecahan, maka dapat membagi-bagi

daerah tersebut menjadi bagian-bagian tertentu. Berikut contoh beberapa

pecahan.

1 1
2 2
1 1 1
3 3 3
1 1 1 1
4 4 4 4
1 1 1 1 1 1
6 6 6 6 6 6
1 1 1 1 1
5 5 5 5 5
126

b. Membandingkan Pecahan

Simbol yang digunakan dalam membandingkan pecahan yaitu :

< : Kurang dari

> : Lebih dari

= : Sama dengan atau sama besar

IV. Media, Metode dan Sumber

a. Media

- Buku Paket

- Papan tulis

- Blok pecahan

- Doubletape

- Gunting

- LKS

b. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

- Penugasan

c. Sumber

- KTSP 2006 Kelas III

- Buku Matematika SD Kelas III B Penerbit Erlangga Tahun 2007

Halaman 1 20

V. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Pra KBM
127

- Mempersiapkan alat peraga atau media blok pecahan

- Mempersiapkan alat evaluasi

- Menata ruang kelas

d. Kegiatan Awal ( 5 Menit)

- Berdoa

- Mengabsen kehadiran anak

- Mengkondisikan anak

- Apersepsi

e. Kegiatan Inti ( 60 Menit)

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang materi pecahan

- Anak bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami tentang cara,

mengurutkan pecahan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan.

- Anak dibagi 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang tiap

kelompok

- Setelah anak di bagi kelompok, masing-masing kelompok di bagi 5

potongan styrofoam dengan panjang tiap styrofoam 30cm.

- Guru menjelaskan yang harus dilakukan terhadap styrofoam tersebut.

- Setelah semua anak paham apa yang harus dikerjakannya, mereka

mulai mengerjakan tugas tersebut secara berkelompok dan bekerja

sama.
128

- Pada saat berkelompok anak berlomba untuk menyelesaikan

pemberian simbol pada styrofoam yang telah di potong sesuai besar

1
pecahan yang telah ditentukan yaitu dari 1 sampai
10

- Kelompok yang telah selesai memberikan simbol pada styrofoam

kemudian mengerjakan soal yang terdapat pada LKS dengan

menggunakan styrofoam (alat peraga blok pecahan)

- Guru berkeliling untuk memberikan motivasi dab bimbingan kepada

seluruh anak baik secara kelompok maupun individu.

- Jika anak telah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru memeriksa

hasil pekerjaan anak perkelompok.

- Setelah selesai guru m,enyuruh anak untuk mengerjakan soal yang ada

pada lembaran LKS.

- Anak mengerjakan tugas dari guru perkelompok tentang mengurutkan

dan membandingkan pecahan.

- Anak diberi motivasi dan bimbingan baik secara individu maupun

secara kelompok

- Masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasil kerjanya di depan

kelas

- Anak mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

- Anak secara individu mengerjakan lembar tes (soal)

f. Kegiatan Akhir ( 5 Menit)

- Menyimpulkan materi pelajaran


129

- Anak diberikan tindak lanjut berupa PR

- Menutup pembelajaran

- Berdoa

VI. Evaluasi

Proses : Post Tes

Jenis : Tes Tulis

Bentuk : Kelompok dan Individu

Alat : Soal, LKS

Soal

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

2 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
4 5 6 3 10 4 9 8 7

2. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

5 1 2 1 2 1 1 1 1
, , , , , , , ,
10 9 8 3 10 6 8 7 10

B. Berilah tanda <, >, atau = untuk soal di bawah ini!

1 1
3. ..
3 5

3 2
4. ..
6 6

5 4
5. ..
10 8

Kunci Jawaban!

1 1 1 1 1 1 1 1 1
A. 1. , , , , , , , ,
10 9 8 7 6 5 4 3 2
130

5 1 2 2 1 1 1 1 1
2. , , , , , , , ,
10 3 8 10 6 7 8 9 10

B. 3. >

4. <

5. =

Deskriptor penilaian

Jumlah soal 5

Soal No. 1 : Skor 1

Soal No. 2 : Skor 2

Soal No. 3 : Skor 2

Soal No. 4 : Skor 2

Soal No. 5 : Skor 3

Skor Ideal : 10

Jumlah Skor yang Diperoleh


Nilai Akhir : x 100
Skor Ideal (10)
131

Lampiran 9

SOAL EVALUASI SIKLUS II

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

2 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
4 5 6 3 10 4 9 8 7

2. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

5 1 2 1 2 1 1 1 1
, , , , , , , ,
10 9 8 3 10 6 8 7 10

B. Berilah tanda <, >, atau = untuk soal di bawah ini!

1 1
3. ..
3 5

3 2
4. ..
6 6

5 4
5. ..
10 8

Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
132

Lampiran 10

LEMBAR KERJA ANAK SIKLUS II


( LKS )

A. Tujuan : Untuk menuliskan, mengurutkan nilai pecahan dari yang terkecil

sampai yang terbesar dan sebaliknya, dan membandingkan bilangan

pecahan dengan menggunakan simbol <, >, dan =.

B. Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

1 2 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
3 4 7 8 5 10 6 9 4

2. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

5 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
10 10 4 8 5 7 6 9 3

3 2
3. ..
4 3

4 5
4. ..
5 8

2 5
5. ..
4 10

Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
133

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS III

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III / 2

Pertemuan Ke : -

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Standar kompetensi : Mengurutkan dan membandingkan

pecahan

Kompetensi Dasar : Mengenal dan menggunakan konsep

bilangan

Indikator : Mengurutkan pecahan, memban-

dingkan pecahan termasuk dengan

simbol <, > dan =

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendengarkan dan melihat contoh pengerjaan soal, tanya jawab, dan

penugasan, anak dapat :

a. Mengurutkan pecahan dari yang terkecil sampai yang terbesar nilainya,

serta sebaliknya dengan benar

b. Membandingkan pecahan dengan simbol <, > dan =


134

II. Dampak Pengiring

Anak dapat menerapkan konsep dasar pecahan tentang perbandingan dalam

kehidupan sehari-hari.

III. Materi Pembelajaran

a. Bilangan Pecahan

a Pembilang
Bilangan pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut :
b Penyebut

Setelah anak paham akan arti pecahan sederhana, maka langkah

selanjutnya adalah mengajak anak untuk menggunakan media blok

pecahan.

1 1
2 2

1 1 1 1
4 4 4 4

1 1 1
3 3 3

Jika menggunakan media blok pecahan, maka dapat membagi-bagi

daerah tersebut menjadi bagian-bagian tertentu. Berikut contoh beberapa

pecahan.

1 1
2 2
1 1 1
3 3 3
1 1 1 1
4 4 4 4
1 1 1 1 1 1
6 6 6 6 6 6
1 1 1 1 1
5 5 5 5 5
135

b. Membandingkan Pecahan

Simbol yang digunakan dalam membandingkan pecahan yaitu :

< : Kurang dari

> : Lebih dari

= : Sama dengan atau sama besar

IV. Media, Metode dan Sumber

a. Media

- Buku Paket

- Papan tulis

- Blok pecahan

- Doubletape

- Gunting

- LKS

g. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

- Penugasan

- Demonstrasi

h. Sumber

- KTSP 2006 Kelas III

- Buku Matematika SD Kelas III B Penerbit Erlangga Tahun 2007

Halaman 1 20
136

V. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Pra KBM

- Mempersiapkan alat peraga atau media blok pecahan

- Mempersiapkan alat evaluasi

- Menata ruang kelas

b. Kegiatan Awal ( 5 Menit)

- Berdoa

- Mengabsen kehadiran anak

- Mengkondisikan anak

- Apersepsi

c. Kegiatan Inti ( 60 Menit)

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran

yang hendak harus dicapai.

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang materi pecahan

- Anak bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami tentang cara,

mengurutkan pecahan dengan menggunakan alat peraga blok pecahan.

- Anak dibagi 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang tiap

kelompok

- Setelah anak di bagi kelompok, masing-masing kelompok di bagi 5

potongan styrofoam dengan panjang tiap styrofoam 30cm.

- Guru menjelaskan yang harus dilakukan terhadap styrofoam tersebut.


137

- Setelah semua anak paham apa yang harus dikerjakannya, mereka

mulai mengerjakan tugas tersebut secara berkelompok dan bekerja

sama.

- Guru berkeliling untuk memberikan motivasi dab bimbingan kepada

seluruh anak baik secara kelompok maupun individu.

- Jika anak telah selesai mengerjakan tugas tersebut, guru memeriksa

hasil pekerjaan anak perkelompok.

- Anak mengerjakan tugas dari guru perkelompok tentang mengurutkan

dan membandingkan pecahan.

- Anak diberi motivasi dan bimbingan baik secara individu maupun

secara kelompok

- Masing-masing kelompok mendemonstrasikan hasil kerjanya di depan

kelas

- Anak mengumpulkan hasil kerja kelompoknya

- Anak secara individu mengerjakan lembar tes (soal)

d. Kegiatan Akhir ( 5 Menit)

- Menyimpulkan materi pelajaran

- Anak diberikan tindak lanjut berupa PR

- Menutup pembelajaran

- Berdoa

VI. Evaluasi

Proses : Post Tes

Jenis : Tes Tulis


138

Bentuk : Kelompok dan Individu

Alat : Soal, LKS

Soal

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

1 1 1 2 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
2 5 6 6 10 4 9 8 7

2. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

1 1 2 1 2 1 1 1 1
, , , , , , , ,
2 9 8 3 10 6 8 7 10

B. Berilah tanda <, >, atau = untuk soal di bawah ini!

1 2
1. ..
3 6

3 1
2. ..
6 2

1 4
3. ..
6 8

Kunci Jawaban!

1 1 1 1 1 1 1 2 1
A. 1. , , , , , , , ,
10 9 8 7 6 5 4 6 2

1 1 2 2 1 1 1 1 1
2. , , , , , , , ,
2 3 8 10 6 7 8 9 10

B. 3. =

4. =

5. <

Deskriptor penilaian
139

Jumlah soal 5

Soal No. 1 : Skor 1

Soal No. 2 : Skor 2

Soal No. 3 : Skor 2

Soal No. 4 : Skor 2

Soal No. 5 : Skor 3

Skor Ideal : 10

Jumlah Skor yang Diperoleh


Nilai Akhir : x 100
Skor Ideal (10)
140

Lampiran 12

SOAL EVALUASI SIKLUSIII

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

2 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
4 5 6 3 10 4 9 8 7

2. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

5 1 2 1 2 1 1 1 1
, , , , , , , ,
10 9 8 3 10 6 8 7 10

B. Berilah tanda <, >, atau = untuk soal di bawah ini!

1 1
1. ..
3 5

3 2
2. ..
6 6

5 4
3. ..
10 8

Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
141

Lampiran 13

LEMBAR KERJA ANAK SIKLUS III

( LKS )

A. Tujuan : Untuk menuliskan, mengurutkan nilai pecahan dari yang terkecil

sampai yang terbesar dan sebaliknya, dan membandingkan bilangan

pecahan dengan menggunakan simbol <, >, dan =.

B. Kerjakan soal di bawah ini dengan benar!

1. Urutkan dari yang terkecil sampai terbesar!

1 2 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
3 4 7 8 5 10 6 9 4

2. Urutkan dari yang terbesar sampai terkecil!

5 1 1 1 1 1 1 1 1
, , , , , , , ,
10 10 4 8 5 7 6 9 3

3 2
3. ..
4 3

4 5
4. ..
5 8

2 5
5. ..
4 10

Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................
142

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

mampu menyelaesaikan skripsi yang berjudul Penggunaan Alat Peraga Blok

Pecahan Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Anak Dalam Memahami Konsep

Perbandingan Pecahan Sederhana Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Padasuka IV

Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Isi dari skripsi ini tidak

hanyalain memapaikan tentang perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi

pembelajaran di kelas dengan menggunakan alat peraga blok pecahan dalam

menjelaskan konsep dasar perbandingan pecahan sederhana yang di bagi kedalam

lima bab. Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian. Bab kedua menjelaskan tentang kajian pustaka

yang mendukung penerapan model ini. Bab ketiga menjelaskan metode

penelitian, bab empat menjelaskan tentang paparan data dan pembehasannya, dan

bab kelima menjelaskan tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan ini menjawab

tentang rumusan masalah yaitu mengenai bagamana perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi setelah diterapkannya tindakan.

Penulis menyadari bahwa penulis karya ilmiah ini masih banyak

kekurangan sehingga hanyapun jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun

dari bentuk. Oleh sebab itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pembaca, demi perbaikan dalam penulisan karya tulis

berikutnya.

i
143

Tidak lupa penulis mohin maaf apabila dalam penulisan skripsi ini

terdapat kesalahan tik atau kata-kata yang kurang enk di baca sehingga

menyulitkan pembaca memahaminya. Besar harapan skripsi ini ada manfaatnya

bagi para pembaca.

Amien Yaa Robbal Alamien.

Sumedang, Oktober 2011

Peneliti

ii
144

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

DAFTAR ISI
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

viii

DAFTAR GRAFIK
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


145

...................................................................................................
...................................................................................................

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah


...................................................................................................
...................................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


...................................................................................................
...................................................................................................

11

D. Batasan Istilah
...................................................................................................
...................................................................................................

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD


...................................................................................................
...................................................................................................

14

1. Pengertian Matematika
.............................................................................................
.............................................................................................

14

2. Fungsi Matematika
.............................................................................................
.............................................................................................

14

3. Tujuan Matematika
146

.............................................................................................
.............................................................................................

15

4. Ruang Lingkup Materi Kelas III


.............................................................................................
.............................................................................................

16

B. Konsep Pecahan
...................................................................................................
iii
...................................................................................................

18

1. Pengertian Pecahan

18

2. Definisi, Istilah, dan Pelambangan

19

3. Penulisan Pecahan

20

4. Pecahan Senilai

20

5. Perbandingan Pecahan Sederhana

21

C. Media dan Alat Peraga Dalam Suatu Pembelajaran


147

...................................................................................................
...................................................................................................

22

1. Pengertian Media

22

2. Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran Pada Awal

Sejarah Pendidikan

23

3. Manfaat Media

24

4. Jenis Media

25

5. Karakteristik Media

26

6. Kriteria Pemilihan Media

26

7. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media

27

D. Alat peraga Dalam Pembelajaran Matematika


148

...................................................................................................
...................................................................................................

28

1. Pengertian Alat Peraga

28

2. Kapan Penggunaan Alat Peraga

29

3. Fungsi dan Manfaat Alat Peraga

29

4. Alat Peraga Blok Pecahan

30

E. Teori Belajar
...................................................................................................
...................................................................................................

30

1. Teori Piaget

30

2. Teori Belajar Richard Skem

30

3. Teori Belajar Jerome S. Bruner

31
iv
149

F. Macam-macam Metode Pembelajaran Matematika di SD


...................................................................................................
...................................................................................................

32

1. Metode Ceramah

32

2. Metode Tanya Jawab

34

3. Metode Demonstrasi

34

G. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan


...................................................................................................
...................................................................................................

35

H. Hipotesis Tindakan
...................................................................................................
...................................................................................................

35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


...................................................................................................
...................................................................................................

36

B. Subjek Penelitian
...................................................................................................
...................................................................................................

36

C. Metode dan Desain Penelitian


150

...................................................................................................
...................................................................................................

38

D. Prosedur Penelitian
...................................................................................................
...................................................................................................

41

E. Instrumen Penelitian
...................................................................................................
...................................................................................................

44

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


...................................................................................................
...................................................................................................

47

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Awal

50

B. Paparan Data Tindakan

53

1. Paparan Data Tindakan Siklus I

53

a. Paparan Data Perencanaan

53

b. Paparan Data Pelaksanaan


151

.......................................................................................
.......................................................................................

55

c. Paparan Data Hasil


.......................................................................................
.......................................................................................

58

d. Analisis dan Refleksi


.......................................................................................
.......................................................................................

62

2. Paparan Data Tindakan Siklus II


.............................................................................................
.............................................................................................

64

a. Paparan ata Perencanaan

64

b. Paparan Data Pelaksanaan


v

66

c. Paparan Data Hasil

68

d. Analisis dan Refleksi

73

3. Paparan Data Tindakan Siklus III


.............................................................................................
.............................................................................................

75

a. Paparan ata Perencanaan


152

75

b. Paparan Data Pelaksanaan

77

c. Paparan Data Hasil

79

d. Analisis dan Refleksi

82

C. Pembahasan

85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

92

B. Saran/Rekomendasi

94

DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

96

LAMPIRAN-LAMPIRAN
153

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

98

vi

x
154

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tabel Data Kemampuan Anak dalam Membandingkan Pecahan


.........................................................................................................
.........................................................................................................

Tabel 3.1 Tabel Tenaga Kerja (Guru) di SD Padasuka IV


.........................................................................................................
.........................................................................................................

37

Tabel 3.2 Tabel Jumlah Anak di SD Padasuka IV


.........................................................................................................
.........................................................................................................

37

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Awal Kinerja Guru


.........................................................................................................
.........................................................................................................

51

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Awal Aktivitas Anak


.........................................................................................................
.........................................................................................................

52

Tabel 4.3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I


.........................................................................................................
.........................................................................................................

58

Tabel 4.4 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I


155

.........................................................................................................
.........................................................................................................

59

Tabel 4.5 Lembar Aktivitas Anak


.........................................................................................................
.........................................................................................................

60

Tabel 4.6 Hasil Belajar Anak Siklus I


.........................................................................................................
.........................................................................................................

61

Tabel 4.7 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II


.........................................................................................................
.........................................................................................................

68

Tabel 4.8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II


.........................................................................................................
.........................................................................................................

69

Tabel 4.9 Lembar Aktivitas Anak


.........................................................................................................
.........................................................................................................

70

Tabel 4.10 Hasil Belajar Anak Siklus II


.........................................................................................................
.........................................................................................................

71

Tabel 4.11 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III


.........................................................................................................
.........................................................................................................

79
156

Tabel 4.12 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III


.........................................................................................................
.........................................................................................................

80

Tabel 4.13 Lembar Aktivitas Anak


.........................................................................................................
.........................................................................................................

80

Tabel 4.14 Hasil Belajar Anak Siklus III


.........................................................................................................
.........................................................................................................

82

vii

xi
157

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar Kerucut Pengalaman Edgard Dale

23

Gambar 3.3 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart

40

Gambar 4.1 Blok Pecahan

56

viii
158

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Grafik Peningkatan Nilai Perencanaan APKG 1

88

Grafik 4.2 Grafik Peningkatan Kinerja Guru APKG 2

89

Grafik 4.3 Grafik Peningkatan Aktivitas Anak

90

Grafik 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Anak

91

ix
159

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Siklus I


...............................................................................................
...............................................................................................

98

Lampiran 2 Lembar Observasi Kinerja Guru (APKG 1)Siklus I


...............................................................................................
...............................................................................................

104

Lampiran 3 Lembar Observasi Kinerja Guru (APKG 2) Siklus I


...............................................................................................
...............................................................................................

110

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Anak


...............................................................................................
...............................................................................................

115

Lampiran 5 Hasil Belajar Anak Siklus I


...............................................................................................
...............................................................................................

117

Lampiran 6 Soal Evaluasi


...............................................................................................
...............................................................................................

118

Lampiran 7 Lembar Kerja Anak (LKS)


160

...............................................................................................
...............................................................................................

119

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Siklus II


...............................................................................................
...............................................................................................

120

Lampiran 9 Soal Evaluasi


...............................................................................................
...............................................................................................

127

Lampiran 10 Lembar Kerja Anak (LKS)


...............................................................................................
...............................................................................................

128

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Siklus III


...............................................................................................
...............................................................................................

129

Lampiran 12 Soal Evaluasi


...............................................................................................
...............................................................................................

136

Lampiran 13 Lembar Kerja Anak (LKS)


...............................................................................................
...............................................................................................

137
161

xii
6

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN UNTUK MENGATASI


KESULITAN BELAJAR ANAK DALAM MEMAHAMI KONSEP
PERBANDINGAN PECAHAN SEDERHANA DI KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI PADASUKA IV
KECAMATAN SUMEDANG UTARA
KABUPATEN SUMEDANG

Laporan PTK

Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat


Sertifikasi Guru

Oleh
AI SUKAENAH
NIP 19590907197912 2 004

SEKOLAH DASAR NEGERI PADASUKA IV


UPTD TK/SD & PNF KEC. SUMEDANG UTARA
KABUPATEN SUMEDANG
2012
163

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN UNTUK MENGATASI


KESULITAN BELAJAR ANAK DALAM MEMAHAMI KONSEP
PERBANDINGAN PECAHAN SEDERHANA DI KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI PADASUKA IV
KECAMATAN SUMEDANG UTARA
KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

AI SUKAENAH
NIP 19590907197912 2 004

Disetujui dan disahkan oleh


Kepala SDN Padasuka IV,

YAYAT RUCHIAT,S.Pd.
NIP.19551201197806 1 001

Pengawas TK/SD dan PNF


Kec.Sumedang Utara

Drs. DADAN SOBANDI, M.M.Pd


NIP. 19650805198610 1 001

Anda mungkin juga menyukai