Anda di halaman 1dari 7

ALUMINIUM DAN SENYAWA-SENYAWANYA

Tata Nur Hepyana, Bella Febriani, Yuni Nur Azizah, Shafira Zalfa Y.B.
Lab. Kimia Anorganik Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt.1 Sekaran Gunungpati Semaraang, Indonesia
hepyanatata@gmail.com, 085640085326

Abstrak

Aluminium adalah salah satu golongan III A yang merupakan unsure logam yang berwarna
putih perak mengkilat. Aluminium merupakan 10 gram elektropositif dan diudara aluminium
merupakan logam yang tahan karat. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat-
sifat logam aluminium dan senyawa-senyawanya. Metode yang digunakan adalah mereaksikan
logam aluminium dengan asam, basa, dan oksigen. Aluminium bersifat amfoter. Logam AL jika
direaksikan dengan larutan yang bersifat asam maka akan kurang reaktif dan membutuhkan
waktu yang lama untuk bereaksi. Namun, logam Al akan cepat bereaksi dengan larutan yang
bersifat basa daripada yang bersifat asam. Logam Al yang direaksikan dengan basa juga akan
menghasilkan gas H2 yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan aluminium termasuk asam lewis.
Larutan HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari aluminium, karena lapisan oksida ini yang
menghalangi alumunium untuk bereaksi. Lapisan yang mengelupas berwarna kusam tadi
merupakan lapisan dari alumunium oksida Al 2O3. Reaksi logam aluminium dengan oksigen
menghasilkan serabut seperti jarum.

Kata kunci: aluminium, amfoter, asam lewis, sifat aluminium

Abstract

Aluminum is one of the class III A which is a silver white metal element shiny. Aluminum is 10
grams electropositive and aluminum air is a stainless metal. The purpose of this experiment was
to study the properties of aluminum metal and its compounds. The method used is reacting
aluminum metal with acid, base, and oxygen. Aluminum is amphoteric. AL metal when reacted
with an acidic solution will be less reactive and takes a long time to react. However, Al metal
will quickly react with an alkaline solution rather than an acidic one. Al-metals reacted with
bases will also produce more H2 gas. This is because aluminum includes lewis acid. HgCl2
solution can release an oxide layer from aluminum, because this oxide layer prevents aluminum
from reacting. The dull colored layer is a layer of Al2O3 aluminum oxide. The reaction of an
aluminum metal with oxygen produces a needle-like fiber.

Keywords: aluminum, amphoter, lewis acid, aluminum properties


PENDAHULUAN karena pada permukaannya terhadap
Aluminium adalah salah satu
suatu lapisan oksida yang
golongan III A yang merupakan unsure
melindungi logam dari korosi.
logam yang berwarna putih perak mengkilat.
Aluminium taan terhadap korosi
Aluminium merupakan 10 gram
karena fenomena pasivas. Pasivasi
elektropositif dan diudara aluminium
adalah pebentukaan lapisan
merupakan logam yang tahan karat.
pelindung akibat eaksi terhadap
Aluminium diproduksi dalam jumlah yang
komponen udara sehingga lapisan
besar dalam dunia industry hal ini karena
tersebutb melindungi lapisan dalam
aluminium banyak dimanfaatkan orang.
logam dari korosi. Hal tersebudapat
Proses pembuatan aluminium dalam
terjadi karena permukaan aluminium
industry dikenal dengan proses hal yang
mampu membentuk lapisan alumina
terdiri dari dua tahapan proses, yaitu tahap
bila beraksi dengan oksigen dan
pemurnian berhasil atau krolit yang
hantaran listriknya cukup baik
memanfaatkan sifat atmosfer dari aluminium
sekitar 3,2 kali daya hantar listrik
oksida dan tahap elektrolisis untuk
besi (Utama, 2009).
memeproleh aluminium murni yang Aluminium adalah logam
kemudian melalui proses lebih lanjut. putih yang liat dan dapat ditempa
Aluminium dibuat dalam bentuk tertentu bubuknya berwarna abu-abu, ia
beberapa kegunaan aluminium yaitu melebur pada 1090C. bila tekanan
digunakan dalam konstruksi pesawat dan udara, objek-objek aluminium
mobil.(Petrucci, 1987). teroksidasi pada permukaannya,
Tabel 1. Sifat-sifat Al murni menurut Surdia
tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini
dalam jurnal Syarifa
melindungi objek dari oksidasi lebih
lanjut. Asam klorida encer dengan
mudah melarutkan logam ini,
pelarutan lebih lambat dalam asam
sulfat encer atau garam nitrat encer.
3 Al + 6 H+ 2 Al 3+ 3 H2
Aluminium merupakan
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan
logam ringan yang mempunyai
menambahkan sedikit melarutkan (II)
ketahanan korosi yang sangat baik
klorida pada campuran asam pada klorida, Sejumlah garam aluminium
pekat juga melarutkan aluminium. dan seperti halnya logam golongan
2 Al + 6 HCl 2 Al3+ + 3H2 + 6Cl
( VIII A) mengkristal dan larutannya
Asam sulfat pekat melarutkan aluminium
sebagai hidrat, satu cirri utama ,
dengan membedakan belerang dioksida
2 Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 + larutan garam aluminium dalam air
6H2O bersifat asam. Karena daya tarik
Asam nitrat pekat membuat logam menjadi
akan elektron dari ion kecil dengan
positif dengan hidroksi alkali terbentuk
muatan yang tinggi dari Al3+. Ikatan
larutan tetrahidroksi aluminat.
OH dalam molekul logam H2O
2 Al + 2OH + 6 H2O [ Al (OH)4] + 3H2 +
putus. Proton dilepaskan keluar dari
3H2
Aluminium adalah logam invalen dalam lengkung koordinasi ligan H2O.
senyawa-senyawanya ion aluminium (Al3+) Sedangkan ion kompleksnya berubah
membentuk garam-garam yang tak berwarna menjadi [Al(H2O)5 OH]2+, logam
dengan anion-anion yang tak berwarna. aluminium yang dilapisi dengan
Halida nitrat dan sulfatnya larut dalam air,
oksida dapat mencegah pengkaratan
larutan air, larutan ini memperlihatkan
pada selang pH 4,5-8,3(Cotton,
reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium
1989).
sulfat dapat dibuat hanya dalam keadaan Logam merupakan logam
padat saja, dalam air terhidrolisis dan berwarna putih kerapatan dengan
membentuk (Al(OH)2) (Sugiyarto, 2001). kerapatan yang rendah mempunyai
Dua faktor yang harus
massa jenis 2,7 gram/cm3.
dipertimbangkan untuk menilai, Sifat-sifat yang dimiliki aluminium antara
kelarutan senyawa dalam air, kecil lain:
1. Ringan
ukuran dan tingginya muatan ion
Tahan korosi dan tidak beracun maka
Al3+ ini sukar larut dalam air. Contoh
digunakan untuk alat runah tangga seperti:
: Al2Cl3 bahkan AlF3 ynag
panic, wajan, dan lain-lain.
merupakan gabungan dari Al3+ dan 2. Refleksi, dalam bentuk aluminium
F yang bervalensi 1. Menunjukan fold digunakan sebagai pembungkus
kelarutan dalam air yang rendah makanan, obat, dan rokok.
3. Daya hantar listrik, dua kali besar
AlCl3, AlBr2 dan AlI2 mempunyai
dari Cu maka Al digunakan sebagai
sifat kovalen dan mudah larut dalam
kabel mtiang listrik.
air.
4. Panduan Al dengan logam lainnya (Hisika, 2001). Dengan penjelasan di
menghasilkan logam yang kuat seperti atas tentang aluminium maka
duralin ( campuran Al,Cu,Mg) untuk dilakukan percobaan untuk
pembuatan badan pesawat membuktikan sifat-sifat aluminium
5. Al sebagai reduktor untuk oksida
dan senyawa-senyawanya
MnO2 dan Cr2O2. METODE PERCOBAAN
Aluminium adalah logam yang sangat
melimpah dialam, meskipun demikian, besi Alat yang digunakan yaitu tabung
masih bias lebih banyak digunakan dari pada reaksi, gelas kimia, penjepit tabung dan
aluminium, karena dapat ongkos pembuatan pembakar spirtus.
aluminium terlalu tinggi, aluminium Bahan yang digunakan yaitu HCl

terdapat sebagai silikat, lempung, batu encer, beberapa potongan logam Al, larutan

serpih, batu tuis, dll. HgCl2 0,1M (dalam pelarut etanol), dan
Pembuatan aluminium dari larutan NaOH 0,1M.
senyawa-senyawa tersebut diatas Eksperimen yang dilakukan meliputi

memerlukan ongkos terlalu tinggi . tiga eksperimen yaitu eksperimen satu yang

lagi pula, aluminium ynag amsih meliputi reaksi dengan HCl, eksperimen

mengandung besi dan silicon tidak kedua yaitu reaksi dengan NaOH, dan

berguna sama sekali. Untungnya eksperimen yang ketiga yaitu Reaksi dengan

dialam terdapat juga bauksit Oksigen.


Eksperimen pertama yaitu reaksi
Al2O3.H2O. aluminium yang murni
logam Al dengan HCl. Hal pertama yang
diperoleh dari zat ini dengan cara
dilakukan yaitu memasukkan 2 mL HCl
elektrolida, sebelum elektrolida
encer dalam tabung reaksi. Selanjutnya,
dapat dikerjakan. Bijihnya yang
memasukkan 3-4 keping logam Al. Setelah
masih mengandung silicon dan besi
itu ditunggu 5 menit dan mengamati
harus dibersihkan lebih dahulu.
perubahannya. Jika logam Al tidak larut
Untuk maksud tersebut,
maka harus dipanaskan secara hati-hati dan
dipergunakan sifat amfoter dari
mengamati perubahan yang terjadi.
aluminium oksida yang kotor Eksperimen yang kedua yaitu reaksi
dicampur dengan larutan. Natrium logam AL dengan NaOH. Langkah pertama
hidroksida panas sehingga larut yaitu memasukkan 2 mL NaOH encer ke

berupa ion aluminat + Al(OH)4 dalam tabung reaksi. Selanjutnya,
memasukkan beberapa keeping Al ke dalam adalah meletakkan sepotong aluminium foil
tabung reaksi tersebut. Diamkan selama 5 ke dalam gelas kimia dan ditetesi dengan
menit dan cata perubahan yang terjadi. larutan HgCl2. Setelah itu dibiarkan
Namun, jika tidak terjadi perubahan maka beberapa menit, dan aluminium foil tersebut
panaskan secara hati-hati. dicuci dengan aquades. Langkah selanjutnya
Eksperimen yang ketiga yaitu
yaitu membiarkan aluminium foil tersebut di
mereaksikan logam aluminium dengan
udara terbuka dan mengamati serta mencatat
oksigen. Langkah awal yang dilakukan
perubahan yang terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Table 2. Data Pengamatan Percobaan Aluminium dan Senyawa-Senyawanya.

No Eksperimen Pengamatan Persamaan Reaksi


1 Reaksi dengan a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi 2Al(s)+6HCl(aq)
HCl perubahan.
b. Setelah pemanasan: terbentuk 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
gelembung.
2 Reaksi dengan a. Sebelum pemanasan: tidak terjadi 2Al (s)+ 2OH- (aq) + 3H2O(l)
NaOH perubahan. 2[Al (OH)4]- (aq) + H2
b. Setelah pemanasan: gelembung
gas semakin banyak. (g)

3 Reaksi dengan a. Setelah ditetesi HgCl2, Al2O3(s) + HgCl2(aq) 2Al3+(s) +


oksigen. larutan keruh dan sedikit 6Cl-(aq) + 3HgO(g)
panas.
b. Setelah Al dicuci dan Al3+(s) + 4H2O(l) [Al(H2O)4]3+(aq)
didiamkan di udara 4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g)
terbuka: warna Al 2Al2O3(s) + 16 H2O(l)
memudar dan terbentuk
jarum.
Eksperimen 1 adanya lapisan oksida yang melapisinya
Pada eksperimen ini, logam
sehingga menyebabkan reaksi berlangsung
aluminium direaksikan dengan asam kuat
lambat. Untuk menaikkan laju reaksi agar
yaitu HCl encer. Setelah direaksikan dan
reaksi dapat berjalan cepat, maka dilakukan
didamkan selama 5 menit ternyata tidak
pemanasan. Setelah dilakukan pemanasan
terjadi perubahan. Hal ini terjadi karena
terbentuk gelembung yang lebih banyak
aluminium kurang reaktif, disebabkan oleh
apabila dibandingkan dengan sebelum Dari data di atas dapat
pemanasan. Gelembung ini diketahui bahwa percobaan yang
merupakan gas hidrogen (H2). dilakukan sudah sesuai dengan
Reaksi yang terjadi yaitu: teori yang ada, yaitu timbul
gelembung gas yang lebih banyak
2Al(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
apabila dibandingkan dengan
Dari data di atas dapat diketahui
eksperimen 1 setelah dipanaskan
bahwa percobaan yang dilakukan oleh
gelembung yang timbul semakin
semua kelompok sudah sesuai dengan teori
banyak.
yang ada. Eksperimen 3
Pada eksperimen ketiga, logam
Eksperimen 2
Pada eksperimen yang kedua, logam aluminium ditetesi larutan HgCl2 dan

aluminium direaksikan dengan basa kuat didiamkan beberapa menit. Hasil percobaan

yaitu NaOH 0,1M. Setelah itu aluminium menunjukkan bahwa logam Al tersebut

dimasukkan ke dalam larutan NaOH dan mengelupas. Hal ini menunjukkan bahwa

ditunggu selama 5 menit. Berdasarkan data HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida

pengamatan, setelah 5 menit tidak terjadi yang ada pada logam Al. Setelah itu dibilas

perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teori. dengan aquades untuk membuang lapisan

Hal ini bias dikarenakan larutan NaOH yang oksidanya dan didiamkan di udara terbuka.

digunakan sudah lama dan kurangnya Setelah beberapa menit muncul serabut

pengamatan yang teliti. Setelah 5 menit lalu putih seperti jarum dari logam aluminium.

dipanaskan. Setelah dilakukan pemanasan, Penambahan HgCl2 bertujuan untuk

gelembung yang terbentuk juga semakin membersihkan lapisan oksida pada

banyak dan reaksinya berjalan dengan cepat. permukaan alumunium foil secara efektif

Hal ini dikarenakan logam aluminium lebih karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan

bereaksi dengan basa. Sifat kereaktifan lapisan oksida dari alumunium.


Reaksi yang terjadi yaitu:
logam aluminium terhadap basa disebabkan
oleh sifat aluminium sebagai asam lewis. Al2O3(s) + HgCl2(aq) 2Al3+(s) + 6Cl-(aq) +
Reaksi yang terjadi: 3HgO(g)
2Al (s)+ 2OH-(aq)+3H2O(l) 2[Al(OH)4]
Al3+(s) + 4H2O(l) [Al(H2O)4]3+(aq)
(aq) + H2 (g)
4[Al(H2O)4]3+(aq) + 3O2(g) 2Al2O3(s) + 3. Aluminium yang bereaksi dengan

16 H2O(l) oksigen akan membentuk lapisan

tipis oksida yang mampu melindungi


Pada reaksi yang pertama
kemungkinan Al terbentuk kembali dari dari oksida lebih larut.
lapisan oksidanya. Selain itu, ada HgO yang DAFTAR PUSTAKA
berperan untuk melapisi logam Al. Sehingga
Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan
HgCl2 dapat membersihkan permukaan Al
Radiokimia. Bandung: PT. Citra
dan dapat bereaksi dengan oksigen. Hal ini
Aditya Bakti.
menunjukkan bahwa percobaan yang
Cotton dan wilkinson. 1989. Kimia
dilakukan sudah sesuai dengan teori yang
Anorganik Dasar. Jakarata: UI.
ada. Aluminium akan berekasi dengan Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar
oksigen yang ditandai dengan adanya Prinsip dan Terapan Modern Jilid
serabut putih seperti jarum (teroksidasi). 3. Jakarta: Erlangga.
Sugiyarto. 2001. Kimia Anorganik 2.
Yogyakarta: UGM.
Utama. 2009. Tugas Akhir. Pengaruh
Penambahan Cu (1%, 3%, 5%)
SIMPULAN
Pada Aluminium Dengan Solution
1. Logam Al dapat bereaksi dengan
Heat Treatment Dan Natural
asam ataupun basa yang dapat Aging Terhadap Sifat Fisis Dan
Mekanisme. Surakarta: UMS
menghasilkan gas H2.
2. Larutan HgCl2 dapat membersihkan

permukaan aluminium foil.

Anda mungkin juga menyukai