FR Klavikula
FR Klavikula
FRAKTUR KLAVIKJULA
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
TEGAL
2016
1
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Alamat : desa demangharjo rt 04 rw 01 ttegal
Pekerjaan : swasta
Agama : Islam
Tgl masuk RS : 10-01-2016
Bangsal : Melatti
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : nyeri pada bahu kanan
B. Keluhan Tambahan : luka robek pada kaki kanan
C. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien post KLL pada tanggal 10-01-2016 sekitar pukul 15.30 WIB ,
datang ke IGD RS Surodadi Tegal tanggal 10-01-2016 pukul 16.30 WIB
dengan keluhan nyeri pada bahu sebelah kanan. Pasien mengenakan sepeda
motor, Pasien tersenggol truk tronton dan pasien ingin menghindari truk
tersebut, sehingga pasien terjatuh ke sebalah kanan dan menabrak trotoar
jalan. bahu pasien terbentur trotoar jalan.. Saat kejadian pasien sadar.
Setelah kejadian pasien mengeluh bahu sebelah kanan terasa nyeri dan
sulit digerakkan. Terdapat fraktur terttutup pada bahu sebelah kanan . dan
luka robek ukuran 3x1x0.5 cm di kaki kanan,serta beberapa luka lecet
D. Anamnesis Sistem :
2
Sistem Gastrointestinal : Mual (+), Muntah (+) sedikit.
3
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Primary Survey
A : tidak ada gangguan jalan napas
B : RR 20 x/menit
C : TD : 130/70 mmHg, N : 76 x/menit, akral hangat, capp refill < 2
D : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor 3mm/3mm
E : suhu 37 C, terdapat jejas pada bahu sebelah kanan.
2. Secondary Survey
Keadaan Umum : tampak lemah
Kesadaran/GCS : Compos Mentis / GCS 15 (E4M6V5)
Vital Sign :T : 110/70 mmHg
N : 76 x/menit
R : 20 x/menit
t : 37 C
A. Status Generalis
1. Kepala
Mata : Conjunctiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-, pupil isokor
3mm/3mm, Refleks Cahaya +/+
Telinga : Discharge (-)
Hidung : Discharge (-)
Mulut dan gigi : Kering pada bibir (-), pucat (-), sianosis (-)
2. Leher
Thyroid : tidak mengalami pembesaran,
Limfe : tidak mengalami pembesaran
Deviasi trakea :-
Kaku kuduk :-
3. Thorax
4
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba tak kuat angkat
- Perkusi : Batas kanan ICS V LS dextra
Batas atas ICS II LPS sinistra
Batas pinggang ICS III LPS sinistra
Batas kiri ICS V 2 cm ke medial LMC sinistra
- Auskultasi : irama reguler, bising (-), BJ I BJ II (+)
Paru
- Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi otot bantu (-)
- Palpasi : Sterm fremitus kanan = kiri,
ketinggalan gerak (-)
- Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru kanan dan
kiri
- Auskultasi : Suara dasar : vesikuler
Suara tambahan : -
Abdomen
- Inspeksi : Datar
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Perkusi : Timpani
- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
4. Genetalia : dbn
5. Ekstremitas :
Superior Inferior
Warna Sawo matang Sawo matang
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capp refill <2/<2 <2/<2
5
B. Status Lokalis
- Look : luka tertutup , bone expose (+), swelling (+), hematom
(+), false movement (+), deformitas (+).
- Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (+), pulsasi (+), akral hangat
(+), sensasi (+), capp refill (< 2)
- Move : gerakan aktif dan pasif terhambat
6
HIV Negatif
V. ASSESMENT
- Close fraktur klavikula dexstra
VI. PLANNING
Medikamentosa
a. Tatalaksana di IGD
a. Wound toilet
d. Inf.RL 20 tpm
e. Inj.ketorolac 1 A
g. Inj Ranitidin
Awasi KU/VS
Infuse RL 20 tpm.
7
Inj. Sages tam 2x1
Caltrax 2x1
Caltaro 2x1.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. A. Pendahuluan
Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa
tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan
sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal.
Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan
sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal
tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya.
Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain
itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium.
Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang
dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama
pada pergerakan. Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas
tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan. Peristiwa ini dapat terjadi
karena :
1. Peristiwa trauma tunggal.
Patah tulang pada peristiwa ini biasanya dikarenakan oleh kekuatan yang
tiba-tiba berlebihan dapat berupa pemukulan, penekukan, pemuntiran
ataupun penarikan.
2. Tekanan yang berulang-ulang.
Pada peristiwa ini tulang mengalami patah oleh tekanan yang normal
dikarenakan tulang tersebut lemah atau rapuh. Bisa disebabkan oleh penyakit
tertentu, misalnya tumor. Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi dan
9
berbeda-beda pada daerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan dibahas
mengenai patah tulang bagian klavikula.
10
dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang
menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan
fraktur.
b) Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi
infeksi.
11
b) Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.
12
f) Tipe 5 :Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa
fragmen.
E. Gambaran klinis
13
Pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan
jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan
setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan
pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap
gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen
patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna
lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang
mengikuti fraktur.
Scan tulang/
F. Penanganan
14
klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan
sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan
terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus
ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna. Selama imobilisasi pasien
diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yang
berat.
Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadwalkan 1
hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian setiap
2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. Pemeriksaan foto rontgen
tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat
proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke 4 sampai
minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang).
Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit
hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali
normal. Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :
Fraktur terbuka.
Fraktur comminuted.
15
Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya
"Verband figure of
(malunion). eight"
Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi
rasa nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik
antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan
NSAIDs seperti ibuprofen.
Penatalaksanaan :
Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu. Pemberian
analgetika.
Operatif : fiksasi internal.
G. Prognosis
Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.
16
H. Komplikasi :
A. Komplikasi akut :
b) Pneumouthorax.
c) Haemothorax.
B. Komplikasi lambat :
17
Daftar Pustaka :
18