Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian
Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan
saitolik 140 mmHg dan atau tekanan diastoliknya > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun)
dan sistolik 90 dan atau tekanan diastoliknya > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun)
(Taufan Nugroho, 2011).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur palingtidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).
B. Etiologi
Keturunan
Stres
Proses penuaan
Kelalaian
C. Klasifikasi Hipertensi Menurut Etiologinya
a) Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis
b) Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c) Hipertensi hormonal
d) Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular, neurogenik (Andy Sofyan, 2012)
D. Manifestasi Klinis
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun
berupa:
a. nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
b. penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
d. nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
e. edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler (Elizabeth
J. Corwin, 2000).
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor
kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional pada sistem
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisistas jaringan ikat, dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).

F. WOC HIPERTENSI
Etiologi

HT. primer Faktor resiko HT. Skunder

Pembuluh
darah arteri
Curah jamtung Tahanan perifer Gg. perfusi
meningkat meningkat jaringan

Intoleransi aktifitas

Stroke volume Heart rate


Defisit
perawatan diri
Vasokonstriksi
Iskhemi
Tek. Vaskuler jantung
Hipertensi
meningkat
Nyeri pada
jantung
ADO menurun
Darah ke retina
Gg. penglihatan
menurun

Tek. Pblh drh


otak meningkat Nyeri kepala

G. Komplikasi
Komplikasi/bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi :
1. Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol
dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur.
2. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak.
3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada
ginjal.
4. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O 2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).
H. Pemeriksaan Diagnostik
Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
Urinalisis rutin
Elektrolit
Glukosa darah
Hitung darah lengkap
EKG (elektrokardiografi)
I. Penatalaksanaan
Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :
a.Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke
dokter.
b.Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan.
c.Mengurangi konsumsi garam.
d.Perbanyak konsumsi sayur dan buah.
e.Mematuhi nasihat dokter.
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang tradisisonal yaitu
dengan :
1. Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga menjadi satu gelas
belimbing dan diminum setiap pagi.
2. Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas, minum 2
gelas/hari.
3. Makan 2 buah ketimun / hari atau dibuat jus
Cara membuat jus mentimun :
kg buah mentimun dicuci bersih
Dikupas kulitnya kemudian diparut
Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
Diminum setiap hari 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

Anda mungkin juga menyukai