PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer, sering diketemukan pada pria usia
1980, TRUS menjadi standar diagnostik pada bidang urologi dan radiologi.
Sekarang, alat yang digunakan memakai transduser dengan frekuensi antara 3,5
transrektal dengan berbagai bentuk dan ukuran banyak tersedia dengan diameter
15
16
terapi PPJ tidak berhubungan dengan volume prostat. Namun kadang kadang
Kelainan yang terjadi adalah pembesaran prostat yang bersifat jinak disebut
pembesaran prostat jinak (PPJ). Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal
sebagai benign prostatic hyperplasia (BPH) sering diketemukan pada pria usia
yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat.
Hiperplasia dimulai pada zona transisi kelenjar prostat (Beckman & Mynderse,
2005). Pembesaran prostat jinak ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria di atas
usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria di atas 80 tahun
(McVary, 2006).
diagnosis tidak selalu nyata pada pria dengan gejala saluran kemih bawah (lower
urinary tract symptoms atau LUTS). Ukuran prostat tidak pasti berkorelasi dengan
LUTS dan beberapa kondisi selain PPJ dapat menyebabkan LUTS (Beckman &
Mynderse, 2005).
17
urodinamik antara lain post void residual urine (PVR), Prostate Specific Antigen
volume prostat, ketebalan dinding kandung kemih, berat kandung kemih (bladder
bidang urologi terutama pada PPJ. Selain itu pemeriksaan ini nyaman, mudah,
akurat dan ketersediaanya luas di tempat pelayanan kesehatan (Ali & Mochtar,
ke dalam kandung kemih. Pembesaran prostat lobus medius dan lobus lateral akan
Protrusi ini menyebabkan obstruksi mekanik akibat fenomena ball valve, protrusi
prostat akan menjadi semacam katup yang akan menutup leher kandung kemih
pada setiap buang air kecil. Protrusi prostat tidak hanya berhubungan dengan
obstruksi urin tetapi juga memberikan informasi keparahan dari obstruksi tersebut
(Reis et al., 2008; Aganovic et al., 2012). Protrusi prostat menjadi komponen
B. Perumusan Masalah
aplikasinya terhadap pasien serta persiapan pasien yang lebih kompleks bila
pemeriksaan awal dan pilihan untuk menilai abnormalitas pada pasien dengan
dan ketersediaan alatnya lebih mudah didapatkan, serta persiapan pasien yang
C. Pertanyaan Penelitian
D. Keaslian Penelitian
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
penelitian ini dapat membantu klinisi dalam proses diagnosis, terapi dan
3. Bagi peneliti :
4. Bagi pendidikan :