09e00090 PDF
09e00090 PDF
TUGAS AKHIR
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
ii
PERSETUJUAN
Diluluskan di
Medan, September 2008
Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua Program Studi D3 FIN Pembimbing
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
iii
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
SYARIF ABDILLAH S.
052408080
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
iv
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwataala, sang penguasa
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Yang senantiasa melimpahkan
karunia-Nya dan selalu memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Sallallahualaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan
teladan bagi penulis.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
kepada Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, Ketua Jurusan DIII Fisika
Instrumentasi Bapak Drs.Syahrul Humaidi,M.Sc. Sekretaris Jurusan Departemen
Fisika Ibu Dra. Justinon,M.Si. sekaligus sebagai Dosen Pembimbing penulis dalam
penulisan dan penyusunan tugas akhir ini yang telah banyak membantu dan
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Serta kepada seluruh staf dan Dosen pengajar di Departemen Fisika FMIPA USU
yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di bangku
perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini
dimasa yang akan datang. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat kepada
para pembaca dan memberikan suatu inspirasi bagi penerapan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
v
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk merancang alat keamanan pada gedung, rumah, ataupun
sebuah ruangan, dengan menggunakan sistem pengendalian dari jarak jauh. Alarm
akan aktif dan handphone akan menghubungi pemiliknya jika ada orang yang masuk.
Menggunakan sensor cahaya yang berguna untuk pengamanan sebuah tempat
penyimpanan barang-barang berbahaya, atau untuk menjaga keamanan suatu tempat
penyimpanan barang berharga dari orang-orang yang tidak berwenang terhadap
barang-barang berharga tersebut. Konsep kerja dari alat ini menerima cahaya sebagai
input LDR yang kemudian diinverter oleh LDR juga, sehingga pada saat ada cahaya
yang diterima oleh LDR1, panggilan ini tidak akan bekerja namun akan bekerja pada
saat tidak ada cahaya yang diterima oleh LDR1. LDR2 digunakan sebagai pemicu
pada rangkaian monostabil timer 555. Untuk melakukan pengendalian ini digunakan
handphone sebagai media komunikasinya. Sinyal dari handphone akan diperkuat oleh
Op Amp dan masuk ke DTMF, kalau ternyata sinyal yang diterima merupakan
kombinasi nada yang sesuai dengan ketentuan, DTMF akan mengeluarkan kode biner
sesuai dengan kombinasi nada tersebut. Keluaran dari DTMF ini akan diproses oleh
mikrokontroller AT89S51. Pada mikrokontroler telah dimasukkan program yang akan
mengeksekusi perintah dari DTMF untuk menjalankan saklar yang terhubung pada
pintu.Dengan cara demikian rumah dapat dipantau dari jarak jauh sehingga keamanan
rumah dapat terjaga.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
vi
DAFTAR ISI
Persetujuan ............................................................................................................ ii
Pernyataan............................................................................................................... iii
Penghargaan ........................................................................................................... iv
Abstrak ................................................................................................................... v
Daftar isi ................................................................................................................. vi
Daftar Tabel ......................................................................................................... viii
Daftar Gambar ........................................................................................................ ix
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
vii
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
viii
DAFTAR TABEL
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
ix
DAFTAR GAMBAR
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Dimasa sekarang ini peradapan manusia tentang moral dan pola pikir sudah banyak
yang menyimpang, sehingga satu sama lain tidak lagi memperdulikan nilai-nilai hak
Diantaranya adalah keamanan rumah, gedung atau ruangan yang memiliki nilai
penting bagi pemilik. Setiap orang juga menginginkan rasa nyaman jika meninggalkan
tempat yang dianggap penting tersebut dan tetap bisa mengontrolnya tanpa
keterbatasan jarak.
tempat-tempat yang diinginkan tersebut, namun itu belum cukup untuk memberikan
rasa aman jika kita berada di luar atau keterbatasan jarak dari tempat kejadian
Dalam masalah tersebut diatas penulis tertarik untuk membuat alat yang dapat
melindungi harta milik dengan penjagaan secara elektronik dan dapat dikendalikan
dari jarak jauh Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat sistem
pengaman yang lebih baik dari sistem pengamanan seperti tersebut di atas dan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
2
Pada alat ini akan digunakan sebuah rangkaiam monostabil dengan IC timer
555 dan dengan mikrokontroler AT89S51, sebuah rangkaian DTMF decoder dan
mengendalikan seluruh sistem yang akan dikehendaki. Sensor optik digunakan untuk
mendeteksi adanya bayangan yang melewati areal tertentu, dan DTMF decoder
berfungsi untuk menterjemahkan data tone dari handphone sebagai input password
yang benar.
a. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga
terhadap realita.
sebagai berikut:
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
3
a. Cara kerja rangkaian yang meliputi analisis rangkaian pada tiap blok, serta
b. Pemanfaatan sensor optik (LDR) dan IC Timer sebagai suatu komponen pada
basis AT 89S51.
Data-data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh melalui beberapa
metode. Adapun metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan.
Penulis mengumpulkan data dan teori yang dibutuhkan dalam penulisan tugas
akhir melalui buku-buku dan referensi lainnya yang berkaitan dengan tugas
akhir ini.
yang bersangkutan
3. Pengujian Alat.
Data diperoleh setelah alat yang dibuat diuji dan diambil kesimpulan kemudian
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
4
keamanan ruangan.
BAB I PENDAHULUAN
dan keunggulan sensor yang digunakan, teori pendukung itu antara lain
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
5
pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah
pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar kita. Sensor
yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah LDR. LDR adalah singkatan dari light
LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak
LDR merupakan sebuah sensor jenis semikonduktor yang dibuat dari cadmium
selenoide dan timah sulfida. Sebuah light dependent resistor (LDR) terdiri dari sebuah
piringan bahan semilkonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. LDR
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
7
tergantung pada cahaya, artinya nilai tahanannya akan berubah-ubah apabila terkena
Dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya
mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia
sedikit elektron bebas untuk mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti bahwa, bahan
bersifat sebagai konduktor yang buruk untuk arus listrik. Dengan kata lain, nilai
Di bawah cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron yang melepaskan
diri dari atom-atom bahan semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak elektron bebas
yang dapat mengalirkan muatan listrik. Dalam keadaan ini, bahan bersifat sebagai
konduktor yang baik. Semakin terang cahaya yang mengenai bahan, semakin banyak
elektron bebas yang tersedia, dan semakin rendah pula tahanan listrik bahan.
Prinsip kerjanya bila sinar atau cahaya mengenai permukaan yang kondusif
dari LDR, maka tahanannya menjadi lebih kecil dan arusnya menjadi lebih besar
sedangkan bila tidak ada sinar yang mengenai permukaan maka nilai tahanannya akan
menjadi besar tergantung dari intensitas cahaya yang masuk pada permukaan kondusif
dari LDR.
Sebuah LDR dirangkai seri dengan satu resistor yang nilainya dapat diubah
dan satu resistor yang nilainya tetap. Rangkaian seri ini berfungsi sebagai pembagi
tegangan.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
8
Saat LDR terkena cahaya tegangan yang ada pada resistor R1 menjadi besar
karena tahanan pada R1 lebih besar dari tahanan LDR akibatnya transistor dalam
keadaan saturasi (jenuh), dan tegangan kolektor TR (Vc) sebesar 0 VOLT. Tegangan
0 Volt ini tidak menggerakan SCR sehingga SCR dalam keadaan off dan relay tidak
Pada saat LDR tidak terkena cahaya maka tegangan yang ada pada R1 menjadi
kecil. Karena nilai tahanan pada LDR menjadi lebih besar daripada tahanan R1.
akibatnya transistor berubah menjadi cut off (terputus) dan tegangan kolektor R1 (Vp)
menjadi sama dengan Vcc. Tegangan ini dapat menggerakkan SCR, sehingga SCR
yang besarnya sebanding dengan jumlah cahaya yang masuk. Orde khas pertambahan
penerangan sebesar 0,7 ampere untuk setiap pertambahan setiap 1 fc (foot candle),
IC timer 555 adalah salah satu komponen yang sangat luas pengunaannya. Komponen
ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Sugnetic, tetapi saat ini sudah
sangat baik terhadap perubahan suhu atau temperatur. Pada umumnya IC ini
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
9
memberi umpan atau sumber detak (oscilator) pada IC digital atau untuk keperluan
lain. Misalnya NE 555 untuk alarm multiguna, signal injektor, penguji hubungan,
saklar sentuh, timer lampu FF, frekuensi meter, pengacau frekuensi, otak rangkaian
power amplifier, regulator pada power adaptor (dapat berfungsi seperti IC Power
Amplifier dan Power Adaptor), pengusir serangga, organ elektronik dan lain-lain.
Contoh tipe IC -nya NE 555, NE 556 (dua NE 555), M7555 dan sebagainya.
IC logika biasanya dikendalikan oleh suatu detak (Clock) dari sumber detak
memeriksa keluaran detak dari NE 555, periksa pin 3 dari IC NE 555, sudah
dan komparator yang dirangkai dengan komponen digital (R-Sflip-flop). 555 yang
pertama diproduksi oleh Signetics yaitu tipe SE-555 yang bekerja pada -55C s.d.
125C dan NE-555 yang bekerja pada 0C-70C. Kemudian 555 diproduksi dengan
desain yang berbeda meliputi LM555, 556(versi dual), dan LMC-555(versi CMOS).
Timer 555 beroperasi pada power supply dc +5v s.d. +18V dengan stabilitas
Timer 555 dapat beroperasi baik sebagai monostabil maupun astabil. Keluaran
gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50
99.9% dan frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
10
Operasi monostabil (gambar) membutuhkan masukan pulsa trigger pada pin2 dari IC
555. Masukan trigger berupa drop level tegangan lebih dari+2/3Vcc menuju tegangan
Rangkaian 555 terdiri atas dua buah komparator tegangan (COMP1 dan
COMP2), sebuah flip-flop kontrol R-S(reset/set) yang dapat direset dari luar melalui
pin 4, sebuah penguat pembalik output (A1), dan sebuah transistor discharge (Q1).
Level bias kedua kompartor ditentukan oleh resistor-resistor pembagi tegangan (Ra,
Rb, dan Rc) yang terdapat antara Vcc dan ground. Input inverting komparator1 diberi
masukan 2/3Vcc dan input noninverting dari komparator2 diberi masukan 1/3Vcc.
Ground (pin1)
Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada
Trigger (pin2)
Masukan trigger biasanya dijaga pada tegangan lebih dari 1/3Vcc agar output
pin3 dari IC555 low. Jika masukan trigger menjadi low (<1/3Vcc) mengakibatkan
output pin3 menjadi high. Otput pin3 akan bertahan high selama masukan
triggernya low, tetapi tidak serta merta menjadi low ketika pin2 kembali high.
Output (pin3)
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
11
sourcing(keluar) hingga 200mA. Tidak seperti IC lain yang biasanya hanya dapat
Sebuah beban luar (Rl) dihubungkan antara output 555 dan Vcc.Maka, arus hanya
akan mengalir melalui beban tersebut jika output 555 dalam keadaan low. Pada
saat tersebut Rl dgroundkan melalui pin1 sehingga mengalir arus Rs1 dari pin3 ke
pin1(ground).
RL dihubungkan antara pin3 dan ground, maka ketika output pin3 high maka Rl
Reset (pin4)
Pin reset ini terhubung dengan input preset dari R-S flip-flop kontrol. Jika pin4
diberi masukan low output dari 555 akan serta merta menjadi low. Biasanya, jika
tidak digunakan pin4 dihubungkan ke Vcc untuk menjaga agar tidak terjadi keadaan
low.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
12
akan mengubah duty cycle outputnya. Jika pin5 tidak digunakan harus dihubungkan
TreshHold (pin6)
output komparator1 akan low, output flip-flop low(Q-), output pin3 high.
Sebaliknya jika >2/3Vcc output komparator1 akan high, output Flip-flopnya high,
Discharge (pin7)
Pin ini terhubung ke kaki kolektor transistor NPN Q1 dan kaki emiter Q1
terhubung ke groud, basis Q1 terhubung dengan Qnot R-S flip-flop. Ketika output 555
high maka Qnot low menyebabkan resistansi CE sangat besar sehingga Q1 off.
Q1 on. Dengan kata lain, pin7 grounded (arus mengalir dari pin7 lewat CE ke pin1)
Vcc(pin8)
Vcc (sumber tegangan dc) dihubungkan antara pin8 dengan pin1 (ground).
sebuah pulsa dengan periode tertentu ketika dipicu dengan sebuah pulsa masukan.
Output dari oneshot akan seketika menuju high mengikuti pulsa pemicunya (trigger)
dan akan tetap high sesuai dengan periodenya. Ketika periodenya telah habis maka
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
13
outputnya akan kembali low. Outpt oneshot akan tetap low sampai ada trigger
tertentu oleh pembagi tegangan yang dirangkai seri (Ra,Rb,Rc). Input inverting
noninverting komparator1 melalui pin6. Pin7 juga dihubungkan dengan pin6 yang
transistor.
komparator2 akan mendapat tegangan sebesar Vcc/3. Hal tersebut menyebabkan R-S
flip-flop dalam kondisi reset, sehingga output Qnot-nya high. Oleh karena flip-flop
terhubung pada output pin3 melalui sebuah penguat pembalik (A1) maka keluaran 555
low. Pada kondisi tersebut kapasitor mengisi (charging).Qnot dalam kondisi high
C1. Maka pada kondisi ini kapasitor melepas muatan (discharge) sehingga Vc=0.
Apabila pin2 dieri masukan trigger, pada saat pulsatrigger bergerak menuju
tegangan kurang dari 1/3Vcc seperti yang terlihat pada gambar, maka input
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
14
komparator2 akan high. Pada saat itu, fip-flop dalam kondisi set, sehingga keluaran
Qnot-nya low dan keuaran 555 high. Karena output Qnot-nya low, berarti
transistor dalam kondisi off. Arus mengalir dari Vcc ke ground melalui kapasitor C1.
Dengan kata lain, kapasitor kembali mengisi.(gambar). Tegangan kapasitor akan terus
naik hingga mencapai 2/3Vcc, di mana pada saat Vc=2/3Vcc keluaran komparator1
menjadi high dan menyebabkan flip-flop reset dan keluaran 555 kembali low.
Keluaran 555 tersebut akan tetap bertahan sampai ada masukan trigger lainnya.
interval waktu off-on pulsa outputnya. Kapasitor akan memerlukan waktu tertentu
untuk pengisian atau pelepasan muatan melalui resistor. Waktu tersebut dapat
dijelaskan dan dihitung dari nilai resistan dan kapasitas yang diberikan. Persamaan
periode pulsa untuk 555 tergantung pada waktu yang diperlukan oleh kapasitor pada
saat mengisi hingga mencapai tegangan 2/3Vcc yang diberikan oleh konstanta waktu
RC. Dengan demikian, jika tegangan kapasitor besarnya e = E(1 - (-t/RC)), dapat
2/3 = 1 - (-t/RC)
-1/3 = -(-t/RC)
1/3 = (-t/RC)
ln(1/3) = -t/RC
-1.0986123 = -t/RC
t = 1.0986123RC
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
15
t = 1.1RC
Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus, terdiri dari suatu rangkaian
switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan suatu rangkaian trigger. Relay
memiliki tegangan dan arus nominal yang harus dipenuhi output rangkaian pendriver
atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus DC.
Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan
pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak
menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami
gaya listrik magnet sehingga berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub
asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan
relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau Normaly OFF, bila tidak
ada lagi arus yang mengalir padanya, posisi normal relay tergantung pada jenis relay
yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan yang diinginkan
c. Change Over (CO), relay ini mempunyai saklar tunggal yang nomalnya
tertutup yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke
terminal A, sebaliknya bula kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung
ke terminal B.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
16
Sebuah relay yang tipikal dari jenis ini dapat diaktifkan dalam waktu sekitar 10
ms. Sebagian besar relay modern ditempatkan di dalam sebuah kemasan yang
untuk pensaklaran DC selalu jauh lebih rendah, seringkali bahkan hanya setengah,
atau tegangan tinggi .Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk
arus besar (>5 A). Dalam hal ini, penggunakan relay sangatlah tepat. Relay berfungsi
Keuntungan relay :
Kekurangan relay :
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
17
microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru.
Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan transistor
yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi
secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah
memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat
bantu dan mainan yang lebih canggi serta dalam bidang pendidikan.
program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya),
Microcontroller hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer
disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antar muka
perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan Pada
control disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
18
keluaran Atmel. Jenis Microcontroller ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk
program itu sendiri terdapat beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan
sebagai berikut :
o Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi
internal)
o Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan
frekuensi 12 MHz.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
19
dan 1 kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 micro-fard dan resistor 10 kilo Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian riset. Dengan adanya rangkaian riset ini
AT89S51 otomatis diriset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan
Microcontroller.
kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai
Ada berbagai jenis ROM. Untuk Microcontroller dengan program yang sudah
baku dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC
menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
20
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash
Memori data yang disediakan dalam chip AT*(S51 sebesar 128 kilo byte
meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup.
yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data
seri (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1. pada kaki nomor
2 dan 3, sehingga kalau sarana input/output bekerja menurut fungsi waktu. Clock
penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang
diumpan dari luar lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5,
sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0
dan T1 dipakai.
adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini
berhimpitan dangan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur
input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.
Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang
secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register
(SFR).
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
AT89S8252 21
1 40
P1.0 Vcc
2
P1.1 39
3 P0.0 (AD0)
P1.2 38
4 P0.1 (AD1)
P1.3 37
5 P0.2 (AD2)
P1.4 36
6 P0.3 (AD3)
P1.5 35
7 P0.4 (AD4)
P1.6 34
8 P0.5 (AD5)
P1.7 33
P0.6 (AD6)
9 32
RST P0.7 (AD7)
10 31
P3.0 (RXD) EA/VPP
11 30
P3.1 (TXD) ALE/PROG
12 29
P3.2 (INT0) PSEN
13
P3.3 (INT1) 28
14 P2.7 (A15)
P3.4 (T0) 27
15 P2.6 (A14)
P3.5 (T1) 26
16 P2.5 (A13)
P3.6 (WR) 25
17 P2.4 (A12)
P3.7 (RD) 24
P2.3 (A11)
18 23
XTAL2 P2.2 (A10)
19 22
XTAL1 P2.1 (A9)
20 21
GND P2.0 (A8)
Suplai tegangan
Ground
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun
penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini
dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai
Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
22
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat
mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull
up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga
RST (pin 9)
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
23
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat
selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG)
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada
bahasa ini hanya ada 51 instruksi. Instruksi instruksi tersebut antara lain :
1. Instruksi MOV
Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register
MOV R0,#20h
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
24
MOV 20h,#80h
...........
............
MOV R0,20h
Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20
alamat.
2. Instruksi DJNZ
MOV R0,#80h
Loop: ...........
............
DJNZ R0,Loop
............
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan
3. Instruksi ACALL
.............
ACALL TUNDA
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
25
.............
TUNDA:
.................
4. Instruksi RET
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
RET
Loop:
.................
..............
JMP Loop
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
Loop:
JB P1.0,Loop
.................
7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
Loop:
JNB P1.0,Loop
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
26
.................
Loop:
................
CJNE R0,#20h,Loop
................
Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin
Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan
instruksi selanjutnya..
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
27
BAB III
RANCANGAN SISTEM
metode calling cellular terdiri dari tujuh ( 7 ) blok rangkaian utama.ponsel server
diterima oleh ponsel penerima dan mengirimkan datanya ke rangkaian DTMF decoder
untuk diterjemahkan. Data digital yang di hasilkan oleh DTMF decoder merupakan
hasil terjemahan data multi frekuensi yang dihasilkan oleh ponsel. Data data digital
inilah yang nantinya akan diproses dan selalu dibandingkan nilainya apakah sesuai
dengan yang ditetapkan atau tidak. Input dari sensor memicu rangkaian monostabil
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
28
Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari tiga keluaran, yaitu (+) 5 volt, (+) 12
volt dan () 12 volt. Keluaran (+) 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh
rangkaian, keluaran (+) 12 volt digunakan untuk menghidupkan relay dan keluaran (-)
Trafo yang digunakan adalah trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan
masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP
TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada
rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan (+) 12 volt DC langsung dihasilkan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
29
oleh regulator tegangan LM7812. Dan tegangan (-) 12 volt dihasilkan oleh regulator
tegangan LM7912
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada.
Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena
dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi
program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke
tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang
merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai
multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program
eksternal. Pada port 0 ini masing masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
30
Resistor 4k7 ohm yan dihubungkan ke port 0 befungsi sebagai pull up( penaik
tegangan ) agar output dari mikrokontroller dapat mntrigger transistor. Pin 1 sampai 8
adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3.
Pin 39 yang merupakan P0.0 dihubungkan dengan sebuah resistor 330 ohm dan
sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakah rangkaian minimum
tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 39
sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum
tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground
pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah nada tone yang diterima menjadi 4
bit data biner. Rangkaian DTMF decoder datunjukkan oleh gambar berikut ini :
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
31
merupakan IC DTMF decoder. IC ini akan merubah tone yang ada pada inputnya
menjadi 4 bit data biner. Jika tone yang diterimanya tone 1, maka output dari
rangkaian ini adalah 0001, tone yang diterimanya tone 2, maka output dari rangkaian
ini adalah 0010, demikian seterusnya. Output dari rangkaian ini akan dihubungkan ke
instruksi selanjutnya
Input rangkaian ini dihubungkan dengan penguat sehingga sinyal (tone) yang
berasal dari HP akan diinputkan ke pin 2 dari IC ini. Rangkaian penguat ini berfungsi
untuk menguatkan sinyal yang diterima oleh HP (kabel speaker pada hansfree).
Karena sinyal yang diterima oleh HP sangat kecil, sehingga dibutuhkan penguat.
Komponen utama dari rangkaian penguat ini adalah Op Amp 741, yang merupakan IC
R2 220.000
Pengua tan A 733 kali
R1 300
Agar dapat membuka pintu secara otomatis pada alat ini digunakan sebuah
motor stepper.dan untuk dapat mengendalikan arah perputaran dan kecepatan motor
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
32
Driver ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah dengan jarum jam atau
berlawanan arah dengan jarum jam. Rangkaian ini akan dikendalikan oleh
input dari rangkaian driver motor stepper tersebut, maka pergerakan motor stepper
Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan dan empat
AT89S51 dan keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian ini akan bekerja
memutar motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4
masukannya.
Rangkaian ini terdairi dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing
transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S51.
Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus
yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan yang terdapat pada
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
33
Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122
mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan
dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke
kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini
akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan
Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip
dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet
pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang
terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih
kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high
diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper
akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.
Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,
maka logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara
IC 555 digunakan sebagai basis dari sebuah rangkaian monostabil. Berikut ini adalah
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
34
Hand
Phone
Panjang pulsa yang dihasilkan ditentukan oleh resistor pewaktu (timing) R dan
Input pemicu pada pin 2, dalam keadaan normal, berada pada level tegangan
memungkinkan hal ini. Rangkaian timer (pewaktu) dipicu menjadi aktif oleh sebuah
oleh sebuah pulsa rendah yang sangat singkat yang berasal dari saklar pemicu.
Output dari rangkaian ini akan mengaktifkan relay selama lebih kurang dua
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
35
Output rangkaian (pin 3) biasanya berada pada level 0 V. Output ini akan naik
dalam sekejap hingga mencapai level tegangan catu positif, ketika timer dipicu
menjadi aktif . Output akan jatuh, juga dalam sekejap, ke titik 0 V di akhir pulsa.
sebuah relay ketika cahaya dari lingkungan sekitar mulai meredup. Rangkaian ini
merupakan satu bagian dari sebuah sistem keamanan, yang berfungsi untuk
Bagian sensor cahaya dapat berupa sebuah rangkaian pembagi tegangan, yang
terdiri dari sebuah LDR dan sebuah resistor. Arus output dari sensor mengalir ke
bagian saklar, yang terdiri dari sebuah LED dan sebuah LDR yang tersambung ke
arus ke sebuah relay dan ke sebuah resistor lainnya yang terhubung seri ke relay.
Akibat cahaya dari LED yang mengenai permukaan kondusif dari LDR, maka
tahanannya menjadi lebih kecil dan arusnya menjadi lebih besar sehingga rangkaian
ini dapat dimanfaatkan sebagai input pemicu rangkaian monostabil timer 555,
sedangkan bila tidak ada sinar yang mengenai permukaan maka nilai tahanannya akan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
36
menjadi besar tergantung dari intensitas cahaya yang masuk pada permukaan kondusif
dari LDR2.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
37
BAB IV
berikut:
Loop:
Setb P0.0
Acall tunda
Clr P0.0
Acall tunda
Sjmp Loop
Tunda:
Mov r7,#255
Tnd: Mov r6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,tnd
Ret
selama 0,13 detik kemudian mematikannya selama 0,13 detik secara terus
menerus. Perintah Setb P0.0 akan menjadikan P0.0 berlogika high yang menyebabkan
transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda akan menyebabkan LED ini
hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P0.0 akan menjadikan P0.0 berlogika low
yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall
tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
38
akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut
tampak berkedip.
12
membutuhkan waktu = 1 mikrodetik.
12 MHz
MOV 2 2 x 1 d = 2 d
Rn,#data
DJNZ 2 2 x 1 d = 2 d
RET 1 1 x 1 d = 1 d
Tunda:
mov r7,#255
Tnd:
mov r6,#255
djnz r7,loop3
djnz r2,loop8
ret
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan program di atas adalah 130.054 detik
mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
39
Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan dan empat keluaran,
motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4 masukannya.
Rangkaian ini terdiri dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing transistor
dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S51. Basis dari
masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus yang masuk
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
40
Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122
mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan
dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke
kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini
akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan
Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip
dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet
pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang
terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih
kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high
diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper
akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.
Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,
maka logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara
Program yang diberikan pada driver motor stepper untuk memutar motor
mov a,#11h
putar:
mov P0,a
acall tunda
Rl a
jmp putar
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
41
Program diawali dengan memberikan nilai 11h pada pada accumulator (a),
kemudian program akan memasuki rutin buka pintu. Nilai a diisikan ke port 0,
sehingga sekarang nilai port 0 adalah 11h. Ini berarti P0.0 dan P0.4 mendapatkan
logika high sedangkan yang lainnya mendapatkan logika low, seperti table di bawah
ini,
ini akan memutar nilai yang ada pada accumulator (a), seperti tampak pada table di
bawah ini,
a 0 0 0 1 0 0 0 1
Rl
a 0 0 1 0 0 0 1 0
Dst..................
Gambar 4.2 Perputaran Nilai pada Accumulator
Nilai pada accumulator (a) yang awalnya 11h, setelah mendapat perintah Rl
a, maka nilai pada accumulator (a) akan merubah menjadi 22h. Kemudian program
akan melihat apakah kondisi sensor buka pintu dalam keadaan high (1) atau low (0).
Nilai yang ada pada accumulator (a), akan kembali diisikan ke port 0, maka
nilai di port 0 akan berubah menjadi 22h, ini berarti P0.1 dan P0.5 mendapatkan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
42
logika high sedangkan yang lainnya mendapatkan logika low, seperti table di bawah
ini,
Sebelumnya telah dibahas bahwa P0.0, P0.1, P0.2, dan P0.3 dihubungkan ke masukan
driver motor stepper, dengan program di atas maka P0.0, P0.1, P0.2, dan P0.3 akan
mendapatkan nilai high (1) secara bergantian. Hal ini menyebabkan motor stepper
akan berputar membuka pintu.Hal yang sama juga berlaku ketika motor berputar
kaearah sebaliknya, perbedaannya hanya pada perintah rotate. Jika pada perintah
berlawanan arah jarum jam digunakan rotate left ( Rl ), maka pada perintah searah
jarum jam digunakan perintah rotate right ( Rr). Perputaran perintah Rr diperlihatkan
a 1 0 0 0 1 0 0 0
Rr
a 0 1 0 0 0 1 0 0
Dst...................
Gambar 4.3. Perputaran Perintah Rr
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan
pada input dari Op-Amp dan tegangan pada outputnya. Dari hasil pengukuran didapat
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
43
Dari data yang ada, didapatkan penguatan yang dihasilkan oleh rangkaian sebesar 191
kali untuk kondisi tidak ada sinyal dan 105 kali penguatan untuk kondisi ketika ada
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan mengubungkan input dari
speaker pada HP. Selanjutnya tombol pada HP ditekan dan dilihat outpunya. Dari
3 ON ON OFF OFF
5 ON OFF ON OFF
6 OFF ON ON OFF
7 ON ON ON OFF
9 ON OFF OFF ON
0 OFF ON OFF ON
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
44
* ON ON OFF ON
# OFF OFF ON ON
Pengujian rangkaian ini dengan menyambungkan LDR pada bagian pemicu rangkaian,
jika LDR ini menerima cahaya maka rangkaian ini akan terpicu dalam sekejap.
Keluaran dari kaki 3 IC timer 555 ke saklar relay. Selanjutnya dari relay menyaklar
Panjang pulsa yang dihasilkan ditentukan oleh resistor pewaktu (timing) R dan
t = 1,1RC
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menutupi permukaan LDR
ataupun memberi bayangan pada LDR1, selanjutnya LED yang dirangkai melalui
yang berasal dari LED tersebut diarahkan ke LDR2, maka tahanan pada LDR tersebut
akan menjadi lebih kecil dan arusnya menjadi lebih besar, sehingga rangkaian
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Nilai tahanan LDR akan berubah apabila terkena cahaya yang diterima.
monostabil.
2. Panjang pulsa yang dihasilkan oleh rangkaian monostabil timer 555 ditentukan
oleh resistor pewaktu (timing) R dan kapasitor pewaktu C. Panjang pulsa itu
3. DTMF decoder dapat merubah tone yang ada pada inputnya menjadi 4 bit data
mikrokontroler dapat mengenali data yang dikirimkan oleh rangkaian ini untuk
diinginkan
transistor mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktif. Hal ini akan
mendapatkan tegangan 0 volt dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini akan menarik logam yang ada
pada motor stepper, sehingga motor stepper mengarah pada kumparan yang
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
46
5.2 Saran
berasal dari cahaya sinar laser, karena cahaya ini tidak begitu jelas terlihat oleh
mata.
3. Sumber arus listrik yang digunakan sebaiknya berasal dari baterai, hal ini
kontrol otomatis dari jarak jauh, dan agar rangkaian yang digunakan tidak
terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
47
DAFTAR PUSTAKA
Fay, Paul, Roy Pickup, Clive Braithwaite dan Jeffry Hall. Pengantar Ilmu
2008.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009