1. PRODUK
Konsumen membeli produk karena mereka menyukai apa yang dapat dilakukan produk
tersebut kepada mereka, baik secara fisik maupun emosional. Suatu produk harus mencakup
ciri khas yang tepat dan menawarkan manfaat yang tepat. Ciri khas (feature) produk adalah
kualitas, berwujud dan tidak berwujud, yang ditanamkan oleh perusahaan ke dalam
produknya
Bauran Produk adalah kelompok produk yang dibuat oleh suatu perusahaan agar tersedia
untuk dijual. Misalnya PT. Sharp Indonesia membuat televisi, mesin cuci, home theater,
kulkas, ac.
Lini Produk adalah sekelompok produk yang serupa yang ditujukan untuk sekelompok
pembeli yang serupa yang akan menggunakan mereka dengan cara yang serupa, misalnya
mobil BMW ada bermacam macam seri, HP Nokia bermacam-macam seri dan melayani
berbagai segmen, dll.
Pengembangan lini produk bisa ke atas dan ke bawah, sedangkan bauran produk bisa melebar
contohnya PT. Unilever
Mengembangkan produk baru, merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan atau merek. Pengembangan produk atau merek biasanya dilakukan oleh divisi
R&D (riset dan pengembangan).
Tujuh Tahap Proses Pengembangan
1. Gagasan Produk : didapat dari konsumen, internal perusahaan, pesaing, badan penelitian
dari luar perusahaan.
2. Penyaringan : usaha untuk menghilangkan seluruh gagasan yang tidak berhubungan
dengan kemampuan, keahlian atau tujuan perusahaan.
3. Pengujian konsep dengan menggunakan riset pasar untuk mendapatkan input dari
konsumen.
4. Analisis bisnis: perbandingan biaya dan manfaat untuk melihat apakan produk tersebut
memenuhi tujuan profitabilitas minimum.
5. Pengembangan prototipe / sample
6. Pengujian produk dan uji pemasaran
7. Komersialisasi.
Produk yang baru tahap perkenalan kemudian mati contohnya Nasi Instant - Tara Nasiku dari
Unilever dikembangkan lagi oleh pesaingnya yaitu Nasi Instant dari Garuda Food, Chatz
Mie, mie untuk anak muda.
Menyesuaikan Strategi Pemasaran selama Daur Hidup
Pengemasan : Wadah fisik yang memuat produk yang akan dijual, diiklankan atau dilindungi.
Pengemasan berperan sebagai suatu iklan dalam toko yang dapat membuat produknya terlihat
menarik, memamerkan nama merek, mengidentifikasi ciri dan manfaatnya, mengurangi
resiko kerusakan, pecah, pembusukan, pencurian barang-barang kecil.
Pelabelan produk: Bagian dari pengemasan produk yang mengidentifikasikan nama, produsen
dan isinya.
2. STRATEGI HARGA
Penentuan harga adalah proses menentukan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam
penjualan produknya.
= RUMUS ..........(MODUL)
Markup dapat dilihat juga sebagi persentase dari biaya. Markup Rp. 40.000,- merupakan 40%
dari biaya Rp. 100.000,- untuk sepasang sepatu(Rp. 40.000,- / Rp. 100.000,- )
Biaya tetap : biaya yang tidak dipengaruhi oleh kuantitas suatu produk yang diproduksi atau
dijual misalnya biaya penerangan, upah pegawai, sewa toko, asuransi, dll
Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sejalan dengan kuantitas suatu produk yang
diproduksi atau dijual misalnya biaya pembelian produk, biaya pengiriman.
Jadi jika toko menjual kurang dari 375 pasang perbulan akan rugi, jika lebih akan merupakan
keuntungan.
Strategi Penetapan Harga :
1. Penetapan Harga Produk yang telah beredar memiliki tiga piilihan yaitu:
- Penetapan harga di atas harga pasar yang berlaku bagi produk-produk serupa.
- Penetapan harga di bawah harga pasar
- Penetapan harga pada atau di dekat harga pasar
Pemimpin harga (price leaders) yaitu perusahaan dominan yang menetapkan harga-harga
produk yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain.
2. Penetapan harga produk baru, ada dua macam kebijakan yaitu penetapan harga yang sangat
tinggi ( penetapan harga mengapung / price skimming) atau penetapan harga yang sangat
rendah ( penetapan harga penetrasi / penetration pricing).
Penetapan harga mengapung adalah menetapkan suatu harga tinggi di awal untuk mendukung
biaya-biaya produk baru dan menghasilkan laba. Skimming berhasil dilakukan bila tenaga
pemasaran dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat berbeda dari produk lain
yang telah ada di pasaran contohnya: HP, kamera digital.
Penetapan harga penetrasi yaitu menetapkan suatu harga rendah di awal untuk mendukung
suatu produk baru di pasar agar menarik minat konsumen dan mendorong pembelian
percobaan dari suatu produk baru misalnya makanan, kue.
2. Penetapan harga psikologis yaitu taktik penetapan harga yang mengambil manfaat dari
fakta bahwa konsumen tidak selalu menanggapi harga yang secara rasional tercantum. Salah
satu jenis penetapan harga psikologis adalah penetapan harga ganjil-genap yaitu taktik
penetapan harga yang didasarkan pada pengetahuan bahwa pelanggan memilih harga-harga
yang tercantum dalam jumlah rupiah yang pas misalnya Rp. 19.900 daripada Rp. 20.000,-,
Rp. 399.900 daripada Rp. 400.000,-
3. Pendiskonan yaitu pengurangan harga yang ditawarkan sebagai suatu intensif terhadap
pembelian untuk meningkatkan penjualan.