Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa kehamilan maka kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi
ibu selama hamil.

2.1 Penilaian Status Gizi Pada Ibu Hamil

2.1.1 Penilaian status gizi ibu hamil berdasarkan Berat Badan

Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan selama kehamilan
berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksikan berat
badan lahir rendah bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil atau
kenaikan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan tidak cukup
banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR.

Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi


untuk setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama
kehamilan, ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon
bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan
proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu khawatir bila badannya menjadi
besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik
dan sehat bagi kehamilan.10
Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari
tinggi badan dan berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta,
dan kualitas diet makan sebelum dan selama kehamilan. Berdasarkan dari
perhitungan BMI (body mass index), peningkatan berat badan selama
kehamilan tergantung dari berat badan sebelum hamil. Perhitungan BMI
menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan untuk memperkirakan
jumlah total lemak dalam tubuh.10 Dengan BMI juga dapat dipakai untuk
menilai adanya risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainya secara
umum.10
Berat badan sebelum kehamilan( kg)
BMI =
Tinggi badan ( m ) x tinggi badan(m)

Misalnya: berat badan sebelum kehamilan = 50 kg, tinggi badan = 1,6 m.


50 50
Maka perhitungan BMI = 1,6 x 1,6 = 2,56

Hasil BMI = 19,53


Tabel Peningkatan berat badan menurut tingkat status gizi
Nilai BMI Penilaian berat Total peningkatan
badan berat badan yang
diharapkan selama
kehamilan
> 30 Obesitas kegemukan 6 - 9 kg
25-29,9 Berat badan berlebihan 6 - 11 kg
18,5-24,9 Berat badan Ideal 11- 15 kg
< 18,5 Berat badan kurang 12 18 kg
Dikutip dari

Kenaikan berat badan yang baik pada ibu hamil sangat


bervariasi,berkisar antara 11-16 kg untuk negara yang maju.Dengan pola
kenaikan 700-1000 g dalam trimester I dan 340-400 g per minggu dalam
trimester II dan III.Berdasarkan buku pegangan untuk petugas kesehatan Gizi
Ibu Hamil dan Menyusui disebutkan bahwa kenaikan berat badan untuk ibu
hamil adalah 10-12,5 kg. Dengan pola kenaikan 700-1400 g dalam trimester I
dan 340-400 g per minggu dalam trimester II dan III).Kenaikan tersebut
karena selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan antara lain:4
1.Pada janin
a. Dua minggu setelah konsepsi,terjadi proliferasi dari sel-sel dengan
cepat,plasenta terbentuk.Pada tahap ini belum diperlukan suplementasi
zat gizi khusus. 4
b. Minggu kedua sampai kedelapan, sebagian besar organ-organ mulai
terbentuk seperti jantung, ginjal, paru-paru, hati dan rangka.
Dari penelitian pada binatang bila pada tahap ini ada defesiensi vit A,
ribovlafin, vit B6, vit B12 atau asam folat akan terjadi kelainan cacat
bawaan.Pada tahap ini diperlukan suplementasi dalam bentuk vitamin
dan mineral untuk menghindari defisiensi yang dapat mengakibatkan
cacat bawaan. 4
c. Mulai minggu kedelapan sampai lahir terjadi pertumbuhan janin yang
cepat, serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk mempersiapkan
kelahiran dan produksi ASI. Pada tahap ini terjadi hiperplasi dan
hipertrofi sel-sel, dan kecepatannya berbeda pada tiap individu, oleh
karena itu suplementasi nutrisi sangat dibutuhkan terutama dalam
bentuk kalori dan protein. 4
2. Pada Ibu
a. Terjadi penambahan cairan intra dan ekstraselular secara bertahap,
jumlah keseluruhan perubahan volume darah sampai kelahiran bayi,
penambahannya mencapai 1/3 dari volume yang seharusnya. Darah
menjadi encer, serum albumin, konsentrasi Hb dan zat-zat lain
menurun, sehingga ibu mudah menjadi anemia. 4
b. Cairan lebih banyak dikeluarkan melalui ginjal sebagai air seni
sebelum pertengahan kehamilan, tetapi keadaan ini berkurang pada
akhir kehamilan. 4
c. Jumlah cairan tubuh bertambah tetapi sekresi yang dikeluarkan tubuh
berkurang pada bulan-bulan akhir kehamilan, sehingga sering terjadi
bengkak-bengkak. 4
d. Akibat dari perubahan-perubahan inilah didapat kenaikan berat badan
ibu 10-12,5 kg. 4
Pola kenaikan berat badan ibu hamil adalah sebagai berikut :

Kenaikan
Kenaikannya minimal, hampir seluruhnya
Trimester I 1 kg
adalah bagian dari ibu
Kenaikannya sekitar 0,3 kg / minggu
Triemster II 3 kg
sekitar 60% adalah bagian dari ibu
Kenaikannya sekitar 0,3-0,5 kg/minggu,
Trimester III 6 kg
sekitar 60% adalah bagian dari janin
Dikutip dari Soetjiningsih

Secara umum, kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan adalah
sebagai berikut :14
Kenaikan kumulatif (kg) pada akhir tiap
trimester
Trimester I Trimester II TrimesterIII
1. Bagian dari janin
a. Janin Tak berarti 1,0 3,4
b. Plasenta Tak berarti 0,3 0,6
c. Cairan amnion Tak berarti 0,4 1,0
Jumlah 1,7 5,0
2. Bagian dari Ibu
a. Besar uterus 0,3 0,8 1,0
b. Besar payudara 0,1 0,3 0,5
c. Volume darah 0,3 1,3 1,5
d. Cairan ekstraseluler 0 0 1,5
Jumlah 0,7 2,4 4,5
Jumlah kenaikan 0,7 4,1 9,5
seluruhnya
Dikutip dari Soetjiningsih
Kenaikan berat badan pada trimester pertama hanya sedikitsedangkan selama
trimester II dan III terjadi kenaikan yang relative lebih besar.Bila hal ini terjadi secara
terbalik, maka pengawasan perlu diperketat, dikhawatirkan akan timbul kelainan
misalnya: pre eklampsia atau BBLR (Berat badan lahir rendah) . Walaupun demikian
seorang ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan yang terlalu tinggi pada
trimester I, tidak dapat melakukan diet yang ketat dengan tujuan menurunkan berat
badan pada trimester selanjutnya, karena akan menurunkan glukosa darah. Dalam
keadaan tersebut janin akan kekurangan glukosa, karena janin belum dapat
mensintesa glikogen dari lemak. Ketosis akan menyebabkan gangguan pada
pembentukan system saraf. Sebaliknya ibu hamil dengan kenaikan berat badan yang
kurang juga tidak dapat dipaksakan untuk melakukan kompensasi menaikkan berat
badan pada trimester III, karena kenaikan ini belum tentu dapat memperbaiki
defisiensi yang telah ada pada janin.4
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis.
Hal ini disebabkan oleh turunnya.osmolaritas dari 10 mosm/kg yang diinduksi oleh
makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai

terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm 3,5 l cairan berasal dari janin,

plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya berasal dari akumulasi
peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan
cairan selama kehamilan adalah 6,5 l. Penambahan tekanan vena dibagian bawah
uterus dan mengakibatkan oklusi parsial vena cava yang bermanifestasi pada ada
adanya putting edema di kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan
tekanan osmotik koloid di intertisial juga akan menyebabkan edema pada akhir
kehamilan. Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relatif mempunyai kadar
protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan
asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g.11
Peningkatan berat badan ibu selama hamil juga menandakan adanya adaptasi
ibu terhadap pertumbuhan janin. Pada wanita dengan berat badan rata-rata atau
rendah, kurangnya pertambahan berat badan selama kehamilan dapat menimbulkan
pertumbuhan janin terhambat (Simpson, dkk. 1975). Menurut Abrams dan Salvin,
1995, Kurangnya pertambahan berat badan pada trimester II berkorelasi kuat dengan
penurunan berat lahir.14
2.1.1.1 Penyebab kenaikan berat badan pada ibu hamil
Kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: 13
1. Cairan ketuban
Puncak volume air ketuban biasanya pada usia kehamilan 36-38 minggu.
Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya di bawah 500 cc.
Kekurangan (oligohidramion) atau kelebihan cairan ketuban
(polihidramion) dapat dijadikan indikator terjadinya sesuatu pada janinnya;
apakah karena saluran cerna, kelainan tulang belakang dan lainnya. Adanya
ketidak normalan air ketuban ini baru terjadi setelah usia kehamilan 22
minggu atau sekitar 5 bulan. 13
2. Pembesaran organ-organ 13
3. Ukuran ketebalan dinding rahim normal 1,25 cm, panjangnya 7,5 cm
dengan lebar 5 cm, berat sekitar 50-80 gram. Sementara itu rahim ibu
hamil ketebalan dindingnya sekitar 1,5 cm, berat 900-1000 gram,
panjangnya 35 cm. 13
4. Peningkatan jumlah cairan tubuh 13
5. Air merupakan komponen utama peningkatan berat badan selama
kehamilan. Jumlah air yang teretensi pada kehamilan aterm (cukup bulan)
dapat mencapai sekitar 6,5 liter. Setelah persalinan (nifas) akan terjadi
penurunan berat badan sampai 2.300 gram dalam 10 hari. Penurunan berat
badan ini tergantung 3 hal: jumlah cairan yang teretensi selama kehamilan,
dehidrasi selama proses persalinan, dan kehilangan darah selama proses
persalinan. 13
6. Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan
Terjadi peningkatan metabolisme sebesar 30% dibanding perempuan tidak
hamil, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus dan
janin. 13
7. Bertambahnya volume sel darah
Mulai usia kehamilan 10 minggu, volume sel darah meningkat sampai
maksimal 30% pada usia kehamilan 30-32 minggu. Kemudian volume
relatif stabil sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) Selain itu,
terjadi pula peningkatan volume plasma (cairan darah), selama kehamilan
hingga dapat mencapai maksimal sekitar 40%. Total peningkatan volume
plasma dapat mencapai 1,3 liter.13
2.1.1.2 Asupan Nutrisi pada Ibu Hamil
Apabila dilakukan perhitungan, maka kebutuhan energi seluruhnya
selama kehamilan berdasarkan penimbunan lemak dan protein pada ibu
dan janin, kebutuhan metabolisme adalah sekitar 75.000 kkal.Bila dibagi
dalam 250 hari kehamilan, maka tambahan kebutuhan energi adalah
sekitar 300 kkal/ hari, ekivalen dengan 15% diatas kebutuhan pada waktu
sebelum hamil. Sedangkan, menurut Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi IV 1998, tambahan kalori yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah
285 kkal/hari.13
Pertambahan protein terutama selama trimester II dan III adalah sekitar
960 g, dan apabila dihitung per hari adalah sebagai berikut :14
960 g: 6 bulan = 960 g: 180 hari = 5,3 g/ hari reference protein.
Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan
dengan niali hayati protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati
protein, makin besar jumlah protein dalam diet yang diperlukan. 14
Pada kehamilan, dibutuhkan berbagai asupan nutrisi yang dapat
berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.Adapun zat
gizi yang penting adalah sebagai berikut :
Kebutuhan zat besi
Jumlah elemental Fe pada bayi baru lahir kira- kira 300 mg dan jumlah
yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume
darah adalah 500 mg. Dengan perkataan lain kebutuhan Fe selama
kehamilan kurang dari 1 g, terutama dibutuhkan pada setengah akhir
kehamilan. Pada diet yang adekuat kandungan Fe sekitar 10-15 mg,
dimana hanya sekitar 10-12% yang diserap. Sehingga Fe pada diet hanya
memenuhi sedikit kebutuhan Fe pada ibu hamil, oleh karena itu diperlukan
suplemen Fe.14
Kebutuhan calcium
Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar
akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan hanya
2,5 % dari total kalsium ibu. Penggunaann suplemen kalsium untuk
mencegah preeclampsia tidak terbukti dan tidak disarankan utnuk
menggunakannya secara rutin selama kehamilan.11
Kebutuhan Zinc
Zinc sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
janin.Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Selama kehamilan kadar
mineral akan menurun dalam plasma ibu oleh karena pengaruh difusi.11
Kebutuhan mineral
Pada perempuan hamil dianjurkan asupan mineral 7,3- 11,3
mg/hari, tetapi hanya perempuan yang beresiko yang dianjurkan mendapat
suplement mineral ini.11
Kebutuhan Asam folat
Selain itu Asam folat juga sangat berperan penting bagi gizi ibu
hamil.Asam folat ini dibutuhkan utnuk pertumbuhan dan pembelahan sel
dalam sintesis DNA/ RNA. Defisiensi asam folat saat kehamilan akan
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan defisiensi pada masa
prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan menyebabkan neural tube
defect pada janin sehingga para perempuan yang merencankan kehamilan
dianjurkan untuk mendapat asupan asam folat 0,4 mg/hari sampai usia
kehamilan 12 minggu.11
2.1.2 Penilaian Antropometri Pada Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar Lengan
Atas (LILA)

a. Pengertian LILA
Pengukuran LILA merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronik pada Wanita Usia Subur (WUS).
LILA adalah salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena
mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan
harga yang lebih murah.
Pengukuran LILA pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon
ibu merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan
oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko mengalami KEK.
KEK merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu.13

b. Tujuan pengukuran LILA


1. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil maupun
calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan Bayi
yang kurang Gizi.
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi
WUS yang menderita KEK.
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.12
c. Ambang Batas LILA
Pengukuran Lingkar lengan atas dimaksudkan untuk mengetahui
prevalensi wanita usia subur umur 1545 tahun dan ibu hamil yang menderita
Kurang Energi kronis (KEK).14Ambang batas LILA WUS adalah 23,5 cm,
apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA
berarti wanita tersebut mengalami KEK.15
d. Cara Pengukuran LILA
1. Sasaran : Wanita Usia Subur umur 1545 tahun dan ibu hamil.
2. Alat : Pita LILA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm atau meteran
kain.
3. Persiapan :
a) Pastikan pita LILA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek .
b) Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain .
c) Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang
apapun serta otot lengan tidak tegang.
d) Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat
atau lengan bagian atas tidak tertutup.
1) Pengukuran:
Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden
bahwa petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden sampai
pangkal bahu. Bila responden keberatan, minta izin pengukuran dilakukan
di dalam ruangan yang tertutup.
a) Tentukan posisi pangkal bahu.
b) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak
tangan ke arah perut.
c) Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LILA atau meteran dan beri tanda dengan
pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada
responden). Bila menggunakan pita LILA perhatikan titik nolnya.
d) Lingkarkan pita LILA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan
siku).
e) Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LILA.
f) Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
g) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LILA
(kearah angka yang lebih besar).
h) Tuliskan angka pembacaan pada kuesioner RKD.IND Blok XI.
nomor 5.
2) Keterangan: Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan
(beri keterangan pada kolom catatan pengumpul data).
a) Simpan pita LILA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat.
b) Simpan pita LILA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau
sobek.14

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA.


1. Pengukuran dilakukan pada posisi berdiri.
2. Lakukan pada lengan yang tidak aktif digunakan sehari-hari, karena tangan
yang aktif digunakan cenderung memiliki ukuran yang lebih besar karena
adanya pelebaran otot-otot.
3. Alat pengukur tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya
sudah tidak rata.16
f. Tindak lanjut pengukuran LILA.
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan, yaitu kurang dari 23,5
cm dan di atas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran kurang
dari 23,5 cm berarti KEK dan lebih/ sama dengan dari 23,5 cm berarti tidak
berisiko KEK.
1.) Pengertian kekurangan energi kronis (pada ibu hamil )
Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil adalah keadaan dimana ibu
hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang lama atau menahun.
2.) Etiologi
1. Ekonomi
Seseorang dengan tingkat ekonomi rendah akan mempengaruhi
kurangnya pemenuhan kebutuhan makanan yang di konsumsi sehari-hari.
2. Pendidikan
Pendidikan rendah akan mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang
pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang.
3. Penyakit
Seseorang yang menderita penyakit kronis akan mempengaruhi status
gizinya.16
4. Jarak kelahiran
Ini dapat terjadi jika seorang ibu belum kembali kepada gizi yang normal
setelah melahirkan, ibu tersebut hamil lagi.1
5. Keturunan
Faktor keturunan kadang mempengaruhi panjang badan lahir bayi yang
memperlihatkan bayi tersebut kekurangan gizi, meskipun sebenarnya
dalam pemenuhan kebutuhan gizinya tercukupi. 19
Bagan 1. Penatalaksanaan KEK

PENGUKURAN LILA

Dasa Kelompok Posyandu Polindes/ Perusahaann Lain-


Wisma Masyarakat Pustu lain

< 23,5 cm > 23,5 cm

KEK Bukan KEK

Anjuran Anjuran
1. Makan cukup, dengan 1. Pertahankan kondisi
pedoman gizi seimbang kesehatan
2. Hidup sehat 2. Hidup sehat
3. Tunda kehamilan 3. Bila hamil periksa
4. Bila hamil segera rujuk
kehamilan kepada petugas
sedini mungkin
5. Diberi penyuluhan dan kesehatan
melaksanakan anjuran
Sumber: Supariasa, dkk (2002)12

Menurut Adair dan Bisgrove status gizi pada saat kehamilan dapat
mempengaruhi outcome kehamilan.20 Penelitian Neufeld LM di USA menunjukkan
bahwa status gizi yang kurang selama masa kehamilan adalah salah satu dari faktor
yang menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.3 Penilaian status gizi secara
antropometri pada bayi baru lahir yaitu dengan mengukur berat badan, panjang badan
bayi, lingkar lengan atas, lingkar kepala.21 Penelitian di Semarang menunjukkan hasil
bahwa panjang badan lahir bayi dipengaruhi oleh kadar hemoglobin, lingkar lengan
atas (LILA) pada trisemester III dan pertambahan berat badan selama hamil.22

2.2 Tinjauan Umum Tentang Panjang Badan

Pada saat 9-40 minggu masa janin, janin tersebut mengalami pertumbuhan
yang cepat.21

a. 5 minggu: berdiameter 1 cm.


b. 6 minggu: berdiameter 2,3 cm.
c. 10 minggu: panjang embrio 4 cm.
d. 12 minggu: panjang janin 8 cm.
e. 16 minggu: panjang janin 16 cm.
f. 20 minggu: panjang janin 22 cm.
g. 24 minggu: panjang janin 30 cm.
h. 28 minggu: panjang janin 35 cm.
i. 32 minggu: panjang janin 42 cm.
j. 36 minggu: panjang janin 46 cm.
k. 40 minggu: panjang janin 50 cm.23

Tinggi badan pada anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Saat bayi baru lahir, panjang badan rata-ratanya adalah adalah sebesar + 50
cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang
badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9
tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 25 cm/tahun pada wanita,
sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 30 cm/tahun. Pertambahan
tinggi badan akan berhenti pada usia 18 20 tahun.
Tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita
pengukur (meteran).
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai
menempel pada meja (posisi ekstensi).
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak
lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera..
4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis
atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi.Lalu ukur
jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur.

b. Usia 2 tahun atau lebih :


1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat,
sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu
garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan
dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala
yang tertera.24 25
2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pengarah

a. Kerangka Teori

PENGUKURAN STATUS GIZI KENAIKAN BERAT


LILA IBU HAMIL BADAN

OUTCOME KEHAMILAN
BERAT BADAN LINGKAR KEPALA

PANJANG BADAN LINGKAR DADA

b. Kerangka Konsep

Status Gizi
Ibu Hamil

LILA Ibu Kenaikan


Hamil berat badan
ibu hamil

Tidak Normal Normal

Panjang Panjang
Badan Badan
Lahir Bayi Lahir Bayi
Tidak Normal
Keterangan :
1. Variabel yang diteliti :
a. Variabel Dependen
b. Variabel Independen
2. Variabel yang tidak diteliti : -

2.4 Hipotesis Pengarah

Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang


belum dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dua
hipotesis, antara lain:
a. H0: Tidak ada korelasi yang signifikan antara pengaruh status gizi Ibu Hamil
terhadap risiko terjadinya Panjang Bada Bayi Lahir Pendek.
b. H1: Ada korelasi yang signifikan antara pengaruh status gizi Ibu Hamil
terhadap risiko terjadinya Panjang Bada Bayi Lahir Pendek.

Anda mungkin juga menyukai