Anda di halaman 1dari 21

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I

Fakultas Keperawatan UNAND 2015

LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CONGHESTIVE HEART FAILURE)

A. ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG


1. Ukuran dan letak jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan tangan
manusia. Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis
tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood,
Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan
costae 3,4,dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di
sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas
diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling
depan dalam rongga thorax. Pada dewasa, rata-rata panjangnya
kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sampai 400
gram (Setiadi, 2007: 164).

2. Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung
yang tersusun secara spiral dan saling berhubungan melalui
diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding
jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a). Perikardium (Epikardium)
Epi berarti di atas, cardia berarti jantung, yang mana
bagian ini adalah suatu membran tipis di bagian luar yang
membungkus jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu:
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian
kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di
bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan
pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui
ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua
bagian, yaitu Perikardium parietalis membatasi
perikardium fibrosum sering disebut epikardium, dan
Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah


pergerakan jantung (Setiadi, 2007).
b). Miokardium
Myo berarti otot, merupakan lapisan tengah yang
terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian besar
dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara
spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001:
262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari
arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
c). Endokardium
Endo berarti di dalam, adalah lapisan tipis
endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi
bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood,
Lauralee, 2007: 262).

3. Ruang Jantung

Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 ruang yang berdinding


tipis di bagian atas disebut atrium dan 2 ruang yang
berdinding tebal di bagian bawah di sebut ventrikel. Antara
belahan jantung kiri dan kanan dipisahkan oleh septum,
suatu partisi otot kontineu yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting
karena separuh kanan jantung menerima dan memompa
darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood,


Lauralee, 2001: 259-260).

4. Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik-bilik jantung (Aurum, 2007). Setiap katub
berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169).
Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub
atrioventrikuler, dan katub semilunar.
a) Katub Atrioventrikuler
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub
atrioventrikular. Katub yang terletak di antara atrium
kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun
katub disebut katub trikuspid (Setiadi, 2007: 169).
Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua daun katub disebut katub
mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu
daun katup mitral anterior dan posterior.
Katup antrioventrikuler memungkinkan darah mengalir
dari masing-masing atrium ke ventrikel pada vase diastole
ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat sistole
ventrikel
b) Katub Semilunar
Disebut semilunar (bulan separuh) karena terdiri dari
tiga daun katub, yang masing-masing mirip dengan
kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007:
262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri
yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri
pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel
kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir
dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau
aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik
waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

5. Vaskularisasi Jantung
Secara garis besar peredaran darah dibedakan menjadi dua,
yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh
tubuh, kembali ke jantung (sirkulasi sistemik), dan peredaran
darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke
jantung (sirkulasi pulmonal).
a) Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner
besar yang berasal dari aorta tepat di bawah katub aorta.
Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel
kiri, dan arteri koroner kanan memperdarahi sebagian
besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
Arteri Koroner Kanan
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus
atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri
koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan,
ventrikel kanan dan dinding sebelah dalam dari
ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium
Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch)
dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA =
Posterior Descending Coronary Artery). RAAB
memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial.
PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-
Ventrikular (Aurum, 2007).
Arteri Koroner Kiri
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri
coronaria sinistra utama (LMCA = Left Main Coronary
Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri
Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri
Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior
Descendens Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-
Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung.
LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Apex. Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang


dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus
tersebut (Aurum, 2007).

b) Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan
distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung mempunyai
tiga bagian (Setiadi, 2007: 181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang
menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium
kanan dan ventrikel kanan.
Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi
mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel
langsung ke atrium kanan.
Sinus arteri koronarius dan cabangnya, merupakan
sistem vena yang paling besar dan paling penting,
berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena
miokard kedalam atrium kanan melalui ostium sinus
koronarius yang bermuara disamping vena kava inferior

6. Siklus jantung

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

7. Bunyi Jantung
a. Bunyi jantung pertama (S1)
S1 adalah waktu menutupnya katup mitral dan trikuspid
pada saat mulainya sistol ventrikel. S1 terdengar paling
baik pada area mitral dan apikal
b. Bunyi jantung kedua (S2)
S2 dihasilkan oleh timbulnya getaran oleh penutupan katup
semilunar aortik dan pulmonik, terdengar paling jelas pada
dasar jantung. Bunyi ini menunjukan permulaan diastol
ventrikel
c. Bunyi jantung ketiga (S3)
Bunyi S3 fisiologis pada anak-anak dan dewasa muda
sehat, ini biasanya hilang setelah usia 25 sampai 35 tahun.
Bunyi S3 terdengar pada orang dewasa tua dengan
penyakit jantung yang menandakan gagal jantung. S3
adalah bunyi frekwensi rendah yang terjadi selama fase
awal pengisian cepat ventrikel diastol.Suatu
ketidakpenuhan atau kegagalan ventrikel tidak dapat
mengembang untuk menerima aliran pengisian darah
cepat, ini menyebabkan aliran darah turbulen,
menyebakan getaran struktur katup AV atau ventrikel itu
sendiri mengahasilkan bunyi frekwensi rendah. Pada gagal
ventrikel kiri,bunyi jelas terdengar pada daerah apex,
sedangkan bunyi S3 pada gagal ventrikel kanan jelas
terdengar pada daerah xipoid atau batas sternum bawah
dan lebih jelas terdengar saat inspirasi
d. Bunyi jantung keempat (S4)
Bunyi S4 atau Gallop atrium adalah bunyi jantung
frekwensi rendah yang jauh sebelum bunyi S1. Ini jarang
terdengar pada pasien yang sehat. Bunyi dihasilkan oleh
kontraksi atrium yang memaksa darah ke ketidakpenuhan
ventrikel yang berdasarkan ketidakpenuhannya
mempunyai peningkatan tahanan untuk mengisi.
Hipertensi sistemik, infarkmiokard, angina, kardiomiopati

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

dan stenosis aorta, semuanya dapat menghasilakn


penurunan pemenuhan ventrikel kiri dan bunyi S4.

B. LANDASAN TEORI GAGAL JANTUNG


1. Defenisi
Suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi
jantung, berakibat jantung gagal memompakan darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan
pengisian ventrikel kiri (Braunwald, 2004: 975).
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut
dengan Heart Failure atau Cardiac Failure, merupakan suatu
keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang dipompa oleh
jantung seseorang setiap menitnya (curah jantung) tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.

2. Etiologi
Di Negara-negara berkembang, penyebab tersering adalah
penyakit arteri koroner yang menimbulkan infark miokard dan
tidak berfungsinya miokardium (kardiomiopati iskemik).
Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik,
miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi
tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap
merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting.

Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh :


a. Kelainan otot jatung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.
Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
mencakup ateriosklerosis koroner, hiprtensi arterial, dan
penyakit degeneratif atau inflamasi.
b. Aterosklerosis coroner

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya


aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpuikan asam laktat). Infark miokardium
(kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal
jantung.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload )
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mngakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
d. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif,
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
e. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi
jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan
aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner),
ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,
perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis AV),
peningkatan mendadak after load.
f. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya
laju metabolisme (mis : demam, tirotoksikosis), hipoksia dan
anemia diperlukan peningkatan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia
juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik atau metabolik dan abnormalita elekttronik dapat
menurunkan kontraktilitas jantung

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association,


terbagi dalam 4 kelainan fungsional :
Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan


Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat

3. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas
pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik,
mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah
sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel. Tekanan
arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary
meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan.
Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga
akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjadi
kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan
edema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan
katub-katub trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi
fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub
atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot
papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi
ruang.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga meknisme
primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktivitas adrenergik
simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi sistem
rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga
respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah
jantung. Mekanisme - mekanisme ini mungkin memadai untuk
mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau
hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat.
Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah
jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas.

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Gagal jantung merupakan kelainan multisitem dimana


terjadi gangguan pada jantung, otot skelet dan fungsi ginjal,
stimulasi sistem saraf simpatis serta perubahan neurohormonal
yang kompleks. Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada
ventrikel kiri yang menyebabkan terjadinya penurunan cardiac
output. Hal ini menyebabkan aktivasi mekanisme kompensasi
neurohormonal, sistem Renin Angiotensin Aldosteron (system
RAA) serta kadar vasopresin dan natriuretic peptide yang
bertujuan untuk memperbaiki lingkungan jantung sehingga
aktivitas jantung dapat terjaga.
Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor
menjaga cardiac output dengan meningkatkan denyut jantung,
meningkatkan kontraktilitas serta vasokons-triksi perifer
(peningkatan katekolamin). Apabila hal ini timbul berkelanjutan
dapat menyeababkan gangguan pada fungsi jantung. Aktivasi
simpatis yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
apoptosis miosit, hipertofi dan nekrosis miokard fokal.
Endotelin disekresikan oleh sel endotel pembuluh darah dan
merupakan peptide vasokonstriktor yang poten menyebabkan
efek vasokonstriksi pada pembuluh darah ginjal, yang
bertanggung jawab atas retensi natrium. Konsentrasi endotelin-1
plasma akan semakin meningkat sesuai dengan derajat gagal
jantung.
Disfungsi diastolik merupakan akibat gangguan relaksasi
miokard, dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya
compliance ventrikel kiri menyebabkan gangguan pada
pengisian ventrikel saat diastolik. Penyebab tersering adalah
penyakit jantung koroner, hipertensi dengan hipertrofi ventrikel
kiri dan kardiomiopati hipertrofik, selain penyebab lain seperti
infiltrasi pada penyakit jantung amiloid. Walaupun masih
kontroversial, dikatakan 30 40 % penderita gagal jantung
memiliki kontraksi ventrikel yang masih normal. Pada penderita

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

gagal jantung sering ditemukan disfungsi sistolik dan diastolic


yang timbul bersamaan meski dapat timbul sendiri.

4. Manifestasi Klinik

Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan


berdasarkan bagian mana dari jantung itu yang mengalami
gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya sebagai berikut :

Gagal jantung sebelah kiri:

Dispneu

Fatigue( cepat lelah)

Orthopneu

Dispnue noktural proximal

Batuk

Pembesaran jantung

Irama jantung galop

Aritmia

Pernafasan chinest stock

Takhikardi

Pulsus altenans

Ronchi

Kongestif vena pulmonalis

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Gelisah

Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; Menyebabkan


peningkatan vena sistemik yang dapat menyebabkan gejala :

Patigue (cepat lelah)

Oedema( akibat pengumpulan darah yang mengalir kebagian


kanan jantung sehingga menyebabkan oedem pada
ekstremitas, asites, dan hepatomegali)

Liver agoregendent

Anorexia

Kembung, mual, muntah

Vena jugularis yang terbendung

Pada pemeriksaan fisik: hipertropi jantung kanan, heaving


ventrikel kanan, irama derap atrium kanan, mur-mur, tanda-
tanda penyakit paru kronis, JVP meningkat, bunyi P meningkat,
asites, hidro thorax, peningkatan tekanan vena, hepatomegali
dan edema pieting. Pada gagal jantung kongestif terjadi
manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.

5. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostic


a. EKG
Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis,
iskemia kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis :
takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6
minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan
adanya aneurime ventricular.
b. Sonogram

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan


dalam fungsi/struktur katub atau area penurunan
kontraktilitas ventricular.
c. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan
stenosi katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri
koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel
menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan
kontrktilitas.
d. Rontgen dada
e. Enzim hepar
f. Analisa Gas Darah

6. Penatalaksanaan Medik Dan Keperawatan


a. Penatalaksanaan medic / terapi farmakologi
- Terapi diuretic : Diberikan untuk memacu ekskresi natrium
dan air melalui ginjal
- Terapi vasodilator
- Digitalis : Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan
memperlambat frekuensi jantung
- Morfin
b. Penatalaksanaan keperawatan
- Tirah baring
Karena jantung tidak dapat diharapkan untuk benar-benar
istirahat, maka dengan tirah baring kebutuhan
pemompaan jantung dapat diturunkan.
- Diet rendah natrium

7. Komplikasi
a. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
b. Syok kardiogenik
Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal
jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kirimengalami
kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan
kontraktilitasnya, menimbulkan penurunan curah jantung
dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital
( jantung, otak, ginjal )
. Episode tromboemboli

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Kurangnya mobilitas pasien dan adanya gangguan sirkulasi


yang menyertai kelainan ini berperan dalam pembentukan
thrombus intrakardial dan intravaskuler. Begitu pasien
meningkatkan aktifitasnya setlah mobilitas lama, sebuah
thrombus dapat terlepas dan dapat terbawa ke otak, ginjal,
usus dan paru
d. Efusi dan tamponade pericardium : Masuknya cairan kedalam
kantung pericardium

C. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL


JANTUNG
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama klien, usia, jenis kelamin, alamat, jam dan
tanggal masuk, nomor rekap medis, diagnosa medis, nama
penanggung jawab, umur penanggung jawab serta alamat,
jasa pelayanan.

b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama :
Biasanya klien mengeluh sesak nafas, sesak bisa
bertambah dengan peningkatan aktifitas (tergantung derjat
gagal jantung)
- Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh sesak nafas, mudah lelah,pusing,
mual muntah, nyeri dada dan odema tungkai.
- Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat penyakit seperti
hipertensi, DM, gangguan otot jantung dan penyakit
degeneratif/inflamasi.
- Riwayat kesehatan keluarga
Beberapa kasus, ada keluarga yang juga pernah
mengalami penyakit yang sama dengan klien

c. 11 Pola Fungsional GORDON


1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Klien menyadari akan penyakitnya, akan mencari tahu


tentang penyakit yang dideritanya, sehingga kepatuhan
akan mengkonsumsi obat lebih diperhatikan
2. Pola nutrisi metabolic
Biasanya klien dengan gagal jantung akan mengalami
mual, muntah, anorexia, adanya peningkatan berat badan,
penurunan turgor kulit,
3. Pola eliminasi
Pada klien dengan gagal jantung akan mengalami
penurunan pengeluaran urine (oliguri), atau bisa juga
anuri, sering berkemih pada malam hari (nocturia)
4. Pola aktivitas latihan
Klien sering merasa pusing, mudah lelah, tidak toleran
terhadap latihan. Klien hanya mampu melakukan aktifitas
latihan ringan (sesuai dengan derajat gagal jantung).
Kemampuan memenuhi ADL memerlukan bantuan orang
lain.

5. Pola kognitif persepsi


Biasanya klien merasa gelisah.
6. Pola tidur istirahat
Dapat terjadi insomnia, klien dapat tiba tiba merasa
sesak saat tidur.
7. Pola konsep diri persepsi diri
Klien sering merasa cemas, stres akibat kesakitan bernafas
dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan
baik
8. Hubungan dan Peran
Kaji peran kelurga dan peran sosial, kepuasan dan
ketidakpuasan dengan peran, persepsi terhadap peran
yang terbesar dalam hidup. Klien biasanya akan
mengalami gangguan peran hubungan karena pasien
merasa tidak percaya diri lagi.
9. Seksual dan Reproduksi

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Kaji kepuasan atau ketidakpuasan dengan seks, pola


reproduksi, dan menstruasi. Dalam hal ini pola seksual
pasien tidak terkaji.
10. Stres dan Koping
Metode untuk mengatasi atau koping terhadap stres,
mendefinisakan stressor, toleransi terhadap stress,
efektifitas koping. Pasien biasanya mengalami kecemasan
karna akan menjalani operasi.
11. Nilai dan Kepercayaan
Kaji nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan
pilihan, atau membuat keputusan, kepercayaan spiritual,
isu tentang hidup yang penting, hubungan antara pola nilai
kepercayaan dengan masalah dan praktek kesehatan. Klien
taat melaksanakan shalat dan sering berdoa agar dia
sembuh dari penyakitnya.

d. Pemeriksaan fisik
1. Tanda tanda vital
- Pernafasan takipnoe
- Tachikardi
2. Kepala dan leher
- Distensi vena leher
3. Dada / thorak
- Biasanya klien mengalami batuk
- Nafas pendek ( pernafasan cheyne-stokes )
- Dispnoe, ortopnoe, paroximal noctural dispnoe
- Jantung : jika terjadi pembesaran jantung maka batas
jntung ditemukan tidak normal, impuls apikal tidak
normal, ditemukan bunyi jantung lain, seperti bunyi
jantung S3, S4, atau adanya mur-mur
4. Abdomen
Biasanya pada pasien gagal jantung dapat ditemukan
adanya hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kanan
atas abdomen, adanya penimbunan cairan di rongga
abdomen (ascites)
5. Kulit, kuku, dan rambut

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

Klien akan mengalami sianosis, pucat, keringat dingin,


turgor kulit menurun, pengisian kapiler lambat
6. Ekstermitas
Biasanya klien gagal jantung akan mengalami edema pada
ekstremitas, adanya pitting edema

2. Perumusan Diagnosa ( NANDA )


a. Penurunan curah jantung b/d penurunan kontraktilitas
b. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
c. Kelebihan volume cairan b/d penurunan laju filtrasi glomerulus (penurunan
curah jantung)

NURSING OUTCOMES & INTERVENTION CLASSIFICATION

N Diagnosa Keperawatan Perencanaan


o (NANDA) NOC NIC
1. Penurunan curah jantung Pompa jantung efektif a. Perawatan jantung
Status sirkulasi - Evaluasi adanya nyeri dada
b/d penurunan
(intensitas, lokasi, penyebaran,
kontraktilitas Indikator:
durasi, factor presipitasi, dan factor
- Denyut jantung dalam
yang meringankan )
batas normal - Kaji sirkulasi perifer secara
- Tekanan vena sentral
komprehensif (hitung nadi perifer,
dalam batas normal
edema, kapilar refill, warna, suhu
- Distensi vena leher
ekstremitas)
tidak ada
- Awasi tanda dan gejala penurunan
- Dysrhythmia tidak ada
- Hipotensi ortostatik curah jantung
- Monitor status kardiovaskuler,
tidak ada

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

- Edema perifer tidak respirasi


- Monitor abdomen untuk indikasi
ada
penurunan perfusi
- Monitor keseimbangan intake dan
output
- Monitor tanda vital secara teratur
- Monitor adanya dispnea, fatigue,
takipnea, ortopnea
- Monitor respon klien terhadap
medikasi

b. Pengaturan hemodinamik
- Kenali adanya gangguan tekanan
darah
- Auskultasi jantung dan paru
- Berikan obat inotropik positif /
kontraktilitas
- Monitor edema perifer, distensi
vena jugularis, bunyi jantung S3
dan S4
- Pertahankan keseimbangan cairan
dengan memberikan diuretic
- Monitor intake dan out put
- Evaluasi efek dari terapy cairan

c. Terapi oksigen
- Jaga kepatenan jalan nafas
- Pantau aliran oksigen
- Pantau tanda keracunan oksigen
dan hipoventilasi yang di
pengaruhi oleh oksigen

2. Intoleransi aktivitas b.d Intoleransi Aktifitas a. Terapi Aktifitas


kelemahan Indicator : Aktifitas :
- Saturasi oksigen - Diskusikan dengan pasien
dalam batas frekuensi dan rentang
normal dalam aktivitas
- Bantu pasien menilai makna
respon terhadap
dari aktifitas
aktivitas
- Bantu dalam memilih
- Frekuensi jantung

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

dalam batas aktifitas yang sesuai


normal dalam dengan kemampuab fisik,
respon terhadap psikologis dan social
aktifitas
- Frekuensi nafas
b. Manajemen Energi
- TD
- EKG Aktifitas :
- Warna kulit
- Penampilan
- Tentukan tingkat
aktifitas sehari-
pembatasan aktivitas fisik
hari
- Gali perasaan pasien
tentang pembatasan
aktifitas
- Kaji penyebab-penyebab
keletihan
- Monitor intake nutrisi untuk
sumber energy yang
adekuat
- Monitor respon
kardiopulmoner terhadap
aktivitas
- Observasi pola tidur, jam
dan jumlah jam tidur pasien
- Anjurkan pasien bedrest
- Ajarkan teknk-teknik untuk
meminimalkan konsumsi
oksigen

3. Kelebihan volume cairan Manajemen cairan a. Manajemen cairan


- Timbang BB tiap hari
b/d penurunan laju
- Monitor status hidrasi (kelembaban
filtrasi glomerulus Indikator:
mukosa, nadi )
(penurunan curah - Monitor TTV
- TD dalam batas - Monitor adanya retensi/overload
jantung)
normal cairan ( edema, asites, distensi vena
- Tekanan vena central leher )
dalam batas normal - Kaji lokasi dan luas edema
- Berikan diuretik

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

- Hipotensi orthostatik
tidak ada b. Monitoring cairan
- Kaji tentang riwayat jumlah dan
- Keseimbangan intake
tipe intake cairan dan pola
dan out put dalam 24
eliminasi
jam
- Monitor intake dan out put
- Tidak ada kelainan - Monitor denyut jantung, status
bunyi nafas respirasi
- Monitor TD ortostatik dan
- Ascites tidak ada
perubahan ritme jantung
- Distensi vena jugularis
- Monitor distensi vena leher, edema
- Edema tidak ada
perifer dan peningkatan BB
- Pheriperal edema tidak - Monitor tanda dan gejala ascites
ada
c. Monitor tanda-tanda vital
- Monitor TD, N suhu dan
pernafasan
- monitor kualitas nadi
- monitor irama dan frekuensi
jantung
- monitor adanya abnormalitas pola
nafas
- monitor bunyi jantung
- monitor adanya sianosis sentral dan
perifer

RIKA AGUSTINA
1441312013
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I
Fakultas Keperawatan UNAND 2015

DAFTAR PUSTAKA

Barbara Engran. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


Volume 2. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC.
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Jakarta: EGC
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
J.Charles Reeves dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
Salemba Merdeka.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification
(NIC) second Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi
Price, Sylvia. 2003. Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996.
Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_jantung
http://www.gagaljantung.com/
http://www.infopenyakit.com/2009/07/penyakit-gagal-jantung.html
http://medicastore.com/penyakit/3/Gagal_Jantung.html

RIKA AGUSTINA
1441312013

Anda mungkin juga menyukai