dan memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan di mana
individu itu berada yang merupakan hasil dari proses belajar dan pengalaman.
3. Adanya perhatian.
Adanya objek atau peristiwa sosial yang menimbulkan stimulus, dan stimulus
mengenai alat indra (reseptor). Dalam hal ini objek yang diamati adalah perilaku
keterampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran, di sini siswa diminta
memberikan suatu persepsi terhadapnya. Alat indra merupakan alat utama dalam
individu mengadakan persepsi dan merupakan alat untuk menerima stimulus,
tetapi harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Adanya
perhatian dari individu merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi.
Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Individu harus mempunyai perhatian
pada objek yang bersangkutan. Bila telah memperhatikannya, selanjutnya individu
mempersepsikan apa yang diterimanya dengan alat indra.
Persepsi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Walgito (1989:54)
menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui suatu proses, dimana secara
alur proses persepsi dapat dikemukakan sebagai berikut: berawal dari objek yang
menimbulkan rangsangan dan rangsangan tesebut mengenai alat indra atau
reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian rangsangan yang
diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini
dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di otak, sehingga
individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu
rangsangan yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran
itulah dinamakan dengan proses psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari
proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat
indra (reseptor).
Persepsi merupakan bagian dari seluruh proses yang menghasilkan respon atau
tanggapan yang dimana setelah rangsangan diterapkan keapada manusia.
Subprosesnya adalah pengenalan,prasaan, dan penalaran. persepsi dan kognisi
diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Rasa dan nalar bukan merupakan
bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangan-tanggapan, sekalipun kebanyakan
tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan, dianggap
dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi,
prosespersepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap
informasi yang sampai.
Persepsi visual
Persepsi visual dari indera penglihatan yaitu mata. Persepsi ini
adalahpersepsi yang paling awal berkembang pada bayi dan
memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual adalah
hasil dari apa yang kita lihat, baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan
serta sesudah melakukan pada objek yang dituju.
Persepsi perabaan
Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera perabaan
yaitu kulit. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang disentuhnya
atau akibat persentuhan sesuatu dengan kulitnya.
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera penciuman yaitu hidung. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari
apa yang cium.
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa merupakan jenis persepsi yang didapatkan dari
indera pengecapan yaitu lidah. Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa
yang ecap atau rasakan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SESEORANG
3. Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimanapersepsi
tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi me rupakan faktor yang turut
berperan dalam proses pem bentukan persepsi seseorang.
b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat
untuk menerima stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsiseseorang
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan
akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,
meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok
dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun
situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-
perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam
sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses
terbentuknyapersepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Namun lain lagi menurut Barna, 1988 ; Ruben, 1985 dalam (Joseph A.
DeVito, 1997 : 488-491) hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dibagi
menjadi 5 yaitu :
Mengabaikan Perbedaan Antara Anda dan Kelompok yang Secara Kultural
Berbeda
Mengabaikan perbedaan Antara Kelompok Kultural yang Berbeda
Mengabaikan Perbedaan dalam Makna
Melanggar Adat Kebiasaan Kultural
Menilai Perbedaan Secara Negatif
Cara menghadapi Hambatan dalam KAB
Seseorang dapat dikatakan sukses sebagai manager bisnis internasional
budaya apabila ia mempunyai kemampuan untuk merefleksikan seberapa besar
kesungguhannya dalam aspek dibawah ini :[3]
1. Social Competence : Kemampuan untuk membuat jaringan sosial, pandai
bergaul dan banyak temannya
2. Openness to other ways of thinking : keterbukaan untuk menerima pikiran
yang berbeda dari dirinya
3. Cultural Adaptation : Kemampuan seseorang menerima budaya baru
4. Professional Excellence : Mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang
tertentu
5. Language Skill : Kemampuan mempelajari bahasa asing dengan tepat
6. Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan
keadaan
7. Ability to work in team : Kemampuan dalam mengelola dan bekerjasama
dalam satu tim
8. Self Reliance or independence : Percaya diri dan mandiri
9. Mobility : Lincah dan wawasannya luas
10. Ability to deal with stress : Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress
11. Adaptability of the family : Keluarganya pandai menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru
12. Patience : Ulet dan sabar
13. Sesivity : Peka terhadap sesuatu yang baru
Budaya : Budaya juga sangat penting dan berpengaruh. Bila dalam komunikasi ada
perbedaan latar budaya dan tidak terdapat titik temu antar satu dengan yang lain
hal ini dapat menjadi bomerang dalam proses komunikasi sehingga dapat
menimbulkan kesalahpahaman antar personal yang dapat membuat perpecahan.
Kebenaran yang semu : Maksud dari kebenaran yang semu adalah benar tidak dan
salahpun juga tidak. Dan dalam kata-kata yang digunakan ada bumbu kebohongan
di dalamnya. Dalam sebuah komunikasi harus ada kejelasan ataupun kejujuran
agar ada keterbukaan antar personal.
Penipuan : Hambatan komunikasi yang lain adalah penipuan. Dalam sebuah
komunikasi bila terjadi penipuan akan merusak keakraban yang sudah terjadi dan
sudah terpelihara selama ini.
Tujuan yang tidak jelas : Dalam komunikasi harus ada kejelasan dalam
berhubungan agar ada tujuan yang pasti, apabila tidak ada tujuan yang jelas akan
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya miss komunikasi yang dapat
memecahkan hubungan antar sahabat ataupun hubungan antar personal yang
lainnya.
Salah paham : Terkadang di dalam suatu komunikasi terjadi salah paham dalam
interpretasi, respon, dan asumsi. Dan ini membuat suatu kesalahpahaman dalam
berkomunikasi sehingga dari kesalahpahaman ini bisa terjadi perusakan suatu
komunikasi. Selain itu, apabila kesalahpahaman terus berlanjut dalam suatu
hubungan komunikasi, hubungan komunikasi antar personal tersebut bisa pecah
atau ada pemutusan hubungan.
Menganggap enteng lawan bicara : Dalam suatu komunikasi atau hubungan kita
harus bisa menghormati antar personal agar tercipta suatu hubungan yang
harmonis. Tapi apabila tidak ada rasa saling menghormati maka akan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan misalnya pemutusan hubungan.
Mendominasi pembicaraan : Komunikasi dua arah akan berhasil bila kita saling
mengisi dan melengkapi. Bila ada seorang yang lebih mendominasi suatu
pembicaraan, komunikasi tersebut tidak akan efektif dan tidak akan berjalan
dengan lancar.
Pihak ketiga : Ketika terjadi komunikasi dua arah jangan sampai ada pihak ketiga
yang datang karena pihak ketiga atau orang yang tidak diundang dapat merusak
suatu komunkasi yang sudah terbina dari awal. Hal ini dapat terjadi karena pihak
ketiga tidak tahu dari awal apa yang terjadi dalam komunikasi dua arah yang
sebelumnya dan bisa merusak sedikit demi sedikit komunikasi atau hubungan yang
sudah tercipta sebelumnya.
Pada tiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk mengenali satu
dengan lainnya, maka dari itu komunikasi yang terjalin harus terdapat pengertian
serta kepercayaan antar personal, selain itu terdapat beberapa komponen yang
harus dijaga untuk menjaga hubungan komunikasi agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang dapat mengakibatkan perusakan atau pemutusan.
1. Untuk Menekankan
4. Untuk Mengatur
5. Untuk Mengulangi
Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari
pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal apa benar? dengan
mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala atau tangan
untuk mengulangi pesan verbal Ayo kita pergi.
6. Untuk Menggantikan
Komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering
dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah
satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara
berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang
berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak.
Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam
Sentuhan.
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal.
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman,
sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing
bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari
sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang
penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik.
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang
dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality)
Gerakan tubuh.
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata,
ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya;
untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau
menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
Proxemik.
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi
dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada.
Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat
keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan,
suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga
menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4
ruang interpersonal:
1. Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya
jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
2. Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi
dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar
antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
3. Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu
dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang
lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga
dua belas kaki.
4. Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga
Vokalik.
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah
nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas
suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti
"mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam
komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
Lingkungan.
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
FENOMENA