Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN ALAT PERAGA TERHADAP

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KELAS VIII SMP NEGERI 4 PRAYA BARAT DAYA

OLEH

HURIYAH,S.PD

SMP NEGERI 4 PRAYA BARAT DAYA

KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah

SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan

judul Penerapan Alat Pearaga Terhadap Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas VIII Tahun 2016/2017,

penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam

bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai

perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman

sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam

rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih

ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:

1. Yth. Kepala SMP Negeri 4 Praya Barat Daya

2. Yth. Rekan-rekan Guru dan Staf SMP Negeri 4 Praya Barat

Daya

3. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga

penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh

dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat

2
membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Penulis

HURIYAH, S.Pd

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi
dari model model pembelajaran yang konvensional kepada model model
pembelajaran yang terbaru maka, guru dituntut unutuk terus menerus melatih
diri untuk menerapkan metode metode tersebut. Penerapan metode
membutuhkan keterampilan khusus yang berawal dari pembiasaan
penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan
metode yang tepat maka akan dapat dihasilkan kemampuan siswa yang baik
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Mata Pelajaran IPS yang didominasi oleh aspek kognitif yang bersifat
deskriptif menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses belajar mengajar
baik itu dialami oleh guru yang menyampaikan materi atau siswa sebagai
subjek penerima materi pelajaran. Hal ini yang terjadi di Kelas VIII
Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 Smpn 4 Praya Barat Daya
Kec.Praya Barat Daya Kab.Lombok Tengah
pada mata pelajaran IPS yang secara khusus pada materi Tokoh tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang. Secara umum materi yang
seperti itu disampaikan dengan metode ceramah langsung melalui cerita. Hal
ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, untuk
menghindari proses yang membosankan maka, perlu dicarikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut.

3
Dalam menyelesaikan permasalahan ini maka peneliti sebagai guru
bidang studi memilih metode yang dianggap sesuai yaitu metode alat peraga
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang materi pelajaran
IPS dengan metode penelitian tindakan kelas.

B. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan
masalah sebagai berikut : Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa
Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 SMP Negeri 4 Praya
Barat Daya Kec.Praya Barat Daya Kab.Lombok Tengah

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan Kemampuan Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa Kelas
VIII Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 SMP Negeri 4 Praya Barat
DayabKec.Praya Barat Daya Kab.Lombok Tengah

C. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Kepala Sekolah : Sebagai sarana pembinaan kepada guru guru
bidang Sosial untuk mempertimbangkan penggunaan metode Alat Peraga.
b. Bagi guru bidang studi Ilmu sosial : Sebagai sarana untuk meningkatkan
hasil proses belajar mengajar bidang studi Sosial.
c. Bagi teman sejawat : Sebagai sarana untuk belajar dalam penelitian
tindakan kelas dengan metode yang berbeda sehingga memberikan
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam penelitian tindakan kelas
d. Bagi Siswa Siswi : Sebagai motivasi belajara untuk meningkatkan
kamampuan belajar khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

D. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

4
Lokasi pelaksanaan dilaksanakan di Kelas VIII Semester II Tahun
Ajaran 2016/2017 SMP Negeri 4 Praya Barat Daya Kec.Praya Barat
Daya Kab.Lombok Tengah
Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah yang berjumlah 19 Siswa dengan jadwal sebagai
berikut :
a. Tanggal 13 Februari Tahu 2017 materi pelajaran siklus I dengan waktu 2 x
40 menit.
b. Tanggal 13 Februari Tahun 2017 materi pelajaran Siklus II dengan waktu 2
x 40 menit.
c. Tanggal 20 Februari 2017 materi pelajaran siklus III dengan alokasi waktu
2 x 40 menit.

E. METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN

1. SIKLUS I.
Berdasarkan hasil pengamatan pada perbaikan pembelajaran
siklus I dengan menggunakan lembar observasi maka dapat diketahui
bahawa pada tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan
dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang
Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan
memberikan pertanyaan Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia
? Kapan mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang melawan
penjajah belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa
siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di
sebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama
sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan
Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam
kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru
adalah guru menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti
dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak

5
memperhatikan secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru
menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru
memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.
Pada tahap akhir ada satu fase yang gagal yaitu test atau
evaluasi siswa. Dari hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan
siswa hanya 68,4 persen sedangkan 31,6 persen siswa mempunyai nilai
dibawah standart. Fase yang termasuk kategori berhasil adalah
pembahasan kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat
kesimpulan

2. SIK LUS 2
Dari proses pelaksanaan perbaiakan pada siklus 2 maka
didapatkan data data sebagai berikut melalui lembar observasi yaitu
hasil pengamatan pada siklus pembelajaran I dapat diketahui pada
tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan
memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Tokoh Tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan memberikan
pertanyaan Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia ? Kapan
mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang melawan penjajah
belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di
sebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama
sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan
Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam
kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru
adalah guru menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti
dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak
memperhatikan secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru
menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru
memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.

6
Fase yang gagal selanjutnya adalah kegiatan diskusi tentang sejarah
pejuang dalam gambar peraga, kegagalan fase ini merupakan masalah
klasik yaitu siswa tidak terbiasa berdiskusi untuk mengungkapkan
pendapat sehingga proses berjalannya diskusi tidak bisa berjalan
dengan lancar dan siswa kesulitan membuat laporan karena guru
sebelumnya tidak menjelaskan bagaimana format pembuatan
laporannya. Kesulitan pembuatan laporan banyak disebabkan karena
ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan mengarang sehingga proses
pembuatan laporan sangat lambat dan memakan banyak waktu. Fase
selanjutnya yang tidak berhasil adalah fase presentasi tentang gambar
tokoh pejuang sebagai alat peraga. Hal di sebabkan karena
ketidaksiapan siapa yang ditunjuk untuk melakukan presentasi gambar
gambar yang mereka pegang karena setiap kelompok mempunyai
gambar yang berbeda beda.
Pada tahap akhir semua fase dapat dijalankan dengan baik Dari
hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa mencapai nilai
84,2 persen sedangkan 15,8 persen siswa mempunyai nilai dibawah
standart. Fase yang termasuk kategori berhasil adalah pembahasan
kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat kesimpulan dan
evaluasi.

F. METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
kawasan kelas dengan tujuan memeperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran kelas.Penelitian tindakan kelas in menggunakan model
penelitian lewin (1990). Lewin berpendapat, bahwa cara terbaik untuk
memajukan orang adalah dengan melibatkan mereka dalam penelitian mereka
sendiri dan yang ada dalam kehidupahn mereka, lewin menekankan
pentingnya kolaborasi dan partisipasi yang bersifat demokratis.

H .POPULASI DAN SAMPLE

7
Karya Tulis Ilmiah ini ini diperoleh melalui penentuan populasi dan
sampel. Di bagian populasi akan dibahas mengenai poertimbangan
pengambilan subyek penelitian yang dijadikan populasi. Sedangkan dalam
penentuan sampel, dilakukan dengan teknik porposive sampling secara detail
dijabarkan sebagai berikut :
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian baik berupa
karateristik niali-nilai, yang nantinya akan dikenal generalisasi
(Winarsunu, 2002). Populasi yang dijadikan subyek penelitian adalah
siswa SMPN 4 Praya Barat Daya kelas VIII .
Penentuan populasi dikhususkan bagi siswa kelas VIII telah
mampu mengaktualisasikan dan merefleksikan tingkah laku dalam
kehidupan sekolah. Dari segi keruangan dan tempat, siswa VIII-
merupakan tingkatan kedua untuk sekolah menengah pertama, dengan
demikian akan memperngaruhi kondisi psikologis yang membentuk
perasaan superior yang timbul mengakibatkan perilaku yang lebih dari
yang lain, seperti perilaku yang menentang tata tertib. Populasi dapat
dilihat pada tabel 1.1.

2. Sampel
Sampel adalah bagian kecil individu dari suatu populasi yang dapat
mempresentasikan populasi (Sugianto, 2004) panrikan sampel
dilakukan dengan teknik purpusive sampling.
Dasar pemikirannya adalah sampel ditarik dengan sengaja sebab
alasan-alasan tertentu (Surakhmad, 1982).
Pengambilan populasi dan sampel secara terinci dapat dilihat
dalam tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 Populasi dan Sampel Penelitian
POPULASI JUMLAH SAMPEL JUMLAH
SMPN 4 Praya 40 Kelas 19
Barat Daya Kelas Siswa VIII Siswa

8
VIII

I. METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode penilaian
tindakan kelas.

J. HASIL PENELITIAN
1. SIKLUS I
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus I dapat dilihat di
tabel berikut :
Tabel 1
Hasil Evaluasi Siklus I
Nilai
No Nama Siswa Nilai Siklus I Kemampuan
tertinggi/Terendah
1 Agung 5 -
2 Indra 4 - Terendah
3 Novi A 6 +
4 Riki Budi 7 +
5 Aprilia 6 +
6 Anto 5 -
7 Andi 6 +
8 Dedik 6 +
9 Edo 5 -
10 Fajar 5 -
11 Khoiron 7 +
12 Lilin 8 +
13 Moh Dwi 8 +
14 Novita sari 9 + Tertinggi
15 Reny 7 +
16 Rany 7 +
17 Shinta 6 +
18 Saftiaji 4 -
19 Maya 6 +
Jumlah 117
Rata-rata 6,16

9
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah
6,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut
diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 6 siswa atau
31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13 siswa
atau 68,4 persen.

2. SIKLUS 2
Adapun pengukuran kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh
Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus II dapat
dilihat di tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Evaluasi Siklus II
Nilai
No Nama Siswa Nilai Siklus I Kemampuan
tertinggi/Terendah
1 Dwi riyan 5 -
2 Indra 5 - Terendah
3 Novi A 6 +
4 Riki Budi 8 +
5 Aprilia 7 +
6 Anto 7 +
7 Andi 7 +
8 Dedik 7 +
9 Edo 5 -
10 Fajar 6 +
11 Khoiron 8 +
12 Lilin 8 +
13 Moh Dwi 8 +
14 Novita sari 9 + Tertinggi
15 Reny 7 +
16 Rany 7 +
17 Shinta 7 +
18 Saftiaji 6 +
19 Maya 6 +
Jumlah 129
Rata-rata 6,79

10
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah
6,79 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut
diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 7 siswa atau
36,8 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 12 siswa
atau 63,2 persen.

3. SIKLUS 3
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus III dapat dilihat
di tabel berikut :
Tabel 3
Hasil Evaluasi Siklus III
Nilai
No Nama Siswa Nilai Siklus I Kemampuan
tertinggi/Terendah
1 Dwi riyan 7 +
2 Indra 5 - Terendah
3 Novi A 7 +
4 Riki Budi 8 +
5 Aprilia 8 +
6 Anto 6 +
7 Andi 6 +
8 Dedik 7 +
9 Edo 7 +
10 Fajar 6 +
11 Khoiron 7 +
12 Lilin 9 +
13 Moh Dwi 9 +
14 Novita sari 10 + Tertinggi
15 Reny 7 +
16 Rany 7 +
17 Shinta 8 +
18 Saftiaji 5 -
19 Maya 7 +
Jumlah 136
Rata-rata 7,16

11
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa
adalah 7,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa
tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah
6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas
adalah 13 siswa atau 68,4 persen.

K. PEMBAHASAN
1. SIKLUS 1
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 dapat diketahui bahwa
nilai rata rata siswa adalah 6,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah
4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang
dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6
ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.
Dari seluruh proses perbaikan pembelajaran dapat dikalkulasi
bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir
satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai
hanya 6 fase yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung
hanya 46 persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-100) dalam
bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan alat peraga
dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar yang efektif. b). Penggunaan alat peraga merupakan
bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. c). Alat peraga
dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau
bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu
siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat

12
peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar.

2. SIKLUS 2
Setelah melihat hasil perbaikan penelitian pada siklus 2 didapatkan
hasil perkembangan prestasi siswa sebagai berikut bahwa nilai rata rata
siswa adalah 6,79 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19
siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6
adalah 7 siswa atau 36, 8persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke
atas adalah 12 siswa atau 63,2 persen.
Jika dibandingkan dengan proses perbaikan prestasi pada siklus 1
terlihat jelas peningkatan prestasi belajar siswa yang cukup bagus dari
68,4 % yang mendapat nilai diatas 6 sekarang menjadi 84,2 %. Hal ini
namapak jelas keseuaian apa yang di samapaikan oleh (R.M. Soelarko,
1995: 6) bahwa Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu
yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat
menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.

3. SIKLUS 3
Pada siklus yang ketiga nampak jelas perubahan prestasi belajar
siswa bahwa nilai rata rata siswa adalah 7,16 dengan nilai tertinggi 9 dan
nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang
mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada
tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.
Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 2 yang
tidak berhasildalam pembelajaran. Jika dihitung keberhasilan guru
mencapai 84,6 persen.
Dengan kondisi pencapaian prestasi belajar 7,16 maka, sudah cukup
untuk membuktikan bahwa alat peraga memang sangat berpengaruh pada

13
pencapaian prestasi belajar. Sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-
100) dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan
alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b). Penggunaan alat
peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c). Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan
dan isi pelajaran. d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat
hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran
lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan
membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.

Grafik 4.1. Peningkatan Prestasi Belajar siswa siklus 1 s/d 3


GRAFIK PENINGKATAN NILAI

7.2

6.8

6.6

NILAI
6.4 Series1

6.2

5.8

5.6
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

SIKLUS

14
Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode Alat Peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Tokoh
pejuang dalam menghadapi penjajah belanda dan jepang.
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan
metode alat peraga yang terdiri dari 3 siklus yang dilakukan oleh peneliti dan
siswa sebagai subjek penelitian maka didapatkan data sebagai berikut :

Grafik 4.2. Grafik Peningkatan perbaikan pembelajaran

K.SIMPULAN
Berdasarkan hasil analis dan pembahasan maka dapat di simpulkan
bahwa penggunaan metode alat peraga dapat meningkatkan pemahaman
konsep IPS pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 4 Praya Barat Daya
Tahun Ajaran 2016/2017 di Kecamatan Praya Barat Daya.

15
L.SARAN
Berdasarkan hasil temuan dan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode bervariasi maka disarankan :
1.Kepala sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru guru bidang
Sosial unutuk mempertimbangkan penggunaan metode Alat Peraga.
2.Bagi guru bidang studi Sosial untuk dapat menggunakan metode Alat Peraga
dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
3.Bagi teman sejawat sebagai observer yang akan melaksanakan penelitian
hendaknya lebih memperhatikan ketelitian dalam penyusunan langkah langkah
dalam prosedur karya ilmiah.

16

Anda mungkin juga menyukai