1, Maret 2016
ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) memiliki banyak manifestasi klinis dan
komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Penelitian ini
bertujuan mengiden-tifikasi dan menganalisis hubungan antara pengetahuan
sensoris dan kesadaran diri dengan tindakan perawatan diri dan kualitas hidup
pada penderita DM. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional
yang menggabungkan model perawatan diri dan Precede Proceed Model sebagai
kerangka teoritis. Populasi adalah semua penderita DM di wilayah Kelurahan
Keputran, besar sampel 32 yang diambil dengan teknik convenient sampling.
Variabel independen: pengetahuan sensoris dan kesadaran diri; variable dependen:
tindakan perawatan diri dan kualitas hidup. Instrumen: kuesioner pengetahuan
sensoris dan kesadaran diri, Self-Care Inventory-Revised Version dan WHOQOL-
BREF. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson; 0.05; CI 95%. Hasil:
32 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, proporsi yang sama untuk pria
dan wanita (50%); usia rata-rata 54,4 tahun. Mayoritas lulusan SMA, sudah
menikah dan masih aktif bekerja. Lama sakit DM rentangnya 1-26 tahun.
Sebagian besar responden memiliki pengetahuan sensoris dan kesadaran diri yang
cukup, hanya saja tindakan perawatan diri dan kualitas hidupnya belum optimal.
Analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan sensoris
dan tindakan perawatan diri (p=0,165); antara pengetahuan sensoris dan kualitas
hidup (p=0.097); juga antara kesadaran diri dan tindakan perawatan diri
(p=0,714). Ada hubungan yang lemah dan signifikan teridentifikasi antara
kesadaran diri dan kualitas hidup (r=0.354; p=0.047). Pembahasan: Keberhasilan
pengelolaan DM yang menentukan kualitas hidup penderita tergantung pada
motivasi dan kesadaran diri penderita untuk melakukan manajemen perawatan diri
yang dirancang untuk mengontrol gejala dan menghindari komplikasi. Tindakan
perawatan diri tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan sensoris dan kesadaran
diri saja, namun ada banyak faktor lain yang tidak diteliti juga mempengaruhi.
Kesimpulan: Kesadaran diri terbukti berhubungan dengan kualitas hidup pada
penderita DM. Pada variabel yang tidak berhubungan, potensial ada faktor lain
yang pengaruhnya lebih kuat.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, pengetahuan sensoris, kesadaran diri,
perawatan diri, kualitas hidup
51
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
ABSTRACT
Introduction: Diabetes Mellitus (DM) has many clinical manifestations and
complications that lowering health-related quality of life (HRQOL). This study
aims to identify and analyze the correlation between sensory knowledge, self-
awareness, self-care practice, and HRQOL in DM context. Method: This is a
cross-sectional study mixing the model of Self-care and Precede Proceed. The
population was all DM clients in Keputran sub-district, sample amount was 32
enrolled by means of convenient sampling. Independent variables: sensory
knowledge, self-awareness; dependent variables: self-care practice, HRQOL.
Instruments used were sensory knowledge and self-awareness questionnaire, Self-
Care Inventory-Revised Version and WHOQOL-BREF. Data analysis was using
Pearson Correlation statistical test; 0.05; CI 95%. Result: 32 respondents
participating in this study, equal number for males and females (50%), average
age was 54.4 years old. Most of them are high school graduates, get married, and
still working. The range of DM sickness was 1-26 years. Most respondents have
enough sensory knowledge and self-awareness, but their self-care practice and
HRQOL are not optimal. Statistical analysis show that there is no correlation
between sensory knowledge and self-care practice (p = 0.165), between sensory
knowledge and HRQOL (p = 0.097), and between self-awareness and self-care
practice (p = 0.714). There is a weak significant correlation identified between
self-awareness and HRQOL (r=0.354; p=0.047). Discussion: The successful
management of DM determining patients quality of life depends on the
motivation and self-awareness of patients to perform self-care management which
is designed to control the symptoms and avoid complications. The act of self-care
is not only influenced by sensory knowledge and self-awareness, but also many
other factors unidentified in this study. Conclusion: Self-awareness proved to be
correlated with HRQOL in DM context. In the uncorrelated variables, potentially
there are other factors having stronger influence.
Keywords: Diabetes Mellitus, sensory knowledge, self-awareness, self-care,
quality of life
52
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
53
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
reliabel dengan hasil analisis sebagai dan 4) kualitas hidup: p=0,761. Hasil
berikut: 1) kuesioner pengetahuan uji korelasi Pearson menunjukkan
sensoris: r = 0,530 0,810 dan = tidak ada hubungan antara
0,781; 2) kuesioner kesadaran diri: r pengetahuan sensoris dan aktivitas
= 0,485 0,950 dan = 0,582 perawatan diri (p=0,165); antara
0,925; 3) Self-care Inventory Revised pengetahuan sensoris dan kualitas
Version (Gatlin, 2012): r = 0,955 hidup (p=0.097); juga antara
0,975 dan = 0,525; dan 4) kesadaran diri dan aktivitas
WHOQOL-BREF (WHO, 2004): r = perawatan diri (p=0,714). Ada
0,419 0,798 dan = 0,700. Uji hubungan yang lemah namun
statistik yang dipilih adalah uji signifikan teridentifikasi antara
korelasi Pearson dengan 0,05 dan kesadaran diri dan kualitas hidup
confidence interval 95%. Etika (r=0.354; p=0.047).
penelitian ditekankan pada informed
consent, kerahasiaan dan anonimitas. PEMBAHASAN
Hubungan pengetahuan sensoris
HASIL dan tindakan perawatan diri
32 orang responden Pelaksanaan self-care
berpartisipasi dalam penelitian ini. membutuhkan pembelajaran,
Responden laki-laki dan perempuan pengetahuan, motivasi, dan skill.
masing-masing sebanyak 16 orang. Menurut Orem (1971), yang
Rata-rata usia responden 54,4 tahun. menjadikan self-care adalah
Sebagian besar responden adalah pengetahuan seseorang, khususnya
tamatan SD dan berprofesi sebagai pengetahuan tentang cara melakukan
ibu rumah tangga. Responden perawatan diri. Kebiasaan dalam
penelitian menderita DM rata-rata melakukan self-care pada pasien usia
sudah selama 6,5 tahun. Data khusus dewasa dipengaruhi pengetahuan
hasil penelitian menunjukkan secara spesifik dalam penerapannya.
mayoritas responden memiliki Postulat teori self-care menyatakan
pengetahuan cukup (50%), kesadaran bahwa self-care tergantung dari
diri tinggi dan cukup hasilnya perilaku yang telah dipelajari,
berimbang (masing-masing 46,8%), individu berinisiatif dan membentuk
tindakan perawatan diri cukup sendiri untuk memelihara kehidupan,
(78,1%), kualitas hidup tinggi dan kesehatan, dan kesejahtera-annya.
cukup juga berimbang (masing- Kesadaran akan kebutuhan
masing 50%). mendapatkan pengetahuan dan
Uji normalitas data kemampuan untuk mencari
menunjukkan semua data hasil pengetahuan akan mempengaruhi
penelitian berdistribusi normal, tindakan yang diambil oleh seorang
yaitu: 1) pengetahuan sensoris: individu. Seseorang yang
p=0,811; 2) kesadaran diri: p=0,702; melaksanakan tindakan harus
3) tindakan perawatan diri: p=0,658; mempunyai sensory knowledge
54
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
55
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
56
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
57
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
ini dapat timbul dari adanya hubungan yang lemah dan signifikan
pengetahuan yang cukup, dan akan antara kesadaran diri dan kualitas
berlanjut pada kemauan yang kuat hidup penderita DM.
yang diterapkan pada perubahan Saran
perilaku penderita DM menjadi Peneliti selanjutnya atau perawat
perilaku yang sehat (Hidayah, 2012). komunitas dapat menerapkan DSME
Menurut Green & Kreuter (1991), terlebih dahulu kepada para
modifikasi perilaku sehari-hari penderita DM di wilayah Kelurahan
menjadi gaya hidup sehat dapat Keputran Surabaya, setelah itu baru
meningkatkan status kesehatan menilai pengetahuan sensoris,
individu yang kemudian akan kesadaran diri, tindakan perawatan
meningkatkan kualitas hidupnya. diri, dan kualitas hidup mereka.
Kualitas hidup terkait kesehatan Motivasi dan efikasi diri sebaiknya
(HRQOL) didefinisikan sebagai diteliti bersamaan dengan aspek
kesehatan fisik dan mental yang kesadaran diri karena ketiga variabel
dirasakan sepanjang waktu ini berpotensi mempengaruhi
(Moriarty, et al, 2003). Pada tingkat tindakan perawatan diri pada
individu, HRQOL meliputi persepsi penderita DM tipe 2 di komunitas.
kesehatan fisik dan mental dan Status psikologis, tingkat
korelasinya yang meliputi risiko dan kemandirian, hubungan sosial,
kondisi sehat, status fungsional, determinan sosial (pekerjaan,
dukungan sosial, dan status perumahan, pendidikan), budaya,
sosioekonomi. Dengan pencapaian nilai yang dianut, dan spiritualitas
status kesehatan yang optimal maka sebaiknya diteliti juga bersamaan
secara otomatis menghantarkan dengan pengetahuan sensoris dan
penderita DM pada pencapaian kesadaran diri karena semua variabel
HRQOL yang optimal pula. ini dapat mempengaruhi kualitas
hidup seseorang secara keseluruhan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan KEPUSTAKAAN
Tidak ada hubungan antara
Ariani, Y. (2011). Hubungan Antara
pengetahuan sensoris dan kesadarn
Motivasi dengan Efikasi Diri Pasien
diri dengan tindakan perawatan diri DM Type 2 dalam Konteks Asuhan
pada penderita DM. Tindakan Keperawatan di RSUP H. Adam
perawatan diri potensial lebih Malik Medan. Diunduh dari:
dipengaruhi oleh motivasi dan www.lib.ui.ac.id
efikasi diri. Pengetahuan sensoris
juga terbukti tidak berhubungan Gatlin, PK. (2012). Disertasi:
Severity of type 2 Diabetes Mellitus,
dengan kualitas hidup penderita DM.
Working Memory, and Self-Care.
Variabel determinan social potensial Diunduh dari:
lebih dominan mempengaruhi www.arizona.openrepository.com
kualitas hidup penderita DM. Ada
58
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016
Green, LW., Kreuter, MW. (1991). Orem, DE. (1971). Nursing: Concepts of
Health Promotion Planning: An Practice, 6th Edition. St. Louis: Mosby
Educational and Environmental
Approach, 2nd Edition. Mountain View: Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Mayfield Publishing Company Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses &. Praktek, Edisi 4, Volume 1.
Hidayah, A. (2012). Skripsi: Tingkat Jakarta: EGC
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
tentang Risiko Terjadinya Ulkus Kaki Sukandar, EY. (2009). ISO
Diabetes di Poli Klinik Penyakit Dalam Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan. Diunduh dari: Susanti, NL., dkk. (2013). Peran
www.repository.usu.ac.id Keluarga dalam Merawat Anggota
Keluarga Sakit Diabetes Mellitusdi
Kusnanto. (2013). Meningkatkan Rumah. Surabaya: Fak. Keperawatan
Respons Psikososial-Spiritual pada UKWMS
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Melalui
Aplikasi Modul Self Care Management. Temple, A.J.S. (2003). The Effects of
Jurnal Ners, Vol. 8 No. 1, 47-55 Diabetes Self-management Education on
Diabetes Self-efficacy, and
Lewis, SL., et al. (2011). Medical- Psychological Adjustment to Diabetes.
Surgical Nursing: Assessment and Diunduh dari:
Management of Clinical Problems. Vol. http://proquest.umi.com/pqdweb
2. 8th Edition. USA: Elsevier Mosby
World Health Organization (WHO).
Masfufah., Hadju, V., Jafar, N. (2014). (2004). Instrument BREF. Diunduh dari:
Pengetahuan, Kadar Glukosa Darah www.who.int
dan Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di Wilayah World Health Organization (WHO).
Kerja Puskesmas Kota Makasar. (2012). 10 Facts About Diabetes.
Diunduh dari: Diunduh dari: www.who.int
www.repository.unhas.ac.id
Wu, S.F.V., Courtney, M., Edward, H.,
Moriarty, DG., Zack, MM., Kobau, R. McDowell, J., Shortridge-Baggett, L.M.,
(2003). The Centers for Disease Control Chang, P.J. (2006). Self-efficacy,
and Preventions: Healthy Day Measures Outcome Expectation and Self Care
Population Tracking of Perceived Behavior in People with Type 2
Physical and Mental Health Over Time. Diabetes in Taiwan. Diunduh dari:
Diunduh dari: www.hqlo.com http://web.ebscohost.com
59