Anda di halaman 1dari 24

CASE BASED DISCUSSION

KISTOMA OVARIUM
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Obstetri dan
Ginekologi di RS Islam Sultan Agung Semarang
Periode 10 April 2017 10 Juni 2017

Disusun Oleh :
Habibah Nur Laili
30101206637

Pembimbing :
dr. Muslich Ashari, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
PENDAHULUAN

I. Ovarium
A. Anatomi Ovarium
Wanita pada umumnya mempunyai 2 ovarium, yaitu kanan dan
kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang
ligamentum latum, kiri dan kanan. Ukuran ovarium adalah kurang lebih
sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan
tebal kira-kira 1,5 cm. pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan
mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-
serabut saraf untuk ovarium.
Struktur ovarium terdiri atas :
1. Korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum
yang berbentuk kubik, dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-
folikel primordial.
2. Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot
polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer.
Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang
dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini
merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks
ovarii dalam letak yang beraneka-ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja
sampai menjadi folikel de Graaf yang matang terisi dengan likuor follikuli,
mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.
Folikel de Graaf yang matang berisi ovum, stratum granulosum,
teka interna, dan teka eksterna.

B. Fisiologi Ovarium
Dalam endokrinologi reproduksi wanita, ovarium memiliki dua
fungsi utama yaitu:
1. Fungsi proliferatif (generatif), yaitu sebagai sumber ovum selama
masa reproduksi. Di ovarium terjadi pertumbuhan folikel primer,
folikel de Graaf, peristiwa ovulasi dan pembentukan korpus luteum.

1
2. Fungsi sekretorik (vegetatif), yaitu tempat pembentukan dan
pengeluaran hormon steroid ( estrogen, progesteron dan androgen )
Fungsi ovarium yang utama adalah menghasilkan sel telur (ovum).
Selain itu ovarium juga berperan dalam mengatur siklus haid wanita.

II. Kista Ovarium


A. Definisi
Kista merupakan kantung berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana
saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe
kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang
wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur
matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat
berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung
pecah. Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista
folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus
tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga
bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk
apabila kantung kista ini tidak menghilang. Malahan kantung kista menutup
lagi setelah sel telur dikeluarkan.

B. Etiologi
Penyebab dari kista ovarium belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor resiko :
1. Gaya hidup yang tidak sehat, diantaranya :
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak
b. Kurang olahraga
c. Merokok dan konsumsi alcohol
d. Infeksi
2. Faktor Genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker,
yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu,

2
misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau
terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat
berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu

C. Gejala dan Tanda pada Kista Ovarium


Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda,
terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda
adalah akibat dari:
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan
oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya gangguan
miksi, obstipasi, edema pada tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak,
dan lain-lainnya.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali
tumor itu sendiri yang mengeluarkan hormon. Dapat menyebabkan
amenore, dan hipermenore.
3. Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga
berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan
gejala yang minimal. Akan tetapi bila perdarahan banyak akan terjadi
distensi dari kista dan menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5
cm atau lebih, akan tetapi belum amat besar sehingga terbatas
gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi adalah
kehamilan, karena pada kehamilan, uterus yang membesar dapat
mengubah letak tumor sehingga terjadi perubahan mendadak dalam
rongga perut
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat tumor terdapat sumber kuman
patogen seperti appendiksitis, divertikulitis atau salpingitis akuta.
Robekan dinding kista dapat terjadi pada torsi tangkai dan trauma
seperti jatuh, pukulan pada perut, dan waktu persetubuhan. Bila kista
mengandung cairan serous, maka rasa nyeri akan segera mengurang.

3
Tetapi bila robekan kista disertai perdarahan yang timbul secara akut,
maka dapat terjadi perdarahan bebas yang menimbulkan rasa nyeri
terus menerus disertai tanda-tanda akut abdomen.
D. Klasifikasi Kista Ovarium
Kista Ovarium Non Neoplastik
Kista folikel
Kista korpus luteum
Kista lutein
Kista inklusi germinal
Kista endometrium
Kista stein-leventhal

Kista Ovarium Neoplastik Jinak


Kistadenoma ovarii serosum
Kistadenoma ovarii musinosum
Kista dermoid

1. Kista Ovarium Non Neoplastik

a. Kista Folikel
Kista ini merupakan tumor jinak ovarii paling umum dan
yang paling sering ditemukan secara kebetulan. Sebuah kista
folikuler bisa bertahan sampai beberapa siklus menstruasi dan
diameternya bisa mencapai 10cm.
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa
folikel primer yang tumbuh di bawah pengaruh hormone estrogen
dan tidak mengalami atresia. Kista ini bisa soliter maupun
multiple. Dinding dalam kista terdiri atas beberapa lapisan sel
granulose, karena adanya tekanan dalam kista terjadilah atrofi pada
lapisan ini. Cairan kista jernih dan mengandung estrogen. Oleh

4
karena itu terkadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista ini
lambat laun dapat mengecil dan hilang spontan. kista ini
membutuhkan penanganan jika menimbulkan gejala atau jika
belum hilang dalam waktu 8-16 minggu.

b. Kista Korpus Luteum


Pada keadaan tertentu korpus luteum mempertahankan diri
(korpus luteum persisten). Cairan dalam kista berwarna merah
coklat karena perdarahan sering terjadi dalam kista. Dinding kista
terdiri atas lapisan sel-sel theca. Kista jenis dapat menimbulkan
gangguan haid berupa amenore maupun metroragia. Perdarahan
yang terus menerus dapat menimbulkan rupture kista dan
menimbukan nyeri perut yang mendadak. Penanganan kista ini
menunggu sampai kista hilang sendiri.

c. Kista Theca Lutein


Kista ini biasanya bilateral dan biasanya akibat pengaruh
hormone hCG yang berlebihan. Pada pemeriksaan mikroskopik
terlihat luteinisasi sel-sel theca. Kista ini biasanya dijumpai pada
mola hidatidosa, koriokarsinoma, sehingga kista ini akan mengecil
pula dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma.

d. Kista Inklusi Germinal


Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian
kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista
terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas 1
lapisan epitel kubik atau torak rendah dan isinya cairan jernih dan
serous.

e. Kista Stein-Leventhal

5
Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-
Leventhal yang terdiri dari infertilitas, amenore dan hirsutisme
tanpa maskulinisasi serta kedua ovarium membesar. Hal ini
mungkin disebabkan gangguan keseimbangan hormonal, umumnya
terdapat gangguan ovulasi. Hyperplasia endometrium sering
ditemukan pada keadaan ini. Terapinya adalah klomifen yang
bertujuan menyebabkan ovulasi. Namun wedge resection perlu
dipertimbangkan apabila terapi dengan klomifen tidak berhasil
memberikan ovulasi.

2. Kista Ovarium Neoplasma Jinak


1) Kistadenoma ovarii musinosum
Menurut Meyer, tumor ini berasal dari suatu Teratoma,
di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lainnya. Tumor ini paling sering terdapat pada
wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa
prapubertas. Tumor ini lazimnya berbentuk multilokuler.
Tumor ini menerima darahnya melalui suatu tangkai, kadang-
kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan
sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam
kista dan perubahan degenerative yang memudahkan timbulnya
perlekatan kista dengan omentum, usus-usu dan peritoneum
perietale. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-
abuan, yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau
perubahan degenerative dalam kista. Pada pembukaan terdapat
cairan lender yang khas, kental seperti gelantin, melekat dan
berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
pencampurannya dengan darah. Keganasan dapat terjadi dalam
kira-kira 5-10% dari kistadenoma ovarii musinosum.
2) Kistadenoma ovarii serosum
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium), bentuk epitel pada papil beraneka ragam tetapi

6
sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti
epitel tuba. Ditemukan pada wanita berusia antara 20-50 tahun,
dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Pada umumnya tumor jenis ini tak mencapai ukuran
yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma ovarii
musinosum. Permukaan kista biasanya licin, berbentuk
multilokuler, warnanya putih keabu-abuan, potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista. Isi kista cair,
kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.
Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh
dengan pertumbuhan papiler.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya
psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarii serosum papiliferum, tetapi bahwa tumor
ini ganas. 30-35% kistadenoma ovarii serosum ini mengalami
perubahan menjadi ganas

3) Kista dermoid
Kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di
mana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi
sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula
sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak, Nampak
lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tumor ini berasal dari sel telur melalui proses
partenogenesis.
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium
yang kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang
masih muda. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

7
Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat.
Bila dibelah Nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-
kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah
pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. Bahan
yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar
sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah. Perubahan menjadi
ganas kira-kira 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya
pada wanita lewat menopause.

E. Pemeriksaan4
Selama usia reproduktif, kebanyakan massa di ovarium adalah
jinak. Pasien dengan gejala yang akut biasanya memerlukan operasi.
Sebaliknya pasien dengan gejala yang kronik sebaiknya dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
1. Riwayat Ginekologik
Meliputi tanggal haid terakir, siklus haid, kehamilan, kontrasepsi,
riwayat obat-obatan dan riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus ditujukan pada regio abdomen dan pelvis.
Pemeriksaan fisik ini juga diikuti dengan pemeriksaan PAP smear.
Pemeriksaan rektovaginal sangat diperlukan untuk menentukan
karakteristik fisik dari masaa tersebut. Penentuan akan ukuran tumor
ovarium ini sangat penting dalam memutuskan apakah massa ini
memerlukan tindakan eksplorasi pembedahan atau tindakan observasi
dan tindakan yang bersifat non invasive.
Bila pasien dalam keadaan gawat, perhatikan apakah ada hipovolemik.
Dapat juga menyebabkan perbesaran KGB, dan efusi pleura, tetapi
jarang dijumpai pada tumor jinak ovarium.
Pemeriksaan Abdomen

8
Pada abdomen dapat ditemukan adanya cairan, caput medusa pada
dinding abdomen, pada palpasi dapat ditemukan adanya massa
pada abdomen bawah. Untuk mengetahui adanya akut abdomen,
dapat dengan cara mendengarkan bising usus, bila negative
kemungkinan terjadi peritonitis. Pasien juga merasa perutnya
tegang, tidak nyaman, adanya tekanan pada perut bawah, gejala
urinary dan gastrointestinal.
Pemeriksaan Bimanual
Ini merupakan pemeriksaan yang penting. Dengan cara palpasi
massa antara vagina dan abdomen, dinilai apakah massa mobile
dan konsistensinya.
USG
USG dapat memperlihatkan adanya massa ovarium, walaupun
tidak dapat membedakan antara yang jinak dan ganas. Massa yang
padat cenderung ganas, dibanding dengan massa yang kistik.
Selain itu dapat juga digunakan Transvaginal USG, MRI ataupun
CT Scan juga dapat membantu.
Aspirasi Kista Ovarium dengan Bantuan USG
Tidak direkomendasikan sebagai alat bantu diagnostic karena
untuk tumor yang ganas, dapat menyebar di sepanjang jalur jarum
yang digunakan untuk aspirasi.
3. Pemeriksaan darah dan serum marker
Adanya massa di daerah pelvis disertai dengan peningkatan sel darah
putih dapat disebabkan oleh infeksi. Serum marker merupakan
pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk tumor ovarium. Peningkatan
CA 125 dapat mengarahkan pada karsinoma ovarium. Wanita dengan
endometriosis juga menyebabkan peningkatan level CA 125, tetapi
tidak setinggi adanya keganasan. Konsentrasi -hCG yang meningkat
dapat disebabkan adanya kehamilan ektopik, selain itu juga dapat
disebabkan oleh tumor trophoblastik dan germ cell tumor. Level
estradiol juga dapat meningkat pada pasien dengan kista folikular dan
sex cord stromal tumor. Peningkatan androgen dapat terjadi pada
Sertoli- Leydig tumor.

9
Perbedaan massa jinak dan ganas 5 :
Jinak Ganas
Unilateral Bilateral
Kistik Solid
Mobile Terfiksasi
Halus Irregular
Ascites (-) Ascites (+)
Pertumbuhan lambat Pertumbuhan cepat
Sering pada usia muda Sering pada usia tua

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tergantung pada berat ringannya penyakit, usia
pasien, dan keinginan pasien untuk memiliki anak.
1. Asimptomatik pasien
Bila pada pemeriksaan didapatkan tumor diameter 6 cm, CA 125 < 35
mU/ml, vaskularisasi normal pada sekitarnya, dapat dilakukan
tindakan konservatif. Pada kasus ini, bila tumor tidak membesar dalam
3 bulan, dan tetap tidak membesar setelah 6 bulan, disertai dengan
kadar CA 125 < 35 mU/ml biasanya akan mengalami resolusi dalam 3
7 tahun.
Tumor jinak dengan diameter < 10 cm dapat dilakukan laparoskopik.
Kriteria observasi tumor ovarium yang asimptomatik :
unilateral tumor atau kista tanpa adanya massa padat
wanita premenopause dengan tumor berdiameter 3-10 cm
wanita postmenopause dengan tumor berdiameter 2-6 cm
CA 125 dalam batas normal
Tidak ada asites atau perlengketan pada omentum
2. Simptomatik pasien
a. Wanita hamil
Bila pasien menunjukan penyakit yang berat, perdarahan atau akut
abdomen diperlukan operasi segera. Pada pasien dengan kista
ovarium dan hamil, sering terjadi torsio atau perdarahan. Kista
dermoid dapat rupture dan mengakibatkan peritonitis. Kista
ovarium dapat didiagnosis sebelum kehamilan, sehingga dapat
direncakan persalinan secara sectio Caesar.
b. Wanita pubertas
Jarang ditemukan kista ovarium, dan biasanya jinak. Yang paling
sering adalah teratoma dan kista folikular. Gejalanya meliputi nyeri

10
abdomen, distensi abdomen, pubertas prekoks. Penatalaksanaan
tergantung pada beratnya penyakit

G. Terapi
1. Aspirasi kista dengan bantuan USG
Keuntunagn dari tekni ini adalah tidak perlu dilakukan operasi, dengan
syarat kista yang diaspirasi tidak membentuk cairan kembali. Setelah
cairan diaspirasi perlu pemeriksaan sitologi. Tidak dianjurkan untuk
tumor ganas. Calon terbaik untuk aspirasi adalah wanita muda dengan
kista yang unilateral, unilokular, diameter <10 cm. Dapat diterapkan
pada pasien yang memiliki resiko yang besar jika dilakukan operasi.
2. Laparoskopi
Indikasi laparoskopi :
Massa abdomen yang meragukan
Usia < 35 tahun
USG menunjukan tidak ada massa padat
Simple ovarian cyst
Keuntungan laparoskopi yaitu nyeri post operatif sedikit,
mempersingkat lamanya perawatan, dapat cepat kembali beraktifitas,
memperkecil kemungkinan terjadinya perlengketan dibanding dengan
laparotomi. Kerugiannya antara lain, eksisi yang tidak lengkap dari
dinding kista,dan kemungkinan adanya keganasan yang tidak
diprediksi dapat terjadi.
3. Laparotomi
Kista dermoid sebaikya dilakukan laparotomi, karena kemungkinan
cairannya bocor dan mengakibatkan komplikasi yang serius. Pada
wanita < 35 tahun, tumor ovarium jarang yang menyerupai keganasan.
Laparotomi penting mengeksplorasi seluruh abdomen dan melihat
keadaan kedua ovarium. Pada wanita <35 tahun tumor ovarium sering
kelihatan tidak ganas, bahkan mungkin massa tersebut adalah tumor
ganas, yang tampak seperti germ tumor yang responsif terhadap
kemoterapi. Maka kistektomi atau oophorectomy merupakan terapi
yang cocok dan aman untuk massa ovarium pada kelompok usia ini.

11
H. Diagnosa Banding

Nyeri :
KET
Spontaneous abortion
Pelvic inflammatory disease
Appendicitis
Meckel's diverticulum
Diverticulitis
Pembesaran Abdomen :
Kehamilan
Fibroid uterus
Full bladder
Distended bowel
Ovarian malignancy
Colorectal carcinoma
Efek Tekanan :
Urinary tract infection
Constipation
Efek Hormonal
Semua hal yang menyebabkan gangguan menstruasi, pubertas
prekoks dan perdarahan postmepousal.

12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2017

A. IDENTITAS
Nama penderita : Ny. SH
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No CM : 01315910
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Said Husin Hamzah RT 03 Kotawaringin Barat
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 7 Mei 2017
Ruang : Baitun Nisa 2
Kelas : JKN PBI

B. ANAMNESA
Dilakukan autoanamnesis tanggal 7 Mei 2017 Pukul 05.30 WIB
Keluhan utama
Nyeri pada pinggang kanan
Riwayat Penyakit Sekarang
o Keluhan Utama : Nyeri pada pinggang kanan
o Lokasi : Nyeri pada pinggang kanan

o Kualitas : Nyeri tumpul pegal

o Kuantitas : Nyeri dirasakan hilang timbul beberapa kali sehari

13
o Kronologi : Nyeri dirasakan pertama kali muncul sejak 2 tahun
lalu. Nyeri muncul terutama setelah duduk lama atau terlalu lelah
bekerja.

o Onset

Keluhan dirasakan sering sejak 6 bulan terakhir

Fx Predisposing :-

Fx Precipitating : Nyeri muncul setelah duduk lama atau


terlalu lelah bekerja

Fx Prodromal : Dimulai dengan rasa kemeng dan pegal yang


menjadi nyeri tumpul

o Faktor modifikasi

o Memperberat : Aktivitas

o Memperingan : minum obat warung

o Keluhan penyerta :-

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia
pernikahan 42 tahun.
Riwayat KB
Pasien pernah menggunakan KB suntik 3 bulan dan KB pil setelah
melahirkan anak ke-7.
Riwayat Obstetrik
P10A0
1. Anak pertama berusia 41 tahun, laki-laki, kelahiran normal di
dukun anak

14
2. Anak kedua berusia 37 tahun, laki-laki, kelahiran normal di dukun
anak
3. Anak ketiga berusia 34 tahun, laki-laki, kelahiran normal di dukun
anak
4. Anak keempat berusia 31 tahun, laki-laki, kelahiran normal di
dukun anak
5. Anak kelima berusia 29 tahun, laki-laki, kelahiran normal di dukun
anak
6. Anak keenam berusia 27 tahun, kembar, perempuan, kelahiran
normal di dukun anak
7. Anak ketujuh berusia 27 tahun, kembar, perempuan, kelahiran
normal di dukun anak
8. Anak kedelapan berusia 26 tahun, perempuan, kelahiran normal di
dukun anak
9. Anak kesembilan berusia 24 tahun, laki-laki, kelahiran normal di
dukun anak
10. Anak kesepuluh berusia 21 tahun, perempuan, kelahiran normal di
dukun anak

Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Dismenorrhea : (-)
Leukorrhea : (-)
Menopause : (+)

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah sebanyak 1 kali
Menikah saat usia : 23 tahun
Lama menikah : 42 tahun
Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat Hipertensi : (+)
o Riwayat DM : (+)

15
o Riwayat alergi : disangkal
o Riwayat asma : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
o Riwayat Hipertensi : (+)
o Riwayat DM : (+)
o Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pendidikan terakhir SMP, pendidikan terakhir suami SMP. Pasien sebagai
ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai buruh.

Kesan ekonomi : kurang


.
C. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
o Tensi : 140/90 mmHg
o Nadi : 80 x/menit
o RR : 20 x/menit
o Suhu : 36,1 0C
o TB : 157 cm
o BB : 60 kg
Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik(-/-)
- Hidung : Discharge (-), septum deviasi
(-), nafas cuping hidung (-)
- Telinga : Discharge (-)

16
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering
(-)
- Tenggorokan : Faring hiperemesis
(-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran
kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, membesar, kencang
(-), retraksi papilla mammae (-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : redup
Auskultasi : suara jantung I dan II murni, reguler,
suara tambahan (-)
- Paru
Inspeksi : Hemithorax dextra dan
sinistra simetris
Palpasi : Stern fremitus dextra dan
sinistra sama
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara
tambahan (-)

- Abdomen
Inspeksi : Perut rata, striae gravidarum
(-),bekas luka operasi (-),
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : timpani

17
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa
kistik regio inguinal kanan sebesar bola tenis,
mobile, konsistensi kenyal, perbedaan suhu (-),
nyeri tekan (-)

- Extremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-

a. Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Abdomen : Linea nigra (-) striae gravidarum (-), sikatrik (-), bekas
laparotomi(-)

Genitalia
Eksterna
Vulva oedem (-), massa (-), perlukaan (-)
Ostium Urethra Externa discharge (-), eritema (-)
Vagina discharge (-), fluxus (-), fluor (-), darah (-)
Interna (VT ginekologi)
Dinding vagina licin dalam batas normal, rugae (+), massa (-).
Porsio licin, kenyal, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, pembukaan
OUE (-), konsistensi portio kenyal, teraba jaringan (-), nyeri goyang
portio (-)
Corpus uteri antefleksi, ukuran +/- 7 cm
Adneksa paramaetrium dextra teraba massa benjolan bulat sebesar
bola tenis, nyeri tekan (-), mobile (+), konsistensi kenyal, sinistra dbn
Cavum douglass tidak terdapat penonjolan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

18
Ultrasonografi
Terdapat gambaran massa berukuran +/- 7 cm x 5 cm pada adneksa
parametrium kanan.

Darah Rutin :
- Golongan Darah / Rh : A/Positif
- Hemoglobin : 12.3 gram/dL
- Leukosit : 6.66 ribu
- Hematokrit : 34.9 %
- Trombosit : 241 ribu
- GDS : 241

X-foto thorax
Tak tampak metastasis/kelainan pada pulmo, costa, os scapula serta os
clavicula.

Imunoserologi
HbsAg : Negatif

Pemeriksaan frozen section


Jinak (Mature Cystic Teratoma)

E. RESUME
Wanita berusia 65 tahun, datang ke Poliklinik Obgyn Rumah Sakit
Islam Sultan Agung dengan keluhan nyeri pada pinggang sebelah kanan yang
sering hilang dan timbul. Keluhan muncul terutama setelah duduk lama atau
kelelahan setelah beraktivitas. Keluhan dirasakan pertama muncul sejak 2
tahun lalu dan semakin sering dan memberat sejak 6 bulan terakhir. Selama
ini pasien minum obat pereda nyeri di warung.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg

19
Nadi : 80x/m
Pernapasan : 20x/m
Suhu : 36,1oC

Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), teraba massa kistik regio inguinal kanan
sebesar bola tenis, mobile, konsistensi kenyal, perbedaan suhu (-), nyeri tekan
(-)

Status Ginekologi :
Pembesaran payudara (-), hiperpigmentasi areola mammae (-), putting susu
menonjol (-), pengeluaran ASI (-)
Periksa Dalam : Fluxus (-), Corpus uteri antefleksi. Adneksa teraba massa
kistik seukuran bola tenis pada adneksa parametrium kanan. Massa mobile,
konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)

F. DIAGNOSIS KERJA
Pasien wanita P10A0 65 tahun dengan kista ovarium

G. TATALAKASANA
Rawat inap
Pengawasan : KU, vital sign
Terapi Medikamentosa :
a. Infus RL 16 tpm
b. Premed operasi cefazolin 2gr IV di ruangan
c. Post Operasi :
a. Cefadroxil 500 mg S2dd1
b. Asam Mefenamat 500 mg S2dd1
d. Laparotomi dengan Frozen section

H. Edukasi :
Dapat segera mobilisasi
Jaga luka tetap kering, ganti perban setiap hari

20
FOLLOW UP

7 Mei 2017 pukul 16.00 WIB


S : (-)
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6C
A : Kista Ovarium
P : pro op kamis 10 Mei 2017

8 Mei 2017, pukul 14.00 WIB


S : TAK, Terkadang terasa pegal
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
TD : 140/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36.8 C
A : Kista Ovarium
P : pro op kamis 10 Mei 2017

9 Mei 2017, pukul 16.00 WIB


S : (-)
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36C
A : Kista Ovarium
P : Premed Cefazolin 2 gr, Puasa
Usaha darah 1 PRC

11 Mei 2017, pukul 10.00 WIB


S : (-)
O : Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
TD : 130/80 mmHg

21
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36C
A : Pasca operasi laparotomy + FS
P : Cefadroxil 500 mg S2dd1
Asam Mefenamat 500 mg S2dd1

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastrawinata S. Ilmu kesehatan reproduksi obstetri patologi. Edisi ke-2.


Jakarta: EGC; 2004.h.1-9.

2. Manuaba IBG. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC; 2007.h. 396-400.

3. Prawirohardjo, Sarwono. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Dalam Ilmu


Kandungan edisi kedua, cetakan kelima.

4. R. James, S. Ronald, Y. Beth. Neoplasm of the Ovarian and Fallopian Tube.


Dalam : Danforths Obstretics and Gynecology, ed 9. California : Lippincott
Williams & Wilkins Publishers.

5. Monga, Ash. Benign tumors of the ovary. Dalam : Ginecology By Ten


Teachers, ed 18. New York : Edward Arnold Publishers.

6. A. John, W. Howard. Surgery for benign gynecologic conditions. Dalam : Te


Linde's Operative Gynecology, 10th Edition. California : Lippincott Williams
& Wilkins Publishers.

7. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor


Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I.
Jakarta :Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.
p. 388-9.

8. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik


Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia; 2006. p.130.

9. Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri


Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

22
10. Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu
KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.

11. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Cetakan 5.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 362.

23

Anda mungkin juga menyukai