Anda di halaman 1dari 4

IMITASI PERBANDINGAN GENETIKA MENURUT MENDEL

A. Landasan Teori.

Tiap sifat dari makluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor


keturunan yang dikenal dengan nama gen .Sepasang gen ini satu
berasal dari induk jantan dan yang lainnya berasal dari induk betina.
Gen yang sepasang ini disebut se-alela . Gen yang se-alela akan
memisah pada waktu gametogenesis ( dikenal dengan prinsip
segregasi secara bebas ) dan akan kembali berpasang-pasangan
pada proses fertilisasi ( dikenal dengan prinsip secara bebas ) .

Genetika yang sesungguhnya baru dimulai pada decade


kedua dari abad ke-19 setelah Mendel menyajikan secara hati-hati
analisis beberapa percobaan persilangan yang dibuatnya pada
tanaman ercis/kapri (Pisum sativum). Dalam eksperimennya Mendel
memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para peneliti
lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Mendel
melakukan percobaan selama 12 tahun. Dia menyilangkan sejenis
buncis dengan memperhatikan satu sifat beda yang mencolok. Dari
hasil penelitiannya tersebut Mendel menemukan prinsip dasar
genetika, yang lebih dikenal dengan Hukum Mendel. Pada dasarnya
Hukum Mendel terdiri atas dua rumusan, yaitu Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II.

1. Hukum Mendel I
Dalam Hukum Mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allelic
Genes atau Hukum Pemisahan Gen yang sealel dinyatakan bahwa dalam pembentukan
gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika
pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet
mengandung salah satu alel tersebut.
Pada waktu Mendel melakukan persilangan antar kedua varietas tersebut dimana yang
satu tanaman tinggi dan satu tanaman pendek, maka Mendel mendapat hasil berikut :
persilangan antara jantan dan betina pada ercis bersegresi sehingga ratio fenotipnya adalah
tinggi, sedangkan keturuna F2 nya akan memisah dengan perbandingan fenotif yaitu tinggi :
pendek = 3 : 1. Sedangkan ratio genotipnya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1, yaitu satu
tumbuhan ercis homozigot, dan dua tumbuhan ercis heterozigot dan satu tumbuhan ercis
pendek.
2. Hukum Mendel II
Dalam Hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent Assortmen of
Genes atau Hukum Pengelompokan Gen secara Bebas, dinyatakan bahwa selama
pembentukan gamet, gengen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan
gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid,
yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda.
Mendel melakukan percobaan dengan menanam kacang ercis yang memiliki dua sifat
beda. Mula-mula tanaman galur murni yang memiliki biji bulat berwarna kuning disilangkan
dengan tanaman galur murni yang memiliki biji keriput berwarna hijau, maka F1 seluruhnya
berupa tanaman yang berbiji bulat berwarna kuning. Bii-biji tanaman F1 ini kemudian
ditanam lagi dan tanaman yang tumbuh dibiarkan mengadakan penyerbukan sesamanya
untuk memperoleh keturunan F2 dengan 16 kombinasi yang memperlihatkan perbandingan
9/16 tanaman berbiji bulat warna kuning : 3/16 berbiji bulat warna hijau : 3/16 berbiji keriput
berwarna kuning : 1/16 berbiji keriput berwarna hijau atau dikatakan perbandingannya adalah
( 9 : 3 : 3 : 1 ).
Istilah istilah dalam genetika Genotipe adalah susunan
genetik, atau jumlah total dari semua gen dalam satu individu yang
ada hubungan dengan fenotip. Karena individu tersebut bersifat
diploid , maka genotip ditunjukan dengan huruf doel seperti MM ,
mm , TT ,tt dan seterusnya . Fenotip yaaitu kenampakan luar dari
suatu individu yang tergantung dari sunan genetiknya . Dominan
yaitu sifat yang menutupi atau mengalihkan sifat lain. Resesif yaitu
sifat yang ditutpi atau dikalahkan .

B. Tujuan

1. Membuktikan adanya prinsip segregaasi dan berpasangan secara


bebas

2. Membuktikan perbandingan Mendel 1 : 2: 1 ( untuk ratio genotip )


dan (untuk ratio fenotip )

C. ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunakan :
kancing genetic dua warna ,masing masing berjumlah 50 .
Alat yang digunakan :
Dua buah gelas kimia ukuran 500 ml.
Kertas hvs 2 lembar.

D. PROSEDUR KERJA
a.Persilangan Monohibrid
1. Pisahkan kancing ( misalnya warna merah ) menjadi dua bagian masing masing
terdiri dari 25 buah sebagai gamet betina dan gamet jantan . Demikian jga 50
kancing warna lain ( misalnya kancing putih ) dibagi menjadi 2 yaitu25 sebagai
gamet jantan dan 25 sebagai gamet betina.
2. 25 kancing mera+ 25 kancing putih sebagaigame jantan dimasukan ke dalam kotak,
demikian pula untuk yang sisanya dimasukan ke dalam kotak yang lain sebagai
gamet betina.
3. Ambil secara acak satu kancing dari kotak I dan satu kancing dari koatak II,
pertemukan dan catat dalam tabulasi.
4. Dengan cara yang sama lakukan terus sampai kancing kancing yang berfungsi
sebagai gen ini habis .
5. Hitung perbadingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun fenotip
setelah sebelumnya ditentukan lebih dahulu lambang gen dari setiap kancing dan
fenotip yang dikenalikannya.
Masalah
1. Beberapa perbandingan genotip dan fenotip yang saudara peroleh ?
2. Bagaimana hasil saudara dibandingkan dengan hasil dalam kelompok lain ?
3. Kesimpulan apa yang saudara dapat tentukan dari percobaan ini ?
E.Hasil Pengamatan

Pasangan Gen Tabulasi Frekuensi


Merah-merah IIIII IIIII II 12
(MM)
Merah putih IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 26
(Mm)
Putih- putih IIIII IIIII II 12
(mm)

a. Untuk Monohibrid

NO Pasangan Pengamatan Harapan Deviasi X2


Gen ( = o) ( Expeceted = ( o e ) ( o e )2/E
e)
1 TT 12 13 -1 -0,0769
2 Tt 26 25 1 0,04
3 tt 12 12 0 0
x2 50 50 0 -0,0369

Kesimpulan X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ( - 0,0369 < 3,841 ) maka deviasi terjadi
karena kebetulan belaka.

Percobaan kedua

NO Pasangan Pengamatan Harapan Deviasi X2


Gen ( Observasi = o) ( Expeceted = ( o e ) ( o e )2/E
e)
1 TT 11 12,5 -1,5 -0,0769
2 Tt 28 25 3 0,04
3 tt 11 12,5 -1,5 0
x2 50 50 0 -0,0369

F.PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengn menggunakan kancing genetik
dengan dua perbedaan warna yaitu kancing gen yang berwarna hitam dan kancing gen
yang berwarna putih. Kancing gen yang berwarna berwarna hitam menandakan batang
panjang sedangkan kancing gen berwarna putih menandakan batang pendek . Setelah
melakukan pengambilan 1 demi 1 kacing genetika didapatkan hasil anakan yang bergenotif
TT sebanyak 12 buah, Tt sebanyak 26 buah dan tt sebanyak 12 buah . Untuk
persilangan monohirid didapatkan bahwa genoti TT memiliki jumlah
12 dalam observasi (O) dan memiliki expected (E) dengan jumlah 13
, sehingga didapatkan deviasinya yaitu -1. Selanjutnya untuk
genotip Tt memilik observasi yang berjumlah 26 , dan memiliki
expected 25 , sehingga deviasinya berjumlah 1. Selanjutnya untuk
genotip tt , memilik observasi yang berjumlah 12 , dan memiliki
expected 12 , sehingga deviasinya berjumlah 0. Total keseluruhan
adalah observasi berjumlah 50, expected 50, dan deviasi total
berjumlah 0. Percobaan kedua bergenotif TT didapat12 buah, Tt sebanyak 26 buah dan
tt sebanyak 12 buah . Untuk persilangan monohirid didapatkan bahwa
genoti TT memiliki jumlah 11 dalam observasi (O) dan memiliki
expected (E) dengan jumlah 12,5 , sehingga didapatkan deviasinya
yaitu -1,5. Selanjutnya untuk genotip Tt memilik observasi yang
berjumlah 28 , dan memiliki expected 25 , sehingga deviasinya
berjumlah 3. Selanjutnya untuk genotip tt , memilik observasi yang
berjumlah 11 , dan memiliki expected 12,5 , sehingga deviasinya
berjumlah 1,5. Total keseluruhan adalah observasi berjumlah 50,
expected 50, dan deviasi total berjumlah 0.

Anda mungkin juga menyukai