Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS

A. PASIEN

Tn M, laki-laki berusia 30 tahun, BB 40 Kg, TB 160cm dating berobat kepuskesmas


dengan keluhan batuk berdahak yang telah dialami dalam 2 bulan ini. Kemudian dilakukan
pemeriksaan TD : 110/70 mmHg, sputum dengan hasil +2, dan pemeriksaan radiologis
dengan hasil tampak gambaran bercak infiltrate dan kavitas pada lapangan paru kanan atas
dan Tn.M di diagnosis sebagai penderita TB paru, kemudian ditatalaksana dengan OAT.
Selamaini Tn.M tidak mau berobat kedokter karena khawatir di diagnosis TB paru. Nafsu
makan menurun dan berat badan menurun dalam sebulan terakhir.
Tn.M tinggal bersama isteri dan kelima anaknya, mereka telah diberi edukasi terkait
penyakit tuberculosis, anjuran untuk melakukan pengobatan TB secara teratur, dan
melaksanakan modifikasi gaya hidup. Berdasarkan hasil pemeriksaan (anamnesis,
pemeriksaanfisik,laboratorium) dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan penatalaksaan
pasien dengan prinsip pelayanan dokter keluarga yang holistik dan paripurna, berbasis
evidence based medicine. Perbaikan dapat dievaluasi setelah pengobatan fase intensif selesai
dengan didapatkan berkurangnya BTA pada pemeriksaan mikroskopis sputum.
Informasi hasil pemeriksaan tambahan:
Batuk berdahak sudah 2 bulan.
TD 110/70 mmHg.
Demam sub febril (+)
Keringat di malam hari (+)
Tn.M takut kalau penyakitnya adalah TBC service
Kurang pengetahuan tentang TBC
Perilaku terhadap batuk.
Tn.M bekerja sebagai tukang bangunan.

Pada pemeriksaan fisik Tn.S di dapatkan:


- Berat badan 40 kg , tinggi badan 160 cm.
- Fremitus mengeras pada lapangan paru kanan atas, dan suara pernapasan dijumpai
bronkial pada lapangan paru kanan atas.

Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan:


- Hasil pemeriksaan dahak pasien BTA (+2).
- Pada pemeriksaan radiologis Tn.M tampak gambaran bercak infiltrat dan kavitas pada
lapangan paru kanan atas.

Pada hasil uji Tuberkulin:


- Hasil pemeriksaan Tuberculin skin test (+)
- Ternyata Tn.M sejak lahir belum pernah mendapat imunisasi BCG

B. KELUARGA
Tn. M takut dipecat dari pekerjaannya bila ternyata dia menderita TBC, dan lebih fatal
lagi kalau istrinya (Ny. S) juga dipecat, karena selama ini Ny.S bekerja paruh waktu
sebagai pengasuh anak di rumah tetangganya.
A. Dari hasil anamnesis lanjutan dijumpai Ayah Tn.T dalam masa pengobatan obat anti
tuberkulosis selama 1 bulan ini.
B. Istrinya (Ny.S) bekerja paruh waktu sebagai pengasuh di rumah tetangga Tn.M

C. Anamnesis
a. Aspek personal
- Tn. M, Lk,
- Datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu.
Batuk berdahak berwarna kehijauan dan pagi ini bercampur darah berwarna
merah terang.

- Kekhawatiran
Takut sakit TB
Takut dipecat dari pekerjaan apabila benar menderita TB

- Harapan
Tidak menderita TB

b. Aspek klinis
- Batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu berwarna kehijauan dan pagi ini
bercampur darah berwarna merah terang.
- Demam subfebril (+)
- Keringat malam(+)
- Nafsu makan menurun (+)
- Berat badan terasa menurun 1 bulan terakhir.
-

c. Aspek faktor resiko Internal


- Kurangnya pengetahuan tentang TB
- Perilaku terhadap batuk yang buruk
- Gizi buruk

d. Aspek Faktor Resiko Eksternal


- Tinggal dirumah dengan isteri, 5 anak dan ayah yang sakit TB.
- Tempat tinggal : Rumah sangat sederhana, padat dan ventilasi kurang
memadai.
- Ayah Tn. M sedang pengobatan OAT (1 bulan pertama -> Fase aktif)
- Pekerjaan kuli bangunan
- Pekerjaan isteri pengasuh anak
- Anak-anak belum pernah menerima imunisasi BCG

e. Derajat fungsional
- Tn.M masih dapat bekerja dengan baik tanpa bantuan siapapun (derajat 1
minimal)

Anda mungkin juga menyukai