Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggungjawab, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif. (ILO, 2013)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya untuk menjamin dan
menjaga kesehatan serta keutuhan jasmani dan rohani para tenaga kerja
khususnya manusia, untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
(Wibowo, 2016)
UU nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 2 telah
menetapkan jaminan dan persyaratan keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan RI. Selain keselamatan kerja,
aspek kesehatan kerja juga harus diperhatikan sesuai dengan UU nomor 36
tahun 2009 pasal 4 yang memeberikan hak kesehatan kepada setiap orang dan
pasal 164 dan pasal 165 menyatakan upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. (Permenkes nomor 48 tahun
2016)
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
1
2

pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko


kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah
tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. (OHSAS,
2007)
Dalam klausul 4.2 standar OHSAS 18001 : 2007 terdapat beberapa
persyaratan mengenai Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
antara lain :
1. Sesuai dengan lingkungan dan besar resiko K3 organisasi (perusahaan).
2. Terdapat komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK) juga berkomitmen dalam peningkatan berkelanjutan terhadap
Sistem Manajemen K3 dan Kinerja K3 organisasi (perusahaan).
3. Terdapat komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja).
4. Terdapat kerangka kerja untuk menyusun dan meninjau
sasaran/target/tujuan K3 organisasi (perusahaan).
5. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara.
6. Dikomunikasikan kepada seluruh personil yang terdapat di bawah kendali
organisasi (perusahaa) dengan maksud supaya seluruh personil mengetahui
kewajiban K3 masing-masing.
7. Tersedia untuk pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas
operasional organisasi (perusahaan).
8. Ditinjau secara berkala untuk menjamin pemenuhan dan kesesuaian
terhadap aktivitas (operasional) organsasi (perusahaan)

Anda mungkin juga menyukai